Anda di halaman 1dari 17

Profil Pelaku,

Korban &
Perilaku Fraud
Learning Objective
1.Apa yang dimaksud Profilling ?
2.Bagaimana Profilling dan kejahatan terorganisasi bisa terjadi ?
3.Bagaimana Profiling pada zaman penjajahan bisa terjadi ?
4.Bagaimana cara mengetahui profil korban Fraud ?
5.Apa-apa saja profiling terhadap perbuatan Fraud ?

2
Hello!
Kami Kelompok 5
KAMELIA AFANDY (A031171005)
ANDI SYIFA MARDHIYA BASO (A031171523)
NURUL RAHMASARI (A031171522)
SITTI NUR AZIZAH (A31116307)
3 RISMAYANTI (A031171019)
1.
Definisi Profiling
Profiling adalah upaya untuk mengidentifikasi profil.
Profiling dalam memberantas kejahatan bukanlah upaya baru
Sebagai contoh di kotak di bawah
ini disajikan profil pelaku
kejahatan kerah putih. Ini adalah
profiling yang dilakukan
Association of Certified Fraud
Examiners di Amerika Serikat.

”5
Profil Penjahat Kerah Putih di Amerika Serikat
1. Laki-laki, kulit putih, berpendidikan S1

2. Suka mengambil risiko

3. Egois

4. Ingin mengetahui

5. Keinginan untuk mengabaikan atau melanggar ketentuan dan sedapat mungkin mencari jalan pintas

6. Bekerja sepanjang hari bahkan di akhir pekan sehingga memberi kesan bahwa ia pekerja keras.

7. Di bawah tekanan dan penyendiri, meskipun pada saat yang sama ia mempunyai hubungan kerja yang erat dengan
pemasok tertentu.

8. Termotivasi oleh ketamakan dan hadiah-hadiah yang bersifat materi,menghamburkan uang secara teratur.

9. Berada dalam kesulitan keuangan

10. Tidak bahagia di tempat kerjanyadan mengeluh karena diperlakukan tidak adil atau atasannya korup.
6
11. Menganggap auditor, inspektur atau atasannya sebagai musuh.
Ada beberapa catatan sehubungan dengan profil
pada tabel tersebut

◉ Dalam profil tersebut secara spesifik disebutkan bahwa profil pelaku kejahatan
kerah putih adalah orang berkulit putih.
◉ Pelaku kejahatan kerah putih di Amerika Serikat berasal dari kelompok
berpenghasilan menengah ke atas.
◉ Sejalan dengan argumen yang menjelaskan profil etnis dan kelompok
penghasilan menengah ke atas, kita dapat memaklumi profil pendidikan mereka.

Profiling penting dan bermanfaat, hanya kita perlu memahami makna dari profil yang
dihasilkan. Di pasar uang dan pasar modal, profil pelaku fraud sering kali
mengagumkan 7
PROFILING DAN KEJAHATAN
TEROGANISASI

Menurut George A. Manning dalam masyarakat dengan


beraneka ragam etnis seperti di Amerika Serikat, profiling
dilakukan dari segi budaya atau kebiasaan etnis yang
bersangkutan
8
Manning juga membahas beberapa ciri penjahat dari
etnis Asia yaitu:
Pertama Kedua
Menyepelekan dan tidak Menciptakan “mata uang bawah tanah”
menganggap penegak hukum dengan mempertukarkan komoditas. Mata
sebagai abdi masyarakat. Di Asia, uang bawah tanah ini memungkinkan
penegak hukum berfungsi untuk mereka menghilangkan jejak dokumen dan
melindungi merea yang berkuasa melakukan penyelundupan pajak.
dan pertai meraka. Biasanya mereka menanamkan uang
mereka dalam emas, permata, intan dan
berlian.

9
Lanjutan
Ketiga Ketiga
Menyelenggarakan “perkumpulan simpan pinjam” Setiap pejabat dapat dibeli dengan
yang sangat informal. Terdiri atas 10 -20 orang, penyuapan yang biasa terjadi di
umumnya wanita. Terjadi tawar menawar untuk Asia.
penggunaan uang dalam periode tertentu.
Pemenangnya adalah penawar tertinggi.

10
SEMACAM PROFILING:
CONTOH
PERPAJAKAN DI
ZAMAN PENJAJAHAN
BELANDA

11
Di zaman Hindia Belanda, penjajah membuat semacam profil dari pembukuan
pedagang Tionghoa, India, Arab dan Jepang. Praktik-praktik pembukuan ini
didokumentasikan oleh Jawatan Pajak pada waktu itu pada tahun 1937.

Para pelepas uang, dan kemudian para bankir, juga membuat profil dari pedagang-
pedagang Tionghoa dari berbagai etnis. Profil ini menjelaskan bidang spesialisasi
perdagangan dan industri masing-masing etnis; gejala adanya overcrowding karena
kelompok etnis cenderung meniru bidang usaha sesama mereka; kondisi gagal bayar;
ciri-ciri khas dalam berdagang dan pemanfaatan serta penyelesaian pinjaman.

12
PROFIL
KORBAN
FRAUD
13
Profiling umumnya dilakukan
terhadap pelaku kejahatan tetapi
dapat juga dapat dilakukan
untuk korban kejahatan.
Tujuannya berbeda. Kalau
profiling terhadap pelaku
kejahatan dimaksudkan untuk
memudahkan menangkap
pelaku, maka profiling terhadap
korban kejahatan dimaksudkan
untuk memudahkan target
penyebaran informasi

14
Profiling dapat dilakukan dalam
upaya mengenal perbuatannya atau
cara melaksanakan perbuatannya
(modus operandi).
Berbagai lembaga besar (Bank
Indonesia, Dirjen Pajak,dsb),
mengumpulkan tipologi fraud yang
ada di wilayahnya, untuk
mengantisipasi jenis fraud yang
muncul dalam wilayah lembaga
tersebut. Pakar-pakar hukum pidana
mengkompilasi kasus-kasus tindak
pidana berdasarkan konsep hukum
yang diterapkan, untuk memudahkan
menyiapkan argumen dalam kasus
serupa.

15
Seorang akuntan forensik juga memerlukan pendidikan,
pelatihan, dan praktik yang cukup untuk mencapai tingkat
keterampilan yang memadai dalam profiling.

16
Thanks!
Any questions?
INGAT !
AZAB bagi pertanyaan yang susah !!!!

17

Anda mungkin juga menyukai