MEDULLA
OBLONGATA
SEREBELUM
PONS
MIDBRAIN
MIDBRAIN
FOREBRAIN
Lapisan Pelindung Otak
Caption
Caption
Cairan Serebrospinal
Caption
Hemisfer Otak
Caption
Area Fungsional Korteks
Serebri
Caption
Tumor otak
TUMOR OTAK
Klasifikasi
DEFINISI ETIOLOGI Klasifikasi
Herediter (Lokasi)
Tumor Jinak Supratentorial
Sisa-sisa sel
embrional
Suatu lesi
ekspansif yang Radiasi Tumor Ganas Infratentorial
bersifat jinak
maupun ganas Virus
Substansi
karsiogenik
Insidensi Tumor Otak Primer
Epidemiologi
KLASIFIKASI WHO
1.Tumor Neuroepitelial
• Tumor glial
4.•Tumor Selladan campuran neuronal –
Tumor Neuronal
Adenoma
glial hiposifif
Tumor non-glial Prostat
• Karsinoma
2. Tumor Meningeal
Kraningofaringoma
•Meningioma
•Hemangoperisitoma
•Lesi Melanositik
5.3.Tumor
Tumor Germ denganCell histogenesis yang tidak jelas
6.••Germinoma
Limfoma
Karsinoma Embrional sistem saraf pusat primer
7.••Tumor nervus perifer yang mempengaruhi SSP
Tumor Sinus Endodermal (Yolk sac)
Khoriokarsinoma
8.••Tumor
Teratoma
metastasis
Tumor Germ cell bercamputan
Tumor
Neuroepitelial
ASTROSITOMA
Berasal dari sel astrosit
Terjadi pada semua gol umur
Low Grade Astrocytoma :
(>>35-40 th) multipolar &multinuklear
Didominasi laki-laki Hipodens tanpa gambaran tumor
massa
GRADASI ASTROSITOMA
Grade I (astrositoma pilositik)
Tumbuhnya lambat dan sering berkista.
Sering pada anak dan dewasa muda , tumor glial >> anak
Lokasi : nervus optikus, kiasma optikum, hipotalamus, ganglia basalis, hemisfer serebri, serebellum, dan batang otak.
Grade II (astrositoma difus)
Tubuhnya lambat, sering menginfiltrasi struktur otak disekitarnya.
Biasanya : dewasa muda dan cenderung ganas astrositoma anaplastic dan glioblastoma.
Lokasi : bisa dimana saja; sering : serebelum
Grade III (anaplastic) dan grade IV (glioblastoma multiforme)
ganas; muncul secara sporadic,
OLIGODENDROGLIOMA
Berasal dari sel-sel oligodendrosit
>> usia dewasa; puncak insidens : dekade IV dan VI
Pertumbuhannya lambat.
Jika ganas (oligodendroglioma anaplastic) bisa menyebabkan kelainan fungsi otak (kelemahan, hilangnya rasa dan
langkah yang goyah)
Sering berkalsifikasi
TUMOR EPINDIMOMA
Tumor glial susunan dominannya sel-sel ependima.
Epindimoma klasik : tumor tampak padat, batas tegas, dan berasal dari lantai ventrikel IV/ kanalis spinalis.
Pada hasil pemeriksaan CT-Scan dan MRI akan tampak kontras mengisi daerah tumor di ventrikel lateral.
Pasien didapati mengalami hidrosefalus.Tumor jenis ini memang dapat menutupi saluran cairan
serebrospinalis sehingga menyebabkan hidrosefalus (ventrikel melebar, jaringan otak tipis)
Tumor ini berisi sel ganglion dan neuron abnormal. Tumor ini jarang terjadi terhadap
seseorang
TUMOR NON GLIAL
a) Tumor Primitive Neuroektodermal Suratentorial Tumor Plexus Khoroideus
(PNET)
Tumor embrional maligna yang memiliki diferensiasi yang
Secara embrional berasal dari lapisan
divergen dengan derejat yang bervariasi yang berasal dari ependymal.
matriks germinal dari primitive neural tube.
Dapat terjadi pada semua usia
Pria : wanita sama
Gejala : peningkatan TIK,
Tumor intraventrikel IV kadang
nystagmus dan ataksia
• Secara makroskopis, permukaan tumor
plexus khoroideus berwarna kuning
kecoklatan, dengan struktur yang tampak
seperti brokoli dengan batas tegas pada
ventrikel, dan disertai adanya kalsifikasi.
• Penanganan tumor ini berupa operasi
pengangkatan tumor.
MEDULOBLASTOMA
Sering terjadi pada anak ; jarang pada dewasa (1%)
Tumor primer maligna yg solid
Sebagian besar berasal dari vermis serebelum (75%)meluas hingga ke ventrikel IV. Dan lateral serebelum (25%)
• Pemeriksaan fisik :
– Papiledema, nystagmus, dan diplopia akibat paresis nervus IV dan VI. Selain itu, dapat terjadi ataksia,
disdiadukokinesia, hipotonia, dismetria
• Penanganan : operatif dan radioterapi
Tumor Meningeal
MENINGIOMA
Tumor jinak berasal dari meningen.
Penyebab : belum pasti
Gejala tergantung lokasi tumor : kelemahan, mati rasa, gangguan penciuman, eksoftalmus, gangguan penglihatan.
Timbul lambat gejala klinis tidak begitu menonjol
Penanganan : operatif
GEJALA SPESIFIK MENINGIOMA
Meningioma falx dan parasagittal : nyeri tungkai
Meningioma Convexitas : kejang, sakit kepala, defisit neurologis fokal, perubahan status mental
Meningioma Sphenoid : kurangnya sensibilitas wajah, gangguan lapangan pandang, kebutaan, dan penglihatan ganda.
Meningioma Olfactorius : kurangnya kepekaan penciuman, masalah visus
Meningioma fossa posterior : nyeri tajam pada wajah, mati rasa, dan spasme otot-otot wajah, berkurangnya pendengaran, gangguan menelan, gangguan gaya berjalan,
Meningioma suprasellar : pembengkakan diskus optikus, masalah visus
Spinal meningioma : nyeri punggung, nyeri dada dan lengan
Meningioma Intraorbital : penurunan visus, penonjolan bola mata
Meningioma Intraventrikular : perubahan mental, sakit kepala, pusing
HEMANGIOPERISITOMA
Tumor ini termasuk golongan tumor yang vaskuler, dengan terapi definitifnya
adalah reseksi.
Seperti pada meningioma, peranan angiografi dan embolisasi juga diharapkan
akan meningatkan efektifitas dan keamanann dari reseksi yang dilakukan.
Tumor Sella
KRANIOFARINGIOMA
Tumor epithelial jinak region sellar.
Secara embriologi, tumor ini berasal dari sisa sel epitel squamosa
duktus kraniofaringeal
ADENOMA HIPOFISIS
Tanda dan gejala timbul karena hipersekresi atau hiposekresi satu atau beberapa hormone hipofise.
Keluhan gangguan penglihatan perlahan dan nyeri kepala pada 20% penderita.
Tujuan penanganan :
(1) dekompresi struktur saraf khususnya traktus penglihatan dan
(2) restorasi sekresi hormonal yang normal.
TINGKAH LAKU BIOLOGIS DAN
KEGANASAN TUMOR OTAK
Benigna
makroskopis menunjukkan batas yang jelas, tidak infiltratif dan hanya mendesak organ-organ sekitarnya.
biasanya juga dijumpai adanya pembentukan kapsul serta tidak adanya metastasis maupun rekurensi setelah dilakukan pengangkatan total.
Tampilan histologisnya menunjukkan struktur sel yang regular, pertumbuhan lambat tanpa mitosis, densitas sel yang rendah dengan diferensiasi struktur
yang jelas parenkhim, stroma yang tersusun teratur tanpa adanya formasi yang baru.
Maligna
makroskopis : infiltrative atau ekspansi destruktif tanpa batas yang jelas,
tumbuh cepat serta cenderung membentuk metastasis dan rekurensi pasca-pengangkatan total.
Gambaran histologis menunjukkan
◦ meningkatnya selularitas,
◦ pleomorfisme walaupun susunan sel dan jaringannya masih baik, diferensiasi sel kurang begitu jelas ,
◦ disporporsi rasio nukleus terhadap sitoplasma,
◦ multinukleus,
◦ formasi sel-sel raksasa,
◦ tumbuh cepat dengan mitosis yang banyak, area nekrosis, pertumbuhan patologis dan neoformasi terutama
seperti bentuk-bentuk fistula atau sinusoidal (pintas arteri-vena).
Malignan
Glioma
Glioblastoma
Primary CNS lymphoma
Ependimoma
meduloblastoma
Benign
Meningioma
Adenoma hipofisis
Chraniopharingioma
Acoustic neuroma vestibular schwanoma
Gejala spesifik tumor otak sesuai
Tekanan Tinggi Intrakranial
lokasi:
Kejang
Lobus frontalis
Perdarahan Intrakranial
Lobus Parietal
Gejala disfungsi umum
Lobus temporal
Gejala neurologis fokal
Lobus oksipital
Tumor di Ventrikel ke III
Tumor Hipotalamus
Tumor di cerebelum
Manifestasi Klinis
Tumor fosa posterior
Tekanan tinggi intrakranial Kejang
◦ Nyeri kepala : intermiten, tumpul, berdenyut >> tumor pada supratentorial : kejang
umum, psikomotor atau kejang fokal.
>> batuk, mengejan
Perlu dicurigai penyebab bangkitan kejang
◦ Muntah proyektil adalah tumor otak bila:
◦ Papil edema ◦ Bagkitan kejang pertama kali pada usia lebih
dari 25 tahun
◦ Mengalami post iktal paralisis
◦ Mengalami status epilepsi
◦ Resisten terhadap obat-obat epilepsi
◦ Bangkitan disertai dengan gejala TTIK lain
◦ Bangkitan kejang ditemui pada 70% tumor
otak di korteks, 50% pasien dengan
astrositoma, 40% pada pasen meningioma, dan
25% pada glioblastoma.
Gejala Disfungsi Umum
Bukanlah suatu hal yang jarang bahwa Gangguan fungsi intelektual -- koma.
tumor otak diawali dengan perdarahan Penyebab tekanan intrakranial yang
Perdarahan Intrakranial
intrakranial-subarakhnoid, meninggi dan pergeseran otak akibat
intraventrikuler atau intraserebral. gumpalan tumor dan edema perifokal
di sekitarnya atau hidrosefalus
sekunder yang terjadi.
Lobus Frontal Lobus Parietal