Anda di halaman 1dari 19

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2019

Zat Aktif : Ampicillin Trihydrate


Jumlah Tablet : 150.000
Dosis dan Alasan Pemilihan Dosis : 500 mg, dikarenakan 500 mg digunakan sebagai dosis
lazim untuk Ampicillin Tryhidrate
Metode Pembuatan : Granulasi Kering

I. PREFORMULASI
1.1 Ampicillin Trihydrate
Struktur :

Gambar 1.1 Struktur Ampicillin


(FI. V, 2014: 121)
Berat Molekul : 403,46
(FI. V, 2014: 121)
Pemerian : Serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau.
(FI. V, 2014: 121)
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan dalam metanol; tidak larut dalam
benzen, dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform.
(FI. V, 2014: 121)
pH : 3,5-6,0
(FI. V, 2014: 121)
Stabilitas Zat : Sedikit larut dalam air, praktis tidak larut dalam alkohol,
kloroform, dan eter. Larut dalam asam atau basa encer
(Martindale, 2014)
Inkompatibilitas : Bereaksi dengan dekstrosa, dopamine, gentamicin.
(Martindale, 2014)
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2019

1.2 Zat Tambahan


A. Corn Starch
Rumus Kimia : C27H48O20
(HOPE. Ed. 6, 2009:685)
Pemerian : Tidak berbau, halus, berwarna putih, butiran bulat
(HOPE. Ed. 6, 2009:686)
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol (96%) dan air dingin, larut dalam
air panas, larut dalam dimetilsulfoksida dan dimetilformamida.
(HOPE. Ed. 6, 2009:688)
pH : 4,0-8,0
(HOPE. Ed. 6, 2009:686)
Densitas : Density (bulk) 0,45-0,58 g/cm3
Density (true) 1,478 g/cm3
(HOPE. Ed. 6, 2009:686-687)
Kelembaban : 12%
(HOPE. Ed. 6, 2009:687)
Stabilitas : Stabil jika terlindung dari kelembaban tinggi. Disimpan dalam
wadah tertutup baik, sejuk dan kering.
(HOPE. Ed. 6, 2009:689)
Inkompatibilitas : Tidak sesuai dengan zat pengoksidasi kuat
(HOPE. Ed. 6, 2009:689)
Kegunaan : Disintegrant 3% - 25%, Binder 3% - 20%, Antiadherent 3% - 10%
(HOPE. Ed. 6, 2009:685)
Alasan : Zat aktif bersifat hidrofob lebih baik menggunakan bahan
penghancur yang bersifat hidrofil. Salah satu bahan penghancur
yang bersifat hidrofil adalah pati jagung dan untuk memudahkan
hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan saluran cerna.
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2019

B. Sorbitol
Struktur :

Gambar 1.2 Struktur Sorbitol


(HOPE. Ed. 6, 2009:679)
Rumus Kimia : C6H14O6
(HOPE. Ed. 6, 2009:679)
Pemerian : Tidak berbau, bubuk kristal, higroskopis, dan berwarna putih atau
hampir tidak berwarna.
(HOPE. Ed. 6, 2009:679)
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam kloroform dan eter, sedikit larut dalam
methanol
(HOPE. Ed. 6, 2009:680)
pH : 4,5 – 7,0
(HOPE. Ed. 6, 2009:679)
Densitas : 1.49 g/cm3
(HOPE. Ed. 6, 2009:679)
Aliran : Serbuk cenderung mengalir buruk dan granular memiliki aliran
yang baik
(HOPE. Ed. 6, 2009:680)
Kelembaban : Lebih dari 60%, sangat higroskopis
(HOPE. Ed. 6, 2009:680)
Stabilitas : Secara kimia relatif lembab dan kompatibel dengan sebagian besar
eksipien. Stabil di udara tanpa adanya katalis dan dingin, asam
encer dan alkali. Sorbitol tidak menjadi gelap atau terurai suhu
tinggi atau hadapan emina. Tidak mudah terbakar, tidak korosif,
dan tidak mudah menguap.
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2019

(HOPE. Ed. 6, 2009:680)


Inkompatibilitas : Sorbitol akan membentuk kelat yang larut dalam air dengan banyak
divalen dan ion logam trivalen dalam kondisi asam dan basa kuat.
(HOPE. Ed. 6, 2009:680)
Kegunaan : Diluent 25% - 90% dan Binder 25% - 90%
(HOPE. Ed. 6, 2009:679)
Alasan : Karena sorbitol memiliki kompresibilitas yang baik, sorbitol juga
memiliki sifat cukup stabil dan tidak reaktif serta bersifat
higroskopis.
C. Kollidon VA 64 (Copovidone)
Struktur :

Gambar 1.3 Struktur Kollidon VA 64 (Copovidone)


(HOPE. Ed. 6, 2009:196)
Pemerian : Bubuk amorf, berwarna putih hingga kekuningan, sekit berbau
dan berasa.
(HOPE. Ed. 6, 2009:197)
Kelarutan : Lebih dari 10% kelarutan dalam 1,4-butanediol, glyserol, butanol,
kloroform, diklorometana, etanol (95%), gliserol, methanol,
polietilenglikol 400, propan-2-ol, propanol, propilenglikol, dan
air. Kurang dari 1% dalam sikloheksana, dietileter, paraffin cair,
dan pentana.
(HOPE. Ed. 6, 2009:197)
Densitas : Density (bulk) 0,24-0,28 g/cm3
Density (tapped) 0,35-0,45 g/cm3
(HOPE. Ed. 6, 2009:197)
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2019

Aliran : Relatif bebas mengalir


(HOPE. Ed. 6, 2009:197)
Kelembaban : Kelembaban relative 50%, copovidone memperoleh lebih sedikit
dari 10% berat
(HOPE. Ed. 6, 2009:197)
Stabilitas : Stabil, disimpan dalam wadah tertutup baik, sejuk dan kering.
(HOPE. Ed. 6, 2009:197)
Inkompatibilitas : Kompatibel dengan sebagian besar organic dan anorganik, saat
terkena level air yang tinggi copovidone dapat membentuk
molekul dengan beberapa bahan.
(HOPE. Ed. 6, 2009:197)
Kegunaan : Binder (pengikat) 2% - 5%
(HOPE. Ed. 6, 2009:197)
Alasan : Memiliki daya pengikat antarpartikel yang baik, sehingga dapat
menurunkan tingkat kerapuhan tablet yang diakibatkan oleh
penambahan bahan penghancur (crospovidone)
D. Kollidon CL (Crospovidone)
Struktur :

Gambar 1.4 Struktur Kollidon CL (Crospovidone)


(HOPE. Ed. 6, 2009:208)
Pemerian : Berwarna putih halus, tidak ada rasa, dan tidak ada bau,
higroskopis.
(HOPE. Ed. 6, 2009:208)
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2019

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan pelarut organic


(HOPE. Ed. 6, 2009:209)
pH : 5,0 - 8,0
(HOPE. Ed. 6, 2009:208)
Densitas : 1,22 g/cm3
(HOPE. Ed. 6, 2009:209)
Kelembaban : Kelembaban maksimal 60%
(HOPE. Ed. 6, 2009:209)
Stabilitas :Karena crospovidone bersifat higroskopis, itu harus disimpan
dalam kedap udara, wadah di tempat yang sejuk dan kering.
(HOPE. Ed. 6, 2009:209)
Inkompatibilitas : Kompatibel dengan sebagian besar organik dan anorganik
(HOPE. Ed. 6, 2009:209)
Kegunaan : Disintegrant (penghancur) 2% - 5%
(HOPE. Ed. 6, 2009:208)
Alasan : Banyak digunakan sebagai bahan tambahan untuk meningkatkan
waktu hancur tablet menjadi lebih cepat sehingga dapat
mempercepat proses swelling (pembasahan)
E. Glyseril Behenate
Struktur :

Gambar 1.5 Struktur Glyseril Behenate


(HOPE. Ed. 6, 2009:286)
Pemerian : Bubuk putih kuning halus dan tidak memiliki bau yang samar.
(HOPE. Ed. 6, 2009:287)
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2019

Kelarutan : Larut dalam kloroform, diklorometana dan pelarut organik, sedikit


larut dalam etanol (96%), praktis tidak larut dalam etanol (95%),
heksana dan air.
(HOPE. Ed. 6, 2009:287)
Stabilitas : Disimpan di wadah tertutup rapat, di suhu kurang lebih dari 35°C
(HOPE. Ed. 6, 2009:287)
Kegunaan : Lubrikan 1% - 3%
(HOPE. Ed. 6, 2009:286)
Alasan : Dapat mengurangi gesekan yang terjadi pada selama proses
pengempaan tablet, serta tidak inert dan tidak toksik.
F. Colloidal Silicon Dioxide
Rumus Kimia : SiO2
(HOPE. Ed. 6, 2009:185)
Pemerian : Berwarna putih kebiruan tidak berasa, tidak berbau, dan amorf
(HOPE. Ed. 6, 2009:186)
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut organic, air, dan asam, larut
dalam larutan panas alkali, kelarutan dalam air 150mg/L pada
258oC
(HOPE. Ed. 6, 2009:186)
pH : 3,8 – 4,2
(HOPE. Ed. 6, 2009:186)
Densitas : Density (bulk) 0,029 – 0,042 g/cm3
(HOPE. Ed. 6, 2009:186)
Stabilitas : Higroskopis tetapi menyerap dalam jumlah besar air tanpa
mencairkan. Disimpan dalam wadah tertutup baik.
(HOPE. Ed. 6, 2009:185)
Inkompatibilitas : Tidak kompatibel dengan sediaan diethylstilbestrol
(HOPE. Ed. 6, 2009:187)
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2019

Kegunaan : Glidan 0,1% - 1%


(HOPE. Ed. 6, 2009:186)
Alasan : Karena dapat memperbaiki aliran granul dan baik sebgai glidan

II. FORMULASI / TEKNIK PEMBUATAN


2.1 Formula yang akan dibuat
R/ Ampicillin Trihydrate 500 mg
Corn Starch 10%
Sorbitol Crystalline qs
Kollidon VA 64 2,5 %
Kollidon CL 2,5 %
Glyseril Behenate 2%
Aerosil 200 1%
2.2 Metode yang digunakan
Granulasi kering
2.3 Alasan pemilihan metode
Karena zat aktif Ampicillin Trihydrate mempunyai sifat aliran dan kompresibilitas
buruk sehingga tidak dapat menggunakan metode kempa langsung. Selain itu zat aktif ini
merupakan antibiotik yang tidak dapat dipanaskan. Golongan antibiotik tidak tahan
terhadap pemanasan dan jika dipanaskan zat aktifnya akan rusak sehingga tidak
memungkinkan untuk penambahan zat pembasah. Sehinga sangat cocok jika di gunakan
dengan metode granulasi kering, metode granulasi kering dilakukan agar sifat aliran
Ampicillin Trihydrate dalam granul lebih baik
2.4 Alasan pertimbangan konsentrasi yang ditambahkan
A. Ampicillin Tryhidrate sebagai zat aktif dengan konsentrasi 500 mg dikarenakan
sebagai dosis lazim untuk Ampicillin Tryhidrate
B. Corn Starch yang digunakan adalah sebesar 10% karena dioptimalkan untuk
mencapai fungsi pengikat, penghancur, dan antiadherent.
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2019

C. Sorbitol Crystalline yang digunakan adalah secukupnya, digunakan secukupnya


agar mencapai efek pengisi yang tidak terlalu banyak karena zat berdosis kecil dan
meminimalisir fungsi dari binder
D. Konsentrasi Kollidon VA 64 (Copovidone) adalah 2,5%, karena konsentrasi dalam
syarat zat sebagai pengikat (2 - 5%). Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan hasil
yang maksimal dari fungsi zat ini sebagai pengikat pada fase luar
E. Kollidon Cl (Crospovidon) yang digunakan adalah sebesar 2,5%, karena
konsentrasi dalam syarat zat sebagai disintegran (2 - 5%). Hal ini dikarenakan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dari fungsi zat ini sebagai disintegran pada fase
luar
F. Glyseril Behenate yang digunakan adalah sebesar 2% karena konsentrasi syarat zat
sebagai lubrikan (1 - 3%). Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dari fungsi zat ini sebagai lubrikan pada fase luar
G. Aerosil (colloidal sillicon dioxide) 1% karena untuk dapat berfungsi sebagai glidan
pada fase luar dengan konsentrasi yang maksimal sehingga diharapakan dapat
meningkatkan aliran serbuk dari hopper ke dalam dinding die. Memiliki daya
adsorben yang tinggi sehingga dapat menyerap air dan lembab

III. PERHITUNGAN
Setiap tablet mengandung : 500 mg Ampicillin trihydrate
Bobot Tablet : 800 mg
Jumlah Tablet : 150.000
3.1 Untuk Tiap Tablet
92
A. Fasa Dalam : 100 x 800 mg = 736 mg

Ampicillin trihidrate : 500 mg


10
Corn Starch : 100 x 800 mg = 80 mg

Sorbitol : (736-500-80) = 156 mg


SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2019

8
B. Fasa Luar : 100 x 800 mg = 64 mg
2,5
Kollidon VA (Copovidone) [2,5 %] : x 64 mg = 20 mg
8
2,5
Kollidon CL ( Crospovidone) [2,5 %] : x 64 mg = 20 mg
8
2
Gliseril Behenate [2 %] : x 64 mg = 16 mg
8
1
Aerosil [1%] : 8 x 64 mg = 8 mg

3.2 Untuk 150.000 Tablet


A. Fase dalam total : 92% x 1,5 % = 93,5 %
Fase Dalam (92%)
Ampicillin Trihidrate : 500 mg x 150.000 = 75.000 gram
Corn Starch : 80 mg x 150.000 = 12.000 gram
Sorbitol : 156 mg x 150.000 = 23.400 gram

Fase Luar yang ditambahkan (1,5%)


16 mg
Gliseril Behenate : x 150.000 mg = 1.200 gram
2
8 mg
Aerosil : x 150.000 mg = 600 gram
2

Jumlah Slug Teoritis = 112.200 gram

112.200
Jumlah tablet 112.200 x 150.000 mg = 150.000 tablet

B. Fase Luar yang ditambahkan (sisa 1,5%)


1
Gliseril Behenate (1%) : x 112.200 mg = 1.200 gram
93,5
0,5
Aerosil (0,5%) : 93,5 x 112.200 mg = 600 gram
2,5
Kollidon VA : 93,5 x 112.200 mg = 3.000 gram
2,5
Kollidon CL : 93,5 x 112.200 mg = 3.000 gram

Total = 7.800 gram


Massa Kempa = 112.200 gram + 7.800 gram = 120.000 gram
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2019

120.000 x 1000
Bobot/tablet = 150.000

= 800 mg/tablet
3.3 Bobot Granul Teoritis : 120.000 g
3.4 Penimbangan
A. Fasa Dalam
Ampicillin 75.000 gram
Corn Starch 12.000 gram
Sorbitol 23.400 gram
B. Fasa Luar
Gliseril Behenate 2.400 gram
Aerosol 1.200 gram
Kollidon VA 3.000 gram
Kollidon CL 3.000 gram

IV. ALUR PROSEDUR PEMBUATAN


1. Ditimbang fase dalam Ampicillin 75.000 gram
Corn Starch 12.000 gram
Sorbitol 23.400 gram
2. Ditimbang setengah fase luar Gliseril Behenate 1.200 gram
Aerosil 600 gram
3. Dicampur fase dalam (Ampicillin, Corn starch, dan Sorbitol) dengan sebagian fase luar
(Gliseril Behenate, dan Aerosil)
4. Di slug campuran sampai terbentuk bongkahan
5. Dihancurkan bongkahan di mortir lalu diayak dengan ayakn no 16, tertahan di mesh 24
atau 30 dan di slug kembali
6. Dievaluasi hasil granul yaitu uji homogenitas, kompresibilitas, sudut istirahat, dan laju
alir.
7. Ditimbang
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2019

8. Dihitung jumlah sisa fase luar Gliseril Behenate 1.200 gram dan Aerosol 600 gram,
kemudian ditambahkan Kollidon VA 3.000 gram dan Kollidon CL 3000 gram
9. Dicampurkan dengan granul kurang lebih 5 menit
10. Dievaluasi granul mecakup uji (laju alir, sudut istirahat, kompresibilitas, dan LOD)
11. Dikempa campuran menjadi tablet
12. Dilakukan evaluasi tablet meliputi keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan,
friabilitas & friksibilitas dan waktu hancur

V. EVALUASI
5.1 Uji Massa Siap Cetak
5.1.1 Distribusi Ukuran
Ayakan dengan nomor mesh 24, 32, 40, 60, 80, 100 dan 120 disusun dari atas ke
bawah dimulai dari nomor mesh terkecil sampai terbesar. Kemudian sebanyak
campuran serbuk ditimbang dan dimasukkan ke atas ayakan lalu digoyangkan. Masing-
masing serbuk yang tertinggal di ayakan ditimbang dan dihitung distribusi partikel
setiap ayakan.
5.1.2 Laju Alir dan Sudut Istirahat
Sampel serbuk ditimbang sebanyak 20 gram, lalu dimasukkan ke dalam corong
getar dengan kondisi lubang corong tertutup. Dibuka tutup corong dan dihitung waktu
yang dibutuhkan oleh serbuk untuk keluar sepenuhnya dari corong. Setelah itu, diukur
tinggi timbunan serbuk menggunakan jangka sorong dan diameter curahan serbuk dari
tiga garis potong, dicatat dan dihitung rata-rata diameter tersebut. Terakhir, dihitung
kecepatan alir dan sudut istirahat serbuk tersebut.
5.1.3 Kompresibilitas
Sampel serbuk ditimbang sebanyak 20 gram dimasukkan ke dalam gelas ukur,
kemudian diukur volume curahnya. Gelas ukur diletakkan di atas lap kain, kemudian
dimampatkan dengan diketuk secara berulang hingga volume konstan, dan dicatat
sebagai voume mampat. Kemudian dihitung nilai kompresibilitas dan Rasio
Hausnernya.
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2019

5.1.4 Loss On Drying (LOD)


Sampel serbuk dimasukkan ke dalam alat Moisture Balance yang sudah diatur
di suhu 105°C, lalu nanti akan muncul persen kadarnya dan dicatat persen tersebut.
5.2 Uji Tablet
5.2.1 Keseragaman Bobot
Sebanyak 20 tablet disiapkan, satu persatu tablet ditimbang kemudian bobot rata-
rata tiap tablet dihitung. Hasil dicatat.
5.2.2 Keseragaman Ukuran
Sebanyak 20 tablet disiapkan, kemudian tebal dan diameter tablet diukur satu
persatu dengan menggunakan jangka sorong. Hasil dicatat.
5.2.3 Kekerasan Tablet
Sebanyak 4 tablet disiapkan. Tablet diletakkan pada ujung alat dengan posisi
vertikal, kemudian spiral pada bagian bawah skala diputar perlahan-lahan sampai tablet
pecah. Skala yang dicapai pada tablet saat tepat hancur dibaca dan dicatat.
5.2.4 Friabilitas
Sebanyak 20 tablet disiapkan dan ditimbang terlebih dahulu. Tablet dimasukan
ke alat Friabilator, waktu diatur selama 4 menit pada kecepatan 25 rpm. Kemudian
tablet-tablet ditimbang kembali.
5.2.5 Friksibilitas
Sebanyak 20 tablet disiapkan dan ditimbang terlebih dahulu. Tablet dimasukan
ke alat Friksibility tester, waktu diatur selama 4 menit pada kecepatan 25 rpm.
Kemudian tablet-tablet ditimbang kembali.
5.2.6 Waktu Hancur
Sebanyak 6 tablet disiapkan dan dimasukkan ke setiap tube, lalu ditutup dengan
cakram. Diatur pada alat desintegration tester dengan suhu 37oC dan waktunya,
kemudian tablet pertama yang hancur dan tablet terakhir yang hancur diamati.
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2019

VI. KEMASAN/LABEL
6.1 Label

6.2 Kemasan Primer


SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2019

6.3 Kemasan Sekunder


SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2019

6.4 Brosur
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2019

6.5 Penjelasan yang terdapat pada kemasan dan brosur produk


A. Nomor Registrasi
DKL 1932519410A1
D : nama dagang
K : golongan obat keras
L : obat jadi produksi dalam negeri/lokal
19 : periode pendaftaran obat jadi
325 : nomor urut pabrik
194 : nomor urut obat jadi yang disetujui untuk masing – masing pabrik
10 : jenis sediaan tablet
A : menunjukkan kekuatan obat yang pertama di setujui
1 : menunjukkan kemasan yang pertama
B. Nomor Batch
05191001
05 : bulan produksi
19 : tahun produksi
10 : kode bentuk sediaan
01 : nomor urut pembuatan
C. Logo dan Label
Untuk obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter,
mempunyai tanda khusus berupa lingkaran bulat merahdengan
garis tepi berwarna hitam, dengan huruf K ditengah yang
menyentuh garis tepi.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER


SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2019
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2019

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.

Rowe, Raymond C., Paul J. Sheskey. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th
edition. London: Pharmaceutical Pres.

Sweetman, S, et al. 2009. Martindale 36th: The Pharmaceutical. London: Pharmaceutical


Pres.

Anda mungkin juga menyukai