Anda di halaman 1dari 26

TRANSPLANTASI ORGAN

MENURUT UUKES & ISLAM

dr. SETYO TRISNADI, Sp.KF, S.H.


Latar belakang
 Jika seorang ustad / pastor menderita kanker otak dan
kemudian Dr melakukan transplantasi, menggantinya dengan
otak penjahat yang mati tertembak jantungnya; pada
hakekatnya apa yang dilakukan Dr?
 Dr telah menyelamatkan ustad / pastor dengan memberikan
otak baru (yaitu otak penjahat), atau justru Dr telah
menyelamatkan si penjahat dengan memberikan tubuh baru
(yaitu tubuhnya ustad / pastor) ?
 Atas dasar itu maka transplantasi organ atau jaringan perlu
diatur dengan norma; yaitu norma agama, etik dan hukum!
Transplantasi
Merupakan teknologi maju yang penerapannya masih harus
dikaji berdasarkan prinsip-prinsip etik, hukum, Islam. Sebagian
transplantasi sudah menunjukkan Evident Based Medicine yang
laik untuk dipertimbangkan sebagai satu pilihan terapi, tetapi
sisanya masih dalam tahapan eksperimental.Teknologi tersebut
memerlukan organ, jaringan atau sel tunas (stem sel); baik dari
manusia atau binatang.
Pelaksanaannya memerlukan kerelaan orang lain (donor). Dapat
menimbulkan masalah penolakan tubuh serta emotional
sequelae.
Aplikasinya kepada pasien memerlukan pertimbangan:
Moral, Etik, Hukum, Agama (utamanya Islam).
Emotional sequelae
Rochelle:
- 33,33 % transplantasi jantung ----- depresi nyata.
- beberapa diantaranya ----- mengalami depresi berat.
Penn dkk:Dari 292 transplantasi ginjal menunjukan:
- 100 % ----- reaksi depresi.
- 52 pasien ----- depresi berat.
- 7 pasien ----- mencoba bunuh diri dan 2 berhasil.
Kraft: - Seorang pasiennya bertanya, apakah dengan menerima
jantung wanita akan merubah jati dirinya?
- Seorang laki-laki yang menerima jantung perempuan
berkata: “Now I am a woman”.
The idea
Apa yang ditransplantasikan bukanlah organ jantung,
si pembawa kehidupan, melainkan sebuah pompa yang
sangat sederhana.
Dr Michel De Bakey:
“Jantung merupakan pompa yang hebat, tetapi jantung
tak lebih dari sebuah pompa belaka”.
Dr Denton Cooley:
“Jantung hanyalah sebuah pompa, yang harus harus
diganti dengan model baru manakala yang lama sudah
terlalu tua untuk melakukan pekerjaannya.
Organ
 Organ berasal dari donor:
a. manusia:
- jenazah (kadaver).
- orang hidup: single organ / double organ.
b. binatang.
 Jenis Organ / Jaringan:

a. berpotensi menimbulkan masalah jati diri.


b. tidak berpotensi menimbulkan masalah jati diri.
 Tujuan Transplantasi:
a. theurapetic, yaitu: life saving atau non life saving.
b. research, yaitu: therapeutic research/non therapeutic research.
Jaringan

 Jaringan berasal dari:


a. regenerative tissues (bisa pulih kembali).
b. non regenerative tissues (tidak bisa pulih kembali).
 Jaringan diperoleh dari:
a. donor kadaver.
b. donor hidup.
c. donor binatang.
 Tujuan transplantasi Jaringan:
a. theurapetic, yaitu: life saving atau non life saving.
b. research, yaitu: therapeutic research/non therapeutic research?
Donor
 Status Donor:
a. donor hidup.
b. donor kadaver, yaitu:
- tanpa reanimasi; atau
- dengan reanimasi (beating-heart donor).
 Umur Donor:
a. donor hidup, yaitu: dewasa atau anak-anak.
b. donor kadaver, yaitu: kadaver dewasa atau kadaver
anak-anak.
 System Pendonoran:
a. donor hidup.
b. donor kadaver: opting in system/opting out system?
Kontroversi etik dan hukum
 Penentuan kematian pada cadaver organ donors.
 Cara memperoleh donor organs.
 Keterbatasan persediaan organ.
 Penggunaan binatang untuk human recipients.
 Hak untuk menjadi organ donors.
 Tanggungjawab organ donor.
 Tanggungjawab organ recipient.
 Living donor, such as:
- non-malefecence.
- regenerative and non-regenerative tissues.
- professional paternalism.
- use of minors as organ donors.
 Informed consent (donor and recipien).
 Organ dari terpidana mati (executed criminals).
Kebijakan
1. Diizinkkan atas dasar kemanusiaan.
2. Tidak dibenarkan ada komersialisasi.
3. Organ / jaringan tidak boleh dijual-belikan.
4. Tenaga kesehatan yang melakukan harus
memiliki syarat keahlian dan kewenangan.
5. Hanya di RS yang ditetapkan oleh Menteri.
6. Ada persetujuan donor dan/atau ahli waris.
7. Pengambilan organ atau jaringan harus
memperhatikan kesehatan donor.
PP No. 18 / TH1981
1. Boleh dilakukan di RS yang ditunjuk Menteri;
2. Tidak boleh dilakukan oleh Dr yang mengobati donor;
3. Penentuan saat kematian bukan oleh 2 Dr yang melakukan
transplantasi;
4. Persetujuan tertulis disertai meterai dan disaksikan 2 orang
saksi;
5. Pada korban kecelakaan lalu-lintas persetujuan tertulis oleh
keluarga terdekat;
6. Donor/keluarga tdk boleh menerima kompensasi.
7. Dilarang mempernjual-belikan organ/jaringan.
Menurut UUKes No. 36/Th. 2009
 Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
diselenggarakan untuk mengembalikan status
kesehatan, mengembalikan fungsi tubuh akibat
penyakit dan atau akibat cacat atau menghilangkan
cacat.
 Dilakukan dg pengendalian, pengobatan dan atau
perawatan.
 Berdasarkan ilmu kedokteran yg dp dipertanggung
jawabkan manfaat dan keamanannya.
 Dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yg mempunyai
keahlian dan kewenangan.
Penyembuhan penyakit
 Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
dp dilakuan melalui transplantasi organ dan atau
jaringan tubuh, implan obat, bedah plastik dan
rekronstruksi serta penggunaan sel punca.
 Tujuan transplantasi organ hanya untuk
kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersialkan.
 Organ dan atau jaringan dilarang diperjualbelikan
dg dalih apapun.
Transplantasi
 Transplantasi organ/jaringan dilakukan oleh
tenaga kesehatan yg mempunyai keahlian dan
kewenangan.
 Di tempat yg mempunyai fasilitas tertentu.
 Pengambilan organ/jaringan dari donor harus
memperhatikan kesehatan dan persetujuan
pendonor/ahli waris/keluarga.
 Transplantasi sel baik yg berasal dari manusia
atau hewan hanya dp dilakukan apabila telah
terbukti keamanan dan manfaatnya.
Organ sebagai donor
 Pada tubuh yg terbukti telah mati batang otak
dapat dilakukan tindakan pemanfaatan organ
sebagai donor untuk kepentingan transplantasi
organ.
 Seseorang dinyatakan mati apabila fungsi sistem
jantung, sistem pernafasan terbukti berhenti secara
permanen atau kematian batang otak telah dapat
dibuktikan.
Pengambilan spesimen
 Pengambilan spesimen, pemasangan implan obat,
bedah plastik dan rekronstruksi dilakukan oleh
tenaga kesehatan yg mempunyai keahlian dan
kewenangan.
 Tidak boleh bertentangan dg norma yg berlaku di
masyarakat.
 Tidak ditujukan untuk mengubah identitas.
Penggunaan sel punca
 Penggunaan sel punca hanya dapat dilakukan untuk
tujuan penyembuhan penyakit dan dilarang
digunakan untuk tujuan reproduksi.
 Sel punca tidak boleh berasal dari sel punca
embrionik.
Menurut islam
 Transplantasi organ (naqlu al a’dha) adalah pemindahan organ
tubuh dari satu manusia kepada manusia lain, seperti
pemindahan tangan, ginjal, dan jantung pada saat dia hidup,
atau setelah mati
 Transplantasi Organ dari Tubuhnya sendiri : penanaman
organ/jaringan yang diambil dari tubuh ke daerah lain pada
tubuh transplantasi kulit dari suatu bagian tubuh ke bagian lain
dari tubuhnya yang terbakar atau dalam kasus transplantasi
penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah jantung
dengan mengambil pembuluh darah pada bagian kaki. Masalah
ini hukumnya adalah boleh berdasarkan analogi (qiyas)
 Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup Syara’
membolehkan menyumbangkan anggota tubuh seseorang
kepada orang lain. Dalilnya adalah adanya kepemilikan dari
penyumbang terhadap tubuhnya.
 Kepemilikan tersebut ditunjukkan dibolehkannya ia
memberikan pemaafaan dalam kasus jinayat. Memaafkan kasus
jinayat seperti pemotongan tangan atau pencongkelan mata,
hakikatnya adalah tindakan menyumbangkan diyat.
 Sedangkan penyumbangan diyat itu berarti menetapkan adanya
pemilikan diyat, yang berarti pula menetapkan adanya
pemilikan organ tubuh yang akan disumbangkan dengan
diyatnya itu.
QS. Al Baqoroh : 178

"Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan


dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan)
mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah
(yang diberi maaf) membayar (diyat) kepada yang
memberi maaf dengan cara yang baik (pula).
Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan
kalian dan suatu rahmat."
Syarat transplantasi
a. Organ yang disumbangkan bukan organ vital yang jika
disumbangkan akan menimbulkan bahaya (dhoror)
bagi donor. Termasuk organ vital misalnya: otak,
jantung, paru-paru. Hal ini dikarenakan penyumbangan
organ-organ tersebut akan mengakibatkan kematian
pihak penyumbang, yang berarti dia telah membunuh
dirinya sendiri. Padahal seseorang tidak dibolehkan
membunuh dirinya sendiri atau meminta dengan
sukarela kepada orang lain untuk membunuh dirinya.
QS AL An’aam : 151
"...dan janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang
benar.”
Ke-haraman membunuh orang yang diharamkan Allah (untuk
membunuhnya) ini mencakup membunuh orang lain dan
membunuh diri sendiri. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu
Hurairah RA yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW
"Barangsiapa membunuh dirinya dengan sepotong besi, maka
dengan besi yang tergenggam di tangannya itulah dia akan
menikam perutnya dalam Neraka Jahanam secara terus-
terusan dan dia akan dikekalkan di dalam Neraka.
 Barangsiapa membunuh dirinya dengan meminum racun maka dia akan
merasai racun itu dalam Neraka Jahanam secara terus-terusan dan dia
akan dikekalkan di dalam Neraka tersebut untuk selama-lamanya. Begitu
juga, barangsiapa membunuh dirinya dengan terjun dari puncak gunung,
maka dia akan terjun ke dalam Neraka Jahanam secara terus-terusan
untuk membunuh dirinya dan dia akan dikekalkan dalam Neraka tersebut
untuk selam lamanya."
 b. Organ yang disumbangkan bukan organ reproduksi yang jika
disumbangkan akan menyebabkan kemandulan. Misalnya menyumbangkan
kedua testis, indung telur, rahim, saluran rahim dsb. Imam Bukahri
meriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud RA, dia berkata :
"Kami dahulu pernah berperang bersama Nabi SAW
sementara pada kami tidak ada isteri-isteri. Kami berkata,
'Wahai Rasulullah bolehkah kami melakukan pengebirian ?'
Maka beliau melarang kami untuk melakukannya."
c. Organ yg disumbangkan tidak menimbulkan ketidakjelasan
nasab. Misalnya menyumbangkan sebuah testis. Padahal pada
testislah diproduksi sperma yang membawa sifat genetik yg
akan diturunkan dan berkolaborasi dengan sifat genetik yg
ada pada sel telur. Dengan demikian sperma adalah penentu
ayah biologis seorang anak. Misalkan testis dipindahkan maka
ayah biologis dari anak yang dilahirkan adalah penyumbang
testis tsb. Dengan demikian akan terjadi kekacauan nasab.
Padahal Islam telah mengharamkan hal ini dan sebaliknya
telah memerintahkan pemeliharaan nasab.
 "Siapa saja yang menghubungkan nasab kepada
orang yang bukan ayahnya, atau (seorang budak)
bertuan (loyal/taat) kepada selain tuannya, maka
dia akan mendapat laknat dari Allah, para
malaikat, dan seluruh manusia."
 Imam Ibnu Majah meriwayatkan pula dari Utsman
An Nahri RA, dia berkata, "Aku mendengar Sa'ad
dan Abu Bakrah masing-masing berkata,'Kedua
telingaku telah mendengar dan hatiku telah
menghayati sabda Muhammad SAW :
Kesimpulan
 Sebaik – baik manusia adalah yg bermanfaat bagi
orang lain.
 Untuk kepentingan orang hidup lebih diutamakan
dari pada untuk kepentingan orang mati.
 Kondisi darurat, menghalalkan apa yg
“diharamkan”.
 Kesimpulanya transplantasi hukumnya boleh, jika
jual beli organ hukumnya haram.

Anda mungkin juga menyukai