Kretinisme dapat diderita sejak lahir atau pada awal masa kanak-kanak
(Adrian, 2011).
Kretinisme adalah suatu kelainan hormonal pada anak-anak. Ini terjadi
akibat kurangnya hormon tiroid. Penderita kelainan ini mengalami
kelambatan dalam perkembangan fisik maupun mentalnya.
ETIOLOGI
Defisiensi yodium
Kekurangan hormon tiroid
Pemakaian obat-obatan anti tiroid oleh ibu hamil (maternal)
Tiroiditis hashimoto
Sindroma-sindroma dengan salah satu gejala perawakan pendek misalnya
sindroma tuner
Penyakit-penyakit kronis yang menyebabkan malnutrisi dalam
perkembangan penyakitnya.
MANIFESTASI KLINIS
Koma miksedema
Pemeriksaan diagnostik
Laboratorium
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar hormon tiroid (T3 dan T4), TSH,
dan TRH akan dapat mendiagnosis kondisi dan lokasi masalah kelenjar
tiroid. Pemeriksaan untuk mengetahui fungsi tiroid biasanya menunjukkan
kadar T4 rendah dan TSH tinggi
USG atau CT Scan
Tiroid menunjukkan ada tidaknya goiter
X – foto tengkorak
Pemeriksaan fisik
B1 (Breathing)
Sesak, RR meningkat, hipoventilasi.
B2 (Blood)
Bradikardi, hipotensi, disritmia, penurunan frekuensi denyut jantung,
pembesaran jantung, akral dingin, pucat dan lembab, CRT > 3 detik.
B3 (Brain)
Gangguan memori, perhatian kurang, somnolen, perlambatan daya pikir,
keadaan umum lemah, fungsi intelektual yang lambat.
B4 (Blader)
Penurunan keluaran urine
Lanjutan….
B5 (Bowel)
Konstipasi, penurunan nafsu makan, penurunan kecepatan metabolisme,
penurunan kebutuhan kalori, peningkatan berat badan, obesitas, dan
distensi abdomen
B6 (Bone)
Gerakan lambat, penrunan refleks otot, kulit kering dan bersisik, rambut
kepala tipis dan rapuh, pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal, rambut
rontok, edema kulit terutama dibawah mata.
Diagnosa & intervensi kep
Intervensi:
Dorong klien untuk mengungkapkan rasa takut dan cemasnya
menghadapi proses penyakit.
Berikan support yang sesuai.
Dorong klien untuk mandiri.
Memodifikasi lingkungan sesuai dengan kondisi klien
2. Gangguan mobilitas fisik b.d
kelemahan sendi dan otot.
Intervensi :
Anjurkan klien menggerakan ekstremitas setiap 2 jam sekali.
Anjurkan klien untuk banyak makan makanan yang berkalsium tinggi.
Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit
Anjurkan agar klien tidak kelelahan dan membatasi aktifitas yang berat.
Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
3. Hipertermi b.d proses infeksi
Intervensi:
Pantau tanda-tanda vital
Beri dan anjurkan banyak minum.
Beri kompres dengan air hangat pada lipatan paha, ketiak, perut, dan
dahi.
Anjurkan pasien menggunakan pakaian yang tipis hindari penggunaan
selimut yang tebal.
Kolaborasi pemberian antipiretik
4. Gangguan wicara b.d disfungsi
neurologis
Intervensi:
Berikan metode altrnatif komunikasi, misalnya gambar.
Antisipasi kebutuhan klien saat komunikasi.
Bicara dengan klien dengan bahasa yang mudah dimengerti, dengan
jawaban “ya” atau “tidak”
Anjurkan kepada keluarga klien untuk berkomunikasi setiap saat.
Hargai kemampuan klien dalam berkomunikasi.
Kolaborasi latihan bicara dengan fisioterapis.
5. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d anoreksia
Intervensi:
Pantau masukan makanan setiap hari.
Dorong pasien untuk makan diet tinggi kaya nutrien dengan masukan
cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering/lebih
sedikit yang dibagi-bagi selama sehari.
Kontrol faktor lingkungan (misalnya bau kuat/tidak sedap atau kebisingan.
Hindari terlalu manis, berlemak atau makanan pedas.
Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi latihan
sedang sebelum makan.
Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia.
THANK YOU