Alami Perbaikan
Masalah gizi di Indonesia terutama di
beberapa wilayah di bagian Timur seperti
NTT dan Papua Barat, dinilai masih tinggi.
Namun, secara nasional, status gizi di
Indonesia mengalami perbaikan yang
signifikan.
Perbaikan status gizi nasional dapat dilihat
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2018.
Gizi Kurang (Underweigth) dari tahun
2013 sebesar 19,6% turun menjadi 17,7%.
Stunting (Kerdil) dari 37,2% turun menjadi
30,8%.
Kurus (Wasting) dari 12,1% turun menjadi
10,2%.
Bentuk intervensi untuk pemulihan masalah
gizi yaikni dengan pemberian makanan
tambahan. Kementerian Kesehatan sudah
mendistribusikan makanan tambahan
berupa Biskuit dengan kandungan kaya zat
gizi ke seluruh Puskesmas di Indonesia
termasuk wilayah Timur.
Kegiatan surveilans gizi dimulai dari
masyarakat di Posyandu, Puskesmas,
dan Dinas Kesehatan. Pengumpulan
data individu yang teratur akan bisa
mendeteksi secara dini masalah gizi
yang dihadapi, sehingga analisis dan
intervensi yang dilakukan akan tepat
sasaran dan tepat waktu.
Upaya lain dalam mencegahan masalah gizi
adalah dengan perubahan perilaku
masyarakat.
Perilaku masyarakat merupakan faktor
penyebab utama, terjadinya permasalahan
kesehatan, oleh sebab itu masyarakat
sendirilah yang dapat menyelesaikan
masalah tersebut dengan pendampingan /
bimbingan pemerintah.
UPT Puskesmas Medan Labuhan
khususnya program gizi melakukan
koordinasi dengan Lintas Sektor yang terdiri
Camat, Lurah, Kepling, Lembaga Kesehatan
setempat dan Kader Posyandu Balita, untuk
melakukan satu inovasi.
INOVASI PROGRAM GIZI
PUSKESMAS MEDAN LABUHAN