5 Pengangkutan Limbah B3
6 Pengolahan Limbah B3
7 Penimbunan Limbah B3
8 Dumping Limbah B3
9 Penetapan Limbah B3
10 Pengecualian Limbah B3
11 Notifikasi Ekspor Limbah B3
12 Rekomendasi Impor Limbah Non B3
PENGELOLAAN LIMBAH B3 …… (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 :
Pasal 1 Angka 11 :
Pengelolaan Limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi : pengurangan, penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan/atau penimbunan.
Pasal 191 :
Limbah B3 dari sumber spesifik dapat dikecualikan dari pengelolaan limbah B3
berdasarkan PP ini.
PENGELOLAAN LIMBAH B3 …… (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 :
Pasal 195 ayat (1) huruf a :
Menteri berdasarkan rekomendasi Tim Ahli limbah B3 menetapkan pengecualian dari
Pengelolaan limbah B3 terhadap Limbah B3 dari sumber spesifik.
Pasal 74 ayat 1 : Dalam hal Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 tidak mampu
melakukan sendiri Pemanfaatan Limbah B3 yang dihasilkannya:
a. Pemanfaatan Limbah B3 diserahkan kepada Pemanfaat Limbah B3; atau
b. Dapat melakukan Ekspor Limbah B3 yang dihasilkannya.
Pasal 75 : Tatacara Ekspor
Pasal 123 ayat 1: Dalam hal Setiap Orang yang menghasilkan Limbah 83 tidak mampu
melakukan sendiri PPengolahan Limbah B3 yang dihasilkannya:
a. Pengolahan Limbah 83 diserahkan kepada Pengolah Limbah B3; atau
b. Dapat melakukan Ekspor Limbah B3 yang dihasilkannya.
Pasal 124 : Tatacara Ekspor
PENGURANGAN
PENGURANGAN LIMBAH B3 LIMBAH B3
Diatur dalam Pasal 10 s.d. Pasal 11 PP Nomor 101 Tahun 2015
Pengurangan Limbah B3 dilakukan melalui :
Substitusi bahan;
Modifikasi proses; dan/atau
Penggunaan teknologi ramah lingkungan.
Pelaporan kepada Menteri 1 x dalam 6 bulan
2
PENYIMPANAN LIMBAH B3
Diatur dalam Pasal 12 s.d. Pasal 30 PP Nomor 101 Tahun 2015
Penyimpanan Limbah B3 WAJIB dilakukan oleh setiap orang
yang menghasilkan limbah B3.
DILARANG melakukan pencampuran limbah B3 yang
disimpannya.
Penyimpanan Limbah B3 WAJIB dilengkapi dengan IZIN
pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan penyimpanan Limbah B3.
Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan penyimpanan
Limbah B3 diterbitkan oleh bupati/walikota.
FASILITAS PENYIMPANAN
FASILITAS TEMPAT LIMBAH
PENYIMPANAN B3B3
LIMBAH
11
CONTOH
0 22
GAMBAR :• ASILITAS ENYIMPANAN TANGKI
NOTE:
CVAoTlAuTmAeN· :ilnside berm
should be a miinilmum of
Volume dalam tanggul mvionliummuem phlaursusth1e10%
100°/a of t!he tank
d24-hour,
parrei vco
25-yearr
i sto rrn event.
p it et io n f r oirn
lu m e t an g k
a
PelapEisxt Penam:1paurrny g
Penampang Melintang
Fasilitas 13
Penumpukan
CONTOH 4 :
GAMBAR FASILITAS PENYIMPANAN WASTE
IMPOUNDMENT
Sistem
pengumpulan Tanggul atau
Sumur
pantau Liner ganda dan pengambilan penghalang
air tanah lindi (leachate)
Penampang Melintang
Impoundment di
14
Permukaan
kuran simbol
(minimal):
25 cm
A B
ALAT
ANGKUT
25 cm x 25 cm
WADAH/KEMASAN
1
A
25 cm 45o
Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 180 (seratus delapan puluh) hari sejak Limbah
(lima puluh) kilogram per hari untuk B3 dihasilkan
Limbah B3 kategori 1;
Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak
(lima puluh) kilogram per hari untuk Limbah B3 dihasilkan
Limbah B3 kategori 2 dari sumber tidak spesifik dan dari sumber spesifik umum;
Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak
khusus. Limbah B3 dihasilkan
Catatan:
• Jumlah 50 (lima puluh) kilogram per hari merupakan jumlah kumulatif dari 1 (satu) atau lebih nama limbah B3
• Jika melebihi jangka waktu penyimpanan, lakukan pemanfaatan dan/atau pengolahan dan/atau penimbunan
dan/atau menyerahkan kepada pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun limbah B3.
3
PENGUMPULAN LIMBAH B3
Pengumpulan Limbah B3 wajib dilakukan oleh setiap orang
yang menghasilkan limbah B3 bagian dari penyimpanan
Limbah B3 dan tidak memerlukan Izin Pengumpulan Limbah
B3.
Dalam hal Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 tidak
mampu melakukan sendiri pengumpulan Limbah B3 yang
dihasilkannya, Pengumpulan Limbah B3 diserahkan kepada
Pengumpul Limbah B3.
Penyerahan Limbah B3 kepada Pengumpul Limbah B3 disertai
dengan bukti penyerahan Limbah B3.
Pengumpul Limbah B3 wajib memiliki Izin Pengelolaan
Limbah B3 untuk kegiatan Pengumpulan Limbah B3.
PRINSIP-PRINSIP PENGUMPULAN LIMBAH B3
alarm.
4
PEMANFAATAN LIMBAH B3
Pemanfaatan Limbah B3 wajib dilaksanakan
oleh Setiap Orang
yang menghasilkan Limbah B3.
Dalam hal setiap orang tidak mampu B3.
melakukan sendiri, Pemanfaatan Limbah B3
diserahkan
Pemanfaatan Limbah kepada
B3 sebagai Pemanfaat
substitusi bahanLimbah
baku;
Pemanfaatan
Pemanfaatan Limbah Limbah B3
B3 sebagai substitusi meliputi:
sumber energi;
Pemanfaatan Limbah B3 sebagai bahan baku; dan
Pemanfaatan Limbah B3 sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Pemanfaatan B3 dilakukan dengan mempertimbangkan:
Limbah
ketersediaan teknologi;
standar produk apabila hasil Pemanfaatan Limbah B3 berupa produk; dan
baku mutu atau standar lingkungan hidup.
UJI COBA PEMANFAATAN
PENGANGKUTAN LIMBAH B3
MANIFES
LEMBAR DOKUMEN MANIFES LB3
Dokumen Limbah B3
Pengan
Gubernur
gkut
LB3
Peneri
1 Putih ma
Kuning LB3
2
3 Hijau Pengirim 3 7
4 Merah Muda
Pengangkut 1
5 Biru KLH 2 5
6 Krem Penerima 4
7 Ungu Gubernur 6
Mulai tahun 2013, manifes menggunakan
STIKER BARCODE
PENGOLAHAN LIMBAH B3
Pengolahan Limbah B3 wajib dilaksanakan oleh
Setiap Orang
yang
Dalam hal menghasilkan
setiap orang tidakLimbah
mampuB3.
melakukan sendiri,
Pengolahan Limbah B3 diserahkan kepada Pengolah Limbah B3.
Pengolahan Limbah B3 dilakukan dengan cara:
termal;
stabilisasi dan solidifikasi; dan/atau
cara lain sesuai perkembangan teknologi.
Pengolahan Limbah B3 dilakukan dengan mempertimbangkan:
ketersediaan teknologi; dan
baku mutu atau standar lingkungan.
STANDAR EFISIENSI
NO. LIMBAH
B3
PENGHANCURAN DAN
1 Polychlorinated Biphenyls >PENGHILANGAN
99,9999%
(PCBs)
2 berpotensi menghasilkan > 99,9999%
Polychlorinated Dibenzofurans
3 berpotensi menghasilkan > 99,9999%
Polychlorinated Dibenzo-p- 39
dioxins
INSINERATOR
(PENGATURAN UNTUK LIMBAH MEDIS SAAT INI)
Efisiensi
pembakaran > 99,95%;
Temperatur pada ruang bakar utama (primary chamber)
minimum 800oC (temperatur operasional);
Temperatur pada ruang bakar kedua (secondary chamber)
minimum 1000oC (temperatur operasional), dengan waktu tinggal
minimum 2 (dua) detik;
Memiliki alat pengendali pencemaran udara (misal: wet scrubber);
Ketinggian cerobong minimum 14 meter dari permukaan tanah;
dan
Memenuhi baku mutu emisi.
Pengolahan limbah sitotoksik (genotoksik) pada temperatur > 1200oC. 40
PENGOLAHAN LIMBAH B3 MENGGUNAKAN INSINERATOR
41
PENGOLAHAN LIMBAH B3 MENGGUNAKAN INSINERATOR
Water Scrubber 42
-
- ----
43
E-MANIFEST SERVER KLHK
DISAHKAN
44
PENGHASIL ALAT PENGELOLA
LIMBAH B3 ANGKUT LIMBAH B3
LIMBAH B3
SATELIT
SISTEM PENGAWASAN
PENGANGKUTAN LIMBAH
B3
MELALUI GPS TRACKING
ALAT
ANGKUT
LIMBAH B3
SERVER
JASA
TRACKING END USER
PROVIDER
END USER
45
KLHK
Pengumpulan: Pengumpulan: KALBAR Pengumpulan: Pengumpulan:
Pengumpulan:
8 15 Pengumpulan: 4 17
2
Pemanfaatan: Pemanfaatan: 1 Pemanfaatan: Pemanfaatan:
Pengolahan: 1
5 14 Pengangkutan: 1
Pengangkutan: 1
Pengangkutan: Pengolahan: 4 1 Pengangkutan: Pengolahan: 2
4
10 Pengangkutan: 4 Pengangkutan:
28 2S4ULSEL
JAMBI JATIM SULUT Pengumpulan:
Pengumpulan: JATENG Pengumpulan: Pengumpulan: 3
1 Pengumpulan: 16 4 Pemanfaatan:
DISTRUBISI JASA 2 Pemanfaatan: Pengangkutan: 1
PENGELOLAAN Pemanfaatan: 40 1 Pengangkutan:
3 Pengolahan: 1 6
LIMBAH B3 YANG Pengangkutan: Pengangkutan:
79 SULTENG
RELATIF SEMAKIN 6
SUMBAR Pengumpulan:
Pemanfaatan: 1
MERATA 1
[KHUSUSNYA DI Pengangkutan: 46
1
INDONESIA BAGIAN
BARAT] TELAH SUMSEL
Pengumpulan: BALI
MENURUNKAN BIAYA 3 Pengumpulan:
Pemanfaatan: 2
PENGELOLAAN 1 Pengangkutan:
Pengangkutan: 1
LIMBAH B3 ~50%.
1
LAMPUNG JABAR
BANTEN JOGJA NTB
Pengumpulan: Pengumpulan: DKI JAKARTA Pengumpulan: Pengumpulan:
PENURUNAN BIAYA 2 14 Pengumpulan: 14 28 Pengumpulan:
Pemanfaatan: 1 2
ANTARA LAIN DARI Pemanfaatan: Pemanfaatan: Pemanfaatan: 6 Pengangkutan:
2 Pengolahan: 6 62 Pemanfaatan:
25 2 1
BIAYA Pengangkutan: Pengangkutan: Pengolahan: 4
Pengolahan: 4
3 181 Penimbunan: 1
Pengangkutan:
TRANSPORTASI. Pengangkutan:1
47
49
PETA SEBARAN JASA PENGELOLAAN LIMBAH B3 2011-201
KOORDINASI DENGAN SEKTOR
PENIMBUNAN LIMBAH B3
1. Penimbunan Limbah B3 wajib
dilaksanakan oleh Setiap Orang
yang menghasilkan Limbah B3.
B3.
2. Dalam hal setiap orang tidak mampu
melakukan sendiri,
Penimbunan Limbah B3 diserahkan kepada
Penimbun Limbah
3. Penimbunan Limbah B3 dapat dilakukan
pada fasilitas
Penimbunan Limbah B3 berupa:
a. penimbusan akhir (Landfill);
b. sumur injeksi; 48
49
PERSYARATAN LOKASI
PENIMBUNAN LIMBAH B3
a. Bebas Banjir;
b. Permeabilitas tanah;
52
SISTEM PELAPISAN DASAR (LINER) PENIMBUSAN AKHIR
Penimbusan Akhir Kelas I Penimbusan Akhir Kelas II Penimbusan Akhir Kelas III
54
Penimbunan Residu Pengolahan:
Penimbusan Akhir Limbah B3
55
56
8
DUMPING LIMBAH B3
1. Setiap Orang untuk dapat melakukan Dumping Limbah B3 ke
media lingkungan hidup wajib memperoleh izin dari Menteri.
2. Limbah B3 yang dapat dilakukan dumping ke media lingkungan
hidup berupa laut meliputi:
a. tailing dari kegiatan pertambangan; dan
b. serbuk bor hasil pemboran usaha dan/atau kegiatan eksplorasi
dan/atau eksploitasi di laut menggunakan serbuk bor berbahan dasar
sintetis (synthetic based mud);
3. Limbah B3 yang akan dilakukan dumping wajib dilakukan
Netralisasi atau Pengurangan kadar racun sebelum dilakukan
dumping ke laut.
DUMPING LIMBAH B3 (TAILING)
1. Lokasi tempat dilakukan Dumping Limbah B3 harus memenuhi
persyaratan yang meliputi:
a. di dasar laut pada laut yang memiliki lapisan termoklin permanen; dan
b. tidak berada di lokasi tertentu atau daerah sensitif berdasarkan Peraturan
Perundang-Undangan.
2. Dalam hal tidak terdapat laut yang memiliki lapisan termoklin
permanen,
lokasi tempat dilakukan Dumping Limbah B3 berupa tailing dari
kegiatan
pertambangan harus memenuhi persyaratan lokasi yang meliputi:
a. di dasar laut dengan kedalaman lebih besar atau sama dengan 100 m
(seratus meter);
b. secara topografi dan batimetri menunjukkan adanya ngarai dan/atau saluran di
dasar laut yang mengarahkan tailing ke kedalaman lebih dari atau sama dengan
200 m (dua ratus meter); dan 58
c. tidak ada fenomena up-welling.
KEDALAMAN TITIK PEMBUANGAN (DUMPING)
TAILING
PERPIPAAN TAILING
PERMUKAAN LAUT
PABRIK PENGOLAHAN BIJIH
> 100 m
59
9
PENETAPAN LIMBAH B3
PENETAPAN LIMBAH B3 :
Limbah – limbah yang belum terdapat didalam daftar
limbah Lampiran I PP 101/2014 yang terindikasi
memiliki karakteristik limbah B3 dan akan
ditetapkan sebagai limbah B3
PROSEDUR PENETAPAN LIMBAH B3
Penentuan limbah yang terindikasi memiliki karakteristik limbah B3
Verifikasi lapangan dan pengambilan sample limbah
Uji karakteristik untuk identifikasi limbah B3
Menteri menugaskan Tim Ahli limbah B3 untuk melakukan evaluasi terhadap
uji karakteristik
Evaluasi oleh Tim Ahli Limbah B3
Rekomendasi dari Tim Ahli Limbah B3 terhadap hasil evaluasi kepada Menteri
Bila Tim Ahli merekomendasikan penetapan sebagai limbah B3, maka Menteri
melakukan rapat koordinasi dengan kementerian atau lembaga pemerintah
non kementerian untuk membahas rekomendasi Tim Ahli Limbah B3
Berdasarkan hasil rapat koordinasi, Menteri menetapkan limbah sebagai :
limbah B3 kategori 1 atau kategori 2.
TATA CARA UJI KARAKTERISTIK UNTUK PENETAPAN LIMBAH B3
(DILUAR LAMPIRAN I PP 101/2014) OLEH PEMERINTAH
LIMBAH B3
KA TEGO RI 1
Lamp III
YA TIDA K > TCLP Nilai LD50 < 50
kolom A mg/kg BB hewan
Apakah uji
Nilai LD50 >
limbah TCLP < TCLP 5000 mg/kg
eksplosif, (toxicity kolom B LD50 (lethal BB Beracun Limbah
LIMBAH
i mudah charact dose-50) hewan uji sub- nonB3
menyala, eristic kronis?
reaktif, leachin Nilai LD50 > 50
g/kg dan <
nfeksius, g< TCLP m 00 mg/kg BB
procedukolom YA TIDA K
dan/atau 50hewan uji
A dan >
korosif? re)
TCLP
kolom B LI B3
MB
KATEGORI 2 lampiran II
A PP
H 101/2014
62
10
PENGECUALIAN LIMBAH B3
PENGECUALIAN LIMBAH B3 :
Limbah – limbah yang tercantum didalam daftar
limbah Lampiran I PP 101/2014 Tabel 3 dan 4,
tetapi akan dikecualikan sebagai limbah Non B3
PROSEDUR PENGECUALIAN LIMBAH B3 …. (1)
Permohonan untuk mengajukan pengecualian limbah B3 kepada
menteri dengan mengajukan Proposal
Limbah B3 yang dapat diajukan permohonan pengecualian dari
B harus: Pengelolaan Limbah
3 Tercantum dalam lampiran I Tabel 3 dan Tabel 4 PP 101/2014;
1.
2. Berasal dari proses produksi yang digunakan bersifat tetap dan konsisten;
3. menggunakan bahan baku dan/atau bahan penolong yang bersifat tetap dan
konsisten; dan
4. limbah B3 yang dihasilkan bersifat tetap dan konsisten.
LIMBAH B3
KA TEGO RI 1
Lamp III
YA TIDA K > TCLP Nilai LD50 < 50 mg/kg
kolom A BB hewan uji
Apakah
Nilai LD > 50
limbah TCLP (toxicity < TCLP 5000 mg/kg BB
LIMB m eksplosif, characteristic kolom B LD50 (lethal hewan uji Beracun Limbah
AH i mudah le aching procedure) dose-50) sub- nonB3
B3 kronis?
enyala,
reaktif, Nilai LD50 > 50
2. Q: Serpihan sisa sabun yang tercecer dari proses finishing apakah limbah non B3?
A : Ya, limbah tersebut adalah limbah Non B3, sumber limbah tidak tercantum dalam Lampiran I PP
101/2014 dan tidak menunjukan karakteristik sebagaimana Lampiran II PP 101/2014
3. Q: Limbah Pyrolle dari kegiatan polimerisasi komponen elektronik apakah limbah non B3
A: Tidak, limbah Pyrolle adalah limbah B3 sebagimana tercantum pada Lampiran I, Tabel I PP
101/2014 dengan kode limbah B106d dan menunjukkan karakteristik beracun sebagaimana
Lampiran II PP 101/2014
PENGELOLAAN LIMBAH NON B3 HASIL PENETAPAN
1) Tetap dikelola dan dipantau jenis dan jumlah limbah yang dihasilkan
2) Limbah Non B3 yang dihasilkan tetap disimpan di Tempat Penyimpanan
tersendiri sehingga tidak mencemari lingkungan
3) Tetap tercatat didalam log book limbah bilamana akan dilakukan 3R
oleh penghasil
4) sendiri dan/atau diserahkan kepada pihak ketiga
5) Limbah Non B3 dapat dikelola mengikuti teknologi pengelolaan limbah B3
Tidak memerlukan mekanisme perizinan, namun apabila dikemudian hari
terdapat penetapan menjadi limbah B3 maka tetap harus dikelola
6) sebagaimanaNon
Limbah lainnya/limbah ketentuan
B3 tetappengelolaan limbah
dilarang untuk B3 masuk ke wilayah
diimpor NKRI
bilamana belum diatur oleh peraturan PUU lainnya
7) Limbah Non B3 dilarang untuk dibuang ke media lingkungan hidup
8) Bilamana akan mengekspor limbah Non B3 dan memerlukan notifikasi ke negara tujuan
tetap dapat mengajukan notifikasi ekspor
11
Implementasi Konvensi
Basel di Indonesia
•
Sekilas Konvensi Basel
• Mengatur perpindahan limbah B3 dan limbah-limbah lainnya lintas batas negara
• Diadopsi pada tanggal 22 Maret 1989, entry into force 5 Mei 1992
• Ditandatangani Indonesia tahun 1989 dan diratifikasi (aksesi) tahun 1993 dengan
Keppres No. 61/1993
• Total negara yang meratifikasi Konvensi Basel sampai dengan Agustus 2015 sejumlah
183 negara
Competent Authority:
Instansi pemerintah yang ditetapan oleh negara pihak yang bertanggungjawab untuk
menerima, menginformasikan dan menanggapi notifikasi suatu perpindahan limbah B3
batas negara.
(Indonesia: KLH, Deputi IV) KLHK, Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3
Focal Point Konvensi:
Person/orang yang bertanggungjawab penuh untuk penyampaian informasi dan
mengkomunikasikan dengan Sekretariat.
(Indonesia: KLH, Deputi IV) KLHK, Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3
Definisi Limbah dalam Konvensi Basel
Artikel 1: Limbah B3 adalah (a) limbah yang masuk di Annex I Konvensi Basel
yang mempunyai karakteristik sebagaimana tercantum pada Annex III; (b)
diatur oleh peraturan nasional negaranya sebagai limbah B3
Artikel 2: Limbah adalah bahan atau objek yang dibuang atau direncanakan
akan dibuang atau diperuntukan untuk dibuang menurut ketentuan nasional
1) Formulir Aplikasi (yang dikeluarkan oleh KLH) yang berisi tentang data eksportir, sumber penghasil limbah B3, negara tujuan,
data importir berikut rencana pengolahan limbah, negara transit bila dilalui, deskripsi limbah B3 yang akan diekspor, rencana
ekspor (jumlah limbah dan jadwal pengiriman), nama pelabuhan untuk pengiriman barang, nama kapal, dan nama transporter
2) Formulir Notifikasi (sesuai lampiran V Konvensi Basel) memuat detail sebagaimana formulir Aplikasi hanya dengan format
berbeda serta tandatangan otoritas dari negara ekportir (Indonesia)
3) Formulir Transboundary Movement (sesuai lampiran pada Konvensi Basel) selain penjelasan tentang limbah B3, keterangan
pelaku ekspor-impor juga memuat tandatangan dari otoritas negara eksportir dan otoritas negara importir sebagai bukti
limbah B3 yang dikirim sudah diterima di negara tujuan
4) Hasil analisa laboratorium untuk mengetahui kandungan bahan kimia dalam limbah B3 yang akan diekspor
5) Informasi data dan karakteristik limbah B3
6) Surat Asuransi untuk menjelaskan tanggung jawab terhadap kemungkinan potensi pencemaran yang terjadi dalam kegiatan
perpindahan limbah termasuk jika limbah B3 tersebut harus direekspor
7) Surat Persetujuan dari penghasil limbah yang memuat tentang (jenis limbah, jumlah limbah, nama pemilik, nama eksportir
yang ditunjuk, kesedian untuk menyerahkan limbah)
8) Surat keterangan kerjasama dengan importir negara tujuan ekspor (jenis limbah, jumlah limbah, nama pemilik, nama
eksportir yang ditunjuk, kesedian untuk menerima limbah)
9) Dokumen lainnya: SIUP, NPWP, Akta Pendirian Perusahaan, Kesesuaian Nomor HS
KEMENTRIAN LINGKUNGAN HIDUP
(KLH)
MINISTRY OF ENVIRONMENT
Permit application for Export of Hazardous Waste
Note : Please use separate sheets(s) where the space provided in the form is not sufficient
Permit Applicant (Notifier)
Name of Company :
Correspondence Address :
Telp. No :
Contact Person (Full Name) :
Telp No :
Fax :
I.D. Card No :
Permit Application/Notification For :
i) { } Export of Waste to :
{ } Import Waste From :
ii) { } Single Shipment
{ } Multiple Shipments period (max. 1 year) from to
• 1. EXPORTER
Company Name :
Address :
Telp.No :
Fax No. :
Contact Person (Full Name) :
Reason (s) for Transboundary movement of waste :
{ } The state of export does not have the technical capacity and necessary facilities, capacity or suitable disposal sites in order to dispose
of the waste in question in an environmentally sound and efficient manner.
{ } The waste in question is required as a raw material for reuse or for a Reprocessing, recycling or recovery operation in the state of import
{ } The Transboundary movement in question is in accordance with other criteria
to be decided by the Parties, provided those criteria do not differ from Objectives of Basel convention.
{….} Others_
KEGIATAN LOADING EKSPOR LIMBAH B3
Foto by RBS
12
Sample footer
UU No. 32/2009
Pemendag
UU No.
No. 39/2009 18/2008
PP No.18/1999 tentang tentang
tentang Pengelolaan Impor Limbah Pengelolaan
Limbah B3 Non B3 Sampah
79
Definisi Limbah Non B3
Sisa atau usaha dan/atau kegiatan reja yang tidak
berupa sisa, skrap atau
termasuk dalam
klasifikasi/kategori limbah B3.
Sisa : produk yang belum habis terpakai dalam proses produksi atau barang,
yang masih mempunyai karakteristik yang sama namun fungsinya telah
berubah dari barang aslinya
Skrap : barang yang terdiri dari komponen-komponen yang sejenis atau tidak,
yang terurai dari aslinya dan fungsinya tidak sama dengan barang aslinya
Reja : barang dalam bentuk terpotong-potong dan masih bersifat sama
dengan barang aslinya namun fungsinya tidak sama dengan barang aslinya
KETENTUAN IMPOR LIMBAH NON B3
PERMENDAG NO. 39 / 2009 TENTANG KETENTUAN IMPOR
LIMBAH NON B3
1. Pasal 2, ayat 1 : Limbah Non B3 yang dapat diimpor hanya berupa sisa,
skrap atau reja yang digunakan untuk bahan baku dan/atau bahan
penolong industri.
Salmani
Semoga Bermanfa
at
TERIMA KASIH