Anda di halaman 1dari 36

TEKNIK PERMIPAAN

PIPE STRESS ANALYSIS


(Analisa Tegangan Pada Sisitim Perpipaan)
MARFIZAL,ST,MT

PROGRAM STUDI
TEKNIK MESIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL


Introduction

1.Untuk merancang/modifikasi sistem perpipaan, engineer


harus memahami perilaku sistem dibawah pembebanan dan
juga persyaratan Code yang harus dipenuhi
2.Parameter fisik yang dapat digunakan untuk quantifikasi
perilaku suatu “mechanical system” antara lain :
percepatan, kecepatan, temperatur, gaya dalam & momen,
stress, strain, perpindahan, reaksi tumpuan, dll
3.Nilai batas yang diijinkan untuk setiap parameter
ditetapkan untuk mencegah kegagalan system

2
3

Tujuan

Untuk memastikan bahwa Sistim perpipaan tidak


terjadi kibat efek ekspansi atau kontraksi termal,
atau beban yang dihasilkan dari berat, tekanan,
gempa bumi angin, getaran, goncangan,
penyelesaian pondasi, dll.
Why do we perform stress analysis ??

1. Untuk menjaga tegangan di dalam pipa dan fitings tetap dalam


range yang diijinkan Code
2. Untuk menjaga nozzle loadings dalam range yang diijinkan
manufacturers recognized standard (NEMA, API610, API617,
dll)
3. Untuk menjaga tegangan bejana tekan pada ‘piping connection’
dalam range ASME section VIII allowable level
4. Untuk menghitung ‘design load’ yang diperlukan untuk
menentukan support dan restraints
5. Untuk menentukan perpindahan pipa  interference checks
6. Untuk mengatasi problem getaran pada sistem perpipaan
7. Untuk membantu optimasi design sistem perpipaan
4
5

Analisa Tegangan Pada Sisitim Perpipaan

Hal yang perlu perlu diketahui dan dipahami dalam


menganalisa pipe stress disini adalah bahwa berdasarkan
ASME,maka tidak semua pipa harus dianalisa. Ada tiga
katagori pipa yang boleh dan tidak harus dianalisa,yaitu:
 Katagori A: harus dilakukan formal stress analysis atau
analsis formal.
 Katagori B: sistim pemipaan yang tidak memerlukan
analisis resmi yang menggunakan program komputer,
tetapi bisa dilakukan dengan menggunakan metode
pendekataa tabel, atau diagram
 Katagori C: sistim pemipaan ini cukup dilakukan
pemeriksaan dengan cara inspeksi visual.
7

Analisa Tegangan Pada Sisitim Perpipaan

Secara umum ada tiga metode analisis tegangan yang sudah dikenal oleh
piping stress engineer, yaitu
1. Metode Formal Analysis yang komprehensif: Metode ini adalah metode
yang menggunakan Program Komputer, seperti CAESAR II atau
Autopipe, dan program lainnya.
2. Metode pendekatan: Metode ini juga dikenal dengan nama Approximate
Methode dan merupakan metode perhitungan secara manual baik dengan
menggunakan simple beam formula, tabulation, charts, atau nomograph.
Namun per-untukannya hanyalah untuk bentuk piping yang sederhana
3. Menggunakan metode inspeksi secara visual: Metode ini hanyalah
dilakukan khusus untuk sistim pemipaan yang dianggap tidak kritis dan
umumnya hanya untuk sistim pemipaan yang dalam "stress critical line
list" jatuh dalam kategori C
Analisa Tegangan Pada Sisitim Perpipaan

Basic Stress Concepts


Stress due to axial force

F F

Stress due to bending and torsion


Mt

Mb

Stress due to internal pressure

σL
σH P
Teori Dasar Tegangan Pipa
Tegangan adalah besaran vektor yang selain memiliki nilai, juga memiliki arah.
Nilai dari tegangan didefinisikan sebagai gaya (F) per satuan luas (A). Untuk
mendefinisikan arah pada tegangan pipa, sebuah sumbu prinsipal pipa dibuat
saling tegak lurus seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

Sumbu ini terletak di bidang tengah


dinding pipa dan salah satu arahnya
yang sejajar dengan panjang pipa
disebut sumbu longitudinal. Sumbu
yang tegak lurus terhadap dinding
pipa dengan arah bergerak dari
pusat menuju luar pipa disebut
sumbu radial. Sumbu yang sejajar
dengan dinding pipa tapi tegak lurus
dengan sumbu aksial disebut sumbu
tangensial atau circumferensial.
Tegangan Dalam Prinsipal Pada
Pipa
Tegangan dalam pipa dapat diuraikan berdasarkan arahnya sesuai dengan
arah sumbu sebagai berikut :

Tegangan Longitudinal
Tegangan yang arahnya sejajar dengan sumbu longitudinal disebut tegangan
longitudinal (SL). Nilai tegangan ini dinyatakan positif jika tegangan yang
terjadi adalah tegangan tarik dan negatif jika tegangannya berupa tegangan
tekan (kompresi). Tegangan longitudinal pada sistem pipa disebabkan oleh :
gaya-gaya aksial, tekanan dalam pipa, dan momen lentur.
Akibat Gaya Dalam Arah Aksial
Tegangan pada pipa
Secara umum tegangan pada pipa dapat dibagi menjadi dua :
tegangan normal dan tegangan geser

Tegangan normal
1. Tegangan arah longitudinal  longitudinal stress
2. Tegangan arah tangensial  hoop stress
3. Tegangan arah radial  radial stress

Tegangan geser
1. Tegangan akibat gaya geser  shear stress
2. Tegangan akibat momen puntir  torsional stress

11
Tegangan Akibat Tekanan Dalam Pipa
Momen Lentur (Bending Moment)
Tegangan ini disebut sebagai tegangan lentur (bending stress).
Tegangan ini paling besar pada permukaan terluar pipa,
Tegangan Longitudinal Keseluruhan
Tegangan Longitudinal keseluruhan menjadi
Tegangan Circumferencial
Tegangan yang arahnya sejajar dengan sumbu circumferensial
disebut tegangan circumferensial atau tegangan tangensial atau
tegangan hoop (SH). Tegangan ini disebabkan oleh tekanan internal
yang bekerja secara tangensial dan besarnya bervariasi tergantung
pada tebal dinding pipa.
Tegangan Radial
Besar tegangan ini bervariasi dari permukaan dalam pipa ke permukaan
luarnya. Oleh tekanan internal tegangan radial maksimum terjadi pada
permukaan dalam pipa dan tegangan minimum terjadi pada permukaan
luarnya. Oleh karena itu tegangan ini biasanya diabaikan
Tegangan geser
Tegangan geser adalah tegangan yang arahnya paralel dengan
penampang pipa. Tegangan ini terjadi jika dua atau lebih tegangan
normal yang diuraikan di atas bekerja pada satu titik. Tegangan geser
pada sistem pipa antara lain akibat gaya dari tumpuan pipa (pipe
support) dikombinasikan dengan momen bending.
Tegangan Puntir
Akibat Momen Puntir (MT = Torsional Moment)

Tegangan ini maksimum pada titik yang sama di mana tegangan


lentur mencapai maksimal.
Kombinasi Tegangan Pada Dinding Pipa

Dari teori mekanika tegangan dalam tiga dimensi berlaku prinsip


tegangan orthogonal yang menyatakan
Longitudinal Stress
Tegangan yang bekerja dalam arah axial yang sejajar dengan sumbu
pipa

Akibat gaya dalam FAX


FAX
FAX
L 
Am

L= longitudinal stress d0 = diameter luar


Am = luas penampang pipa di = diameter dalam
= (do2 – di2)/4 dm = diameter rata-rata
=  dm t
Soal No 1
Sebuah pipa memiliki diameter luar sebesar 5 in dan ketebalan 0.375 in.
Pipa tersebut diberi beban F = 200 lb pada salah satu ujungnya,
sedangkan ujung lainnya dijepit. Tentukan besar tegangan yang terjadi
pada pipa tersebut !

21
Jawab Soal No 1

Jawab

22
Soal No 2
Sebuah pipa memiliki dua buah segmen dan mendapat beban aksial
sebesar FC = 1500 lb dan FB = 600 lb. Pipa tersebut memiliki
diameter luar sebesar 8.625 in dan tebal 0.5 in. Tentukan tegangan
yang terjadi pada tiap segmen !

R A = 900 lb F= 1500 lb
F= 600 lb
F=1500
F= 1500lblb

R A = 900 lb F AB = 900 lb

24inin
24 16inin
16
R A = 900 lb F BC = 1500 lb
F= 600 lb

F (lb)

1500
900

X (in)
0 24 40

23
Jawab Soal No 2

F= 1500 lb

24 in 16 in

R A = 900 lb F= 1500 lb
F= 600 lb

R A = 900 lb F AB = 900 lb

Jawab R A = 900 lb
F= 600 lb
F BC = 1500 lb

F (lb)

1500
900

X (in)
0 24 40
24
Longitudinal stress akibat internal pressure

PA i
L 
Am

P = design pressure
Ai = luas penampang dalam
=  di2/4

Penyederhanaan

Pd i2 Pd i2 Pd 0
L  2  L 
(d 0  d i ) 4d m t
2
4t
25
Longitudinal stress akibat momen bending
Tegangan bervariasi linier pada penampang, proporsional thd
jarak ke neutral axis

M Bc
 LB 
I

MB= momen bending


C = jarak p.o.i ke sumbu netral
I = momen inersia penampang
Tegangan maksimumdinding luar = (do4 – di4)/64
Z = section modulus
M BR 0 M B
 LBmax  
I Z
FAX Pd 0 M B
Total longitudinal stress L   
Am 4t Z
Soal No 3
Sebuah pipa diberi beban F = 200 lb pada salah satu ujungnya,
sementara ujung yang lainnya dijepit. Pipa tersebut memiliki
diameter luar sebesar 8.625 in dan ketebalan 0.5 in, Tekanan
disain (P) 40 Psi. Tentukan tegangan yang terjadi pada pipa !

F= 200 lb 1

A 2 4
B

40 in

M (lb.in)
X (in)

F= 200 lb
MA
A B
R Ax = 0

R Ay

27
Jawab Soal No 3

F= 200 lb
1
A
B
2 4

40 in

F= 200 lb
MA
A B
R Ax = 0

R Ay
Jawab

M BR 0 M B
 LBmax   Z= 1/Ro
M (lb.in)
X (in)

I Z
FAX Pd 0 M B
L    I= momen inersia penampang
Am 4t Z = (do4 – di4)/64
Hoop Stress
Tegangan yang bekerja dalam arah tangensial

Besarnya bervariasi terhadap tebal dinding pipa

Lame’s equation

 2 ri2 ro2 
P ri  2 
SH   r 
(ro2  ri2 )
r = radius p.o.i

Penyederhanaan  Thin walled cylinder


Pd i L Pd i Pd 0
H   H 
2tL 2t 2t
29
Soal No 4
Pada sebuah pipa bekerja tekanan internal sebesar 130 psi. Pipa
tersebut memiliki diameter luar sebesar 8.625 in dan ketebalan
0.5 in. Tentukan besar tegangan yang terjadi pada dinding pipa!

Diameter dalam pipa :


Di = Do – 2t = 8.625 – 2(0.5)
= 7.625 in
t

PIPA

l
t

30
Jawab Soal No 4

PIPA

l
t

Jawab
Pd i L Pd i Pd 0
H   H  Diameter dalam pipa :
2tL 2t 2t Di = Do – 2t = 8.625 – 2(0.5)
= 7.625 in
Radial Stress
Tegangan yang bekerja dalam arah radial pipa Besarnya bervariasi dari
permukaan dalam ke permukaan luar

 2 ri2 ro2 
P ri  2 
R   r 
(ro2  ri2 )

Internal pressuremax pada permukaan dalam, dan min pada permukaan


luar  opposite bending stress Magnitude biasanya kecil  sering
diabaikan (traditionaly)
Shear Stress
Bekerja dalam arah penampang pipa

Akibat gaya geser :

VQ
 max 
Am

V = gaya geser
Am = luas penampang
Q = Shear form factor (1.33 for solid circular section)

Maksimum pada sumbu netral & minimum pada jarak maks dari sumbu
netral opposite bending stress
Magnitude relatif kecil  diabaikan (traditionaly)
 Shear stress akibat momen puntir

MTc

R

MT = momen puntir
c = jarak dari titik pusat
R = Torsional resistance
= (do4 – di4)/32

 Tegangan maksimum terjadi pada dinding luar :

MT
 max 
2Z
34
 Soal No 5
Sebuah pipa memiliki dua buah segmen dan mendapat momen
puntir sebesar TB = 800 lb.in dan TC = 1500 lb.in. Pipa tersebut
memiliki diameter luar sebesar 8.625 in dan ketebalan 0.5 in.
Tentukan tegangan yang terjadi pada tiap segmen pipa !

Mt

Mb

35
Jawab Soal No 4

PIPA

l
t

Jawab
Diameter dalam pipa :
MTc MT
  max  Di = Do – 2t = 8.625 – 2(0.5)
R 2Z = 7.625 in
Z = 1/Ro

Anda mungkin juga menyukai