Anda di halaman 1dari 57

PATOFISIOLOGI & FARMAKOTERAPI

CAIRAN ELEKTROLIT
Pendahuluan

• Sumber energi tubuh : Air,


elektrolit, Trace element,
vitamin, nutrien (KH, AA,
Lipid)
• Sistem keseimbangan tubuh
: Homeostasis
Keseimbangan Cairan
• Peran Ginjal, Kulit, Paru-paru
• Keseimbangan cairan dalam tubuh (jumlah dan komponen
cairan di dalam dan di sekitar sel)
• Cairan intrasel 40% (ion kalium, magnesium, Fosfat)
• Cairan ekstrasel 20% {plasma darah (5%) & cairan interstisial
(15%) }. Ion natrium, klorida, bikarbonat
• Cairan interstisial : cairan antar sel di dalam jaringan
• Terletak di ruang ketiga (ruang di sekitar organ di dalam dada
/ abdomen
• CIS berperan dalam proses metabolik
• CES berperan dalam sistem sirkulasi, pengangkutan nutrien dan
pembuangan zat sisa
CIS CIS CIS

Plasma Darah

CIS CIS CIS

Sel Membran
Cairan Interstisial Dinding
Kapiler
Pertukaran Cairan
• Pertukaran cairan dari pembuluh darah ke dalam cairan
interstisial ditentukan oleh:
• Tekanan hidrostatik darah
• Tekanan osmotik cairan jaringan
 Pertukaran cairan ke dalam pembuluh darah
ditentukan oleh :
 Tekanan onkotik plasma protein
 Tekanan hidrostatik cairan interstisial
Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan
cairan tubuh
a. Tekanan hidrostatik kapiler : peningkatan tekanan vena sistemik
dikombinasikan peningkatan volume darah.
b. Tekanan osmotik koloid : bila protein plasma dalam darah menipis, kekuatan
ke dalam menurun, yang memungkinkan gerakan ke dalam jaringan.
c. Permeabilitas kapiler
d. Kerusakan langsung PD seperti trauma luka bakar, dapat menyebabkan
peningkatan permeabilitas hubungan dengan endothelium.
e. Kadar ion natrium Pada gagal jantung kongestif, curah jantung menurun
pada saat kekuatan kontraksi menurun.
f. Untuk kompensasi, peningkatan jumlah aldosteron menyebabkan retensi
natrium dan air.
Perubahan Patofisiologis pada Ketidakseimbangan
Cairan & Elektrolit
• Idealnya : harus ada Keseimbangan antara CIS dan CES
• Ketidakseimbangan terjadi jika mekanisme regulasi tidak
dapat mengimbangi asupan dan haluaran yang abnormal
pada tiap tingkatan
• Edema, perubahan isotonik, perubahan hipertonik,
perubahan hipotonik dan ketidakseimbangan elektrolit
Penyebab Edema
Penyebab Keadaan yang mendasari
Peningkatan tekanan hidrostatik Gagal jantung
Perikarditis konstriktif
Trombosis vena
Sirosis
Hipoproteinemia Sirosis, Malnutrisi
Sindrom Nefrotik, Gastroenteropati
Obstruksi Limfatik Kanker, Radiasi

Retensi natrium Asupan garam berlebihan


Peningkatan reabsorpsi natrium
Penurunan perfusi renal
Peningkatan permeabilitas endotel Inflamasi
Luka bakar
Trauma
Reaksi alergi
HIPOVOLEMIA DAN HIPERVOLEMIA
HIPOVOLEMIA
• Hilangnya volume cairan ekstrasel yang
isotonis
• Defisit Natrium dan kalium terjadi dalam
jumlah yang relatif sama
ETIOLOGI
Hilangnya cairan yang berlebihan karena :
• Perdarahan
• Perspirasi berlebihan
• Gagal ginjal
• Pembedahan abdomen
• Vomitus atau diare
• Penggunaan pencahar berlebihan
• Diuretik
• Demam
Penurunan Asupan yang berlebihan karena :
• Disfangia
• Koma
• Gangguan kejiwaan
Perpindahan Cairan :
• Luka bakar
• Obstruksi usus akut, peritonitis akut
• Pankreatitis
• Cendera remuk
• Efusi pleura
Penurunan Asupan
Cairan
PATOFISIOLOGI

Tekanan hidrostatik

Berkuranganya
asupan nutrien dalam
sel

Kompensasi Penurunan Sekresi hormon


Sistem Aliran perfusi antidiuretik dan
Kardiovaskular ke ginjal aldosteron
• Penurunan Volume
Cairan Intravaskuler
• Penurunan Venous
return
• Penurunan curah
KEGAGALAN jantung
KOMPENSASI • Penurunan tekanan
arteri
• Gangguan perfusi
jaringan
• Penurunan
pengangkutan oksigen
dan nutrien ke dalam sel
• Gagal fungsi organ
Tanda & Gejala Hipovolemia
 Hipotensi ortostatik
 Takikardi
 Rasa haus
 Pengempisan vena-vena leher
 Mata menjadi cekung
 Membran mukosa kering
 Penurunan turgor kulit
 Penurunan berat badan
Komplikasi Hipovolemia :
• Syok, Gagal ginjal akut, Kematian

Diagnosis Hipovolemia :
• Peningkatan kadar Blood Urea Nitrogen (BUN)
• Peningkatan protein serum, Hemoglobin dan Hematokrit
• Peningkatan kadar glukosa darah
• Kenaikan osmolaritas serum
• Pemeriksaan elektrolit serum dan analisis gas darah
Penatalaksanaan Hipovolemia
 Pemberian cairan per oral
 Pemberian cairan parenteral
 Resusitasi cairan
 Transfusi darah atau produk darah (kasus perdarahan)
 Pemberian obat antidiare dan antiemesis (prn)
 Pemberian dopamin
 Terapi oksigen
 Autotransfusi
HIPERVOLEMIA

• Pertambahan volume cairan ekstrasel


• Terjadi karena retensi natrium dan air yang berlebihan di
dalam sel
• Tubuh dapat melakukan penyeimbangan
Etiologi Hipervolemia
 Kondisi yang memperbesar retensi air
 Gagal ginjal, sirosis hati, sindroma nefrotik,
terapi kortikosteroid, asupan protein yang
rendah,
 Asupan natrium dan air yang berlebihan
 Pemberian cairan parenteral + RL /
lar.Saline, plasma darah dan asupan Natrium
 Perpindahan cairan ke kompartemen ekstra
sel
 Pemberian cairan koloid dan cairan
hipertonik
PATOFISIOLOGI

Peningkatan kontraktilitas
jantung dan muatan listrik
Peningkatan tekanan Peningkatan tekanan
hidrostatik arteri
Perpindahan cairan ke CIS
Edema

Hambatan sekresi
aldosteron dan
hormon antidiuretik

Peningkatan Eliminasi
air dan natrium
Tanda dan Gejala Hipervolemia
 Pernapasan cepat
 Dipsnea
 Bronki basah
 Takikardia
 Distensi vena
 Kenaikan berat badan
 Edema
Komplikasi
• Kerusakan kulit dan edema paru
Diagnosis
• Penurunan kadar kalium dan ureum serum
• Penurunan hematokrit
• Kadar natrium yang normal
• Ekskresi natrium dalam urine
• Peningkatan nilai hemodinamika
Penatalaksanaan Hipervolemia
 Hemodialisis
 Hemofiltrasi arterivenosa
 Pemberian oksigen
 Tirah baring
 Penanganan keadaaan yang menyebabkan
hipervolemia
DEHIDRASI DAN SYOK
• Penyebab Dehidrasi
• Kehilangan air ( water deplesion)
• Kehilangan natrium ( sodium deplesion)
• Kombinasi keduanya ( water and sodium deplesion)
• Dehidrasi Ringan Kehilangan cairan 2-5 % BB Tanda dan Gejala :
Membran mukosa kering
Meningkatnya rasa haus
Turgor kulit menurun.
• Penanganan : Memberikan cairan 50 ml/kgBB peroral setiap interval 4
jam.
• Dehidrasi Sedang Kehilangan cairan 5-8 % BB Tanda dan Gejala :
Pre syok/syok,
Turgor kulit buruk
TD menurun, takikardi, nadi lemah
Nafas cepat, kulit lembab dan dingin.
 Penanganan : Memberikan cairan 100 ml/kgBB atau lebih setiap
interval 4 jam oral bila masih memungkinkan dan dilakukan IV access.
• Dehidrasi Berat Kehilangan cairan 8-10 % BB Tanda dan Gejala :
tanda dan gejala pada dehidrasi sedang dengan kesadaran menurun
Sianosis, dan otot kaku.
• Penanganan : Dilakukan pemasangan IV acces, dan pemberian cairan
pada dewasa diberikan bolus 20 cc/kgBB/jam, bila hemodinamik
belum stabil kombinasikan pemberian cairan dengan koloid .
SYOK
• Syok adalah kegagalan sistem kardiovaskuler untuk memenuhi
kebutuhan tubuh untuk perfusi organ dan oksigenisasi jaringan.
• Dapat diketahui dari tanda dan gejala yang timbul akibat dari perfusi
organ dan oksigenisasi jaringan yang tidak adekuat.
Deskripsi Syok Suplai aliran darah ke jaringan inadekuat
• Kebutuhan nutrient tidak terpenuhi
• Hasil metabolisme (‘toxic metabolites’) tidak dapat dikeluarkan

Respon fisiologis tubuh utk meningkatkan perfusi organ tdk adekuat utk
memenuhi kebutuhan jaringan
• Sistem Sirkulasi Arteri Pulmonalis Vena Pulmonalis Atrium Sin.
Ventrikel Sin.
Atrium Dex.
Ventrikel Dex.
Vena Arteri Kapiler
Penyebab Syok
• Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup bagi
organ
• Kehilangan darah yang banyak, sehingga jumlah darah yang dialirkan
tidak mencukupi, atau bahkan dilatasi (pelebaran) pembuluh darah
yang berlebihan.
Tanda dan Gejala Syok
• Rasa haus, Lemah ,Pusing berputar
Gelisah, ketakutan
• Pernafasan yang cepat dan dangkal ,Nadi cepat dan
lemah
• Kulit yang pucat, dingin dan lembab
• Muka tampak pucat dan kebiruan pada bibir, lidah
• Telinga Pupil dilatasi/ melebar
• Mual muntah
Jenis-jenis Syok :
1. Syok Sepsis / Anafilaktik
2. Syok Haemoragik / Hipovolemia
3. Syok Neurogenic
SYOK SEPTIC / ANAFILACTIK

• Terjadi pada penderita dengan cedera perut yang tembus serta


kontaminasi rongga peritoneal dengan isi usus.
• Penderita dengan syok septik yang dini mungkin mempunyai
peredaran volume yang normal, takikardia yang sedang, kulit
berwarna merah jambu yang hangat, tekanan sistolik mendekati
normal dan tekanan urat nadi yang lebar.
SYOK HEMORAGIC / HIPOVOLEMIA dan NEUROGENIC

• Syok Hemoragic / hipovolemia lebih banyak disebabkan karena


Perdarahan dan kemungkinan terjadinya hipovolemia.
• Syok Neurogenik lebih disebabkan Cedera syaraf tulang belakang
mungkin mengakibatkan hipotensi karena hilangnya tonus simpatis
kapiler.
• Respon dini terhadap kehilangan darah adalah kompensasi tubuh
sebagai contoh adalah vasokonstriksi progresif dari kulit, otot dan
sirkulasi viseral ( dalam rongga perut) untuk menjamin arus darah ke
ginjal, jantung dan otak.
• Karena ada cedera, respon terhadap berkurangnya volume darah yang
akut adalah peningkatan detak jantung sebagai usaha untuk menjaga
output jantung.
• Hal ini akan meningkatkan tekanan darah diastolik dan mengurangi
tekanan nadi (pulse pressure), tetapi hanya sedikit membantu
peningkatan perfusi organ.
• Pemberian larutan elektrolit isotonis dalam jumlah yang cukup akan
membantu melawan proses tersebut.
• Oksigenasi yang cukup
• Ventilasi dan resusitasi cairan yang tepat.

Penatalaksanaan awal dari syok diarahkan kepada pemulihan


perfusi seluler dan organ dengan darah yang dioksigenasi
dengan adekuat.
Tingkat syok Perdarahan Kelas I- Kehilangan volume darah sampai
15%
Penemuan Klinis: Hanya takikardia minimal (<100 x/menit)
Pengelolaan:
• Hentikan perdarahan
• Tidak perlu penggantian volume
• Posisi kaki ditinggikan
Perdarahan kelas II- kehilangan volume darah 15%-30%
Tanda :
• Takikardia ( x/menit) Takipneu (20-30x/menit) ,
• Penurunan tekanan nadi, Penurunan produksi urine (20-
30cc/jam)
Pengelolaan:
• Hentikan perdarahan
• Penggantian volume dengan cairan kristaloid
• Posisi kaki ditinggikan
• Observasi TTV
• output urine
Perdarahan kelas III- kehilangan volume darah 30%-40%
Tanda Klinis:
• Takikardia (>120 x/menit) Takipneu (30-40 x/menit)
• Bingung
• Penurunan produksi urine (5-15 cc/jam) Pengelolaan:
• Seperti syok kelas II Penggantian volume dengan cairan
kristaloid dan darah
• Jika terpasang CPV ukur secara berkala
Perdarahan kelas IV- kehilangan volume darah >40%
Tanda Klinis:
• Takikardia (>140 x/menit) Takipneu (>35 x/menit) Pucat,
dingin
• perubahan mental bingung & lemah
• Bila kehilangan volume 50 %, pasien tidak sadar, tekanan
sistolik=diastolik
• Produksi urine minimal atau tidak keluar
Pengelolaan: Sama dengan syok kelas III
“Prinsip pengelolaan dasar yang
harus dipegang ialah menghentikan
perdarahan dan mengganti
kehilangan volume”
Evaluasi cairan yang masuk dengan menghitung jumlah
urin yang keluar.
Normalnya produksi urin 0,5 ml/kg/jam(Dewasa), 1
ml/kg/jam (anak-anak), 2 ml/kg/jam (bayi)
Penatalaksanaan Terapi Cairan
• Terapi cairan adalah pemberian cairan intravena untuk
mengembalikan volume cairan/darah
• Tujuan : Untuk mengembalikan perfusi jaringan dan
pengiriman oksigen ke sel, sehingga dengan demikian
mengurangi iskemia jaringan dan kemungkinan
kegagalan organ.
• Terapi cairan : cairan kristaloid dan cairan koloid
Cairan Kristaloid Kristaloid
• suatu kelompok cairan tanpa penambahan solut ionik
atau non ionik.
• Penyebarannya ditentukan oleh kadar Na yang hampir
isotonik
• Cairan tersebut didistribusikan ruang interstisial ¾,
dan hanya ¼ yang tinggal di intravaskuler selama
menit.
• Contoh cairan kristaloid,NaCl 0,9 %, NaCl hipertonik,
Ringer Laktat (RL), Ringer Asetat (RA).
Cairan Koloid-koloid

• Cairan yang mengandung partikel onkotik, sehingga menghasilkan


tekanan onkotik, seperti darah, produk darah seperti albumin karena
mengandung molekul protein besar.
• Semua larutan koloid akan mengekspansikan ruang intravaskuler.
• Koloid dengan tekanan onkotik yang lebih besar dari pada plasma
(hiperonkotik) akan menarik cairan ke dalam ruang intravaskuler,
seperti ; albumin, HES
Gangguan Keseimbangan Elektrolit

HIPONATREMIA ( < 135 meq/L)


• Penyebab : muntah, diare, berkeringat, diuretik, defisiensi aldosteron.
• Tanda dan Gejala : mual, kram perut, anoreksia, kram otot, perasaan
lelah
• Penanganan: Penggantian Natrium dengan NaCl 3 % atau NaCl 5 %
Gangguan Keseimbangan Elektrolit
HIPERNATREMIA ( > 145 meq/L)
 Penyebab : Kehilangan air, diare, tenggelam dilaut,
makanan /cairan hipertonis, dialisa, diabetes insipidus.
 Tanda dan Gejala : Gangguan suhu tubuh, gelisah,
lemah, dilusi, halusinasi, haus, lidah kering.
 Penanganan: Larutan hipotonik seperti NaCl 0,3 % atau
larutan isotonik seperti D5W, diuretik, desmopresin
jika diabetes insipidus
Gangguan Keseimbangan Elektrolit

HIPOKALEMIA ( < 3,5 mEq/L)


• Penyebab : Muntah, diare, gangguan asam basa, hiperaldosteron,
diuretik, pemberian insulin. Tanda dan Gejala : Keletihan, mual,
muntah, kelemahan otot, kram, penurunan motilitas usus, parastesia,
disritmia, gangguan fungsi ginjal.
• Penanganan: Kalium oral atau drip
Gangguan Keseimbangan Elektrolit
HIPERKALEMIA ( >5,5 mEq/L)
• Penyebab : Gagal ginjal, hipoaldosteron,obat-obatan.
• Tanda dan Gejala : Disritmia, henti jantung kelemahan otot skeletal,
mual, diare.
• Penanganan: Periksa EKG, pembatasan kalium, pemberian Ca
glukonas, dialisa.
• Monitoring selama koreksi
Memantau TTV
• Memantau Intake output
• Catat manifestasi gastro intestinal : mual, muntah, anoreksia.
• Observasi perubahan SSP: konfuse,kejang Pantau kadar elektrolit
serum Monitor EKG ( disritmia kr hipokalemia dan hiperkalemia)
Pengelolaan Umum Cairan
GARAM-GARAM & LARUTAN
Larutan I.V Osmolalitas Glukosa (g/L) Natrium Klorida
(mOsm/kg) (mEq/L)

D 5% 252 50
D 10% 505 100
D 40% 2520 500
NaCl 0.45% 154 77 77

NaCl 0.9% 308 154 154


NaCl 3% 1026 513 513

Ringer Laktat 272 130 109


Aditif Parenteral Volume Total (mEq/
(ml/ampul) ampul)
Natrium 7.5% 50 44.6
bikarbonat
Natrium fosfat 42% 15
Kalium fosfat 15% 30 60

Kalsium glukonat 46% 15

Magnesium 50% 10 40.6


sulfat
Amonium klorida 27% 20 100
Manitol 25% 50 12.5
Glukosa 50% 50 25
Kalsium glukonat 10% 10 4.6

Anda mungkin juga menyukai