MARIA STEFANIA ALVES MARIA CARISA CHINTYA ODJAN NATALIA VERANDA DESIMAN NAVE HAUTEAS SANTI BATU SARIANA KADJA YOHANIS P. U. LODONG PENGERTIAN JE
Japanese encephalitis adalah
penyakit tular vektor yang disebabkan oleh nyamuk khususnya Culek tritaeniorhynchus pada manusia dan menyebabkan peradangan membran disekitar otak. PENYEBAB JE Virus Japanese Enchepalitis termasuk Arbovirus dari genus Flavivirus dan famili Flaviviridae. MASA INKUBASI Masa inkubasi bervariasi antara 4 sampai 14 hari. GEJALA KLINIS Perkembangan gejala terbagi atas 4 stadium: 1) Prodromal (2-3 hari) Mulai dari timbulnya keluhan sampai timbulnya gejala yang sangat dominan yaitu demam tanpa menggigil dan nyeri kepala. Gejala lain seperti mual, muntah dan nyeri di daerah epigastrium (nyeri bagian atas perut). 2) Fase akut (3-4 hari) ◦ Ditandai dengan demam tinggi yang tidak turun dengan pemberian antipiretik (obat penurun panas). ◦ Nyeri yang diserta kekakuan pada leher ◦ Berat badan menurun disertai dehidrasi ◦ Gangguan keseimbangan dan koordinasi, kelemahan otot-otot, tremor, kekakuan pada wajah, nyeri kepala, mual, muntah, kejang, penurunan kesadaran dari apatis hingga koma. 3) Fase subakut (7-10 hari) Gangguan fungsi saraf dapat menetap seperti paralisis spastik (lumpuh otak) sebagai akibat perawatan yang lama dan pemasangan kateter urin, fasikulasi, gangguan saraf cranial dan gangguan ekstrapiramidal 4) Fase pemulihan/ convalescence (4-7minggu). ◦ Stadium ini dimulai saat menghilangnya inflamasi yaitu pada saat suhu tubuh kembali normal. ◦ Namun memiliki gejala sisa yang sering dijumpai ialah gangguan mental berupa emosi tidak stabil. CARA PENULARAN Penularan JE kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi terutama nyamuk Culex tritaeniorhynchus Pertama nyamuk menggigit ternak yaitu unggas dan babi yang didalam tubuh hewan tersebut sudah mengandung virus JE yang kemudian nyamuk tersebut menggigit lagi manusia dan menularkan virus tersebut melalui gigitan nyamuk. PATOFISIOLOGI PENGOBATAN
Obat – obat yang dapat diberikan adalah
obat simtomatik sekedar meringankan dan mengurangi gejala saja, seperti anti peritika, anti konvulsi, infuse elektrolit, zatkebal (gamma globuline), interferon atau bila perlu obat kortikosteroid. PENCEGAHAN Mencegah gigitan nyamuk (Culek Tritaeniorhynchus) Melakukan vaksinasi pada hewan ternak (babi) Melakukan imunisasi untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi virus Menghambat populasi vektor penyakit dengan pemberian insektisida Pengunaan kelambu saat tidur, menggunakan pakaian yang tertutup atau dengan menggunakan lotion anti-nyamuk Menjauhkan kandang babi dari sekitar pemukiman Melakukan penyuluhan tentang JE EPIDEMIOLOGI 1) Penyebaran Kurang dari 1% infeksi JEV(Japanese encephalitis virus) manusia menghasilkan Japanese Encephalitis Sekitar 20-30% kasus JE berakibat fatal dan 30-50% korban selamat memiliki gejala sisa neurologis yang signitifan Sekitar 69.700 kasus JE biasanya terjadi setiap tahun di 24 negara endemik JE, untuk kejadian 1,8 per 100.000 secara keseluruhan Sekitar 33.900(50%) dari kasus-kasus ini terjadi di Cina(tidak termasuk Taiwan) dan sekitar 55.000(81%) terjadi di daerah dengan program maksiman JE yang berkembang biak atau berkembang, sementara sekitar 12.900( 19%) terjadi di daerah dengan minimal atau tidak ada program vaksinasi. 2) Person Semua kelompok usia berisiko terkena JEV Populasi yang dirugikan 75% dari kasus terjadi pada anak-anak berusia 0-14 tahun 15% pada kelompok usia >15 tahun Angka kematian lebih tinggi pada anak yang berusia <10 tahun. 3) Place Tinggal di daerah endemik JE Daerah subtropis dan tropis Daerah pedesaan dan pinggiran kota dimana budaya padi dan peternakan babi hidup berdampingan Berdasarkan tempat perindukan vektor. 4) Time Perilaku vektor berkaitan dengan aktivitas menggigit Kasus sering terjadi selama musin hujan. Data Nasional
Hasil surveilans sentinel tahun 2016 yang dilakukan di
11 provinsi di Indonesia menunjukkan bahwa terdapat 326 kasus Acute Encephalitis Syndrome (AES) dengan 43 kasus (13%) diantaranya positif JE. Sebanyak 85% kasus JE di Indonesia terdapat pada kelompok usia 15 tahun dan 15% pada kelompok usia >15 tahun. Data surveilans kasus JE di Indonesia tahun 2016 menunjukkan bahwa terdapat 9 provinsi yang melaporkan adanya kasus JE, diantaranya adalah provinsi Bali, Kalimantan barat, sulawesi utara, NTT, DKI Jakarta, DI Jogyakarta, Jawa tengah, NTB, dan Kepulauan Riau, dengan kasus JE terbanyak terdapat di provinsi Bali yaitu 226 kasus (69,3%). Internasional
Penyakit ini telah menyebar luas di Asia
bagian Timur seperti Jepang, Korea, Siberia, China, Taiwan, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam. Philiphina, Malaysia, Indonesia, Myanmar, Banglades, India, Srilangka, dan Nepal. Di indonesia kasus JE pertama kali dilaporkan pada tahun 1960 (Erlanger 2010). Kasus JE banyak dilaporkan di daerah Bali. TERIMA KASIH