Pkpo Sutoto
Pkpo Sutoto
KARS
PKPO
ORGANISASI, SELEKSI DAN PENGADAAN , PENYIMPANAN
RESEP
5 tepat
Medication safety
PKPO 19 STANDAR, 69 ELEMEN
PENILAIAN
FOKUS AREA Pelayanan Kefarmasian & Penggunaan Obat
1. PKPO 1 : Pengorganisasian
2. PKPO 2 : Seleksi
2.1 : Proses pengadaan
2.1.1. : Pengadaan obat bila sedan kosong
3. PKPO 3 : Penyimpanan
3.1 : Penyimpanan dengan
persyaratan khusus
3.2 : Obat emergensi
3.3 : Penarikan obat dan Pemusnahan
3.4. : Obat Emergensi
3.5. : Recall Obat
4. PKPO 4 : Peresepan
4.1 : Syarat kelengkapan resep
4.2 : Individu yang kompeten menulis resep
4.3 : Cara pencatatan Obat Dalam Rekam Medis
FOKUS AREA PKPO (lanjutan...)
RS diminta untuk :
1. mematuhi peraturan perundang-undangan,
2. membuat sistem PKPO yang lebih aman dan
3. menurunkan kesalahan pemberian obat.
Standar PKPO.1.
Pengorganisasian pelayanan kefarmasian dan
penggunaan obat di rumah sakit harus sesuai
dengan peraturan perundangan-undangan dan
diorganisir untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Pengaturan pembagian tanggung jawab tergantung pada struktur organisasi dan staffing. Struktur
organisasi dan operasional sistem pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di RS
mengacu kepada peraturan perundang-undangan.
Pelayanan kefarmasian dilakukan oleh apoteker yang melakukan pengawasan dan supervisi
semua aktivitas pelayanan kefarmasian serta penggunaan obat di rumah sakit.
Sumber informasi obat yang tepat harus tersedia di semua unit pelayanan
ELEMEN PENILAIAN PKPO.1.
4. Ada bukti sumber informasi obat yang tepat, terkini, dan selalu
tersedia bagi semua yang terlibat dalam penggunaan obat.
(D,O,W)
5. Terlaksananya pelaporan kesalahan penggunaan obat sesuai
peraturan perundang-undangan. (D,W)
6. Terlaksananya tindak lanjut terhadap kesalahan penggunaan
obat untuk memperbaiki sistem manajemen dan penggunaan
obat sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W)
Seleksi obat adalah suatu proses kerja sama yang mempertimbangkan baik
kebutuhan dan keselamatan pasien maupun kondisi ekonominya.
Ada kalanya sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai tidak ada dalam stok atau tidak tersedia saat dibutuhkan.
Standar TKRS.7.
Direktur RS membuat keputusan terkait pengadaan dan
penggunaan sumber daya dengan
mempertimbangkan mutu dan keselamatan
Final 23 Juli
Standar TKRS.7.1.
Direktur RS menelusuri dan menggunakan data dan
informasi tentang rantai distribusi obat, dan
perbekalan farmasi yang aman untuk melindungi
pasien dan staf dari produk yang berasal dari pasar
gelap, palsu, terkontaminasi atau cacat.
Final 23 Juli
Elemen Penilaian PKPO.2.1.1
Standar PKPO.3
Rumah sakit menetapkan tata laksana
pengaturan penyimpanan sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
yang baik, benar dan aman
Obat emergensi dapat disimpan di lemari emergensi, troli, tas/ransel, kotak dan
lainnya sesuai kebutuhan di tempat tersebut.
Rumah sakit diminta menetapkan prosedur untuk memastikan ada kemudahan
untuk mencapai dengan cepat tempat penyimpanan obat emergensi jika
dibutuhkan, termasuk obat selalu harus segera diganti kalau digunakan, bila
rusak atau kadaluarsa. Selain itu keamanan obat emergensi harus diperhatikan.
( Lihat juga, MFK.4.1).
Standar PKPO.4
Rumah sakit menetapkan staf medis yang kompeten dan berwenang untuk
melakukan peresepan / permintaan obat dan instruksi pengobatan.
Staf medis dilatih untuk peresepan / permintaan obat dan instruksi pengobatan dengan
benar.
Peresepan / permintaan obat dan instruksi pengobatan yang tidak benar, tidak terbaca dan
tidak lengkap dapat membahayakan pasien dan menunda kegiatan asuhan pasien.
Untuk menghindari keragaman dan menjaga keselamatan pasien, maka rumah sakit menetapkan
persyaratan atau elemen penting dari kelengkapan suatu resep atau permintaan obat dan
instruksi pengobatan. Persyaratan atau elemen kelengkapan paling sedikit meliputi:
a) data identitas pasien secara akurat (dengan stiker)
b) elemen pokok di semua resep atau permintaan obat atau instruksi pengobatan
c) kapan diharuskan menggunakan nama dagang atau generik
d) kapan diperlukan penggunaan indikasi, seperti pada PRN (pro re nata, atau “jika perlu”)
atau instruksi pengobatan lain.
e) jenis instruksi pengobatan yang berdasarkan berat badan, seperti untuk anak anak,
lansia yang rapuh, dan populasi khusus sejenis lainnya.
f) kecepatan pemberian (jika berupa infus)
g) instruksi khusus, sebagai contoh: titrasi, tapering, rentang dosis
Standar PKPO.5
Obat disiapkan dan diserahkan di dalam
lingkungan aman dan bersih
1. Ada regulasi tentang penetapan sistem yang seragam untuk penyiapan dan
penyerahan obat (R)
2. Ada bukti pelaksanaan proses pengkajian resep yang meliputi a) sampai dengan g) di
maksud dan tujuan. (D,W)
3. Setelah obat disiapkan. obat diberi label meliputi identitas pasien, nama obat, dosis atau
konsentrasi, cara pemakaian, waktu pemberian, tanggal disiapkan, dan tanggal
kadaluarsa. (D,O,W)
4. Ada bukti pelaksanaan telaah obat meliputi 1) sampai dengan 5) di maksud dan tujuan.
(D,W)
5. Ada bukti pelaksanaan penyerahan obat dalam bentuk yang siap diberikan. (D,W)
Standar PKPO.6
Rumah sakit menetapkan staf klinis yang
kompeten dan berwenang untuk memberikan obat.
Agar obat diserahkan pada orang yang tepat, dosis yang tepat dan waktu yang tepat,
maka sebelum pemberian obat kepada pasien dilakukan verifikasi kesesuaian obat
dengan instruksi pengobatan yang meliputi :
a) identitas pasien
b) nama obat
c) dosis
d) rute pemberian
e) waktu pemberian
Rumah sakit menetapkan ketentuan yang digunakan untuk verifikasi pemberian obat.
Jika obat disiapkan dan diserahkan di unit rawat inap pasien,verifikasi harus juga
dilakukan oleh orang yang kompeten (lihat juga maksud dan tujuan PKPO.5.1)
Terhadap obat yang harus diwaspadai (high alert) harus dilakukan double
check oleh minimal 2 orang.
Standar PKPO.7
Efek obat dan efek samping obat terhadap
pasien dipantau.
Terdapat tindak lanjut dan pelatihan dalam rangka upaya perbaikan untuk
mencegah kesalahan obat agar tidak terjadi dikemudian hari.