pada
KB dan Kehamilan
4
KB......menurut WHO
5
KB dan Kesehatan Reproduksi
Tujuan program KB dan Kesehatan Reproduksi
a. Pemenuhan hak-hak reproduksi
b. Promosi, pencegahan dan penanganan
masalah-masalah kesehatan reproduksi dan
seksual
c. Kesehatan dan kesejahteraan ibu, bayi dan
anak
6
KB dan Kesehatan Reproduksi
• Karakteristik pembangunan antara lain
dilaksanakan melalui pengendalian
pertumbuhan penduduk KB perwujudan
Keluarga Kecil Berkualitas Pengembangan
kualitas penduduk.
8
Misi NKKBS
9
Indikator dan Pengertiannya
Indikator KB yang umum dipakai adalah:
10
Pernah Pakai KB (Ever users)
Banyaknya perempuan usia 15-49 yang berstatus kawin (PUS)
yang pernah memakai sesuatu cara KB dari seluruh perempuan
usia subur yang berstatus kawin.
Tujuan:
.
• mengetahui potensi pemakaian alat/cara KB tertentu di
kalangan PUS.
• Kalau diketahui alasan mengapa para perempuan yang
pernah pakai KB itu berhenti ber-KB maka pelaksana
program akan dapat memperbaiki pelayanan atau
mengarahkan program kepada hal-hal yang lebih tepat 11
sasaran.
Angka Prevalensi Kontrasepsi
(Contraceptive Prevalence Rate)/CPR
Persentase PUS yang sedang pakai alat/cara KB
Tujuan:
• Menetapkan kebijakan pengendalian
. kependudukan
• Penyediaan pelayanan KB baik dalam bentuk mempersiapkan
pelayanan kontrasepsi seperti sterilisasi, pemasangan IUD,
persiapan alat dan obat kontrasepsi,
• Pelayanan konseling untuk menampung kebutuhan dan
menanggapi keluhan pemakaian kontrasepsi.
12
Angka Kelangsungan Pemakaian
Kontrasepsi (AKPR)
Jumlah pemakai dan lama pemakaian
dibandingkan dengan jumlah orang dan
jumlah bulan terpapar
13
Kontraseptif Mix (Contraceptive Use
Mix)
Persentase pemakai alat/cara KB menurut alat/cara KB
(contraceptive use mix) adalah banyaknya PUS yang
memakai alat/cara KB tertentu per 100 pasangan usia
subur (PUS).
Tujuan:
• Mengetahui alat/cara KB yang mana yang paling disukai
oleh PUS didaerah tertentu pada waktu tertentu.
14
Indikator Lain
1. Angka Kelangsungan Penggunaan Kontrasepsi
(Contraceptive Continuation Rate)/CCR
Proporsi pengguna alat/cara KB yang masih menggunakan alat/cara KB
tertentu setelah suatu periode terpapar, misal satu tahun, terhadap
risiko tidak meneruskan penggunaan alat/cara KB
2. (Contraceptive Discontinuation Rate)/CDR
Proporsi yang tidak menggunakan alat/cara KB pada periode terpapar
termasuk karena kegagalan atau tidak meneruskan penggunaan karena
alasan lain
.
CDR = 1-CCR
3. Angka Kegagalan Kontrasepsi (Contraceptive Failure
Rate)
Rasio kelahiran yang tidak diinginkan terhadap durasi keterpaparan
kontrasepsi
15
4. Efektifitas Kontrasepsi (Contrceptive Effectiveness)
Tingkat dimana penggunaan alat/cara KB menurunkan
kemampuan untuk subur
16
Permasalahan KB
17
Faktor Sosial Budaya
21
21
18. Keinginan memperoleh anak laki-laki
19. Mengabaikan pengawasan lingkungan,
perkembangan ekonomi nasional, kesejahteraan
masyarakat sebagai motif untuk menjalankan KB.
20. Perasaan tidak aman di hari tua
21. Mortalitas bayi yang tinggi
22. Ketidaksetiaan terhadap pasangan dan
hubungannya dengan KB
23. Nilai ekonomi anak yang terlalu dibesar-besarkan
24. Keseganan memberikan infomasi KB kepada remaja
dan orang dewasa yang belum nikah
25. Kurangnya penekanan mengenai keuntungan
langsung manfaat jangka pendek program KB
22
22
Perilaku KB
1. Pemakaian (contraceptive use)
2. Pemilihan (contraceptive choice)
3. Kegagalan (contraceptive failure)
4. Penggantian (contraceptive switching)
23
23
Pola dan Perbedaan Perilaku
Pemilihan KB Berdasarkan
Pengetahuan
• Metode tradisional:
a. Memperpanjang masa menyusui anak
b. Minum jamu tertentu
c. Pemijatan oleh dukun pada bulin 35 hari
• Metode modern:
a. Hormonal
b. Mekanis
24
Pola dan Perbedaan Perilaku
Pemilihan KB Berdasarkan Lama
Perkawinan
Untuk yang baru menikah pemakaian KB rendah
karena ingin punya anak
Yang menikah selama 10-19 tahun berKB untuk
menjarangkan kelahiran
Perempuan yang sudah 20 tahun atau lebih
menikahnya, biasanya menyadari
. kesuburannya
berkurang dan frekuensi hubungan suami istri
berkurang, sehingga pamakian KB rendah
26
Pola dan Perbedaan Perilaku
Pemilihan KB Berdasarkan Nilai Anak
27
Pola dan perbedaan perilaku
Pemilihan KB Berdasarkan jumlah
anak lahir hidup
• Kelompok yang memiliki anak 3 dan 4+ meningkat
• Kelompok memiliki anak kurang dari 3 menurun. Jadi
semakin banyak Anak Lahir Hidup (ALH) makin tinggi
yang ber KB
• Untuk kelompok yang memiliki ALH 0 dan 1, kelompok
usia muda (15-19 tahun) tinggi mengatur jarak
.
kelahiran anak (menjarangkan kelahiran)
• Utk kelompok sedangkan yang ALH nya banyak
menggunakan KB untuk membatasi kelahiran.
28
Aspek Sosial Budaya Yang
Berhubungan IBU
Angka kematian ibu yang tinggi, menurut sensus
kesehatan rumah tangga. ( SKRT ) angka kematian Ibu
maternal 450 / 100 000 kelahiran hidup salah satu
indikator derajat kesehatan dimana jumlah yang banyak
adalah Ibu masa hamil, partus dan nifas.
Tingkat pendidikan wanita yang rendah, terutama pada
wanita dewasa muda masih berkisar 25,7 %, kondisi ini
menyebabkan ibu-ibu tidak mengetahui perawatan
semasa hamil, kelahiran, perawatan bayi, dan semasa
nifas, juga tidak mengetahui kapan kapan datang ke
pelayanan kesehatan
29
Lanjutan
30
lanjutan
31
Aspek Sosial Budaya Yang
Berhubungan Anak
• Angka kematian bayi masih tinggi yaitu 58/1000 kelahiran
hidup. Jenis kematian adalah jenis penyakit antara lain
Tetanus, campak, pertusis, dan sebab lain yaitu BBLR
• Angka kematian balita masih 10,6/1000, 31% dari jumlah
tersebut disebabkan Tetanus, campak, pertusis dan folio
• Angka kelahiran dan angka kesuburan dirasa masih cukup
tinggi, angka kelahiran kasar berkisar antara 26-32/ 1000
penduduk
• Kematian tersebut faktor sosial budaya dimasyarakat
seperti halnya tingkat pendidikan yang rendah pada
wanita, sosek, kepercayaan pada pelayanan tenaga
kesehatan masih rendah
32
lanjutan
33
lanjutan
34
Peran Dr/DK/DLP
ERH (Essential Reproductive Health):
1. Pelayanan KB yg berkualitas
2. Kesehatan ibu, bayi dan anak
3. Pencegahan & pengobatan infertilitas
4. Pencegahan & manajemen komplikasi
aborsi
5. Pengobatan Infeksi Saluran Reproduksi
(IRS), Infeksi Menular Seksual (IMS), &
gangguan sistem reproduksi lainnya
6. Rujukan pelayanan KB & kesehatan
reproduksi
35
Lanjutan
36
Cara-cara Pendekatan Sosial Budaya Dalam
Pelayanan Kesehatan
1. Memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan
tugas, peran serta tanggung jawabnya.
2. Menggerakkan peran serta dimasyarakat khususnya,
berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, bayi baru lahir, anak remaja, usia lanjut dan
KB
38