Pemipaan Pertemuan 4
Pemipaan Pertemuan 4
PROGRAM STUDI
TEKNIK MESIN
2
3
Tujuan
Secara umum ada tiga metode analisis tegangan yang sudah dikenal oleh
piping stress engineer, yaitu
1. Metode Formal Analysis yang komprehensif: Metode ini adalah metode
yang menggunakan Program Komputer, seperti CAESAR II atau
Autopipe, dan program lainnya.
2. Metode pendekatan: Metode ini juga dikenal dengan nama Approximate
Methode dan merupakan metode perhitungan secara manual baik dengan
menggunakan simple beam formula, tabulation, charts, atau nomograph.
Namun per-untukannya hanyalah untuk bentuk piping yang sederhana
3. Menggunakan metode inspeksi secara visual: Metode ini hanyalah
dilakukan khusus untuk sistim pemipaan yang dianggap tidak kritis dan
umumnya hanya untuk sistim pemipaan yang dalam "stress critical line
list" jatuh dalam kategori C
Analisa Tegangan Pada Sisitim Perpipaan
F F
Mb
σL
σH P
Teori Dasar Tegangan Pipa
Tegangan adalah besaran vektor yang selain memiliki nilai, juga memiliki arah.
Nilai dari tegangan didefinisikan sebagai gaya (F) per satuan luas (A). Untuk
mendefinisikan arah pada tegangan pipa, sebuah sumbu prinsipal pipa dibuat
saling tegak lurus seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
Tegangan Longitudinal
Tegangan yang arahnya sejajar dengan sumbu longitudinal disebut tegangan
longitudinal (SL). Nilai tegangan ini dinyatakan positif jika tegangan yang
terjadi adalah tegangan tarik dan negatif jika tegangannya berupa tegangan
tekan (kompresi). Tegangan longitudinal pada sistem pipa disebabkan oleh :
gaya-gaya aksial, tekanan dalam pipa, dan momen lentur.
Akibat Gaya Dalam Arah Aksial
Tegangan pada pipa
Secara umum tegangan pada pipa dapat dibagi menjadi dua :
tegangan normal dan tegangan geser
Tegangan normal
1. Tegangan arah longitudinal longitudinal stress
2. Tegangan arah tangensial hoop stress
3. Tegangan arah radial radial stress
Tegangan geser
1. Tegangan akibat gaya geser shear stress
2. Tegangan akibat momen puntir torsional stress
11
Tegangan Akibat Tekanan Dalam Pipa
Momen Lentur (Bending Moment)
Tegangan ini disebut sebagai tegangan lentur (bending stress).
Tegangan ini paling besar pada permukaan terluar pipa,
Tegangan Longitudinal Keseluruhan
Tegangan Longitudinal keseluruhan menjadi
Tegangan Circumferencial
Tegangan yang arahnya sejajar dengan sumbu circumferensial
disebut tegangan circumferensial atau tegangan tangensial atau
tegangan hoop (SH). Tegangan ini disebabkan oleh tekanan internal
yang bekerja secara tangensial dan besarnya bervariasi tergantung
pada tebal dinding pipa.
Tegangan Radial
Besar tegangan ini bervariasi dari permukaan dalam pipa ke permukaan
luarnya. Oleh tekanan internal tegangan radial maksimum terjadi pada
permukaan dalam pipa dan tegangan minimum terjadi pada permukaan
luarnya. Oleh karena itu tegangan ini biasanya diabaikan
Tegangan geser
Tegangan geser adalah tegangan yang arahnya paralel dengan
penampang pipa. Tegangan ini terjadi jika dua atau lebih tegangan
normal yang diuraikan di atas bekerja pada satu titik. Tegangan geser
pada sistem pipa antara lain akibat gaya dari tumpuan pipa (pipe
support) dikombinasikan dengan momen bending.
Tegangan Puntir
Akibat Momen Puntir (MT = Torsional Moment)
21
Jawab Soal No 1
Jawab
22
Soal No 2
Sebuah pipa memiliki dua buah segmen dan mendapat beban aksial
sebesar FC = 1500 lb dan FB = 600 lb. Pipa tersebut memiliki
diameter luar sebesar 8.625 in dan tebal 0.5 in. Tentukan tegangan
yang terjadi pada tiap segmen !
R A = 900 lb F= 1500 lb
F= 600 lb
F=1500
F= 1500lblb
R A = 900 lb F AB = 900 lb
24inin
24 16inin
16
R A = 900 lb F BC = 1500 lb
F= 600 lb
F (lb)
1500
900
X (in)
0 24 40
23
Jawab Soal No 2
F= 1500 lb
24 in 16 in
R A = 900 lb F= 1500 lb
F= 600 lb
R A = 900 lb F AB = 900 lb
Jawab R A = 900 lb
F= 600 lb
F BC = 1500 lb
F (lb)
1500
900
X (in)
0 24 40
24
Longitudinal stress akibat internal pressure
PA i
L
Am
P = design pressure
Ai = luas penampang dalam
= di2/4
Penyederhanaan
Pd i2 Pd i2 Pd 0
L 2 L
(d 0 d i ) 4d m t
2
4t
25
Longitudinal stress akibat momen bending
Tegangan bervariasi linier pada penampang, proporsional thd
jarak ke neutral axis
M Bc
LB
I
F= 200 lb 1
A 2 4
B
40 in
M (lb.in)
X (in)
F= 200 lb
MA
A B
R Ax = 0
R Ay
27
Jawab Soal No 3
F= 200 lb
1
A
B
2 4
40 in
F= 200 lb
MA
A B
R Ax = 0
R Ay
Jawab
M BR 0 M B
LBmax Z= 1/Ro
M (lb.in)
X (in)
I Z
FAX Pd 0 M B
L I= momen inersia penampang
Am 4t Z = (do4 – di4)/64
Hoop Stress
Tegangan yang bekerja dalam arah tangensial
Lame’s equation
2 ri2 ro2
P ri 2
SH r
(ro2 ri2 )
r = radius p.o.i
PIPA
l
t
30
Jawab Soal No 4
PIPA
l
t
Jawab
Pd i L Pd i Pd 0
H H Diameter dalam pipa :
2tL 2t 2t Di = Do – 2t = 8.625 – 2(0.5)
= 7.625 in
Radial Stress
Tegangan yang bekerja dalam arah radial pipa Besarnya bervariasi dari
permukaan dalam ke permukaan luar
2 ri2 ro2
P ri 2
R r
(ro2 ri2 )
VQ
max
Am
V = gaya geser
Am = luas penampang
Q = Shear form factor (1.33 for solid circular section)
Maksimum pada sumbu netral & minimum pada jarak maks dari sumbu
netral opposite bending stress
Magnitude relatif kecil diabaikan (traditionaly)
Shear stress akibat momen puntir
MTc
R
MT = momen puntir
c = jarak dari titik pusat
R = Torsional resistance
= (do4 – di4)/32
MT
max
2Z
34
Soal No 5
Sebuah pipa memiliki dua buah segmen dan mendapat momen
puntir sebesar TB = 800 lb.in dan TC = 1500 lb.in. Pipa tersebut
memiliki diameter luar sebesar 8.625 in dan ketebalan 0.5 in.
Tentukan tegangan yang terjadi pada tiap segmen pipa !
Mt
Mb
35
Jawab Soal No 4
PIPA
l
t
Jawab
Diameter dalam pipa :
MTc MT
max Di = Do – 2t = 8.625 – 2(0.5)
R 2Z = 7.625 in
Z = 1/Ro