Anda di halaman 1dari 26

Standar

Pelayanan
Kebidanan
(Standar 12-24)

Oleh:
-Adistia Solihatin
-Chelsea Andriyanto
-Indah Trisna Sari
-Susiyana
Apa Itu Pelayanan
Kebidanan?
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas
yang menjadi tanggungjawab praktek profesi bidan
dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam
rangka mewujudkan kesehatan masyarakat dan
keluarga.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang diarahkan
untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam
rangka terwujudnya kelurga kecil bahagaia dan
sejahtera (Depkes RI, 1998).
Apa Itu Standar
Pelayanan Kebidanan?
Untuk menjamin suatu kualitas tersebut
diperlukan suatu standar pelayanan kebidan
sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan
dan asuhan yang diberikan dalam seluruh aspek
pelayanan kebidanan kepada individu, keluarga dan
masyarakat, baik dari aspek input, proses dan
output.
STANDAR PELAYANAN NIFAS

Standar 15:
Standar 13:
Pelayanan bagi Ibu dan bayi
Perawatan Bayi Baru Lahir
pada masa Nifas

Standar 14:
Penanganan dua jam pertama
setelah persalinan
STANDAR 13: PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk:

Melakukan
Memastikan
Mencegah Menemukan tindakan atau
Pernafasan
Asfiksia Kelainan merujuk sesuai
Spontan
kebutuhan

Bidan juga harus:

Mencegah /
Mencegah
menangani Mencegah Infeksi
hipoglikemia
hipotermi
Tujuannya adalah menilai kondisi bayi
baru lahir dan membantu dimulainya
pernafasan serta mencegah hipotermi,
hipoglikemi dan infeksi.

Dan hasil yang diharapkan adalah


bayi baru lahir menemukan perawatan
dengan segera dan tepat. Bayi baru lahir
mendapatkan perawatan yang tepat
untuk dapat memulai pernafasan dengan
baik.
Jenis Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir:

Asuhan bayi baru lahir meliputi:


• Pencegahan infeksi (PI)
• Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi
• Pemotongan dan perawatan tali pusat
• Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
• Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit
bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi.
• Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di
paha kiri
• Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan
• Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotika dosis
tunggal
• Pemeriksaan bayi baru lahir
• Pemberian ASI eksklusif
Tatalaksana Bayi Baru Lahir, meliputi:

2. Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam


1. Asuhan bayi baru lahir pada 0 – 6 sampai 28 hari:
jam:
 Pemeriksaan neonatus pada
 Asuhan bayi baru lahir normal, periode ini dapat dilaksanakan
dilaksanakan segera setelah lahir, di puskesmas/ pustu/ polindes/
dan diletakkan di dekat ibunya poskesdes dan/atau melalui
dalam ruangan yang sama. kunjungan rumah oleh tenaga
 Asuhan bayi baru lahir dengan kesehatan.
komplikasi dilaksanakan satu  Pemeriksaan neonatus
ruangan dengan ibunya atau di dilaksanakan di dekat ibu, bayi
ruangan khusus. didampingi ibu atau keluarga
 Pada proses persalinan, ibu pada saat diperiksa atau
dapat didampingi suami. diberikan pelayanan kesehatan.
STANDAR 14: PENANGANAN PADA DUA
JAM PERTAMA SETELAH PERSALINAN

Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi


terhadap terjadinya komplikasi paling sedikit selama 2
jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang
diperlukan. Disamping itu, bidan memberikan
penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat
pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk
memulai pemberian ASI.

Tujuannya adalah mempromosikan


perawatan ibu dan bayi yang bersih dan aman selama
persalinan kala empat untuk memulihkan kesehatan
ibu dan bayi. Meningkatan asuhan sayang ibu dan
sayang bayi. Memulai pemberian ASI dalam waktu 1
jam pertama setelah persalinan dan mendukung
terjadinya ikatan batin antara ibu dan bayinya.
Bidan terlatih dalam merawat ibu dan bayi segera
setelah persalinan, termasuk pertolongan pertama pada
keadaan gawat darurat:

 Segera setelah bayi lahir keringkan sambil perhatikan apakah


bayi bisa bernafas atau apakah ada kelainan lainnya.
 Jika keadaan umum bayi baik, letakkan bayi di dada ibunya
agar terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi.
 Secepatnya bantu ibu agar dapat menyusui.
 Cuci tangan bila bayi tidak memperhatikan tanda-tanda
kehidupan setelah di lakukan resusitasi.
 Mintalah ibu untuk buang air kecil dalam 2 jam pertama
sesudah melahirkan.
 Bantu ibu untuk membersihkan tubuhnya dan mengganti
pakaian.
 Catat semua yang ditemukanan lagi dan lakukan pemeriksaan
pada bayi.
STANDAR 15: PELAYANAN BAGI IBU DAN BAYI
PADA MASA NIFAS
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas di puskesmas dan rumah sakit atau
melakukan kunjungan ke rumah pada hari ke-tiga, minggu ke-dua dan minggu ke-enam
setelah persalinan, untuk membantu:

Penatalaksanaa
Penatalaksanaa n atau rujukan
Kesehatan Personal
n tali pusat Skrinning komplikasi
secara umum Hygiene
yang benar yang mungkin
terjadi

Makanan
Asuhan Bayi Pemberian ASI Keluarga
Bergizi Imunisasi
Baru Lahir Ekslusif Berencana (KB)
Seimbang

Tujuannya adalah memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah
persalinan dan memberikan penyuluhan ASI eksklusif.
Bidan dapat
memberikan pelayanan
imunisasi atau
bekerjasama dengan juru
imunisasi dengan syarat:
 Tersedia alat/ bahan
 Tersedia kartu
pencatatan
STANDAR PENANGANAN
KEGAWATDARURATAN OBSETRI
NEONATUS
Penanganan Penanganan
Penanganan pada
Perdarahan dalam Kegawatan pada
Partus Macet
Kehamilan Eklamsia

Persalinan dengan Penanganan


Penanganan
penggunaan perdarahan
retensio plasenta
vakum ekstraktor postpartum primer

Penanganan
Penanganan
perdarahan Penanganan sepsis
Asfiksia
postpartum puerpuralis
Neonaturum
sekunder
STANDAR 16: PENANGANAN
PERDARAHAN DALAM KEHAMILAN PADA
TRIMESTER 3

Bidan mengenali secara tepat tanda dan


gejala perdarahan pada kehamilan serta melakukan
pertolongan pertama dan merujuknya.

Tujuan dari dilakukannya standar ini


adalah mengenali dan melakukan tindakan secara
tepat dan cepat perdarahan pada trimester tiga.

Hasil yang diharapkan dari kemampuan


bidan dalam menerapkan standar ini adalah ibu
yang mengalami perdarahan kehamilan trimester
tiga dapat segera mendapatkan pertolongan,
kematian ibu dan janin akibat perdarahan pada
trimester tiga dapat berkurang, dan meningkatnya
pemanfaatan bidan sebagai sarana konsultasi ibu
hamil.
Syarat yang dapat dilakukan dalam standar ini
adalah:
1. Bidan memberikan perawatan antenatal rutin pada ibu
hamil.
2. Ibu hamil mencari perawat kebidanan jika komplikasi
kehamilan terjadi.
3. Bidan sudah terlatih dan terampil untuk :
• Mengetahui penyebab, mengenai tanda – tanda dan
penanganan perdarahan pada trimester III kehamilan.
• Pertolongan pertama pada kegawatdarurat, termasuk
pemberian cairan IV.
• Mengetahui tanda – tanda dan penangan syok.
• Tersedianya alat perlengkapan yang penting misalnya
sabun, air bersih yang mengalir, handuk bersih untuk
mengeringkan tangan, alat suntik steril sekali pakai,
jarum IV steril 16 dan 18 G, Ringer Laktat atau NaCl
0,9 %, set infus , 3 pasang sarung tangan bersih.
• Penggunaan KMS Ibu Hamil / Kartu Ibu , Buku KIA.
4. Sistem rujukan yang efektif, termasuk bank darah
berjalan dengan baik untuk ibu yang mengalami
perdarahan selama kehamilan.
STANDAR 17: PENANGANAN
PADA EKLAMPSIA
Bidan mengenali secara tepat dan gejala
eklamsia mengancam, serta merujuk dan/ atau
memberikan pertolongan pertama.

Tujuan dilaksanakan standar ini adalah


mengenali tanda gejala pre-eklamsia berat dan
memberikan perawatan yang tepat dan memadai.
Mengambil tindakan yang tepat dan segera dalam
penanganan kegawatdaruratan bila eklamsia
terjadi.

Hasil yang diharapkan yaitu penurunan


kejadian eklamsia. Ibu hamil yang mengalami pre-
eklamsia berat dan eklamsia mendapatkan
penanganan yang cepat dan tepat. Ibu dengan
tanda-tanda pre-eklamsia ringan mendapatkan
perawatan yang tepat. Penurunan kesakitan dan
kematian akibat eklamsia.
STANDAR 18: PENANGANAN
KEGAWATDARURATAN PADA PARTUS
LAMA / MACET
Bidan mengenali secara tepat tanda gejala
partus lama/ macet serta melakukan penanganan
yang memadai dan tepat waktu untuk merujuk untuk
persalinan yang aman.

Tujuannya adalah untuk mengetahui segera


dan penanganan yang tepat keadaan darurat pada
partus lama/ macet.

Hasil yang diharapkan yaitu mengenali


secara dini tanda gejala partus lama/ macet serta
tindakan yang tepat. Penggunaan patograf secara
tepat dan seksama untuk semua ibu dalam proses
persalinan. Penurunan kematian/ kesakitan ibu dan
bayi akibat partus lama/ macet.
STANDAR 19: PERSALINAN
DENGAN MENGGUNAKAN VAKUM
EKSTRAKTOR
Bidan hendaknya mengenali
kapan waktu diperlukan menggunakan
ekstraksi vakum, melakukan secara benar
dalam memberikan pertolongan
persalinan dengan memastikan keamanan
bagi ibu dan janinnya.

Tujuan penggunaan vakum


yaitu untuk mempercepat persalinan
dalam keadaan tertentu.

Hasil yang diharapkan yaitu


penurunan kesakitan atau kematian akibat
persalinan lama. Ibu mendapatkan
penanganan darurat obstetric yang cepat.
Indikasi Penggunaan Vakum Ekstraktor:

Bila ada gawat ibu


(misalnya :
Bila tidak mungkin
preeklamsia berat, Bila kala dua lama
Bila ada gejala / merujuk dan
persalinan kala dua dan janin baru
tanda gawat janin adanya gejala /
memanjang), meninggal (tidak
dan pembukaan tanda persalinan
terpenuhinya mungkin dilakukan
serviks lengkap, lama, sementara
persyaratan bila janin sudah
kepala sudah dasar kepala bayi sudah
penggunaan vakum mengalami
panggul. 2/5 di dalam
ekstraktor, dan maserasi).
panggul.
tidak mungkin
dirujuk.
STANDAR 20: PENANGANAN
KEGAWATDARURATAN RETENSIO
PLASENTA

Bidan mampu mengenali retensio


plasenta dan memberikan pertolongan
pertama, termasuk plasenta manual dan
penanganan perdarahan, sesuai dengan
kebutuhan.
Tujuannya adalah mengenali dan
melakukan tindakan yang tepat ketika
terjadi retensio plasenta.
Hasil yang diharapkan ialah
penurunan kejadian retensio plasenta. Ibu
dengan retesio plasenta mendapatkan
penanganan yang cepat dan tepat.
Penyelamatan ibu dengan retensio plasenta
meningkat.
STANDAR 21: PENANGANAN PERDARAHAN POST PARTUM
PRIMER

Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam


pertama setelah persalinan dan segera melakukan pertolongan pertama
kegawat daruratan untuk mengendalikan perdarahan.

Tujuannya adalah bidan mampu mengambil tindakan pertolongan


kegawatdaruratan yang tepat pada ibu yang mengambil perdarahan post
partum primer/ atoni uteri.

Hasil yang diharapkan yaitu penurunan kematian dan kesakitan ibu


akibat perdarahan post partum primer. Meningkatkan pemanfaatan
pelayanan bidan. Merujuk secara dini pada ibu yang mengalami perdarahan
post partum primer
STANDAR 22: PENANGANAN PERDARAHAN POST PARTUM
SEKUNDER

Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini gejala perdarahan post
partum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk penyelamatan
jiwa ibu, dan/ atau merujuk.

Tujuannya adalah mengenali gejala dan tanda perdarahan post


partum sekunder serta melakukan penanganan yang tepat untuk
menyelamatkan jiwa ibu.

Hasil yang diharapkan yaitu kematian dan kesakitan akibat


perdarahan post partum sekunder menurun. Ibu yang mempunyai resiko
mengalami perdarahan post partum sekunder ditemukan secara dini dan
segera diberi penanganan yang tepat.
STANDAR 23: PENANGANAN SEPSIS
PUERPERALIS

Bidan mampu menangani secara tepat tanda dan gejala sepsis


puerperalis, melakukan perawatan dengan segera merujuknya.

Tujuannya adalah mengenali tanda dan gejala sepsis puerperalis dan


mengambil tindakan yang tepat.

Hasil yang diharapkan yaitu ibu dengan sepsis puerperalis


mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Penurunan angka kesakitan
dan kematian akibat sepsis puerperalis. Meningkatnya pemanfaatan bidan
dalam pelayanan nifas.
STANDAR 24: PENANGANAN
ASFIKSIA NEONATURUM

Bidan mengenali secara tepat bayi


baru lahir dengan asfiksia, serta melakukan
tindakan secepatnya, memulai resusitasi,
mengusahakan bantuan medis, merujuk bayi
baru lahir dengan tepat dan memberiakan
perawatan lanjutan yang tepat.
Tujuan yang diharapkan yaitu
mengenal dengan tepat bayi baru lahir
dengan asfiksia, mengambil tindakan yang
tepat dan melakukan pertolongan
kegawatdaruratan.
Thank You
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai