Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Kretinisme Dan Dwarfism
A. Definisi
1. Kreitinisme (cebol)
Kreitinisme adalah kurangnya kelenjar pituitary mensekresi HGH, sehingga berdampak pada
fisik anak- anak.
Tanda dan gejala pada anak- anak:
Pertumbuah fisik lambat, seperti TB, BB.
Menurunnya pertumbuhan gigi.
Nafsu makan bertambah tetapi BB berkurang.
Menurunnya kematangan hormone gonad.
Tubuh berperawakan pendek, kurang dari TB normal.
Wajah sesuai umur
2. Dwarfisme (kerdil)
Dwarfisme adalah gangguan pertumbuhan akibat gangguan pada fungsi hormon. Dwarfisme
tidak sama dengan kretinisme. Gejalanya berupa badan pendek, terdapat penipisan tulang,
muka dan suara imatur (tampak seperti anak kecil), pematangan tulang yang terlambat, lipolisis
(proses pemecahan lemak tubuh) yang berkurang, peningkatan kolesterol total / LDL, dan
hipoglikemia. Biasanya intelengensia / IQ tetap normal kecuali sering terkena serangan
hipoglikemia berat yang berulang.
Contoh : Adul
B. Manisfestasi Klinis
Gejala yang ditimbulkan oleh Kretinisme dan Dwarfisme memiliki perbedaan yaitu :
Kretinisme Dwarfism
TB kurang dari normal. Wajah imatur
Postur tubuh tidak proporsional. Suara anak- anak.
Wajah lebam. Bentuk kepala mikrochepal.
Hidung, bibir, dan lidah lebar. Hidung menonjol.
Ekor mata tidak sejajar dengan telinga. Postur tubuh proporsional.
BB meningkat dengan otot yang lembek. Penipisan tulang panjang.
Rambut kepala kasar dan rapuh. Tulang kecil dan rapuh.
Pertumbuhan gigi menurun. Tidak ada penurunan IQ.
Suara parau. Dislokasi sendi.
Wajah mengikuti umur.
Biasanya terjadi penurunan IQ.
Susah konsentrasi.
Gangguan system indra.
Keterlambatan pubertas.
Sering konstipasi.
Kulit kering dan keriput.
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada pasien dengan kelainan ini antara lain mencakup:
Riwayat penyakit.
Seperti adanya factor resiko potensi penyakit yang lain, seperti tumor, kanker, osteoporosis, dll
Riwayat trauma kepala.
Adakah penyakit atau trauma pada kepala yang pernah diderita pasien, serta riwayat adanya
terkena radiasi.
Sejak kapan keluhan dirasakan.
Dampak defisiensi GH mulai tampak pada masa balita sedangkan defisiensi gonadotropin
nyata pada masa pra remaja.
Kaji adanya keluhan yang terjadi sejak lahir.
Misalnya apakah orang tua pernah membandingkan pertumbuhan fisik anaknya dengan anak-
anak sebayanya yang normal.
Kaji TTV dasar.
Untuk perbandingan dengan hasil pemeriksaan yang akan datang.
Kaji pertumbuhan klien.
Timbang dan ukur BB, TB klien saat lahir serta bandingkan pertumbuhan tersebut dengan
standar.
Keluhan utama klien.
o Pertumbuhan lambat
o Ukuran otot dan tulang kecil
o Tanda- tanda sex sekunder tidak berkembang
Amati bentuk dan ukuran tubuh, dan juga pertumbuhan rambut.
Palpasi kulit, pada wanita biasanya terdapat kulit yang kering dan kasar.
Kaji dampak perubahan fisik.
Apakah klien sudah mampu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri.
2. Faktor Resiko
Faktor resiko yang mungkin muncul:
a. Hipotiroid yang berdampak pada kekurangan yodium.
b. Kelainan hipofisis, misal adanya tumor.
c. Konsumsi obat tertentu tanpa petunjuk tim medis ketika hamil.
d. Konsumsi obat tertentu ketika anak berusia kurang dari 2 tahun.
e. Autoimun.
f. Genetic.
g. Gizi buruk.
h. GDS yang menurun.
i. Gaya hidup bisa juga pada makanan yang tidak terkontrol.
3. Pemeriksaan
a. Anamnesis
Antenatal, Natal dan Postnatal, adanya keterlambatan pertumbuhan dan maturasi dalam
keluarga (pendek, menarche), penyakit infeksi kongenital, KMK (Kecil Masa
Kehamilan),
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik
Antropometri (TB, BB, Lingkaran Kepala, Lingkaran dada, panjang lengan, panjang kaki)
Ukur TB dan BB ayah, ibu dan saudara-saudaranya
Head to toe
Pemerisaan neurologis
Pemeriksaan pendengaran
Tes IQ menggunakan teori perkembangan Denver
c. Pemeriksaan penunjang
o Laboratorium : Darah lengkap rutin, serologic urea dan elektrolit, calcium, fosfatase, T4 dan
TSH, GH (growth Hormone)
o Pemeriksaan GDS
o Test HGH
o Rontgen untuk mengetahui:
Adanya penipisan tulang / kemunduran kematangan sel.
Pemeriksaan adanya dislokasi sendi.
Pemeriksaan keadaan jantung, hepar dan ginjal untuk melihat adanya toksik.
o X-Ray :
Bone Age (umur tulang)
Rasional: Pertumbuhan TB yang lebih dominan terlihat adalah pada tulang belakang, kaji ada
kelainan atau tidak.
Ajarkan tekhnik nafas distraksi relaksasi secara sederhana.
Rasional: mengurangi nyeri pada klien apabila tiba- tiba datang nyeri dan spasme otot.
Kolaborasi pemberian analgetik.
Rasional: analgetik untuk mengurangi rasa nyeri.
Rasional : pemberian kompres hangat merangsang penurunan panas melalui efek kerja
konduksi.
Anjurkan pasien menggunakan pakaian yang tipis hindari penggunaan selimut yang tebal.
Rasional : baju tipis akan mudah menyerap keringat sehingga mengurangi penguapan.
Kolaborasi pemberian antipiretik
Rasional : antiperik bekerja untuk menurunkan panas dengan bekerja pada hipotalamus untuk
rangsangan penurunan panas.
2.1.1 Definisi
Kretinisme adalah suatu kelainan hormonal pada anak-anak. Ini terjadi akibat kurangnya hormon
tiroid. Penderita kelainan ini mengalami kelambatan dalam perkembangan fisik maupun mentalnya.
Kretinisme dapat diderita sejak lahir atau pada awal masa kanak-kanak (Adrian, 2011). Kretinisme
yaitu perawakan pendek akibat kurangnya hormon tiroid dalam tubuh (Qeeya, 2010).
2.1.2 Etiologi
Penyebab dari kretinisme ini berasal dari faktor bawaan, yang terdiri dari:
2. Kelainan hormogenesis :
Penyebab paling sering dari kekurangan hormone tiroid adalah akibat kurangnya bahan baku
pembuat. Bahan baku terpenting untuk produksi hormon tiroid adalah yodium. Kretinisme dapat
terjadi bila kekurangan berat unsur yodium terjadi selama masa kehamilan hingga tiga tahun
pertama kehidupan bayi. Hormon tiroid bekerja sebagai penentu utama laju metabolik tubuh secara
keseluruhan, pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta fungsi saraf.
2. Sukar berkonsentrasi
3. Letargi
4. Anoreksia
7. Konstipasi
11. Kelainan di rongga mulut, gigi permanen terlambat, terjadinya open bite, cenderung
mengalami karies dan penyakit periodontal yang lebih cepat.
2.1.4 Patofisiologi
Kecepatan pertumbuhan tidak berlangsung secara kontinyu selama masa pertumbuhan, demikian
juga faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan. Pertumbuhan janin, tampaknya sebagian besar
tidak bergantung pada control hormon, ukuran saat lahir terutama ditentukan oleh faktor genetik
dan lingkungan. Faktor hormon mulai berperan penting dalam mengatur pertumbuhan setelah lahir.
Faktor genetik dan nutrisi juga sangat mempengaruhi pertumbuhan pada masa ini.
Kelenjar tiroid yang bekerja dibawah pengaruh kelenjar hipofisis, tempat diproduksinya hormon
tireotropik. Hormone ini mengatur produksi hormone tiroid, yaitu tiroksin (T4) dan triiodo-tironin
(T3). Kedua hormone tersebut dibentuk dari monoiodo-tirosin dan diiodo-tirosin. Untuk itu
diperlukan dalam proses metabolic didalam badan, terutama dalam pemakaian oksigen. Selain itu
juga merangsang sintesis protein dan mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak dan vitamin.
Hormon ini juga diperlukan untuk mengolah karoten menjadi vitamin A. Hormone tiroid esensial
juga sangat penting untuk pertumbuhan tetapi ia sendiri tidak secara langsung bertanggung jawab
menimbulkan efek hormone pertumbuhan. Hormone ini berperan permisif dalam mendorong
pertumbuhan tulang, efek hormone pertumbuhna akan maksimum hanya apabila terdapat hormone
tiroid dalam jumlah yang adekuat. Akibatnya, pada anak hipotiroid pertumbuhan akan terganggu,
tetapi hipersekresi hormone tiroid tidak menyebabkan pertumbuhan berlebihan.
Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu panjang
mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk
membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga
pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan
kretinisme
2.1.5 Penatalaksanaan
Terapi yang paling baik untuk kretinisme adalah pencegahan. Pencegahan dapat dilakukan dengan :
Pemberian obat khusus, yaitu hormon tiroid (tiroid desikatus). Diberikan mulai dari dosis kecil, lalu
dinaikan sampai kita mendekati dosis toksik (gejala hipertiroidisme), lalu diturunkan lagi. Penilaian
dosis yang tepat ialah dengan menilai gejala klinis dan hasil laboratorium
2.1.6 Prognosis
Makin muda dimulai pemberian hormon tiroid, maka makin baik prognosisnya. Kalau terapi dimulai
sesudah umur 1 tahun, biasanya tidak akan tercapai IQ yang normal. Pertumbuhan badan dapat
baik. Pada kretinisme didapat dengan pengobatan yang baik, prognosisnya akan lebih baik.
3.1.4 Intervensi
Kriteria hasil :
a. Individu melaporkan pola defekasi 2x/ hari
No
Intervensi Rasional
5
Dorong kunjungan dari teman Mengenal lingkungan dan
sebaya dan orang terdekat. Anjurkan membantu sosialisasi
untuk berbagi dengan individu
6
tentang nilai-nilai dan hal penting Menciptakan rasa aman dan
untuk mereka nyaman pada klien.
Tujuan :
Menunjukkan pola nafas yang efektif
Kriteria hasil :
4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan yang buruk
Kriteria Hasil :
b. Biokimia :
d. Diet :
No
Intervensi Rasional
1.2. Mandiri :Pantau berat badan klien Kehilangan atau peningkatan dini
menunjukkan perubahan nutrisii tetapi
3. Kolaborasi : kehilangan lanjut diduga ada defisit
nutrisi.
4. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam diet
Agar nutrisi klien tetap terpenuhi
Health education :
Klien/ keluarga klien mengetahui
Berikan informasi tentang zat- tentang pentingnya pemenuhan nutrisi
zat makanan yang sangat penting bagi bagi tubuh
keseimbangan metabolisme tubuh
Adanya kalori (sumber energi) akan
Observasi : mempercepat proses penyembuhan.
A. Latar Belakang
Sistem endokrin dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh. Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepas
sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh seperti kulit, atau organ internal lapisan
traktus intestinal. Seangkan kelenjar endokrin seperti hepar, pankreas, kelenjar adrenal,
hipofise, tiroid, paratiroid serta timus.
Kelenjar tiroid terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri dan kanan yang dipisahkan oleh
isthmus. Lobus kanan kelenjar tiroid mendapatkan suplai darah yang lebih besar dibandingkan
dengan lobus kiri.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu tri-iodotironin (T3), tiroksin (T4),
dan sedikit tirokalsitonin. Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan tirokalsitonin
dihasilkan oleh parafolikuler. Bahan dasar pembentukanhormon-hormon ini adalah yodium
yang diperoleh dari makanan dan minuman. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan
metabolisme karena meningkatkan konsumsi oksigen dan produksi panas.kedua hormon ini
tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat
dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibandingkan dengan T4. T3 lebih
sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat diubah menjadi T3 setelah dilepaskan oleh folikel
kelenjar
B. Tujuan
1. Membahas pengertian dari kretinisme
2. Membahas etiologi dari kretinisme
3. Membahas manifestasi klinis dari kretinisme
4. Membahas pemeriksaan diagnostik dari kretinisme
5. Membahas penatalaksanaan dari kretinisme
6. Membahas komplikasi dari kretinisme
7. Membahas web of caution dari kretinisme
8. Membahas pengkajian asuhan keperawawatan dari kretinisme
9. Membahas pengkajian asuhan keperawawatan dari kretinisme
10. Membahas analisa data asuhan keperawawatan dari kretinisme
11. Membahas diagnosa keperawatan asuhan keperawawatan dari kretinisme
12. Membahas intervensi asuhan keperawawatan dari kretinisme
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan materi pembelajaran mahasiswa khususnya dalam format asuhan
keperawatan endokrin tentang kretinisme.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Pembuatan kasus pembelajaran mahasiswa dapat memavu inovasi dan daya pikir kritis
mahasiswa dalam memecahkan masalah keperawatan asuhan keperawatan endokrin tentang
kretinisme.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kretinisme adalah suatu kelainan hormonal pada anak-anak yang terjadi akibat
kurangnya hormon tiroid . Penderita kelainan ini mengalami kelambatan dalam perkembangan
fisik maupun mental.
Kretinisme adalah perawakan pendek pada anak-anak akibat kurangnya hormon tiroid
dalam tubuh.
B. Etiologi
1. Defisiensi yodium
2. Kekurangan hormon tiroid
3. Pemakaian obat-obatan anti tiroid oleh ibu hamil (maternal)
4. Tiroiditis hashimoto
5. Sindroma-sindroma dengan salah satu gejala perawakan pendek misalnya sindroma truner
6. Penyakit-penyakit kronis yang menyebabkan malnutrisi dalam perkembangan penyakitnya.
C. Manifestasi Klinis
1. Gangguan perkembangan fisik (cebol)
2. Bibir tebal
3. Lidah tebal
4. Bicara terbata-bata
5. Jarak antara kedua mata lebih besar
6. Kulit kasar dan kering
7. Warna kulit agak kekuningan dan pucat
8. Kepala besar
9. Muka bulat (moon face)
10. Pertumbuhan tulang terlambat
11. Hidung besar dan pesek
12. Tumbuh gigi terlambat
D. Penatalaksanaan
1. Pencegahan
a. Pemberian makanan yang adekuat dengan cukup kalori dan protein
b. Mengkonsumsi makanan yang diberi garam beryodium atau pemberian suplemen yodium
untuk merangsang produksi hormon
c. Mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral
2. Pemberian obat khusus
Kelainan ini dapat diobati dengan pemberian hormon tiroid. Hormon tiroid diberikan secara
terus menerus. Bila kelainan muncul sebelum usia dua tahun, pengobatan ini tidak dapat
memperbaiki keterbelakangan mental yang ditimbulkan.
E. Komplikasi
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi
(perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermia tanpa menggigil, hipotensi,
hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hinggan koma. Dalam keadaan adarurat misalnya pada
koma miskedema maka hormon tiroid diberikan secara intravena
F. Prognosis
Makin muda dimulai dalam pemberian hormon tiroid, maka makin baik prognosisnya.
Kalau terapi dimulai sesudah umur 1 tahun, biasanya tidak akan tercapai IQ yang normal.
Pertumbuhan badan dapat tumbuh dengan baik.
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar hormon tiroid (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
dapat mendiagnosis kondisi dan lokasi masalah kelenjar tiroid. Pemeriksaan untuk mengetahui
fungsi tiroid biasanya menunjukkan kadar T4 rendah dan TSH tinggi
2. USG atau CT Scan
Tiroid menunjukkan ada tidaknya goiter
3. X – foto tengkorak
Menunjukkan kerusakan hipotalamus atau hipofisis anterior
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
Biodata pasien yang harus dikaji meliputi nama, nomor register, jenis kelamin, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, alamat, diagnosa medis
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa muncul pada klien kretinisme dapat berupa cebol, penurunan nafsu
makan, kelelahan, penurunan tonus otot, keterbelakangan.
3. Riwayat penyakit sekarang.
Pada pasien kretinisme biasanya akan diawali dengan tanda-tanda anak mengalami gangguan
perkembangan fisik (cebol), muka bulat (moon face), kepala besar, berbicara terbata-bata, lidah
tebal, warna kulit agak kekuningan dan pucat, kepala besar.
4. Riwayat penyakit dahulu
Hipotiroidisme kongenital, riwayat ibu yang meminum obat antitiroid, riwayat ibu yang sakit
hipertiroid, riwayat tiroidektomi, tiroiditis.
5. Riwayat penyakit keluarga
Sejak kapan klien menderita masalah penyakit tersebut dan apakah ada keluarga klien yang
menderita penyakit yang sama.
6. Pemeriksaan fisik
a. B1 (Breathing)
Sesak, RR meningkat, hipoventilasi.
b. B2 (Blood)
Bradikardi, hipotensi, disritmia, penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung,
akral dingin, pucat dan lembab, CRT > 3 detik.
c. B3 (Brain)
Gangguan memori, perhatian kurang, somnolen, perlambatan daya pikir, keadaan umum
lemah, fungsi intelektual yang lambat.
d. B4 (Blader)
Penurunan keluaran urine
e. B5 (Bowel)
Konstipasi, penurunan nafsu makan, penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan
kalori, peningkatan berat badan, obesitas, dan distensi abdomen
f. B6 (Bone)
Gerakan lambat, penrunan refleks otot, kulit kering dan bersisik, rambut kepala tipis dan rapuh,
pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal, rambut rontok, edema kulit terutama dibawah mata.
7. Pemeriksaan diagnostic
a. Pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum
b. Pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan TSH
serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal)
B. Analisa Data
Kemungkinan
No Pengelompokan data Masalah
penyebab
1 Ds: keluarga atau klien perubahan pola Gangguan
mengeluh kecerdasan menurun kognitif proses berpikir
Do: disorientasi waktu dan
tempat, bicara terbata-bata,
intelektual rendah, berbicara
lambat.
2 Kelelahan, Intoleransi
Ds: keluarga mengeluh klien penurunan fungsi aktivitas
jarang melakukan aktivitas dan kognitif
cepat lelah
Do: kelelahan, menarik diri,
apatis, menyendiri
3 Penurunan fungsi Gangguan
Ds: keluarga mengeluh klien kognitif dan konsep diri
sulit membina hubungan sosial penurunan
dengan lingkungan pertumbuhan
Do: mengurung diri, menarik
diri, fungsi intelektual yang
lambat, berbicara lambat,
somnolen.
4 Penurunan Perubahan suhu
Ds: pasien atau keluarga produksi kalor tubuh
mengeluh badan lembab dan (hipotermi)
dingin
Do: Akral dingin, peningkatan
suhu tubuh (hipotermi)
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan proses pikir berhubungan dengan perubahan pola kognitif
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan fungsi kognitif
3. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif dan penurunan
pertumbuhan
4. Perubahan suhu tubuh (hipotermi) berhubungan dengan penurunan produksi kalor.
3. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif dan penurunan
pertumbuhan.
Tujuan: memperbaiki konsep diri dan meningkatkan sosialisasi dengan lingkungan
Kriteria Hasil:
a. Anak mampu bersosialisasi
b. Menarik diri berkurang atau menghilang
c. Komunikasi dengan keluarga terjalin
d. Terjalin support keluarga
Intervensi Rasional
Kaji penyebab terjadinya gangguan Menentukan kemungkinan penyebab
konsep diri dapat diubah dan diperbaiki
Berikan motivasi kepada keluarga Keluarga merupakan lingkungan
untuk selalu berkomunikasi dengan pertama yang dapat dijadikan tempat
pasien bersosialisasi
Anjurkan keluarga untuk selalu Menghindarkan pasien dari
mensupport pasien kemungkinan menarik diri yang
semakin parah
Anjurkan keluarga untuk mengikuti Memperbaiki mental pada klien
terapi kolaborasi dengan tim psikologis
anak.
A. Kesimpulan
Kretinisme adalah suatu kelainan hormonal pada anak-anak yang terjadi akibat
kurangnya hormon tiroid. Penderita kelainan ini mengalami kelambatan dalam perkembangan
fisik maupun mental. Atau kretinisme merupakan perawakan pendek pada anak-anak akibat
kurangnya hormon tiroid dalam tubuh.
Penyebab terjadinya kretinisme bisa dikarenakan kekurangan yodium, kekurangan
hormon tiroid, pemakaian obat-obatan anti tiroid oleh ibu hamil (maternal), perawakan pendek
genetic, tiroidektomi, tiroditis (hashimoto), pemakaian obat anti tiroid, retardasi pertumbuhan
dalam janin, sindroma-sindroma dengan salah satu gejala perawakan pendek misalnya
sindroma truner, penyakit-penyakit kronis yang menyebabkan malnutrisi dalam perkembangan
penyakitnya.
Tanda dan gejala terjadinya kretinisme meliputi perlambatan daya pikir dan sukar
berkonsentrasi, gangguan perkembangan fisik, metabolisme tubuh menurun, berbicara terbata-
bata, rambut kasar dan kering, lidah tebal, jarak antara kedua mata lebih besar, kulit kasar dan
kering, warna kulit agak kekuningan dan pucat, kepala besar, muka bulat (moon face),
psikologis: apatis, depresi, menarik diri, paranoid, mania.
Penatalaksanaan dapat dilakukan dengan cara pencegahan dan pemberian obat khusus.
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita kretinisme meliputi hipotiroidisme dan
koma miksedema
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan dalam menunjang diagnosa kretinisme
meliputi pemeriksaan laboratorium, USG, CT Scan, dan Foto tengkorakl.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Adanya standar khusus dalam format asuhan keperawatan dan memicu pemikiran yang
kritis mahasiswa dalam kasus asuhan keperawatan endokrin
2. Bagi Institusi Pendidikan
Pembuatan kasus pembelajaran akademik lebih bervariatif agar memicu inovasi mahasiswa
untuk memecahkan masalah keperawatan yang muncul pada klien keperawatan endokrin
DAFTAR PUSTAKA