Anda di halaman 1dari 21

PROBLEM BASED

LEARNING.
BLOK SISTEM KARDIORESPIRASI
MEMBER
Tutor : dr. Rebecca Weriditi

Ketua : Ronaldo Warnares

OF GROUP Sekertaris : Ruth Msiren

Anggota : Almendo Sitorus

: Delvia Entama

:Desi Ronsumbre

:Flora Bayas Tahoba

:Ida Febriani

:Muhammad. R. D. L. The

:Nurcahyani Apaseray

:Syella Nanda Todingbua


SCENARIO
Akibat perkelahian, Tn. Beno mengalami luka robek di daerah paha kiri sebelah dalam
yang mengeluarkan banyak darah. Tn. Beno terlihat sangat cemas, berkeringat dingin, dan
badannya lemas. Kulitnya pucat dan dingin. Orang-orang yang melihat kejadian tersebut segera
mengantar Tn. Beno ke puskesmas terdekat. Saat dilakukan pemeriksaan tanda vital: frekuensi
nadi 120x/menit, teraba lemah dan tekanan darah 90/60 mmHg. Karena peralatan yang
terbatas, perawat yang bertugas segera membalut luka Tn. Beno dengan perban namun darah
yang keluar merembes. Setelah diinfus dengan cairan Dextrose 5%, ia langsung dikirim ke
rumah sakit terdekat yang berjarak 2 jam
Sampai di rumah sakit, Tn. Beno sudah tidak sadar dan terlihat sesak napas. Saat
diperiksa oleh dokter: frekuensi napas 32x/menit (cepat dan dalam), frekuensi nadi: 130x/menit,
tekanan darah 80/50 mmHg, GCS 9. Pada luka di paha tampak darah yang masih merembes
dan tampak banyak stosel. Dokter menyatakan bahwa Tn. Beno mengalami asidosis.
CLARIFICATION OF TERMINOLOGY

Stosel Cairan Dextrose Asidosis

Dextrose adalah obat dengan Asidosis berarti terjadi


fungsi untuk menyediakan peningkatan jumlah komponen
Stosel adalah darah cairan yang membawa gula ke asam atau berkurangnya jumlah
dalam tubuh saat Anda tidak komponen basa dan mengacu
yang menggumpal dapat meminum cairan yang pada kondisi pH < 7,35
cukup atau saat cairan
tambahan dibutuhan

4
ANALYSIS OF PROBLEM

ANATOMI FISIOLOGI BIOKIMIA GCS


1. Mekanisme kerja jantung 1. Mekanisme homeostasis 1. Pemeriksaan GCS
1. pembuluh darah femur
dan peredaran darah 2. Asidosis 2. Penilaian Tingkat kesadaran
2. Perbedaan arteri dan vena
2. mekanisme homeostatis 3. Cairan Dextrose 5%
3. kompensasi hemostatis

SKENARIO
5
* According to a Survey
ANATOMI PEMBULUH DARAH DI FEMUR

Gambar Arteri Femoralis. Tampak ventral setelah pemisahan


6
M.sartorius dan sebagian M.rectus femoris
PERBEDAAN ARTERI DAN VENA

NO SIFAT ARTERI VENA

1 Dinding Tebal dan elastis Tipis, kurang elastis

2 Katup Satu pada pangkal arteri Banyak, sepanjang vena

3 Letak Di bagian dalam tubuh Permukaan tubuh

4 Tekanan Kuat, jika terpotong darah Lemah, jika terpotong


memancar darah menetes

5 Arah Aliran Ke luar jantung Masuk ke jantung


MEKANISME PEREDARAAN DARAH V. Cava Inferior V. Cava superior
Atrium Dextra

Vena
Ventrikel Dextra

Arteri pulmonari
Kapiler
Pulmo/paru

Vena Pulmonari
Arteriol

Atrium Sinistra

AORTA Ventrikel Sinistra


HOMEOSTATIS
Kadar
nutrien
Kadar sisa
Tekanan metabolisme
Homeostasis ini pada dasarnya
adalah untuk menstabilkan
cairan di sekitar sel-sel Parameter
organisme multisel yaitu cairan CES Kadar O2
ekstrasel (CES), yang Suhu dan CO2
merupakan interface antara sel
dan lingkungan luar.
Kadar air,
garam, dan
elektrolit pH
lainnya
9
* According to a Survey
SISTEM FEEDBACK HOMEOSTASIS
KONSEKUENS
DAN
KOMPENSASI
TANDA-TANDA SYOK

SYOK
Tekanan Darah kurang dari 90 mmHg

Syok adalah kegagalan sistem Frekuensi jantung istirahat tinggi karena stimulasi
simpatis yang meningkatnya kadar epinefrin dalam
kardiovaskuler untuk darah
menyalurkan cukup O2 dan
nutrient untuk memenuhi
Denyut nadi cepat dan lemah karena berkurangnya
kebutuhan metabolism seluler. curah jantung dan tingginya frekuensi denyut
jantung

Keadaan ental berubah akibat kekurangan oksigen ke


otak

12
MEKANISME PEMBEKUAN DARAH

13
FAKTOR PEMBEKUAN DARAH

14
GCS
(GLASGOW COMA SCALE)

Pemeriksaan
GCS

Nilai Respon
Respon
Membuka Verbal
Motorik
Mata Bicara
15
TABEL TINGKAT KESADARAN

Tingkat Kesadaran Pasien Nilai GCS


Compos mentis 15-14
Apatis 13-12
Delirium 11-10
Somnolen 9-7
Sopor 6-5
Semi coma 4
Coma 3
● Dextrose merupakan cairan jenis kristaloid.
Dextrose Kristaloid adalah larutan dimana molekul
organik kecil dan inorganik dilarutkan dalam
air. Larutan ini ada yang bersifat isotonik,
hipotonik, maupun hipertonik. Cairan
kristaloid memiliki keuntungan antara lain :
aman, nontoksik, bebas reaksi, dan murah.
Gabungan antara senyawa gula ● Adapun kerugian dari cairan kristaloid yang
sederhana (Glukosa) yang larut dalam hipotonik dan isotonik adalah
air dan asam asetat. Biasanya kemampuannya terbatas untuk tetap berada
digunakan untuk meningkatkan kadar dalam ruang intravaskular.
gula di dalam darah, pada kondisi
hipoglikemia. ● Larutan dekstrose 5% sering digunakan jika
pasien memiliki gula darah yang rendah atau
Glukosa yang diserap oleh tubuh
memiliki kadar natrium yang tinggi. Namun
penggunaannya untuk resusitasi dihindarkan
sebagai energi akan membantu sel dan
karena komplikasi yang diakibatkan antara
organ tubuh untuk menjalankan lain hiperomolalitas-hiperglikemik, diuresis
fungsinya dengan lebih baik. osmotik, dan asidosis serebral.
17
 Tn. Beno harusnya diberikan pemasangan
infus intravena dengan cairan resusitasi  Berikut ini tabel beberapa jenis cairan kristaloid dan
yang digunakan adalah cairan isotonik kandungan masing- masing :
NaCl 0,9% atau ringer laktat.
 Pemberian awal adalah dengan tetesan
cepat sekitar 20ml/kgBB pada anak atau Nama
produk
Na+ K+ Mg+ Cl- Laktat Dekstrose
(gr/L)
Kalori
(Kcal/L)
sekitar 1-2 liter pada orang dewasa.
 Pemberian cairan terus dilanjutkan
bersamaan dengan pemantauan tanda Ringer 130 4 - 109 28
vital dan hemodinamiknya. Jika terdapat laktat - -

perbaikan hemodinamik, maka pemberian


kristaloid terus dilanjutnya. Pemberian
cairan kristaloid sekitar 5 kali lipat NaCl 0,9% 154 - - 154 -
- -
perkiraan volume darah yang hilang dalam
waktu satu jam, karena istribusi cairan
koloid lebih cepat berpindah dari
Dextrose - - - -
intravaskuler ke ruang intersisial. Jika tidak 5% - 27 108

terjadi perbaikan hemodinamik maka


pilihannya adalah dengan pemberian
koloid, dan dipersiapkan pemberian darah
segera.
KESEIMBANGAN ASAM BASA

Respiratorik
pH < 7,35 Asidosis
Metabolik
PH Darah
Respiratorik
pH >7,45 Alkalosis
metabolik
19
KESIMPULAN
Dari scenario yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa Tn. Beno mengalami
luka di paha kiri bagian dalam, tepatnya pada arteri femorali. Hal ini menyebabkan
banyak darah yang keluar sehingga Tn. Beno mengalai syok hipovolemik stadium 3
yang ditandai dengan cemas, berkeringat dingin, badan lemas, dan takikardi. Ini semua
merupakan usaha tubuh untuk mempertahankan keseimbangan tubuh yang disebut
dengan homeostatis. Adapun frekuensi napas cepas dan dalam merupakan mekanisme
regulasi keseimbangan asam basa dimana paru-paru berespon cepat terhadap
perubahan H+ dalam darah, inilah yang disebut dengan asidosis respiratorik.

Setelah tiba di RS Tn. Beno tidak sadarkan diri dengan nilai GCS 9 atau
dikategorikan Somnolen yaitu kondisi seseorang yang mengantuk namun masih dapat
sadar bila dirangsang. Adapun stosel pada luka Tn. Beno, stosel sendiri merupakan
gumpalan darah dimana terjadi melalui mekanisme hemostatis. Untuk
penatalaksanaanya diberikan cairan dextrose 5% tidak tepat dikarenakan Tn. Beno
membutuhkan cairan penambah volume darah dan untuk lebih tepatnya sebaiknya Tn.
Beno diberikan cairan RL atau NaCl bersamaan dengan pemantauan TTV. Jika tidak
terjadi perbaikan hemodinamik maka pilihan selanjutnya adalah pemberian koloid, dan 20

dipersiapkan pemberian darah segera.


TERIMA KASIH  

Anda mungkin juga menyukai