Anda di halaman 1dari 46

TUMOR OTAK

Rudi Berlian Panji Aras, S.Ked


Pembimbing : dr. Apriyanto, Sp.BS.M.Kes
PENDAHULUAN
 Tumor otak atau tumor intrakranial merupakan
neoplasma atau proses desak ruang (space occupying
lession atau space taking lession) yang timbul di dalam
rongga tengkorak baik di dalam kompartemen
supratentorial maupun infratentorial
 Tumor otak: primer (80%) dan sekunder (20%)
 Tumor primer 50% adalah glioma, 20% meningioma, 15%
adenoma dan 7% neurinoma
Anatomi otak
dan
medula spinalis
Anatomi Otak
HIND BRAIN / OTAK
BELAKANG

MEDULLA
OBLONGATA

SEREBELUM

PONS
MIDBRAIN

MIDBRAIN
FOREBRAIN
Lapisan Pelindung Otak

Caption
Caption
Cairan Serebrospinal

Caption
Hemisfer Otak

Caption
Area Fungsional Korteks
Serebri

Caption
Tumor otak
TUMOR OTAK

Klasifikasi
DEFINISI ETIOLOGI Klasifikasi
Herediter (Lokasi)
Tumor Jinak Supratentorial
Sisa-sisa sel
embrional
Suatu lesi
ekspansif yang Radiasi Tumor Ganas Infratentorial
bersifat jinak
maupun ganas Virus

Substansi
karsiogenik
Insidensi Tumor Otak Primer
Epidemiologi
KLASIFIKASI WHO
1.Tumor Neuroepitelial
• Tumor glial
4.•Tumor Selladan campuran neuronal –
Tumor Neuronal
 Adenoma
glial hiposifif
Tumor non-glial Prostat
• Karsinoma
2. Tumor Meningeal
Kraningofaringoma
 •Meningioma
•Hemangoperisitoma
•Lesi Melanositik
5.3.Tumor
Tumor Germ denganCell histogenesis yang tidak jelas
6.••Germinoma
Limfoma
Karsinoma Embrional sistem saraf pusat primer
7.••Tumor nervus perifer yang mempengaruhi SSP
Tumor Sinus Endodermal (Yolk sac)
Khoriokarsinoma
8.••Tumor
Teratoma
metastasis
Tumor Germ cell bercamputan
Tumor
Neuroepitelial
ASTROSITOMA
Berasal dari sel astrosit
Terjadi pada semua gol umur
 Low Grade Astrocytoma :
(>>35-40 th) multipolar &multinuklear
Didominasi laki-laki  Hipodens tanpa gambaran tumor
massa
GRADASI ASTROSITOMA
Grade I (astrositoma pilositik)
Tumbuhnya lambat dan sering berkista.
Sering pada anak dan dewasa muda , tumor glial >> anak
Lokasi : nervus optikus, kiasma optikum, hipotalamus, ganglia basalis, hemisfer serebri, serebellum, dan batang otak.
Grade II (astrositoma difus)
Tubuhnya lambat, sering menginfiltrasi struktur otak disekitarnya.
Biasanya : dewasa muda dan cenderung ganas  astrositoma anaplastic dan glioblastoma.
Lokasi : bisa dimana saja; sering : serebelum
Grade III (anaplastic) dan grade IV (glioblastoma multiforme)
ganas; muncul secara sporadic,
OLIGODENDROGLIOMA
Berasal dari sel-sel oligodendrosit
>> usia dewasa; puncak insidens : dekade IV dan VI
Pertumbuhannya lambat.
Jika ganas (oligodendroglioma anaplastic) bisa menyebabkan kelainan fungsi otak (kelemahan, hilangnya rasa dan
langkah yang goyah)
Sering berkalsifikasi
TUMOR EPINDIMOMA
Tumor glial susunan dominannya sel-sel ependima.
Epindimoma klasik : tumor tampak padat, batas tegas, dan berasal dari lantai ventrikel IV/ kanalis spinalis.
Pada hasil pemeriksaan CT-Scan dan MRI akan tampak kontras mengisi daerah tumor di ventrikel lateral.
Pasien didapati mengalami hidrosefalus.Tumor jenis ini memang dapat menutupi saluran cairan
serebrospinalis sehingga menyebabkan hidrosefalus (ventrikel melebar, jaringan otak tipis)

Gambaran Penumpukan zat Kontras pada Tumor


di Ventrikel Lateral – Ependimoma
TUMOR GLIAL
WHO
TUMOR NEURAL DAN
CAMPURAN NEURONAL-GLIAL
Gangliglioma

Tumor ini berisi sel ganglion dan neuron abnormal. Tumor ini jarang terjadi terhadap
seseorang
TUMOR NON GLIAL
a) Tumor Primitive Neuroektodermal Suratentorial Tumor Plexus Khoroideus
(PNET)
Tumor embrional maligna yang memiliki diferensiasi yang
 Secara embrional berasal dari lapisan
divergen dengan derejat yang bervariasi yang berasal dari ependymal.
matriks germinal dari primitive neural tube.
 Dapat terjadi pada semua usia
 Pria : wanita  sama
 Gejala : peningkatan TIK,
 Tumor intraventrikel IV kadang 
nystagmus dan ataksia
• Secara makroskopis, permukaan tumor
plexus khoroideus berwarna kuning
kecoklatan, dengan struktur yang tampak
seperti brokoli dengan batas tegas pada
ventrikel, dan disertai adanya kalsifikasi.
• Penanganan tumor ini berupa operasi
pengangkatan tumor.
MEDULOBLASTOMA
Sering terjadi pada anak ; jarang pada dewasa (1%)
Tumor primer maligna yg solid
Sebagian besar berasal dari vermis serebelum (75%)meluas hingga ke ventrikel IV. Dan lateral serebelum (25%)
• Pemeriksaan fisik :

– Papiledema, nystagmus, dan diplopia akibat paresis nervus IV dan VI. Selain itu, dapat terjadi ataksia,
disdiadukokinesia, hipotonia, dismetria
• Penanganan : operatif dan radioterapi
Tumor Meningeal
MENINGIOMA
Tumor jinak berasal dari meningen.
Penyebab : belum pasti
Gejala tergantung lokasi tumor : kelemahan, mati rasa, gangguan penciuman, eksoftalmus, gangguan penglihatan.
Timbul lambat  gejala klinis tidak begitu menonjol
Penanganan : operatif
GEJALA SPESIFIK MENINGIOMA
Meningioma falx dan parasagittal : nyeri tungkai
Meningioma Convexitas : kejang, sakit kepala, defisit neurologis fokal, perubahan status mental
Meningioma Sphenoid : kurangnya sensibilitas wajah, gangguan lapangan pandang, kebutaan, dan penglihatan ganda.
Meningioma Olfactorius : kurangnya kepekaan penciuman, masalah visus
Meningioma fossa posterior : nyeri tajam pada wajah, mati rasa, dan spasme otot-otot wajah, berkurangnya pendengaran, gangguan menelan, gangguan gaya berjalan,
Meningioma suprasellar : pembengkakan diskus optikus, masalah visus
Spinal meningioma : nyeri punggung, nyeri dada dan lengan
Meningioma Intraorbital : penurunan visus, penonjolan bola mata
Meningioma Intraventrikular : perubahan mental, sakit kepala, pusing
HEMANGIOPERISITOMA
Tumor ini termasuk golongan tumor yang vaskuler, dengan terapi definitifnya
adalah reseksi.
Seperti pada meningioma, peranan angiografi dan embolisasi juga diharapkan
akan meningatkan efektifitas dan keamanann dari reseksi yang dilakukan.
Tumor Sella
KRANIOFARINGIOMA
Tumor epithelial jinak region sellar.
Secara embriologi, tumor ini berasal dari sisa sel epitel squamosa
duktus kraniofaringeal
ADENOMA HIPOFISIS
Tanda dan gejala timbul karena  hipersekresi atau hiposekresi satu atau beberapa hormone hipofise.
Keluhan gangguan penglihatan perlahan dan nyeri kepala pada 20% penderita.
Tujuan penanganan :
(1) dekompresi struktur saraf khususnya traktus penglihatan dan
(2) restorasi sekresi hormonal yang normal.
TINGKAH LAKU BIOLOGIS DAN
KEGANASAN TUMOR OTAK
Benigna
makroskopis menunjukkan batas yang jelas, tidak infiltratif dan hanya mendesak organ-organ sekitarnya.
biasanya juga dijumpai adanya pembentukan kapsul serta tidak adanya metastasis maupun rekurensi setelah dilakukan pengangkatan total.
Tampilan histologisnya menunjukkan struktur sel yang regular, pertumbuhan lambat tanpa mitosis, densitas sel yang rendah dengan diferensiasi struktur
yang jelas parenkhim, stroma yang tersusun teratur tanpa adanya formasi yang baru.

Maligna
 makroskopis : infiltrative atau ekspansi destruktif tanpa batas yang jelas,
 tumbuh cepat serta cenderung membentuk metastasis dan rekurensi pasca-pengangkatan total.
 Gambaran histologis menunjukkan
◦ meningkatnya selularitas,
◦ pleomorfisme walaupun susunan sel dan jaringannya masih baik, diferensiasi sel kurang begitu jelas ,
◦ disporporsi rasio nukleus terhadap sitoplasma,
◦ multinukleus,
◦ formasi sel-sel raksasa,
◦ tumbuh cepat dengan mitosis yang banyak, area nekrosis, pertumbuhan patologis dan neoformasi terutama
seperti bentuk-bentuk fistula atau sinusoidal (pintas arteri-vena).
Malignan
Glioma
Glioblastoma
Primary CNS lymphoma
Ependimoma
meduloblastoma

Benign
 Meningioma
 Adenoma hipofisis
 Chraniopharingioma
 Acoustic neuroma vestibular schwanoma
Gejala spesifik tumor otak sesuai
 Tekanan Tinggi Intrakranial
lokasi:
 Kejang
 Lobus frontalis
 Perdarahan Intrakranial
 Lobus Parietal
 Gejala disfungsi umum
 Lobus temporal
 Gejala neurologis fokal
 Lobus oksipital
 Tumor di Ventrikel ke III
 Tumor Hipotalamus
 Tumor di cerebelum

Manifestasi Klinis
 Tumor fosa posterior
Tekanan tinggi intrakranial Kejang

◦ Nyeri kepala : intermiten, tumpul, berdenyut  >> tumor pada supratentorial : kejang
umum, psikomotor atau kejang fokal.
>> batuk, mengejan
 Perlu dicurigai penyebab bangkitan kejang
◦ Muntah proyektil adalah tumor otak bila:
◦ Papil edema ◦ Bagkitan kejang pertama kali pada usia lebih
dari 25 tahun
◦ Mengalami post iktal paralisis
◦ Mengalami status epilepsi
◦ Resisten terhadap obat-obat epilepsi
◦ Bangkitan disertai dengan gejala TTIK lain
◦ Bangkitan kejang ditemui pada 70% tumor
otak di korteks, 50% pasien dengan
astrositoma, 40% pada pasen meningioma, dan
25% pada glioblastoma.
Gejala Disfungsi Umum

Bukanlah suatu hal yang jarang bahwa  Gangguan fungsi intelektual -- koma.
tumor otak diawali dengan perdarahan  Penyebab  tekanan intrakranial yang
Perdarahan Intrakranial
intrakranial-subarakhnoid, meninggi dan pergeseran otak akibat
intraventrikuler atau intraserebral. gumpalan tumor dan edema perifokal
di sekitarnya atau hidrosefalus
sekunder yang terjadi.
Lobus Frontal Lobus Parietal

 Menimbulkan gejala perubahan  Dapat menimbulkan gejala modalitas


kepribadian sensori kortikal hemianopsi homonym
 Bila tumor menekan jaras motorik  Bila terletak dekat area motorik dapat
menimbulkan hemiparese kontra lateral, timbul kejang fokal dan pada girus
angularis menimbulkan gejala sindrom
kejang fokal gerstmann’s
 Bila menekan permukaan media dapat Lobus oksipital
menyebabkan inkontinentia  Menimbulkan bangkitan kejang yang
 Bila tumor terletak pada basis frontal dahului dengan gangguan penglihatan
menimbulkan sindrom foster kennedy  Gangguan penglihatan yang
 Pada lobus dominan menimbulkan gejala permulaan bersifat quadranopia
afasia berkembang menjadi hemianopsia,
objeckagnosia

Gejala Neurologis Fokal


Lobus Temporal

 Akan menimbulkan gejala hemianopsi,


bangkitan psikomotor, yang didahului Tumor di ventrikel ke III
dengan aura atau halusinasi  obstruksi dari cairan serebrospinal
dan terjadi peninggian tekanan
 Bila letak tumor lebih dalam intrakranial mendadak, pasen tiba-tiba
menimbulkan gejala afasia dan nyeri kepala, penglihatan kabur, dan
penurunan kesadaran
hemiparese
Tumor di cerebello pontin angie
 Pada tumor yang terletak sekitar basal  Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic
ganglia dapat diketemukan gejala neurinoma
choreoathetosis, parkinsonism.  Dapat dibedakan dengan tumor jenis
lain karena gejala awalnya berupa
gangguan fungsi pendengaran
 Gejala lain timbul bila tumor telah
membesar dan keluar dari daerah
pontin angel
Tumor Hipotalamus
 Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi
dari foramen Monroe
 Gangguan fungsi hipotalamus
menyebabkan gejala: gangguan seksuil
pada anak-anak, amenorrhoe, dwarfism,
gangguan cairan dan elektrolit, bangkitan
Tumor di cerebelum
 Umumnya didapat gangguan berjalan dan
gejala TTIK akan cepat terjadi disertai
dengan papil Ude
 Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang
menjalar keleher dan spasme dari otot-
otot servikal
Diagnosis
•Anamnesis
•Pemeriksaan Fisik
•Pemeriksaan Penunjang
TATALAKSANA

Tergantung beberapa faktor : Terapi dan modalitas :


•Kondisi umum penderita Kortikosteroid : edema vasogenik 
•Tersedianya alat yang lengkap TTIK
•Pengertian penderita dan keluarga Antiedema
•Luasnya metastasis Operatif : diagnosis pasti, dekomresi
interna.
Terapi konservatif :
Radioterapi : sinar X, sinar Gamma; proton, partikel alfa, neutron, dan pimeson.
Kemoterapi :
Titik pusat perhatian : tumor-tumor otak jenis astrositoma (Grade III dan IV) glioblastoma dan astrositoma anaplastik beserta variannya.
HU (hidroksiurea), 5-FU (5-Fluorourasil), PCV (prokarbazin, CCNU, Vincristine), Nitrous Urea (PCNU, BCNU/Karmustin, CCNU/lomustin, MTX
(metotrksat), DAG (dianhidrogalaktitol)
Immnunoterapi : anggapan bahwa tumor disebabkan gangguan fungsi immunologi tubuh
Prognosis
Tergantung jenis tumor spesifik.
data di Negara-negara maju,
(diagnosis dini, penanganan tepat, radioterapi) 
5 years survival berkisar 50-60%
10 years survival berkisar 30-40%.
DAFTAR PUSTAKA
1. Satyanegara. Tumor Otak. dalam : Ilmu Bedah Saraf. Edisi ke – tiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. 1980. Hal. 115,126,207-49.
2. Informasi tentang Tumor Otak access on http://www.medicastore.com April, 13th 2017
3. Mahar,M. Proses Neoplasmatik di Susunan Saraf dalam Meurologis Klinis Dasar edisi 5, Dian Rakyat, Jakarta,2000:390-402.
4. Uddin,Jurnalis. Kerangka Umum Anatomi Susunan Saraf dalam Anatomi Susunan Saraf Manusia. Langgeng sejati. Jakarta;2001:3-13.
5. Amstrong ST, et al. Brai Tumor Primer : a comprehensive introduction to brain tumors, 9th ed. 2010. United State;ABTA.
6. Mayer.SA. Management of Increased Intracranial Pressure In Wijdicks EFM.Diringer MN, et.al. Continuum Critical Care Neurology.2002.
7. Harsono Tumor otak dalam Buku Ajar Neurologi Klinis edisi I, Gajah Mada University Press,Yogyakarta, 1999 : 201 – 207
8. Hansen TJ., David RL. Netter’s Clinical Anatomy. 2005. USA:Elsevier.
9. Black PB. Brain tumor, review article. The NEJM 1991 (324):1471-1472.
10. Netter FH. Netters Neurology 2nd Ed. 2012. USA:ELSEVIER. p. 458-482
11. Ausman. Intra Cranial Neoplasma in AB Barker (ed.) Clinical Neurology. Philadelphia:WB Sounders, 1990: 3250-3303.
12. Youmans JR. Neurological Surgery. Philadelphia:WB Sounders, 1990: 3250-3303.
13. Guthrie BL. Neoplasm of the meningens, in Youmans JR (ed) Neurological Surgery. Philadelphia:WB Sounders, 1990: 3250-3303.
14. Adams and Victors, Intracranial Neoplasm and Paraneoplastic Disorders in Manual of edisi 7, McGraw Hill, New York, 2002:258-263.

Anda mungkin juga menyukai