Anda di halaman 1dari 24

MENINGITIS PURULENTA

(BAKTERI)

Disusun Oleh: Mutia

Preseptor:
Dr. Suryani Gunadharma, dr., SpS(K), M.Kes
Definisi

Meningitis bakterialis merupakan suatu respon inflamasi terhadap


infeksi bakteria yang mengenai piamater dan arakhnoid yang ditandai
dengan peningkatan jumlah sel polimorfonuklear dalam cairan
serebrospinal dan terbukti adanya bakteri penyebab infeksi dalam
cairan serebrospinal.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO

MENINGITIS PURULENTA

 Streptococcus pneumonia (50%)

 Faktor risiko:

 Infeksi pneumonia pneumokokus

 Infeksi pneumokokus lainnya (sinusitis, otitis medis)

 Alkoholisme

 Diabetes

 Splenektomi

 Hipogamaglobulinemia

 Trauma kepala dengan fraktur basis cranii dan rinorhea cairan serebrospinal
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO

MENINGITIS PURULENTA

 Neisseria meningitides (25%)

Faktor risiko: tidak vaksinasi meningitis

 Streptococcus grup B (15%)

Faktor risiko:

 Otitis

 Mastoiditis akibat streptococcus sp

 Sinusitis
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO

MENINGITIS PURULENTA

 Listeria monocytogenes (10%)

Faktor risiko:

 Usia nenonatus (<1 bulan)

 Perempuan hamil

 Dewasa usia >60 tahun

 Individu dengan imunokompromis

 H. influenza
Faktor risiko: usia anak-anak
PATOGENESIS
MENINGITIS PURULENTA (BAKTERIALIS)

 Infeksi dapat mencapai selaput otak melalui:

 Hematogen, oleh karena infeksi dari tempat lain seperti faringitis, tonsilitis, endokarditis, pneumonia,
dan infeksi gigi. Pada keadaan ini sering didapatkan biakan positif pada darah, yang sesuai dengan
kuman yang ada di dalam cairan otak

 Perkontinuitatum, perluasan dari infeksi yang disebabkan oleh infeksi dari sinus paranasalis, mastoid,
dan abses otak

 Implantasi langsung trauma kepala terbuka, tindakan bedah otak, pungsi lumbal

 Infeksi bakteria transplasental


MENINGITIS PURULENTA (BAKTERIALIS)

 Mekanisme pertahanan di dalam ruang subarachnoid:

 Jika bakteri meningen patogen dapat memasuki ruang subarakhnoid, maka berarti mekanisme
pertahanan tubuh tidak adekuat

 Pada umumnya di dalam cairan serebrospinal yang normal, kadar dari beberapa komplemen adalah
negatif atau minimal. Inflamasi meningen mengakibatkan sedikit peningkatan konsentrasi komplemen.
Konsentrasi komplemen ini memegang peranan penting dalam opsonisasi dari patogen meningen tidak
berkapsul, suatu proses yang penting untuk terjadinya fagositosis. Aktivitas opsonik dan bakterisidal
tidak didapatkan atau hampir tidak terdeteksi pada pasien dengan meningitis
MENINGITIS PURULENTA (BAKTERIALIS)

 Induksi inflamasi ruang subarachnoid:

Lipopolisakarida menyebabkan inflamasi melalui perannya dalam pelepasan mediator inflamasi seperti IL-
1 dan TNF ke dalam cairan serebrospinalis

 Perubahan dari sawar darah otak

Perubahan dari permeabilitas sawar darah otak merupakan akibat dari vasogenic cerebral edema,
peningkatan volume cairan serebrospinal, peningkatan tekanan intrakranial dan kebocoran protein plasma
ke dalam cairan serebrospinal
MENINGITIS PURULENTA (BAKTERIALIS)

 Peningkatan tekanan intracranial:

Peningkatan tekanan intrakranial merupakan akibat dari kombinasi keadaan edema cerebri, peningkatan
volume cairan serebrospinal dan peningkatan dari volume darah cerebral

 Perubahan dari cerebral blood flow:

Abnormalitas dari cerebral blood flow disebabkan oleh peninggian tekanan intra kranial, hilangnya
autoregulasi, vaskulitis dan trombosis dari arteri, vena dan sinus cerebri
Manifestasi Klinis

 Triase meningitis: Demam, nyeri kepala, kaku kuduk

 Tanda neurologis : gangguan kesadaran, kelumpuhan saraf kranial, defisit neurologis fokal, dan kejang

 Tanda meningen: kaku kuduk, Kernig sign, Laseque sign, dan Brudzinski sign

 Iritasi dan kerusakan saraf kranial: selubung saraf yang terinflamasi :

 N. II : papil edema, kebutaan, defisit lapang pandang

 N. III, IV, VI : ptosis, diplopia

 N. V : fotofobia

 N. VII : paresis fasial


 Pusat muntah teriritasi: muntah yang proyektil
 Kebingungan dan penurunan respon
 Meningitis meningococcal: petekie, rash purpura (Sindroma Waterhouse-Friedrechsen)
 Peningkatan tekanan intrakranial: papil edema, delirium sampai dengan tidak sadar
Tanda khas

Kaku kuduk dan likuor yang memperlihatkan ciri- ciri:

 PMN yang berjumlah lebih dari 1000/mm3

 Kadar glukosa yang rendah karena digunakan dalam metabolisme bakteri

 Protein dalam liquor meninggi

 Preparat dan biakan liquor menperlihatkan adanya bakteri penyebab.


DIAGNOSIS
Komplikasi

 ventrikulitis

 abses otak

 paresis

 hidrosefalus

 epilepsi
TATA LAKSANA
Meningitis Bakterialis

Umum:
 Bed rest dan Tirah baring

 Ventilasi

 Cegah dehidrasi atau koreksi elektrolit inbalance


Kausa:
 Terapi optimal  antibiotika golongan bakterisidal yang dapat masuk ke cairan serebrospinal.
 Lama pemberian antibiotika minimal tidak diketahui secara pasti, tetapi jika bakteri penyebab
adalah:
 S. pneumoniae, H. infuenzae, N. meningitidis : paling kurang selama 10 hari atau paling
kurang 7 hari setelah bebas demam.
 L. monocytogenes, Streptococcus grup B: 2-3 minggu atau lebih lama.
 Pemberian steroid: dexametason 10 mg setiap 6 jam, dimulai sebelum atau bersama dosis
pertama antibiotik.
 HARUS DIMULAI SECEPATNYA
 Jika kultur (+)  antibiotik diganti sesuai penyebab
 Kemoprofilaksis
a) Orang yang tinggal serumah

b) Orang yang makan dan tidur di tempat yang sama dengan pasien

c) Orang yang menggunakan sarana umum bersama pasien dalam 7 hari terakhir
d) Murid sekolah yang sekelas pasien

e) Petugas kesehatan yang kontak langsung dengan secret mulut dan hidung pasien
dalam 7 hari terakhir
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai