Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

SEHAT PERTUMBUHAN DAN


PERKEMBANGAN TODDLER, PRA-
SEKOLAH DAN USIA SEKOLAH

Nur Aulia Fikri

Rifah Milladina
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
SEHAT PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN TODDLER
(usia 1,5-3 th)
1.Pengertian

TODLER adalah tahap perkembangan


anak usia 1.5 - 3 tahun dimana pada usia ini
anak akan belajar mengerjakan segala
sesuatu yang berkaitan dengan
kebutuhannya secara mandiri (otonomi).
Ciri-ciri anak pada usia Toddler :
a. Anak mengenal namanya sendiri
b. Anak bertanya segala hal yang baru atau asing menurutnya
c. Anak melakukan kegiatanya sendiri dan tidak mau dibantu
d. Anak sering mengatakan “tidak” atau “jangan”
e. Anak mulai bergaul dengan orang lain dan mau berpisah
dengan orangtua
f. Anak mulai belajar untuk mengikuti kegiatan keagamaan
g. Rasa malu terjadi jika anak secara jelas menyadari dirinya
sendiri karena pemaparan negatif
h. Keraguan anak akan berkembang jika orang tua secara jelas
membuat malu/ mempermalukan anak di hadapan orang lain,
maka sebaiknya orang tua dapat memberikan sikap yang arif
ketika anak menjalani masa ini.
Pengkajian :

1. Perkembangan motorik,
2. Perkembangan psikososial
3. Perkembangan kognitif,
4. Pembelajaran peran dan bermain.
1. Peerkembangan motorik

• Motorik Kasar :
1. Berlari
2. Melompat
3. Menangkap
4. Melempar

• Motorik Halus :
1. Berhasil menyusun potongan gambar
2. Penulisan krayon dengan tergesa-tergesa
3. Membalik-balikan halaman buku ketika membaca cerita.
2. Faktor Psikologis

Teori psikoanalitis menyatakan bahwa tingkat perkembangan.


Psikososial anak ditunjukkan pada usia 1 hingga 3 tahun, dan
anak belajar untuk mengendalikan kemampuan mereka untuk
menyembunyikan atau memperlihatkan. Perkembangan fisik
yang meningkat dan membolehkan latihan berdandan juga
merupakan metafora bagi perkembangan sosial dan kognitif
yang terjadi secara simultan.

Dengan demikian, anak belajar untuk


“mempertahankan” dan “melepaskan” dalam banyak bidang
kehidupan. Untuk menguasai beberapa keamanan selama
waktu “melepaskan” ini, anak terikat dalam perilku ritual
seperti nyanyian yang diulang, melakukan tugas dengan cara
yang sma, atau bermain dengan mainan tertentu.
3. Perkembangan kognitif

Piaget (1975) menjelaskan perkembangan kognitif untuk


anak usia 2-7 tahun pada fase praoperasional. Istilah operasional
menjelaskan kemampuan untuk memanipulasi objek yang secara
logis berhubungan dengan objek lain. Perkembangan bahasa
berjalan cepat dari umur 2-4 tahun. Anak-anak suka mendengar
dirinya sendiri berbicara. Kebanyakan bahasa berhubungan dengan
diri, seperti “saya ingin” “saya mau.” Alasan yang berhubungan
dengan objek tentu dan tidak ada jumlah pendorong akan menuju
generalisasi. Bahasa terus berlanjut menjadi egosentrik sampai
anak mencapai usia sekolah.
4. Pembelajaran Peran

Pembelajaran peran merupakan bagaian terkecil pada


bagian ini karena anak melihat dunia semata dari sudut pandang
pribadinya. Melalui bermain, anak-anak mungkin mengimitasi
peran yang mereka lihat dari orang dewasa, tetapi mereka tidak
memiliki konsep dari peran yang terlibat.

5. Bermain
Imitasi dan imajinasi mendominasi permainan yang
digunakan selama periode ini. Antara usia 1 dan 3 tahun, anak-anak
berpartisipasi dalam permainan paralel yang melibatkan apapun
yang ada di sekitar anak, tetapi tidak berinteraksi dengan mereka
dalam bentuk sosial. Penggunaan mainan yang mirip dengan yang
digunakan orang dewasa seperti mainan alat-alat dapur, truk dan
pemotong rumput.
DIAGNOSA KEPERAWATAN:

Kesiapan peningkatan perkembangan toddler

Intervensi Generalis :

• Memberikan mainan sesuai perkembangan anak


• Melatih dan membimbing anak untuk melakukan kegiatan secara
mandiri
• Memberikan pujian pada keberhasilan anak
• Tidak menggunakan kalimat perintah tetapi memberikan
alternatif pilihan
• Tidak melampiaskan kemarahan atau kekesalan dalam bentuk
penganiayaan fisik pada anak (memukul, menjambak, menendang
dll)
• Melibatkan anak dalam kegiatan agama keluarga
• Hindarkan suasana yang dapat membuat anak merasa tidak aman
(menakut-nakuti, membuat terkejut, kalimat negatif, mencela)
• Bila anak mengamuk, lindungi dari bahaya cidera, terjatuh,
terluka
• Membimbing anak untuk BAK/BAB di toilet

Intervensi Spesialis

• Terapi stimulasi perkembangan psikososial anak usia 1.5-3 tahun


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
SEHAT PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN PRA SEKOLAH
(usia 3-6 th)
1.Pengertian

Pra Sekolah Adalah tahap


perkembangan anak usia 3-6 tahun dimana
pada usia ini anak akan belajar berinteraksi
dengan orang lain, berfantasi dan berinisiatif,
pengenalan identitas kelamin,dan meniru.
Ciri-ciri anak pada usia Pra-Sekolah:
a. Anak suka mengkhayal dan kreatif
b. Anak punya inisiatif bermain dengan alat-alat di rumah
c. Anak suka bermain dengan teman sebaya
d. Anak mudah berpisah dengan orang tua
e. Anak mengerti mana yang benar dan yang salah
f. Anak belajar merangkai kata dan kalimat
g. Anak mengenal berbagai warna
h. Anak membantu melakukan pekerjaan rumah sederhana
i. Anak mengenal jenis kelaminnya
j. Belajar ketrampilan baru melalui permainan
Pengkajian :

1. Perkembangan motorik,
2. Perkembangan psikososial
3. Perkembangan kognitif,
4. Bermain.
1. Perkembangan motorik

Perkembangan motorik merupakan dasar bagi kemajuan


perkembangan berikutnya dengan meningkatnya
pertumbuhan tubuh, baik menyangkut berat badan dan tinggi
badan, maupun kekuatannya memungkinkan anak dapat
lebihmengembangkan keterampilan fisiknya dan eksplorasi
terhadap lingkungannyadengan tanpa bantuan dari orang
tuanya.

Perkembangan ketrampilan motorik dipelajari anak


tergantung sebagian pada kesiapan kematangan terutama
kesempatan yang diberikan untuk mempelajari dan bimbingan
yang diperoleh dalam menguasai ketrampilan inisecara cepat
dan efisien
• Motorik halus.

Ketrampilan menulis, menggambar sendiri, mewarnai


gambar, menggunakan gunting, bermain tanah liat atau
palm, menyisir rambut, berpakaian sendiri danmembuat
kue-kue.

• Motorik kasar

Diantaranya adalah melompat dan berjalan cepat,


memanjat, naik sepeda rodatiga, berenang, lompat tali,
keseimbangan berjalan diatas pagar, sepatu roda dan
menari.
2. Perkembangan psikososial

Menurut teori psikoanalitik, usia 3-6 tahun bergerak


menuju tingkat falik dengan memulai ketertarikan pada
perbedaan jenis kelamin dalam mengidentifikasi orang tua
dengan jenis kelamin yang sama.

Menurut Erikson (1963), tugas psikososial untuk usia


prasekolah adalah membangun rasa inisiatif. Selama fase ini,
anak meng-eksplorasi dunia sepenuhnya. Imajinasi menjadi
aktif dan memainkan peranan yang besar dalam kehidupan
anak. Selain itu, anak belajar memperoleh kepuasan tanpa
berbenturan dengan hak orang lain. Kata hati menjadi ada dan
belajar kebeneran dari kesalahan adalah tugas utama.
Kebanyakan pembelajaran berasal dari pengalaman dari orang
tuadan anggota keluuarga.
3. Perkembangan kognitif

Meningkatnya kemampuan intelektual terutama


kemampuan berpikir dan melihat hubungan-hubungan dengan
meningkatnya kemampuan untuk menjelajah lingkungan karena
bertambah besarnya kemandirian dan mengendalikan motorik
serta meningkatnya kemampuan bertanya dengan menggunakan
kata-kata yang dapat dimengerti orang lain.

Anak mulai memperhatikan hal-hal yang kecil yang


tadinya tidak diperhatikan. Dengan demikian anak tidak lagi
bingung kalau menghadapi benda-benda, situasi atau orang-
orang yang memiliki unsur-unsur yang sama (Hurlock, 1999).
4. Bermain

Imitasi dan imajinasi mendominasi permainan yang digunakan


selama periode ini. Antara usia 3 dan 6 tahun, anak-anak
berpartisipasi dalam permainan paralel yang melibatkan apapun
yang ada di sekitar anak, tetapi tidak berinteraksi dengan mereka
dalam bentuk sosial. Penggunaan mainan yang mirip dengan yang
digunakan orang dewasa seperti mainan alat-alat dapur, truk dan
pemotong rumput.
DIAGNOSA KEPERAWATAN:

Kesiapan peningkatan perkembangan pra sekolah

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN

Tujuan
Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
Mengembangkan ketrampilan berbahasa
Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
Pembentukan indentitas dan peran sesuai jenis kelamin
Mengembangkan kecerdasan
Mengembangkan nilai-nilai moral
Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan
Tindakan Keperawatan
1.Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
• Kaji pemenuhan kebutuhan fisik anak
• Anjurkan pemberian makanan dengan gizi yang seimbang
• kolaborasi pemberihan vitamin dan vaksinasi ulang (booster)
• Ajarkan kebersihan diri

2. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus


• Kaji ketrampilan motorik kasar dan halus anak
• Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik kasar
(berjalan cepat, memanjat, naik sepeda rodatiga, berenang, lompat
tali, keseimbangan berjalan diatas pagar, sepatu roda dan menari.)
• Faslitasi anak untuk kegiatan dengan menggunakan motorik halus
(menulis, menggambar sendiri, mewarnai gambar, menggunakan
gunting, bermain tanah liat atau palm, menyisir rambut, berpakaian
sendiri dan membuat kue-kue)
• Menciptakan lingkungan aman dan nyaman bagi anak untuk bermain
3. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
• Kaji ketrampilan adaptasi psikososial anak
• Sediakan waktu bagi anak untuk bermain keluar rumah
bersama teman kelompoknya
• Berikan dorongan dan kesempatan ikut berbagai
perlombaan
• Berikan hadiah atas prestasi yang diraih
• Latih anak berhubungan dengan orang lain yang lebih
dewasa

4. Mengembangkan kecerdasan
• Kaji perkembangan kecerdasan anak
• Mendiskusikan kelebihan dan kemampuannya
• Memberikan pendidikan dan ketrampilan yang baik bagi
anak
• Memberikan bahan bacaan dan pemainan yang
meningkatkan kreatifitas
• Libatkan anak melakukan pekerjaan rumah sederhana
misalnya masak, membersihkan mobil, menyirami
tanaman, menyapu
• Latih membaca, menggambar dan berhitung
• Asah dan kembangkan hobby yang dimiliki anak

5. Mengembangkan nilai-nilai moral

• Kaji nilai-nilai moral yang sudah diajarkan pada anak


• Ajarkan dan latih menerapkan nilai agama dan budaya
yang positif
• Ajarkan hubungan sebab akibat suatu tindakan
• Berikan pujian atas nilai-nilai positif yang dilakukan anak
• Latih kedisplinan
6. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan

• Tanyakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak


• Tanyakan upaya yang sudah dilakukan keluarga terhadap
anak
• Berikan reinforcement atas upaya positif yang sudah
dilakukan keluarga
• Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makan bergizi
seimbang
• Berikan pendidikan kesehatan tentang tugas perkembangan
normal pada usia sekolah
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
SEHAT PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN USIA SEKOLAH
(usia 6-12 th)
1. Pengertian

Usia Sekolah Adalah tahap perkembangan


anak usia 6-12 th dimana pada usia ini anak akan
belajar memiliki kemampuan bekerja dan
mendapat ketrampilan dewasa, belajar
menguasai dan menyelesaikan tugasnya,
produktif belajar, kenikmatan dalam
berkompetisi dan merasakan bangga dalam
keberhasilan melakukan sesuatu yang baik. Bisa
membedakan sesuatu yang baik/tidak dan
dampak melakukan hal yang baik/tidak.
Ciri-ciri anak Usia Sekolah :
• Mampu menyelesaikan tugas dari sekolah/rumah
• Mempunyai rasa bersaing misal ingin lebih pandai dari
teman, meraih juara pertama
• Terlibat dalam kegiatan kelompok
• Mulai mengerti nilai mata uang dan satuannya
• Mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sederhana
• Memiliki hobby tertentu
• Memliliki teman akrab untuk bermain
• Tidak ada tanda bekas luka penganiayaan
Pengkajian :

1. Faktor predisposisi dan presipitasi


2. Penilaian stressor
3. Sumber koping
4. Mekanisme koping
1. Faktor predisposisi dan presipitasi

• Faktor Biologis

Hasil pengkajian aspek biologis pada anak usia sekolah


yaitu semua anak memiliki perkembangan biologis, baik tidak
memiliki riwayat kehamilan, dan melahirkan negatif, memiliki
riwayat imunisasi lengkap, secara motorik anak bergerak aktif,
tidak pernah sakit fisik yang berat, tidak ada alergi maupun cacat
fisik, memiliki nutrisi adekuat, tidak memiliki riwayat kelainan
genetik maupun gangguan jiwa dalam keluarga. Sehingga dapat
disimpulkan memiliki kondisi fisik yang sehat.
•Faktor Psikologis
Hasil pengkajian aspek psikologis yang didapatkan Stuart
(2013) menyebutkan bahwa faktor psikologis meliputi konsep diri,
intektualitas, kepribadian, moralitas, pengalaman masa lalu, koping,
dan keterampilan komunikasi secara verbal yang dapat
mempengaruhi sseorang dalam berhubungan dengan orang lain.

• Faktor Sosiokultural
Hasil pengkajian aspek sosiokultural menunjukkan bahwa
seluruh anak usia sekolah pada kelompok intervensi memiliki
pendidikan sedang bersekolah di SD dan berstatus sebagai anak
kandung dalam keluarga serta sangat diterima kehadirannya sebagai
anggota masyarakat. Faktor sosiokultural menurut STUART (2013)
yang dapat mempengaruhi kontrol diri yaitu, usia, jenis kelamin,
pendidikan, penghasilan, pekerjaan, posisi sosial, latar belakang
budaya, nilai dan pengalaman individu, tingkat prestasi anak usia
sekolah.
2. Penilaian Stressor/ tanda dan gejala

1. Motorik
• Berjalan
• Berlari
• Baris-berbaris
• Melompat jauh
• dapat memakai baju tanpa dibantu

2. Kognitif
• Membedakan khayalan dan kenyataan
• Memecahkan masalah sederhana
• Memahami sebab-akibat

3. Bahasa
• Mampu bercerita banyak hal
• Mampu berkomunikasi dengan orang lain
• Mampu menyatakan pendapat
4. Emosi
• Mampu mengenal dan merasakan emosinya sendiri
• Mamou mengungkapkan perasaan yang timbul
• Memiliki sifat bersahabat

5. Kepribadian
• Memahami perbedaan jenis kelamin
• Mempunyai cita-cita
• Mengerjakan tugas yang diberikan

6. Moral
• Mengenal konsep benar-salah
• Mengikuti aturan-aturan yang diberikan orang tua, sekolah, dan
lingkungan sekolah

7. Spriritual
• Horman kepada orang yang lebih tua
• Menyayangi fakir miskin
• Bersikap jujur
8. Psikososial
• Persahabatan mulai luas dan akrab
• Mampu bekerja sama
• Membentuk kelompok dengan teman sebaya
• Sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.

3. Sumber koping

• Kemampuan Individu
• Sosial support
• Material Aset
4. Mekanisme koping

• Menyelesaikan tugas sekolah dan tugas rumah yang


diberikan
• Mengenal perasaan yang dirasakan
• Mampu mengungkapkan perasaan yang dirasakan
• Mengerti hal-hal yang baik dan buruk.
DIAGNOSA KEPERAWATAN:

Kesiapan peningkatan perkembangan usia sekolah

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN

Tujuan
• Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang
optimal
• Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
• Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
• Mengembangkan kecerdasan
• Mengembangkan nilai-nilai moral
• Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan
Tindakan Keperawatan

1.Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal


• Kaji pemenuhan kebutuhan fisik anak
• Anjurkan pemberian makanan dengan gizi yang seimbang
• kolaborasi pemberihan vitamin dan vaksinasi ulang (booster)
• Ajarkan kebersihan diri

2. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus


• Kaji ketrampilan motorik kasar dan halus anak
• Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik kasar
(kejar-kejaran, papan seluncur, sepeda, sepak bola, tangkap bola,
lompat tali)
• Faslitasi anak untuk kegiatan dengan menggunakan motorik halus
(belajar menggambar/melukis, menulis, mewarna, membuat
kerajinan tangan seperti vas, kotak pensil, lampion dsb, )
• Menciptakan lingkungan aman dan nyaman bagi anak untuk bermain
3. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
• Kaji ketrampilan adaptasi psikososial anak
• Sediakan waktu bagi anak untuk bermain keluar rumah
bersama teman kelompoknya
• Berikan dorongan dan kesempatan ikut berbagai
perlombaan
• Berikan hadiah atas prestasi yang diraih
• Latih anak berhubungan dengan orang lain yang lebih
dewasa

4. Mengembangkan kecerdasan
• Kaji perkembangan kecerdasan anak
• Mendiskusikan kelebihan dan kemampuannya
• Memberikan pendidikan dan ketrampilan yang baik bagi
anak
• Memberikan bahan bacaan dan pemainan yang
meningkatkan kreatifitas
• Libatkan anak melakukan pekerjaan rumah sederhana
misalnya masak, membersihkan mobil, menyirami
tanaman, menyapu
• Latih membaca, menggambar dan berhitung
• Asah dan kembangkan hobby yang dimiliki anak

5. Mengembangkan nilai-nilai moral

• Kaji nilai-nilai moral yang sudah diajarkan pada anak


• Ajarkan dan latih menerapkan nilai agama dan budaya
yang positif
• Ajarkan hubungan sebab akibat suatu tindakan
• Berikan pujian atas nilai-nilai positif yang dilakukan anak
• Latih kedisplinan
6. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan

• Tanyakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak


• Tanyakan upaya yang sudah dilakukan keluarga terhadap
anak
• Berikan reinforcement atas upaya positif yang sudah
dilakukan keluarga
• Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makan bergizi
seimbang
• Berikan pendidikan kesehatan tentang tugas perkembangan
normal pada usia sekolah
Referensi
• Stolte, K. (2004), Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Jakarta:
EGC
• Spesialis Jiwa FIK 2005-2007 dan tim pengajar spesialis jiwa
(2008). Draft Standar Asuhan Keperawatan Program Spesialis
Jiwa. Jakarta : Progaram Magister

Anda mungkin juga menyukai