Anda di halaman 1dari 19

OLEH :

Kelompok 10

1. ELIS TRI WULANDARI


2. INTAN AYU AGUSTIN
3. POPI LESTARI
4. WAWAN SUGIYARTO
Mioma uteri adalah tumor jinak
otot polos uterus yang terdiri dari Menurut Aspiani ada beberapa faktor
sel-sel jaringan otot polos,
yang diduga kuat merupakan faktor
predisposisi terjadinya mioma uteri,
jaringan pengikat fibroid dan
seperti:
kolagen. Mioma uteri disebut juga Umur, Hormon Endogen
dengan leimioma uteri atau (endogenous hormonal), Riwayat
fibromioma uteri. Mioma ini Keluarga, Makanan, Kehamilan,
Paritas.
berbentuk padat karena jaringan
ikat dan otot rahimnya dominan. Berikut faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tumor
pada mioma, disamping faktor
predisposisi genetik, adalah:
Estrogen, Progesteron, Hormon
pertumbuhan (growth hormone)
Mioma umunya digolongkan berdasarkan lokasi dan kearah
mana mioma tumbuh.
o Lapisan Uterus
Mioma uteri terdapat pada daerah korpus. Sesuai dengan
lokasinya, mioma ini dibagi menjadi tiga jenis. Yaitu:
a. Mioma Uteri Intramural
Mioma uteri merupakan yang paling banyak ditemukan.
Sebagian besar tumbuh diantara lapisan uterus yang
paling tebal dan paling tengah (miometrium).
b. Mioma Uteri Subserosa
Mioma uteri ini tumbuh keluar dari lapisan uterus yang
paling luar yaitu serosa dan tumbuh ke arah peritonium.
c. Mioma Uteri Submukosa
Mioma ini terletak di dinding uterus yang paling dalam
sehingga menonjol ke dalam uterus.
Gejalah klinis lain yang dapat timbul pada mioma uteri adalah
sebagai berikut.
1. Perdarahan abnormal
2. Penekanan rahim yang membesar.
3. Terasa berat di abdomen bagian bawah.
4. Terjadi gejalah traktus urinarius: urine freqency, retensi
urine, obstruksi ureter, dan hidronefrosis.
5. Terjadi gejalah intestinal: kontipasi dan obstruksi intestinal.
6. Terasa nyeri karena saraf tertekan.
1. Degenerasi hialin: Jaringan ikat bertambah, Berwarna putih dan keras,
Sering disebut “mioma durum”.
2. Degenerasi kistik: Bagian tengah dengan degenerasi hialin mencair,
Menjadi poket kistik.
3. Degenerasi membantu: Terdapat timbunan kalsium pada mioma uteri,
Padat dan keras, Berwarna putih.
4. Degenerasi merah (carneus degeneration )
a. Paling sering terjadi pada masa kehamilan.
b. Estrogen merangsang perkembangan mioma.
c. Aliran darah tidak seimbang karena terjadi edema sekitar tungkai dan
tekanan hamil.
d. Terjadi kekurangan darah yang menimbulkan nekrosis,
pembentukan trombus, bendungan darah dalam mioma, warna merah
hemosiderosis atau hemofusin.
e. Biasanya disertai rasa nyeri, tetapi dapat hilang dengan sendirinya.
Penanganan mioma uteri dilakukan tergantung pada umur, paritas,
lokasi, dan ukuran tumor. Oleh karena itu penanganan mioma uteri
terbagi atas kelompok-kelompok berikut:
1) Penanganan konservatif dilakukan jika mioma yang kecil muncul
pada pra dan post menopause tanpa adanya gejala
2) Penanganan operatif
3) Histeroktomi
4) Penanganan radioterapi
PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
2. Riwayat Kesehatan
• Keluhan UtamaKeluhan yang paling utama dirasakan oleh pasien mioma uteri, misalnya timbul benjolan
diperut bagian bawah yang relatif lama. Kadang-kadang disertai gangguan haid
• Riwayat penyakit sekarang

Keluhan yang di rasakan oleh ibu penderita mioma saat dilakukan pengkajian, seperti rasa nyeri karena terjadi
tarikan, manipulasi jaringan organ.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
4) Riwaya Penyakit Keluarga
5) Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien mioma uteri yang perlu diketahui adalah
A. Keadaan haid
Tanyakan tentang riwayat menarhe dan haid terakhir, sebab mioma uteri tidak pernah ditemukan sebelum
menarhe dan mengalami atrofi pada masa menopause.
B. Riwayat kehamilan dan persalinan
Kehamilan mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri, dimana mioma uteri tumbuh cepat pada masa hamil
ini dihubungkan dengan hormon estrogen, pada masa ini dihasilkan dalam jumlah yang besar.
C. Faktor Psikososial
D. Pola Kebiasaan sehari-hari
E. Pola eliminasi
F. Pola Aktivitas, Latihan, dan bermain
G. Pola Istirahat dan Tidur
H. Pemeriksaan Fisik
1. Nyeri akut berhubungan dengan infiltrasi tumor
ditandai dengan pembesaran uterus dan penekanan
syaraf
2. Resiko syok berhubungan dengan perdarahan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan
respon imun
4. Retensi urine berhubungan dengan peningkatan
tekanan uretra
5. Resiko Konstipasi berhubungan penurunan
motilitas gastrointestinal
6. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran
mengalami kegagalan ditandai dengan penyakit
kronis progresif
 Problem
Masalah kesehatan reproduksi merupakan salah satu masalah kesehatan
yang menjadi perhatian bersama dan bukan hanya individu bersangkutan,
karena dampaknya luas menyangkut berbagai aspek kehidupan dan
menjadi parameter kemampuan negara dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Dengan demikian kesehatan
alat reproduksi sangat erat hubungannya dengan angka kematian ibu
(AKI) dan angka kematian anak (AKA) (Manuaba, 2010). Hasil
penelitian, wanita lebih rentan terkena berbagai penyakit dari pada laki-
laki. Salah satu penyakit yang ditakutkan oleh para wanita adalah
penyakit yang berhubungan dengan organ reproduksi wanita seperti
mioma uteri (Parker, 2007). Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang
berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpang, sehingga
dalam kepustakaan dikenal dengan istilah Fibromioma, leiomioma, atau
fibroid. Mioma atau disebut juga leiomioma atau fibroid adalah tumor
jinak yang berasal dari sel-sel otot polos. Tumor itu mengandung
sejumlah jaringan ikat yang berbeda yang mungkin terdiri dari sel-sel otot
polos yang telah mengalami degenerasi. Mioma bertumbuh dengan
mendorong perbatasan dengan sebuah kapsul palsu, dan bisa tumbuh
menjadi sangat besar. Tempat pertumbuhan yang paling sering adalah
didalam korpus uteri (Mansjoer, 2007).
 Intervention
Rancangan penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Case Control
yang merupakan penelitian atau penelaah hubungan antara dua variabel pada
situasi atau sekelompok subjek secara retrospektive. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua wanita penderita penyakit ginekologi yang di rawat di RSUD Dr. Hi.
Abdoel Moeloek Prop. Lampung tahun 2014 yang berjumlah 941 orang.
Kelompok populasi kasus yaitu pasien yang terdiagnosa mioma uteri sebanyak 99
kasus. Kelompok populasi kontrol yaitu seluruh populasi yang terdiagnosis selain
mioma uteri yaitu sebanyak 842. Besar sampek dalam penelitian ini menggunakan
perbandingan kasus dan kontrol sebesar 1 : 1 sehingga didapat kelompok kasus 34
orang dan kelompok kontrol 34 orang, untuk pengambilan sampel menggunakan
sistematik random sampling.
Cara menentukan kelompok sampel yaitu 99 dibagi 34 yaitu 3, medical
record diberi nomer urut 1 – 99 lalu secara berurtan yang diambil kelipatan 3. Cara
menentukan kelompok kontrol yaitu 842 dibagi 34 yaitu 25, medical record diberi
nomer urut 1 – 842 lalu secara berurtan yang diambil kelipatan 25. Jenis data yang
diambil dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa rekam medik tahun 2014
di instalasi catatan medik RSUD Dr. Hi. Abdoel Moeloek Prop. Lampung. Data
yang terkumpul akan dianalisis univariat dan analisis bivariat dengan mengunakan
uji statistik Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95%, (α = 0,05). Analisa
Bivariat dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel dependent dan
variabel independent yaitu dengan menggunakan uji chi square.
 Comparation
Tidak ada pembanding

 Outcome
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa
Variabel usia menarche menunjukan bahwa
sebagian besar responden mengalami menarche
pada usia normal yaitu 51,4%. Variabel paritas
menunjukan bahwa sebagian besar responden
multipara yaitu 58,8%. Ada hubungan yang
signifikan antara usia menarche dengan kejadian
mioma uteri (P- value=0,020 dan OR=4,418). Ada
hubungan yang signifikan antara paritas dengan
kejadian mioma uteri (P- value=0,027 dan
OR=3,519)
Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri
dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan
kolagen.
Mioma uteri diduga merupakan penyakit multifaktorial.
Mioma mulai dari benih-benih multipel yang sangat kecil dan
tersebar pada miometrium. Benih ini tumbuh sangat lambat tetapi
progresif dibawah pengaruh hormon estrogen terhadap sel-sel
yang ada di otot rahim. Mioma menimbulkan gejala berupa
perdarahan abnormal, rasa nyeri dan rasa adanya tekanan
didaerah sekitar panggul yang dapat menciptakan rasa sakit
hingga menjalar ke punggung (Manuaba, 2009). Perdarahan
abnormal merupakan gejala yang paling sering di alami oleh
wanita penderita mioma uteri. Perdarahan bisa diakibatkan
karena pembesaran mioma sehingga menekan organ
disekitarnya seperti tertekannya kandung kemih, usus besar,
pelebaran pembuluh darah dan gangguan ginjal karena akibat
pembesaran dan penekanan mioma uteri terhadap saluran
kemih.

Anda mungkin juga menyukai