Anda di halaman 1dari 21

1

Definisi WHO:

Sehat Jiwa bukan hanya tidakadanya


gangg jiwa…, tapi juga merupakan:
 Suatu keadaan sejahtera dari seorang
individu yg….
 menyadari potensi dirinya,
 mampu beradaptasi dg stres kehidupan
normal,
 dpt bekerja dg produktif & berkontribusi
di lingkungannya

2
Definisi yg lain.
Kesehatan Jiwa: yi suatu kondisi sehat, emosional,
psikologis, & sosiologi yg terlihat dari hub
interpersonal yg memuaskan, perilaku & koping
yg efektif, konsep diri yg positif & kestabilan
emosional. (Johnson, 1997)

SEHAT JIWA ditandai dg:


1. Perasaan sehat & bahagia.
2. Mampu menghadapi tantangan hidup.
3. Dpt menerima orang lain sebagaimana
adanya.
4. Mempunyai sikap positif thp diri sendiri &
orang lain.
3
Sehat Masalah
Gangguan
Kesehatan
Jiwa Jiwa
Jiwa

Ggn Jiwa: yi gangg pd pikiran, perasaan / perilaku


& terdapat hendaya fungsi & peran dlm keluarga,
pekerjaan, & sosial.
Mis pd: Gangg depresi, gangg cemas, psikotik,
penyalahgunaan napza.

Istilah lainnya.
Stres: Perasaan yg dialami seseorang ketika suatu
kondisi memerlukan usaha yg lebih besar dari
biasanya utk beradaptasi. 4
Data Epidemiologi KesWa di Indonesia.
1. Prevalensi Nasional:
Gangg mental emosional
(gejala depresi & anxietas) sebesar 11,6% (>19 jt
jiwa) (Riskesdas, 2007) → Riskesdas 2013 : 6% (>14 juta jiwa)
Gangg jiwa berat
(psikosis) sebesar 0,46% ( > 1 jt jiwa) (Riskesdas, 2007) →
Riskesdas 2013: 0,17% (>400.000 Jiwa)
Pengguna napza dlm 1 th terakhir 2.2% (3.8
jt), 1.8 jt mrpkan pengguna reguler (BNN, 2011)
Bunuh diri:
+0.5/100.000 populasi (Mabes POLRI, 2012)
(+ 1170 kasus bunuh diri per tahun)
→ estimasi WHO 1.6 – 1.8/100.000 populasi (3500 – 4000
kasus/tahun).
5
2. Estimasi kasus “Pasung” berdasarkan
pemodelan di bbrp daerah di Ind: + 18.800 – saat
ini telah ditemukan 4393 kasus (2013)
3. Masalah kesWa pascabencana ckp besar,
gejala2 depresi & anxietas dpt mencapai 40%
stlh bencana (Irmansyah et al, FKUI-FK Unpad paska tsunami Jabar, 2010).
4. Tdpt hub yg bermakna antara depresi dg penyt
kronis (peny jantung, asma, artritis) di masy, &
penyk jantung memiliki hub yg terkuat (Idaiani S.,
Bisara D., 2009 – berdasarkan data Surkesnas)
5. Depresi perinatal (selama kehamilan &
persalinan) sebesar 20%-30% (Elvira SD et al, FKUI-FK Unair,
2000 dan 2011)

6
 World Health Organization (WHO) →24%
pasien di pelayanan kesehatan dasar memiliki
diagnosis gangg jiwa.
 Gangg jiwa yg sering ditemukan : depresi,
cemas dan penyalahgunaan napza, baik
sebagai diagnosis tersendiri maupun
komorbid dengan diagnosis fisiknya
 (Integrating Mental Health into Primary Care,
2008)

7
Di negara2 berkembang termasuk
Indonesia, kesenjangan pengobatan
gangguan jiwa dapat mencapai >90%
→ hal ini berarti bahwa hanya <10% orang
dg gangguan jiwa, diterapi di fasilitas
kesehatan.
(Kohn, Saxena, Levav, Saraceno; 2004)

8
RSJ & RSKO
◦ Emergensi psikiatri, one stop center termasuk layanan
sub-spesialisasi
RSU dengan layanan jiwa
◦ Emergensi psikiatri, poliklinik psikiatri, liaison
psychiatry
Puskesmas dengan layanan
◦ Penyuluhan keswa, konseling, layanan kesehatan jiwa
dasar yg terintegrasi di poli umum, kunjungan
rumah,outreach, pemberdayaan keluarga, rujukan.

9
10
SDM Kesehatan Jiwa terdiri dari :
◦ Tenaga kesehatan dg kompetensi dibidang
kesehatan jiwa
◦ Tenaga profesional lainnya
◦ Tenaga lain yg terlatih dibidang kesehatan jiwa

11
 SDM keswa msh terkonsentrasi di kota2 besar
◦ Mempengaruhi akses & kontinuitas layanan kesehatan
jiwa
 Layanan keswa blm scr merata terintegrasi di
layanan primer
◦ Masih kurangnya dokter & perawat terlatih jiwa
◦ Ketersediaan obat baik jenis & jumlah msh kurang
 Kesadaran masyarakat akan kesehatan jiwa &
pemberdayaan masyarakat blm adekuat
 Otonomi daerah – pemerintah daerah memegang
peranan penting dlm meningkatkan status
kesehatan jiwa di wilayahnya

12
1. meningkatkan jumlah psikiater & profesional
kesehatan jiwa lainnya
2. Integrasi layanan kesehatan jiwa di layanan primer
3. Diperlukan peraturan & kebijakan yg mendukung
integrasi upaya kesehatan jiwa di layanan primer
4. Koordinasi lintas sektor dlm penanggulangan
masalah kesehatan jiwa
5. meningkatkan keterlibatan penyedia layanan
kesehatan jiwa non-spesialis yg terlatih dg baik
6. Keterlibatan aktif orang yg terkena dampak
gangguan jiwa secara langsung (ODMK & keluarga)
13
1. Beban (burden) akibat gangguan jiwa sangat besar
2. Masalah kesehatan jiwa & kesehatan fisik saling terkait dan
mempengaruhi
3. Kesenjangan pengobatan (treatment gap) pd masalah
kesehatan jiwa sangat besar
4. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas meningkatkan akses
masyarakat dlm mendapatkan kebutuhan akan pelayanan
keswa
5. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas meningkatkan rasa
menghargai terhadap Hak Asasi Manusia
6. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas terjangkau secara
ekonomi oleh masyarakat
7. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas
menghasilkan outcome kesehatan secara umum yg lebih baik
14
 1. Diperlukan kebijakan dan program yang mendukung
 2. Diperlukan advokasi kepada pemangku kebijakan untuk
mengubah sikap, perilaku dan komitmen terhadap kesehatan
jiwa
 3. Diperlukan pelatihan tenaga kesehatan puskesmas yang
adekuat
 4. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas bersifat terbatas dan
dapat dilaksanakan
 5. Psikiater dan tenaga profesional kesehatan jiwa lainnya harus
tersedia untuk mendukung pelayanan di Puskesmas
 6. Obat-obat yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan jiwa
harus tersedia di Puskesmas
 7. Integrasi kesehatan jiwa ke dalam upaya kesehatan pada
umumnya merupakan suatu proses yang berkelanjutan.
 8. Diperlukan koordinator dalam pelayanan kesehatan jiwa.
 9. Diperlukan kolaborasi dengan pihak-pihak lain, seperti sektor
pemerintah non-kesehatan, LSM, tenaga kesehatan di
masyarakat serta para relawan.
 10. Dibutuhkan SDM dan dana yang mendukung.
15
 Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan pada JKN
 Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
◦ kasus medis yang dapat diselesaikan secara tuntas
di Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
◦ kasus medis yang membutuhkan penanganan awal
sebelum dilakukan rujukan;
◦ kasus medis rujuk balik;
 b. Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat
Lanjutan

16
 Menurut Permenkes No. 75 tahun 2014tentang
puskesmas, layanan kesehatan di puskesmas :
◦ Pasal 4 : Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalamrangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
◦ Dalam melaksanakan tugas Puskesmas
menyelenggarakan fungsi:
 penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya;
dan
 penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

17
◦ kasus medis yang dapat diselesaikan secara tuntas
di Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
menurut Permenkes No. 5 tahun 2014
◦ Insomnia
◦ Demensia
◦ Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi
◦ Gangguan Psikotik
◦ kasus medis yang membutuhkan penanganan awal
sebelum dilakukan rujukan;
◦ kasus medis rujuk balik (Surat Edaran No. 32 tahun
2014 ) → DM, hipertensi, Jantung, Asma, PPOK,
Epilepsi, Skizofrenia, Sirosis Hepatis, stroke

18
 UKM Esensial :
 Pelayanan Promosi Kesehatan Masyarakat
◦ Penyuluhan Kesehatan Jiwa dan Napza
◦ Penyuluhan kesehatan jiwa bagi ibu hamil dan
menyusui
◦ Penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat dan napza
pada populasi beresiko (lansia, anak dan remaja)
◦ UKM Pengembangan
 Pelayanan Napza : Konseling narkoba dan
Program wajib lapor pecandu narkotika

19
 Integrasi upaya kesehatan jiwa di layanan kesehatan primer
 - penguatan tenaga kesehatan non-spesialis dan
 pemberdayaan masyarakat – penguatan UKJBM melalui
 desa siaga
 - bimbingan teknis dari tenaga kesehatan jiwa profesional dan
 penguatan sistem rujukan
 - penguatan pembiayaan dan ketersediaan obat bagi layanan
 keswa

 2. Penguatan koordinasi lintas program dan lintas sektor dalam
pembangunan kesehatan jiwa masyarakat -- Perpres?
 3. Meningkatkan kerjasama dalam memenuhi kebutuhan akan
data/informasi/evaluasi keswamas.

20
Bangunlah jiwanya…
Bangunlah badannya…
Untuk Indonesia Raya…
TERIMA KASIH

21

Anda mungkin juga menyukai