Anda di halaman 1dari 13

Allah berfirman dalam surat an Nisa ayat 59

(silahkan dilihat dan dibaca ayatnya)

Ayat tersebut merupakan landasan dari


empat hal pokok yang menjadi rujukan untuk
solusi setiap persoalan hukum islam,

Dengan uraian sebagai berikut :


Pertama
Allah memerintahkan kepada kita agar
senantiasa taat kepadaNya hal ini berarti kita
diwajibkan mengikuti AL QUR’AN
Kedua
Allah memerintahkan kepada kita agar
senantiasa taat kepada rosulullah SAW. hal ini
berarti kita diwajibkan mengikuti AL HADIST
Ketiga :
Allah memerintahkan kepada kita agar senantiasa
taat ulil amri hal ini berarti kita diwajibkan
mengikuti IJMA’ ulama, yakni segala hal yang
telah menjadi kesepakatan ulama karena pada
batasan tertentu ulama telah memiliki otoritas
dalam masalah agama.
Keempat :
pada saat terjadi perselisihan diantara para
ulama, allah memerintahkan kepada kita agar
mengembalikan segala permasalahan tersebut
kpd allah dan rosulnya, hal ini berarti kita
diwajibkan untuk mengikuti QIYAS ketika sama
sekali tidak ditemukan dalil al Qur’an al Hadist
atau Ijma ulama.
IMAM SAIFUDDIN ALI BIN MUHAMMAD AL
AMIDI (551-631 H. / 1156 – 1233 M.)
menjelaskan bahwa dalil syara’/agama
pertama adalah al Qur’an karena datang
langsung dari Allah SAW.
Yang kedua al Hadist karena berfungsi untk
menjelaskan al qur’an
Ketiga ijma, karena Ijma (kesepakatan ulama)
selalu berpijak pada al quran dan hadist.
keempat adalah Qiyas, karena proses qiyas
tetap berpedoman pada al Qur’an, al Hadist,
dan juga ijma
AL QUR’AN
Mu’jizat yang paling utama dan istimewa yang
bisa melemahkan musuh (orang-orang kafir) dan
bernilai ibadah ketika dibaca.
Imam as syuyuthi menyatakan :
‫القرأن هو اللفظ المنزل على محمد ص ع س لإل عجاز بسورة منه المتعبد‬
(69 ‫ ص‬1 ‫بتالوته ( الكواكب الساطع‬

Secara keseluruhan al Qur’an terdiri dari 6666


ayat, 114 dan 30 juz
Allah menjamin bahwa al Qur’an terjaga dari
usaha-usaha yang akan merubah, ,menambah,
mengurangi meskipun hanya sebagian ayat saja
QS. AL HIJR : 9
AL HADIST
Adalah sesuatu yang berhubungan dengan
nabi baik berupa ucapan, perbuatan dan
ketetapan. Sebagian ulama menyatakan
: ‫قال بعض العلمأ‬
‫الحديث هو ما أضيف للنبي صلى هللا عليه وسلم من قول اوفعل اوتقرير‬
)51 ‫(المنهل اللطيف فى أصول الحديث الشريف ص‬
Al Hadist adalah segala hal yang disandarkan kepada
nabi muhammad SAW. Baik berupa ucapan, tindakan
atau ketetapan.
( al minhal al latif hal. 51)
PEMBAGIAN AL HADIST
Secara garis besar hadist d bagi menjadi 3
1. Hadist qauli
Semua ucapan rosul yg menjelaskan sebuah hukum,
seperti perintah berpuasa d bulan ramadhan ketika
tanggal 1 telah terlihat dan begitupun 1 syawwal. Dari
abi hurairah HR. Muslim
2. Hadist fi’li
Perbuatan nabi yang berhubungan dengan hukum
syara’ seperti tata cara sholat, HR. Imam muslim
‫صلوا كما رأيتمونى أصلى‬
3. Hadist taqriri
Ketetapan atau persetujuan nabi atas perbuatan yg
dilakukan oleh para sahabatnya, contohnya ketika
nabi mengetahui salah satu sahabatnya melakukan
tayamum ketika tdk ada air. HR. Imam muslim
KEKUATAN SEBUAH HADIST
Hadist shohih
Yaitu hadist yang diriwayatkan oleh orang yang adil, memiliki
daya ingat yang kuat, memiliki sanad yang muttasil kepada
rosulullah SAW. (mata rantai), tidak memiliki kekurangan dan
tidak syadz (menyalahi aturan umum). Para ulama sepakat bahwa
hadist shahih dapat di jadikan dalil hukum, aqidah dan lainnya.
Hadist hasan
Yaitu hadis yang tingkatannya di bawah hadist shohih karena yang
meriwayatkan (rawi) drajatnya lebih rendah daripada yang
meriwayatkan hadist shohih. Para ulama sepakat b hwa hadist
hasan bisa dibuat dalil sebagai mana hadist shohih, yakni sebagai
rujukan terhadap masalah hukum, aqidah islam, dan lainnya.
Hadist dhoif
Yaitu hadist yang tingkatannya tidak sampai pada hadist shohih
dan hadist hasan, karena yang meriwayatkan hadist ini adalah
orang orang yang tdk memenuhi syarat sebagai rawi hadist shohih
dan hasan.
IJMA’
Adalah kesepakatan para ulama dalam suatu
masa untuk menjawab berbagai masalah yang
baru terjadi.
ijma’ merupakan salah satu cara untuk
menetapkan sebuah hukum dari permasalahan
yang terjadi berdasarkan dalil. Sebagian ulama
ahli ushul fiqh menyatakan :
‫اإل جماع هو إتفاق علماء أهل العصر على حكم الحادثة‬
)44 : ‫(الورقات فى اصول الفقه‬
Ijma adalah kesepakatan para ulama pada masanya
terhadap hukum untuk permasalah yang baru.
Menetapkan hukum berdasarkan kesepakatan
para ulama (ijma’) bisa dipertanggung jawabkan
kebenarannya menurut syara’. Allah berfirman
dalam al qur’an surat an nisa ayat 115.
Ijma pernah dilakukan oleh para sahabat
dalam masalah sholat tarawih yang dilakukan
secara berjamaah selama satu bulan penuh
dibulan romadhon (pada masa kholifah umar
bin khattab)
Adzan dua kali pada saat sholat jum’at (pada
masa khalifah ustman bin affan)
Pengumpulan al qur’an (pada masa khalifah
abu bakar assiddiq)
QIYAS
Qiyas merupakan salah satu cara yang dibenarkan oleh syara’
untuk menjawab permasalahan yang timbul yang tidak
ditemukan dalil yang jelas dari al qur’an atau al hadist.
Qiyas adalah menyamakan hukum cabang (far’u) pada hukum
asal (pokok) karena adanya alasan hukum (illatul hukmi) yang
sama.
Imam ibnu hajib al maliki (507-646 H./1174-1249 M.) berkata :
)289 ‫القياس هو مساواة الفرع االصل فى علة الحكمه (الحضرى اصول الفقه‬
Qiyas adalah persamaan far’u (masalah yang disamakan) dengan
asal (masalah yang di buat persamaan) dalam segi illat
hukumnya (penyebab sebuah hukum)
“. (al hadlari hal. 289)
Allah SWT. Berfiman dalam surat al hasyr ayat 2
Salah satu contoh qiyas adalah kewajiban meninggalkan segala
jenis pekerjaan ketika adzan sholat jum’at telah
dikumandangkan. Hal tersebut disamakan dengan kewajiban
meninggalkan jual beli pada saat adzan jum’at di
kumandangkan.
Allah SWT. Berfirman dalam surat al jum’ah ayat 9
KESIMPULAN

Berdasarkan beberapa dalil dan pemikiran


serta penjelasan diatas, bisa disimpulkan,
bahwa ulama tetap menggunakan al qur’an
dan al hadist sebagai sumber hukum yang
paling utama,
setelah tidak di temukan nash (dalil) yang jelas
dari al Qur’an atau al Hadist, baru ijma dan
qiyas digunakan.

Anda mungkin juga menyukai