Anda di halaman 1dari 31

LINGKUNGAN KERJA

Mk. Kesehatan Lingkungan Dan Industri


Insus, PSIK smt IV-2012
Lingkungan
Kerja

Sehat jasmani dan rohani

Absentiisme Rendah
Hidup yang berkualitas Produktivitas kerja tinggi
Etos kerja tinggi
Faktor-faktor dlm Lingk. Kerja
 Atmosfer
 Pencahayaan
 Kebersihan
 Arena kerja /Work Stations
 Temperatur
 Kebisingan
ATMOSFER
 Tempat kerja memiliki kandungan udara segar/
udara yg dimurnikan dlm jmlh yang mencukupi.
 Bersih dr zat pencemar  debu/ uap.
 Bila tempat kerja mengandung debu dan uap hrs
mengektrasi debu dan uap dari sumbernya serta
menyaringnya sebelum disalurkan keluar gedung.
 Memiliki ventilasi alami yg baik.
 Menerapkan aturan dilarang merokok diarea kerja,
jk perlu menyediakan ruang khusus utk merokok.
Lanjutan atmosfer
 Jk menggunakan pengkondisi udara (AC)
 Pastikantdk ada arus udara dr outlet
 Memeriksa tingkat kebisingan

 Menyediakan pengendalian setempat

 Memeriksa keberadaan bakteri legionella dlm sistem

 Jika menggunakan kipas angin berdiri


 Pastikan bilah kipas aman
 Pastikan kipas angin tsb tdk menyebabkan arus udara

 Kabel listriknya terlindungi


PENCAHAYAAN
 Cukup terang utk bekerja tanpa menimbulkan
ketegangan mata (akomodasi mata maksimal).
 Jalur pejalan kaki harus cukup terang.
 Pd pekerjaan halus diberi penerangan setempat.
 Penerangan umum scr keseluruhan hrs baik.
 Tdk ada cahaya yg menyilaukan
 Menggunakan cahaya alami jk memungkinkan
 Menyediakan tiray utk menahan silau
 Menggunakan CIBSE “Code For Interior lighting”
Kebersihan
 Menyediakan tempat sampah
 Area kerja harus selalu bersih
 Sanitasi di tempat kerja harus bersih
Arena Kerja
 Pastikan setiap orang memiliki volume ruang kerja
11 m3 (400 kaki)
 Memperhitungkan ruang yg ditempati o/ peralatan
berukuran besar.
 Menyediakan jalur jalan/gang yg memadai
diantara arena kerja
Temperatur
 Dlm ruang kerja dibuat nyaman & termometer
tersedia dalm jumlah yg mencukupi.
 Nilai diambil yang minimum yaitu :
 Pekerjaan yg duduk terus-menerus, 16o C (60,8oF)
 Pekerjaan fisik yg keras, 13o C (55,4oF)
Kebisingan
 Tdk boleh berlebihan atau melebihi NAB (Nilai
Ambang Batas) yaitu :
 Area manufaktur tdk melebihi 85 dB(A)
 Kantor, laboratorium, perpustakaan dan lainya tdk
melebihi 40 dB(A)
Lingkungan Kerja
Pengukuran Alat Ket. Penyakit Epidemiologi
A. Fisik
1. Bising Sound level • NID MANUFACTURE
meter
2. Getaran Seismometer Syndrome Manufacture + Agro +
CARPAL TUNNEL Pek. Umum
3. Panas/Dingin Wet Globe Heat Stroke Outdor
Thermometer Cramp Foundry / Cool
Frosbite
4. Kelembaban Whirling
Thermometer
5. Barometris Manometer Caisson Desease Under Water Tunnel

6. SINAR : Greiger Kanker Medis


- Ionik Counter Arc Eye, Ca. Kulit Agro
- Ultra violet Katarak Lensa Bengkel
- Intra Red Manufacture
11
Pembakaran
B. KIMIA Alat Ket. Penyakit Epidemiologi
1. DEBU DUST ANALYSE PNECUMO CONIOSIS Pertambangan
SILICOSIS Pemecah Batu
ASBES TOSIS Keramik
DLL Perbengkelan (Sand Blasting)
Manufacture

2. UAP/ Gas Analisa : Metal Fume Fever Perbengkelan/pengelasan


METAL Zn, Pb, Cr, Al. Dermatitis Allergi Pengecoran logam
Toxicosis
3. GAs Gas Analisa Introxicasi (Co,H2S) Manufacture/Kimia
VCM,Solven Organik,dll Elektronika

4. Larutan Photometer Intoxicasi Manufacture


Berbagai Dermatitis Home Industri
Bhn kimia
5.Awan/ Gas Analisa Pestisida - Intoxicasi Agro Industri
Kabut Rokok
12
C. BIOLOGI/ INFEKSI Alat Ket. Penyakit Epidemiologi

1. VIRUS • LAB TEST • HEPATITIS B, C, A • MEDIS


2. MIKRO • HIV / AID • MEDIS, YAYASAN SOSIAL
ORGANISME • TBC (ANAK CACAD)
3. PARASITE / • LUES • AGRO INDUSTRI
CACING • SCRUB TYPUS • AGRO INDUSTRI
• YELLOW FEVER • AGRO INDUSTRI
• ANTRAX
D. ERGONOMI OBSERVASI

1. FISIK • STRES FISIK -> MYALGIA • PERKANTORAN / JASA


2. MEKANIK • STRESS FAAL / • MANUFACTURE
3. FAAL PSIKOLOGI (KECIL,SEDANG,BESAR)
4. PSIKOLOGI • HYPERTENSI, SUSAH • AGRO INDUSTRI
5. (KESERASIAN TIDUR, PAYAH,DLL • PEKERJAAN UMUM
ALAT,CARA,PEK
ERJA,LINGK)
E. SOSIAL BUDAYA OBSERVASI STRESS PSIKOLOGI, MISS • PERKANTORAN
COMMUNICATION, • MANUFACTURE
KECELAKAAN, HISTERIA • AGRO
MASAL, ABSENTESME
• PEKERJAAN UMUM
13
KESEHATAN KERJA (PAK):

Contoh : Makalah Kesehatan Kerja


MK. Kesling & Industri
LATAR BELAKANG
 Kemajuan kehidupan manusia  administrasi & sistem
manajerial  melahirkan institusi baru yang disebut
kesekretariatan atau perkantoran
 White Collar Workers: bekerja di sebuah ruangan tertutup
dibelakang meja dengan setumpuk kertas dokumen dan
komputer dengan mobilitas fisik yang rendah
 Timbul gaya hidup dan berbagai ciri kehidupan: postur
dan kondisi fisik diakibatkan oleh perbedaan pola makan
dan gaya hidup lain
DESKRIPSI
 Suatu lingkungan kerja dimana fungsinya untuk
mengatur kerja operasional dari perusahaan
 Direktorat/komisarisBag. Manajerial Sub bidang
(supervisor) Tim kerja Karyawan
 Masing-masing memiliki tingkat stress yang berbeda,
sehingga membedakan teknik terapi dan
penghilangan stress pada tiap strata
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN KERJA
 Dalam lingkungan perkantoran tidak menutup
kemungkinan munculnya penyakit menular yang
penularannya didukung oleh beberapa faktor,
yaitu:
 Ventilasi dan sistem pendingin ruangan (AC/ Air
Conditioner)
 Faktor Fisik
 Faktor Sanitasi
INDENTIFIKASI MASALAH
 Faktor-faktor yang mendorong timbulnya masalah
kesehatan dalam lingkungan pekantoran antara
lain:
 Faktor Sosial Ekonomi: stress disebabkan karena
terlalu banyaknya pekerjaan dan juga adanya
konflik dengan rekan sesama karyawan atau
dengan atasan.
 Faktor Resiko dan Gaya Hidup Pekerja Perkantoran
 aktivitas gerak kurang sehingga timbul masalah pegal-
pegal, linu di daerah punggung, pinggang, leher dan
bahu.
 Kebiasaan seperti merokok, minum kopi, dan alkohol
 Kebiasaan makan makanan cepat saji dapat
menimbulkan masalah yang serius seperti stroke dan
jantung koroner
 Bagi operator komputer, sering timbul masalah dengan
penglihatannya seperti mata perih, berair, dan mata
merah
 Kebiasaan para pekerja untuk lembur dapat
merangsang timbulnya stress
 Faktor Struktur Bangunan dan Lingkungan Kerja:
 Ventilasi

 Pencahayaan

 Sanitasi

Dapat timbul masalah: sesak nafas, asma, dan


pneumoconeosis
EPIDEMIOLOGI
 Canadian Institute Health Research (2004) menemukan
fakta bahwa dari 70% pekerja kantor di negara industri
yang bekerja di ruangan ber-AC sering menderita
gejala-gejala seperti iritasi pada membran mukosa mata,
tenggorokan dan hidung yang juga ditemukan pada
gejala penyakit respirasi. Selain itu juga telah dilakukan
penelitian risiko faktor fisik, kimia dan mikrobiologi
terhadap terjadinya gangguan/keluhan sakit pada
gedung bertingkat yang menggunakan AC sebagai
penyejuk ruangan oleh Sukar antara tahun 1998 sampai
1999.
MANIFESTASI KLINIS
 Batuk
karena umumnya mereka bekerja pada suatu
ruangan tertutup (ventilasi kurang), sehingga resiko
inhalasi debu dan asap lebih besar
 Dispnea
merupakan keluhan yang biasa pada “syndrome
hiperventilasi” pada orang – orang sehat yang
mengalami stress emosi: nafasnya menjadi pendek
atau merasa tercekik
 Sianosis
terkena suhu yang dingin akibat penggunaan AC
yang terus menerus dalam suatu ruangan kerja
mempunyai resiko yang lebih besar terkena sianosis
khususnya sianosis perifer
 Empisema Paru Kronik
disebabkan oleh asap rokok yang diakibatkan oleh
adanya bahan – bahan yang dapat mengiritasi
bronkhus dan bronkhiolus
 Stress Emosi
karena banyaknya pekerjaan yang dibebankan
pada mereka, konflik dengan teman sekantor
ataupun karena kebosanan terhadap pekerjaan
yang monoton di kantor.
STRATEGI PENANGGULANGAN
 Proses Kerja
 Sikap tubuh dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh
bentuk, susunan, ukuran dan penempatan mesin-mesin,
alat petunjuk dan cara-cara dalam melayani mesin
(gerak, arah dan kekuatan)
 Untuk normalisasi ukuran mesin dan alat-alat kerja, harus
diambil ukuran terbesar sebagai dasar serta diatur
dengan suatu cara, sehingga ukuran tersebut dapat
diperkecil dan dapat dipakai oleh tenaga kerja yang
lebih kecil.
 Dari sudut otot, sikap duduk yang paling baik adalah
sedikit membungkuk. Sedangkan dari sudut tulang,
dinasehatkan untuk duduk tegak, agar punggung tidak
bungkuk dan otot perut tidak lemas. Maka dianjurkan
pemilihan sikap duduk tegak diselingi istrirahat dengan
sedikit membungkuk.
 Pekerjaan berdiri sedapat mungkin dirubah menjadi
pekerjaan duduk. Jika tidak mungkin, kepada pekerja
diberi tempat dan kesempatan untuk duduk.
 Pengendalian Lingkungan Kerja
 Lingkungan fisik
 Intensitas penerangan, kesilauan dan kedipan antara obyek
kerja dan sekitarnya harus diperhatikan. Sumber cahaya lain
selain dari matahari tidak boleh menimbulkan panas
berlebihan atau merusak susunan udara sehingga
mengakibatkan gangguan dalam bekerja.
 Membersihkan mesin atau peralatan lain (seperti AC) dari
debu-debu yang bisa masuk per inhalasi dan mengganggu
kesehatan secara rutin
 Mengatur kelembaban udara, pH, suhu sehingga mikroba
dan jamur tidak tumbuh
 Lingkungan sosial budaya
 Menciptakan suasana perkantoran yang kondusif.
Keharmonisan antar karyawan dan antar karyawan
dengan atasan akan menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan, selain itu bisa mengurangi penyakit yang
sering menyerang karyawan yaitu stress.
 Manajemen Pelayanan Kesehatan Kerja pada
Karyawan
 Primer level of prevention: Penyuluhan kesehatan,
sanitasi individu dan lingkungan kerja, kebiasaan
hidup sehat dan kegiatan sosial/rekreasi serta
spiritual
 Secondary level:Early diagnosis terhadap karyawan
sehingga jika dimungkinkan adanya penyakit kerja
maka akan segera diketahui dan diterapi.
 Rehabilitation
 Sistem Manajemen
 Kebijakan perusahaan dalam pemberian upah yang
sesuai
 Pengadaan sarana kesehatan yang memadai
 Pemberlakuan sangsi bagi pekerja yang melanggar
aturan kesehatan dan keselamatan kerja
 Adanya pembagian shift ataupun kerja malam
secara proporsional
 Adanya kebijakan bahwa pekerja dalam sehari tujuh
jam dan 35 jam dalam seminggu
 Pelaksanaan UU yang berhubungan dengan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 UU Kerja No. 3
 PP Menaker No. 7 Tahun 1964
 UU No. 14 Tahun 1969 tentang ketentuan pokok
tenaga kerja
 Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1951
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai