Anda di halaman 1dari 11

Pendekatan Problem Posing

Mutawadiyah Majid
Musdaipah
Sudarto
L ATA R B E L A K A N G

Pola pembelajaran matematika yang Pembelajaran matematika sangat Untuk terciptanya pembelajaran yang
berkembang di Indonesia saat ini, adalah menuntut keaktifan dan keterampilan menuntut keaktifan siswa sebagai pusat
pembelajaran konvensional yang belum siswa untuk mengolah data yang diberikan pembelajaran, perlu adanya perubahan
menuntut keaktifan siswa dalam proses guru. Keterampilan yang dimaksud dalam yang dapat mewujudkan apa yang
kegiatan pembelajarannya. pembelajaran matematika bukan hanya diharapkan dalam proses pembelajaran,
kemampuan berhitung saja, tetapi seperti siswa dapat mengemukakan
keterampilan yang mengembangkan pendapat, merumuskan masalah,
kemampuan berpikir. membuat masalah dan menyelesaikan
masalah. Salah satu perubahan yang
dapat menuntut keaktifan siswa dalam
pembelajaran matematika adalah dengan
penerapan pendekatan Problem Posing.

2
L ATA R B E L A K A N G

RUMUSAN MASALAH TUJUAN


 Bagaimana filosofi pendekatan Problem Posing ?  Mengetahui filosofi pendekatan problem posing.
 Bagaimana pendekatan Problem Posing dalam  Mengetahui penerapan Problem Posing dalam
pembelajaran matematika
pembelajaran matematika?
 Mengetahui klasifikasi Jawaban Problem Posing
 Bagaimana klasifikasi Jawaban Problem Posing
Siswa.
Siswa?
 Mengetahui kelebihan dan kekurangan Problem
 Apa saja kelebihan dan kekurangan Problem Posing.
Posing?

3
Menurut Brown dan Walter (1990:1, dalam Muhfida (2010), pada tahun 1989 untuk pertama kalinya
istilah Problem Posing diakui secara resmi oleh National Council of Teacher of Mathematics (NCTM)
sebagai bagian dari National program for re-direction of mathematics education (reformasi pendidikan
matematika). Selanjutnya istilah ini dipopulerkan dalam berbagai media seperti buku teks, jurnal serta
menjadi saran yang konstruktif dan mutakhir dalam pembelajaran matematika. Menurut Suyitno Amin
(2004, dalam Sari 2007), Problem Posing mulai dikembangkan pada tahun 1997 oleh Lynn D. English dan
awal mulanya diterapkan dalam mata pelajaran matematika selanjutnya model ini dikembangkan pada
mata pelajaran yang lain dan mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2000.
Problem Posing adalah istilah dalam bahasa Inggris yaitu dari kata “problem” artinya masalah,
soal/persoalan dan kata “pose” yang artinya mengajukan (Echols dan Shadily, 1995: 439 dan 448 dalam
Muhfida 2010).

FILOSOFI PROBLEM POSING

4
Problem Posing dalam matematika mempunyai
beberapa arti Suryanto (1998:8, dalam Siswono
2000:3) menjelaskan :
 Perumusan soal sederhana atau perumusan ulang soal yang
ada dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana dan
dapat dikuasai. Hal ini terjadi dalam pemecahan soal-soal yang
Pembelajaran dengan Problem Posing menurut rumit. Pengertian ini menunjukkan bahwa pengajuan soal
Menon (1996:530-532, dalam Siswono 2000:5-6) merupakan salah satu langkah dalam rencana pemecahan
dapat dilakukan dengan tiga cara berikut :
masalah/soal.

 Berikan kepada siswa soal cerita tanpa pertanyaan, tetapi


semua informasi yang diperlukan untuk memecahkan soal  Perumusan soal yang berkaitan dengan syarat-syarat pada
tersebut ada. Tugas siswa adalah membuat pertanyaan soal yang telah diselesaikan dalam rangka pencarian alternative
berdasar informasi tadi. pemecahan atau alternative soal yang relevan (Silver, et.all,
1996, dalam Dian 2012:157). Pengertian ini berkaitan erat
dengan langkah melihat kembali yang dianjurkan oleh Polya
 Guru menyeleksi sebuah topik dan meminta siswa untuk (1973) dalam memecahkan masalah soal.
membagi kelompok. Tiap kelompok ditugaskan membuat soal
cerita sekaligus penyelesaiannya. Nanti soal-soal tersebut
dipecahkan oleh kelompok-kelompok lain.  Perumusan soal atau pembentukan soal dari suatu situasi
yang tersedia, baik dilakukan sebelum, saat atau setelah
pemecahan suatu masalah/soal.
 Guru menyeleksi sebuah topik dan meminta siswa untuk
membagi kelompok. Tiap kelompok ditugaskan membuat soal
cerita sekaligus penyelesaiannya. Nanti soal-soal tersebut
dipecahkan oleh kelompok-kelompok lain.

5
PROBLEM
POSING
Silver dan Cai (1996: 292, dalam Siswono 2000:5) Pre-solution posing
mengklasifikasikan tiga aktivitas koginitif dalam pembuatan Pembuatan soal berdasarkan situasi atau informasi
soal sebagai berikut yang diberikan.

Wi t h i n - s o l u t i o n p o s i n g
Pembuatan atau formulasi soal yang sedang diselesaikan. Pembuatan
soal demikian dimaksudkan sebagai penyederhanaan dari soal yang
sedang diselesaikan.

Post-Solution Posing
Siswa memodifikasi atau merevisi tujuan atau kondisi soal yang telah
diselesaikan untuk menghasilkan soal-soal baru yang lebih menantang.

6
PROBLEM
POSING
Silver dan Cai (1996: 292, dalam Siswono 2000:5) Pre-solution posing
mengklasifikasikan tiga aktivitas koginitif dalam pembuatan Pak Tono mempunyai sebuah kayu padat. Balok kayu tersebut akan
soal sebagai berikut dipotong sehingga menghasilkan 3 jenis kayu berbentuk kotak-kotak
berukuran kecil dan berbeda, yakni dengan panjang rusuk 1 cm, 2 cm,
dan 4 cm.
Soal-soal yang mungkin disusun siswa adalah sebagai berikut.
Post-Solution Posing 1. Apakah Pak Tono mempunyai cukup kayu untuk membuat kotak-
Sebuah akuarium berbentuk balok memiliki ukuran panjang, lebar dan kotak kecil?
tinggi berturut-turut adalah 60 cm, 36 cm, 45 cm. Jika akuarium tersebut 2. Berapa volume kayu tersebut?
diisi air sebanyak 3/4 bagiannya. Berapakah volume akuarium tersebut
yang tidak teris air? Post-Solution Posing
Soal-soal yang mungkin disusun siswa yang dapat mendukung
penyelesaian soal tersebut adalah sebagai beirkut: Luas permukaan balok dengan panjang 5 m dan lebar 3 m dan tinggi 4 m
Berapa volume akuarium sebelum terisi air? adalah 94 m2..
Berapa volume akuarium ketika terisi air sebanyak 3/4 bagiannya? Berdasarkan contoh soal tersebut, maka beberapa teknik yang dapat
Berapakah volume akuarium tersebut yang tidak teris air? digunakan adalah:
1. Mengubah informasi atau data pada soal semula.
2. Menambah informasi atau data pada soal semula
3. Mengubah nilai data yang diberikan, tetapi tetap mempertahankan
kondisi atau situasi soal semula.
4. Mengubah situasi atau kondisi soal semula, tetapi tetap
mempertahankan data atau informasi yang ada pada soal semula.
7
Klasifikasi Jawaban
Problem Posing Siswa
Pe d o m a n p e n s k o r a n
pengajuan soal (problem
posing)

Untuk menganalisis jawaban siswa, Siswono (1999:14)


mengajukan 5 kriteria, yaitu:
Dapat tidaknya soal dipecahkan.
Kaitan soal dengan materi yang diajarkan.
Penyelesaian soal yang dibuat siswa.
Struktur bahasa kalimat soal.
Tingkat kesulitan soal.
Kekurangan

Kelebihan 1. Membutuhkan lebih banyak waktu bagi siswa untuk


menyelesaikan tugas yang diberikan.
1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencapai pemahaman yang 2. Menyita lebih banyak waktu bagi pengajar, khususnya untuk
lebih luas dan menganalisis secara lebih mendalam tentang suatu topik. mengoreksi tugas siswa.
2. Memotivasi siswa untuk belajar lebih lanjut. 3. Siswa berkemampuan rendah tidak dapat menyelesaikan
3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap kreatif, semua soal yang dibuatnya atau soal-soal yang dibuat oleh
temannya yang memiliki kemampuan problem posing lebih
bertanggung jawab, dan berdiri sendiri. tinggi.
4. Pengetahuan akan lebih lama diingat siswa karena diperoleh dari hasil
belajar atau hasil eksperimen yang berhubungan dengan minat mereka
dan lebih terasa berguna untuk kehidupan mereka.

Kelebihan dan Kekurangan

10
THANK YOU!
ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai