Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 2

Nurul Aliyyah Amalia Tiara Kusuma Rifky Anugerah


1810711003 1810711032 1810711050

Dini Sholihatunnisa Jumiati Lestari Dinar Aufia F.H.


1810711030 1810711039 1810711051
SASARAN

4 Salah lokasi, salah prosedur dan salah pasien operasi


adalah sesuatu yang mengkhawatirkan dan tidak jarang
terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini merupakan akibat
dari komunikasi yang tidak efektif anatara anggota tim
bedah, kurang/tidak melibatkan pasien didalam
penandaan lokasi (site marking) dan tidak ada prosedur
untuk verifikasi lokasi operasi.
 Sebelum dilaksanakan operasi terapkan
pengisian checklist keselamatan operasi
untuk memastikan:
• Tepat pasien
• Tepat prosedur


• Tepat daerah/lokasi operasi

 Beri tanda pada posisi operasi (Surgical Site Marking)


yang tepat dengan cara yang jelas dimengerti dan
libatkan pasien dalam hal ini.
 Anjuran Penandaan Lokasi Operasi
• Gunakan tanda yang telah disepakati
• Dokter yang akan melakukan operasi yang
 Tandai lokasi operasi melakukan pemberian tanda
(Marking), terutama :
• Tandai pada atau dekat daerah insisi
1. Pada organ yang memiliki 2
sisi, kanan dan kiri. • Gunakan tanda yang tidak ambigu (contoh : tanda
2. Multiple structures (jari “X” merupakan tanda yang ambigu)
tangan, jari kaki) • Daerah yang tidak dioperasi, jangan ditandai
3. Multiple level (operasi tulang kecuali sangat diperlukan
belakang, cervical, thorak, • Gunakan penanda yang tidak mudah terhapus
lumbal) (contoh : Gentian Violet)
4. Multipel lesi yang
pengerjaannya bertahap
SASARAN
Pokok dari eliminasi infeksi adalah cuci tangan (hand

5 hygiene) yang tepat. Pedoman hand hygiene yang


berlaku secara internasional bisa diperoleh dari World
Health Organization (WHO), rumah sakit mempunyai
proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan dan
prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi pedoman
hand hygiene yang diterima secara umum untuk
implementasi pedoman itu di rumah sakit.
Budayakan cuci tangan di RS pada saat :
• Sebelum dan sesudah menyentuh pasien
• Sebelum dan sesudah tindakan / aseptik
• Setelah terpapar cairan tubuh pasien
• Sebelum dan setelah melakukan tindakan
invasive
• Setelah menyentuh area sekitar pasien /
lingkungan
SASARAN
Pasien yang pada asesmen awal dinyatakan berisiko

6 rendah untuk jatuh dapat mendadak berubah menjadi


berisiko tinggi. Hal ini disebabkan oleh operasi
dan/atau anestesi, perubahan mendadak kondisi
pasien, serta penyesuaian pengobatan. Banyak
pasien memerlukan asesmen selama dirawat inap di
rumah sakit.
 Pasien sebaiknya dinilai risiko jatuh:
• Saat pasien dirawat inap
• Saat pindah dari unit satu ke unit lain
• Setelah pasien jatuh atau pasien dengan
riwayat jatuh sebelumnya
• Pasien dengan kondisinya berubah menjadi
lebih buruk
• Ruangan rawat inap non bedah dimana
belum ada satupun tepasang handrail,


sehingga kemungkinan risiko jatuh cukup
tinggi.

 Beri tanda peringatan (kode/lambang segitiga kuning


orang jatuh) pada tempat tidur pasien.
Penilaian risiko jatuh
Penilaian risiko jatuh
pada anak/ pediatri
pada pasien dewasa
dengan skala risiko
Morse Fall Scale ( 21-45
jatuh Humty Dumpty
tahun)
(< 21 tahun)

Penilaian risiko jatuh pasien


lansia/ geriatri dengan Skala
Sydney (> 45 tahun)
2019-1-12

Anda mungkin juga menyukai