Anda di halaman 1dari 26

Ketuban pecah dini

(preterm rupture of the membrane )

Dr.H.Fauzi Maridin, Sp.OG


PENGERTIAN
• pecahnya selaput chorioamniotik sebelum terjadi
proses persalinan
• Diagnosa KPD : seorang ibu hamil mengalami
pecah selaput ketuban dan dalam waktu satu
jam kemudian tidak terdapat tanda awal
persalinan.
• Bila terjadi pada kehamilan <37 minggu maka
peristiwa tersebut disebut KPD Preterm [ PPROM
= preterm premature rupture of the membrane -
preterm amniorrhexis]
• Periode Laten adalah interval waktu dari
kejadian pecahnya selaput chorioamniotik
dengan awal persalinan.
ARTI KLINIS KPD

• ARTI KLINIS KPD Bila bagian terendah janin


belum masuk ► prolapsus atau kompresi
talipusat akibat berkurangnya cairan amnion
KPD primigravida hamil aterm dengan bagian
terendah belum masuk PAP ► CPD – cephalo
pelvic disproportion
• KPD sering diikuti dengan adanya tanda
persalinan. Proses persalinan yang
mengikuti pecahnya selaput ketuban
sering menyebabkan persalinan preterm
dengan segala akibatnya. Peristiwa KPD
> 24 jam ( prolonged rupture of
membrane ) seringkali disertai dengan
infeksi intrauterine.
ANGKA KEJADIAN

• KPD merupakan komplikasi kehamilan


pada 10% kehamilan aterm dan 4%
kehamilan preterm. KPD PRETERM
menyebabkan terjadinya 1/3 persalinan
preterm dan merupakan penyebab utama
morbiditas dan mortalitas perinatal.
Faktor Resiko

• Golongan sosio ekonomi rendah


• bu hamil tidak menikah
• Kehamilan remaja
• Merokok
• Penyakit Menular Seksual Vaginosis bakterial
• Perdarahan antenatal
• Riwayat KPD
FUNGSI SELAPUT AMNION

• Kantung amnion merupakan tempat yang baik


bagi gerak dan perkembangan muskulo-skeletal
janin.
• Gerak pernafasan yang disertai aliran cairan
amnion kedalam saluran pernafasan janin
penting bagi perkembangan saccus alveolaris
paru.
• Selaput ketuban merupakan penghalang
masuknya polimikrobial flora vagina kedalam
kantung amnion.
KOMPLIKASI

KOMPLIKASI KPD preterm seringkali


menyebabkan terjadinya :
• Persalinan preterm
• Chorioamnionitis
• Endometritis
• Gawat janin atau asfiksia intrauterin
• KOMPLIKASI Gawat janin atau asfiksia
intrauterin merupakan akibat dari kompresi
talipusat akibat berkurangnya cairan amnion
(oligohidramnion) atau prolapsus talipusat KPD
pada kehamilan yang sangat muda dan disertai
oligohidramnion yang lama menyebabkan
terjadinya deformitas janin a.l : Hipoplasia
pulmonal Potter ‘s fascia Deformitas ekstrimitas
PEMERIKSAN DIAGNOSTIK

• Pada pasien hamil yang datang dengan keluhan


“keluar cairan” KPD ??? Tujuan umum diagnostik
awal adalah : Konfirmasi diagnosa selaput
ketuban sudah pecah
• Menilai keadaan janin (dari kwalitas air ketuban,
hasil pemeriksaan CTG ) Menentukan apakah
pasien dalam keadaan inpartu aktif ?
• Menyingkirkan infeksi
• Pemeriksaan vaginal (vaginal toucher)
harus sangat dibatasi termasuk untuk
pemeriksaaan diagnostik awal VT sebelum
persalinan meningkatkan kejadian infeksi
neonatus dan memperpendek periode
laten
• Dengan menghindari VT , usaha
mempertahankan kehamilan menjadi
semakin lama Pemeriksaan inspekulo
harus terlebih dahulu dilakukan meskipun
pasien nampak sudah masuk fase inpartu
oleh karena dengan pemeriksaan
inspekulo dapat dilakukan penentuan
dilatasi servik.
• Oleh karena infeksi intra amniotik subklinis juga sering
terjadi dan keadaan ini merupakan penyebab utama
morbiditas ibu dan anak, maka evaluasi gejala dan tanda
infeksi pada pasien harus dilakukan
• Tanda infeksi yang jelas terdapat pada infeksi lanjut
antara lain : demam ( suhu > 37.60C ), takikardi, uterus
tegang, getah vagina berbau dan purulen
• Diagnosa dini infeksi intraamniotik dilakukan dengan
pemeriksaan : Leukositosis > 15.000 plp Protein C-
reactive
Penatalaksanaan KETUBAN PECAH
DINI

• Penatalaksanaan KPD tergantung pada


sejumlah faktor, antara lain : Usia
kehamilan Ada atau tidak adanya
chorioamnionitis
Kehamilan yang disertai
Amnionitis

• Kehamilan yang disertai Amnionitis. Pada


kasus KPD yang disertai dengan adanya
tanda-tanda infeksi chorioamnionitis harus
dilakukan terminasi kehamilan tanpa
memperhatikan usia kehamilan. Sebelum
terminasi kehamilan, diberikan antibiotika
spektrum luas untuk terapi amnionitis
Kehamilan Aterm TANPA
Amnionitis

• Pada kehamilan aterm, penatalaksanaan


KPD tanpa disertai amnionitis dapat
bersifat : AKTIF (segera melakukan
terminasi kehamilan) atau EKSPEKTATIF
(menunda persalinan sampai maksimum
12 jam).
Penatalaksanaan EKSPEKTATIF

• Penatalaksanaan EKSPEKTATIF Tirah baring Pemberian


“Broadspectrum Antibiotics” Observasi tanda-tanda
inpartu dan keadaan ibu dan anak
• Bila selama 12 jam tak ada tanda-tanda inpartu dan
keadaan umum ibu dan anak baik maka dapat dilakukan
terminasi kehamilan Bila selama masa observasi terdapat
: Suhu rektal > 37.60C
• Gawat ibu atau gawat janin Bila selama masa observasi
pasien inpartu ► amati kemajuan persalinan
Kehamilan preterm tanpa amnionitis

• Kehamilan preterm tanpa amnionitis Prinsip = pada


kehamilan aterm tanpa amnionitis. Perbedaan : resiko
chorioamnionitis lebih tinggi. Pada kehamilan > 34
minggu =kehamilan aterm tanpa amnionitis. Pada
kehamilan kurang dari 24 minggu, resiko KPD terhadap
ibu dan anak sangat tinggi. Pada usia kehamilan ini,
pemberian steroid, tokolitik dan antibiotika tidak
memberi manfaat .
• Penatalaksanaan dapat secara aktif atau ekspektatif
dengan pengawasan dan informasi pada pasien yang
baik.
Kehamilan preterm tanpa
amnionitis

• Kehamilan preterm tanpa amnionitis Pada


kehamilan antara 24 – 32 minggu, sejumlah
intervensi nampaknya dapat memperpanjang
masa kehamilan dan memperbaiki out come.
Setelah diagnosa KPD ditegakkan maka dapat
dilakukan pemberian: Antibiotika
“broadspectrum” Kortikosteroid Tokolitik
Antibiotika

• Antibiotika Tak seperti halnya pada


persalinan preterm tanpa KPD, pemberian
antibiotika pada kasus KPD pada
kehamilan preterm nampaknya
memberikan dampak baik dalam hal
memperpanjang usia kehamilan dan
perbaikan outcome neonatal.
Kortikosteroid

• Kortikosteroid Banyak ahli yang memberikan


rekomendasi penggunaan kortikosteroid pada
kasus KPD preterm < 32 minggu dengan syarat
tidak terdapat tanda amnionitis.
• Pada populasi yang diteliti nampak manfaat
pemberian kortikosteroid dalam penurunan
angka kejadian : RDS-respiratory distress
syndrome, Necrotizing Enterocolitis dan
Perdarahan intraventricular
Tokolitik

• Tokolitik Belum ada penelitian yang


menunjukkan bahwa penggunaan tokolitik saja
dapat memperbaiki out come perinatal.
• Pada umumnya pemberian tokolitik pada kasus
Preterm KPD dibatasi selama 48 jam hanya
untuk memberikan kesempatan bagi pemberian
kortikosteroid dan antibiotika.
Penatalaksanaan pasien secara
poliklinis

• Penatalaksanaan pasien secara poliklinis


Pada kehamilan < 34 minggu (setelah
terapi ekspektatif diberikan : antibiotika,
kortikosteroid dan tokolisis)
• Tanda-tanda inpartu - , Air ketuban sudah
tak keluar lagi
• Febris - Tanda-tanda iritabilitas uterus
• Dalam jangkauan pengamatan dari rumah sakit yang
bersangkutan dimungkinkan untuk keluar rumah sakit
dengan advis khusus
• Status pasien : pasien poliklinik dengan pengamatan
sangat ketat.
• Di rumah : mencatat suhu rektal setiap 4 jam
Pemeriksaan Biophysical Score dilakukan setiap hari
• Masalah : apakah jenis penatalaksanaan pasien seperti
diatas tidak memberikan resiko teramat tinggi mengingat
bahwa pengamatan poliklinis semacam itu tidak mudah
untuk dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai