Anda di halaman 1dari 43

PENDAHULUAN

Uji sterilitas adalah suatu cara


pengujian untuk mengetahui ada atau
tidaknya jasad renik hidup atau yang
mempunyai daya hidup di dalam suatu
sediaan yang telah mengalami proses
sterilisasi
Steril
• Suatu keadaan yang bebas dari jasad
renik yang hidup (Hugo & Russel)
Pernyataan absolut
Steril atau tidak steril
Pengendalian mikroba
secara fisik

• Membunuh kuman dengan panas


(thermal kill) :
• Mudah
• Dipercaya
• (relatif) tidak mahal
Terminologi thermal kill

• Thermal death point


– Suhu dimana suatu suspensi telah
disterilkan setelah pemaparan
selama 10’
• Thermal death time
– Waktu yang diperlukan bagi suatu
suhu tertentu untuk mensterilkan
suatu organisme
Terminologi thermal kill
• D value
– Waktu yang diperlukan untuk
membunuh 90% dari organisme
dalam suspensi pada suhu tertentu.
Suhu biasanya dinyatakan sebagai
D100oC atau D59oF
• Z value
– Jumlah derajat kenaikan suhu yang
diperlukan untuk menurunkan D
value sampai menjadi sepersepuluh
nilai semula
Contoh :
Spora B. megaterium mempunyai
D100oC = 1’ dan D95oC = 10’
maka Z valuenya adalah 5

Oleh karena utk menurunkan D value


menjadi 1/10, diperlukan kenaikan
suhu sebesar 5oC
Cara kerja panas

Panas basah Panas kering

Denaturasi protein
Oksidasi komponen sel
Perubahan kondisi fisik
Pemanasan basah

• Otoklaf
• Boiling (merebus)
• Pasteurisasi
Pemanasan KERING

• Pembakaran (incineration)
• Sterilisasi dengan udara panas
Cara lain :

• Radiasi UV
• Penyaringan (filtrasi)
Pemanasan basah
1. Otoklaf  Uap air dg tekanan
Otoklf mempunyai ruang yang mampu
menahan tekanan > 1 atm.
Setelah udara dl ruang diganti o/ uap air,
tutup rapat, tekanan  diikuti o/ suhu 
Dg cara ini dicapai P 1 ½ atm, suhu 121oC
Pada P & T dan W 10-12’  bakteri hidup &
spora akan mati
catatan
• Di dalam otoklaf, yang mensterilkan
adalah panas basah dan bukan
tekanannya, oki stl air di dl tangki
mendidih & mulai tbtk uap air, uap ini
dialirkan ke ruang pensteril utk mendesak
udara. Udara yg t’sisa akan me tekanan
yg akan m’ganggu suhu
Pemanasan basah
2. Boiling (perebusan)
teknik t’mudah & t’murah

Waktu 15’ sth air mendidih


Sel vegetatif mati dalam 5 – 10 ‘
Spora & virus mampu b’tahan berjam-jam
Pemanasan basah
3. Pasteurisasi
Prinsip mengurangi mikroorganisme
pembusuk shg self life lebih panjang.

Kuman dapat dibunuh sdk produk tidak


rusak (susu, anggur dsb)
Suhu yang digunakan 65oC selama 30’
Radiasi Ultra Violet

• Panjang gelombang 220 – 290


nm, yg plg efektif 253,7 nm
• Faktor penghambat : daya
tembus Lemah, shg hrs dlm
lapisan-lapisan yg tipis
Prinsip radiasi uv
Absorpsi
Radiasi uv

MATI Modifikasi
kimiawi

Merusak
fungsi vital
 Timbul cross
linkages

Mutasi Salah baca


code genetic
Penyaringan (filtration)

• Mengalirkan cairan/gas melalui suatu


penyaring dg ø cukup kecil
• Membran akan tercemar, sdk cairan/gas
yang lewat akan steril
• Ada membran filter yg dpt mengadsorpsi
mikroorganisme
• Dipakai untuk : serum, enzim, toksin
kuman, ekstrak sel dll
Macam-macam filter

• Seitz filter, asbestos


• Berkefeld filter, tanah diatomae
• Chamberland filter, porselen
• Fritted glass filter, serbuk gelas
Menyaring udara
• Untuk mencegah pencemaran oleh kuman
dalam ruang aseptis digunakan alat LAF
• udara yg masuk disaring terlebih
dahulu
• Usia saringan ada batas waktu pakainya
• Setelah daluwarsa harus diganti
• Sediaan parenteral
• Sediaan pada mata
• Sediaan steril lainnya,
Serbuk steril
Larutan steril
Tablet implant
Alat kesehatan
Kondisi uji sterilitas
• Jumlah sampel hrs mewakili
seluruh bets
• Media yang digunakan adalah
media khusus
• Waktu inkubasi relatif lama, 7 –
14 hari
Cara Uji Sterilitas

1. Cara langsung
2. Cara penyaringan membran
(membran filtration)
Utk sediaan yg mengadung
antibiotik/antimikroba :

Hilangkan daya hambat/bunuh


dg cara :
Tambah inaktivator
Diencerkan
Untuk menghindari cemaran dari
luar :

 Teknik aseptis
 Lingkungan terkontrol
 Ruang uji hrs bebas dari cemaran ;
 Udara harus bersih
 Pakaian kerja khusus
 Sarung tangan, tutup kepala, masker
Kontaminasi bakteri dapat terjadi
saat :

Raw material

In process Distributing Using


Sediaan suntik langsung
berhubungan dengan
sirkulasi darah

Darah mrpk media yang


baik untuk pertumbuhan
mikroorganisme

Berkembang cepat
Sediaan pada mata

Peka, sensitif,
mudah terinfeksi
Cara pengujian sterilitas

Prinsip :
Menginokulasi sediaan uji ke dalam
media perbenihan yang sesuai
Cara langsung
• Menginokulasi sediaan/bahan
yang diperiksa ke dalam media
perbenihan yang sesuai
• Untuk :
–Sediaan volume < 10 mL
–Bukan AB
Cara penyaringan membran
• Untuk :
–Larutan > 10 mL
–Serbuk yang tidak larut
–Sediaan AB
–Sediaan lemak/minyak
Beberapa inaktivator yang
digunakan dalam uji sterilitas
NO ANTIMIKROBA INAKTIVATOR
1 Penisilin G, –V, Enzim penisilinase
Fenitisilin, Propisilin,
Ampisilin, Karbenisilin
2 Gol. organomerkuri Sistina 0,1%
3 Fenol & derivatnya Tween 80 (1%)
4 Gol. Arsen Tioglikolat (0,5%)
5 Gol. Amonium Tween 80+lesitin
kwaterner (3%+0,3%)
Jumlah sediaan uji yang diambil &
jumlah media yang digunakan
Jumlah untuk bahan cair
Isi Vol min. Vol. min tiap media digunakan utk Jumlah
wadah diambil dr tiap wadah per
Inok lsg vol Membr atau ½ bg
(mL) wadah utk media
yg diambil dr membr yg mewk
tiap media tiap wadah vol dr jml wdh yg
sesuai
< 10 1 mL at slrh 15 100 20(40) jk
isi jk < 1 mL vol t’ ckp
10-<50 5 mL 40 100 20
50-<100 10 mL 80 100 20
50-<100 Seluruh isi - 100 10
100-500 Seluruh isi - 100 10
> 500 500 mL - 100 10
Kuman indikator yg digunakan
untuk uji sterilitas (FI IV)
MEDIA MIKROBA INKUBASI
UJI SUHU (O) KONDISI
Tioglikolat cair B. subtilis 30 – 35 Aerobik
C. albicans
Clostridium
sporogenes
Tioglikolat altr B. vulgatus 30 – 35 Anaerobik

Soybean Casein B. Subtilis 20 – 25 Aerobik


Digest C. albicans
Strain of the Test Microorganisms
Suitable for use in the GPT
and the Validation Test
NAME CODE
Aerobic bacteria S. aureus ATCC 6538
B. subtilis ATCC 6633
P. aeruginosa ATCC 9027
Anaerobic Cl. sporogenes ATCC 19404
bacterium
Fungi C. albicans ATCC 10231
A. niger ATCC 16404
Note :
• An alternative to S. aureus is B. cereus
• An alternative organism is Micrococcus
luteus
• An alternative to Cl. sporogenes, when
a nonspore-forming microorganism is
desired, is Bacteriodes vulgatus
Penafsiran hasil uji sterilitas
Tahap I
keruh
 Amati isi wadah
Tumbuh pd permuk

Jika tak ada tumbuh,


jernih  MS
Penafsiran hasil uji sterilitas
• Jika ada p’tumbuh, tapi
 Fasilitas
 Bahan yg digunakan
Tdk memadai
 Prosedur pengujian
 Kontrol negatif
TAHAP I TDK ABSAH  ULANG

Jika ada p’tumbuh, tapi tidak terbukti ada


penyimpangan  LAKUKAN TAHAP II
Penafsiran hasil uji sterilitas
Tahap II

• Jumlah spl uji 2x Tahap I


 JIKA TDK ADA P’TUMBUH  MS
 Jika ada p’tumbuh  TMS
Penafsiran hasil uji sterilitas

Jika dapat dibuktikan bahwa


Tahap II tidak absah karena
Kesalahan/teknik aseptik
Yang tidak memadai
 Tahap II diulang
SAMPEL
METODE
PERALATAN & MEDIA
PENGUJI
RUANGAN
THANK’S 4 U’R
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai