PEMBIMBING
dr. Melda MM Sinolungan, Sp.OG
Tanda-Tanda Vital
TekananDarah : 130/80mmHg
Nadi : 95x/menit
Pernapasan : 32x/menit
Suhu : 36,2ºC
Kepala – Leher :
Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterus (-/-),
pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-).
Thorax :
I : Pergerakan thoraks simetris, sikatrik (-)
P : Vokal fremitus berkurang +/+, nyeri tekan (-), massa
tumor (-)
P : Redup pada kedua lapang paru, pekak pada area jantung,
batas jantung
dalam batas normal
A :Bunyi pernapasan menurun +/+, rhonki -/-, wheezing -/-.
Bunyi jantung I/II murni Regular
Abdomen
I:Tampak cembung,warna kulit sama dengan sekitar.
A: Peristaltik usus + (kesan normal).
P: Timpani, Asites (+)
P:Nyeri tekan abdomen (+) bagian bawah.
Pemeriksaan Obstetri :
Leopold I : Tidak teraba
Leopold II : Tidak teraba
Leopold III : Tidak teraba
Leopold IV : Tidak teraba
HIS :-
Janin Tunggal :-
Genitalia :
Pemeriksaan Dalam (VT) :
Vulva : tidak dilakukan
Vagina : tidak dilakukan
Portio :tidak dilakukan
Pembukaan :tidak dilakukan
Ketuban : tidak dilakukan
Pelepasan : tidak dilakukan
Ekstremitas :
Atas :Akral hangat, Edema +/+
Bawah :Akral hangat, Edema +/+
KESAN :
Massa adnexa
kanan disertai
ascites dan efusi
pleura dextra
sugestif Meigs
syndrome
Splenomegaly
Perselubungan
homogeny pada kedua
hemithorax setinggi
costa V posterior
menutupi sinus dan
diafragma serta batas
jantung.
Cor : sulit dinilai.
Tulang-tulang thorax
intak.
S :Sesak napas (+), perut membesar dan nyeri (+),sakit kepala (+)
pusing (+),batuk (+). BAB biasa dan BAK lancar (kateter).
Thorax
I: Pergerakan thoraks simetris
P : Vokal fremitus berkurang +/+
P : Redup pada kedua lapang paru
A : Bunyi pernapasan menurun +/+
Abdomen :
Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normal
Perkusi : Tympani, Asites (+)
Palpasi :Nyeri tekan abdomen (+)
Ekstremitas: Superior dan inferior edema
P :
O2 2-4 lpm
IVFD RL 10 tpm
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam/iv
Inj. Ranitidin 50 mg/8 jam/iv
Vip Albumin 3x2 tab
Hemafort 1x1
Rencana dirujuk ke Rumah sakit Wahidin Makassar
Hari Kamis, tanggal 21 02 2019 (PH.3)
S :Sesak napas (+), perut membesar dan nyeri (+) berkurang, sakit
kepala (-) pusing (+), batuk (+) berkurang. BAB biasa dan BAK lancar
(kateter).
O : Keadaan umum : Sakit sedang
Tanda vital :
Suhu : 36,50C
TD : 100/60
Nadi : 82 kali/menit
Respirasi : 24 kali/menit
Mata : Conjunctiva : Anemis (-/-)
Thorax:
I : Pergerakan thoraks simetris
P : Vokal fremitus berkurang +/+
P : Redup pada kedua lapang paru
A : Bunyi pernapasan menurun +/+
Abdomen :
Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normal
Perkusi : Tympani, Asites (+)
Palpasi :Nyeri tekan abdomen (+) berkurang
Ekstremitas : Superior dan inferior edema
PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Dari anamnesis didapatkan pasien mengalami
lelah yang terus-menerus dan terjadi secara
perlahan, sesak napas, perut terasa tegang dan
tampak membuncit, kadang-kadang batuk tanpa
dahak, siklus haid yang tidak teratur. Juga
disertai sesak napas, batuk, dan dada, semakin
lama makin bertambah berat. Sesak berkurang
dengan posisi miring ke kanan.
Berdasarkan teori, dari gejala-gejala dan hasil
pemeriksaan penunjang diatas hal ini Syndroma
Meigs ini sangat terkenal dengan trias dari tumor
ovarium jinak, asites, dan efusi pleura. Jenis
yang paling sering dari tumor ini adalah fibroma.
Pemeriksaan fisik, tanda vital dapat
ditemukan takipneu dan takikardi.
Pemeriksaan toraks yang didapatkan pada
efusi pleura adalah: Inspeksi: pada waktu
respirasi, bagian yang sakit gerakannya
tertinggal. Palpasi: pergerakan napas pada
sisi yang sakit tertinggal, vocal fremitus
melemah pada sisi yang sakit. Perkusi: redup
pada sisi yang sakit. Auskultasi: suara dasar
vesikuler melemah pada sisi yang sakit.
Pemeriksaan abdomen didapatkan massa baik
kecil maupun besar, asites dengan shifting
dullness.
Pada pasien ini direncanakan untuk berobat
lanjut ke RS Wahidin makasar sehingga perlu
perbaikan keadaan umum pasien dengan O2
2-4 lpm untuk mengurangi sesak nafas,
Transfusi 6 kantung PRC karena HB pasien 4,9
mg/Dl , IVFD RL 10 tetes/menit, Inj.
Ketorolac 30 mg/8 jam/iv, Inj. Ranitidin 50
mg/8 jam/iv, Vip Albumin 3x2 tab, hemafort
1x1 dan Pasang kateter.
Adapun tindakan yang dilakukan menurut teori :
1) Perawatan Medis : bertujuan untuk mengobati
secara simtomatil melalui terapi parasentesis dan
thoracocentesis untu gejala asites dan efusi pleura
2) Manajemen Bedah : laparotomi eksplorasi dan
hasilnya dikirimkan untuk dianalisis patologi. Jika
laporan patologi menunjukkan tidak adanya ciri-ciri
keganasan, ahli bedah dapat melanjutkan dengan
operasi konservatif (salpingo-ooforektomi atau
ooforektomi)
3) Perawatan Rawat Jalan :Seperti yang dijelaskan
oleh Meigs, asites dan efusi pleura sembuh secara
dramatis dalam beberapa minggu sampai beberapa
bulan setelah pengangkatan massa, tanpa
kekambuhan.
Meigs sindrom terdiri dari efusi pleura, asites
dengan tumor jinak ovarium selain jenis
fibroma. Tumor jinak ini termasuk tumor
tuba fallopi atau uterus, dan matur
teratoma, struma ovari dan ovarium
leiomyomas. Untuk mengetahui komplikasi
lebih lanjut, perlu dilakukan pemeriksaan
sitologi cairan pleura
Prognosis pada pasien ini dubia karena
walaupun telah diberikan pengobatan
simtomatik pasien tidak dilakukan laparatomi
eksplorasi , karena pada kasus ini
pengobatan pilihan adalah laparatomi
eksplorasi dimana hasilnya akan dikirim
untuk analisis patologi.
Sindrom Meigs merupakan gejala yang terdiri
dari tumor ovarium benigna dengan ascites dan
efusi pleura yang menghilang setelah reaksi
tumor. Tumor ovarium pada. Sindrom Meigs
adalah jenis fibroma. Insidensi fibroma ovarium
adalah 2-5% dari semua tumor ovarium
yangdiangkat secara operasi dan, sindrom Meigs
diamati pada sekitar 1% kasus.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, tanda,
pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang.
Setelah didiagnosis Meigs Syndrome dapat
dilakukan penatalaksanaan pengangkatan tumor
ovarium yang akan berangsur-angsur mengurangi
gejala asites beserta efusi pleura pada
penderitanya.
Sebaiknya pada pasien Meigs sindrom perlu
dilakukan penanganan lebih lanjut dan perlu
dilakukan evaluasi terhadap tumor, agar
penderita maupun dokter yang menangani
dapat mengetahui apakah tumor tersebut
termasuk ganas atau jinak, sehingga dapat
memberikan penatalaksaan yang lebih tepat
dan dapat mecegah terjadinya kekambuhan.
God bless…