Anda di halaman 1dari 20

HEMATURIA

HARI SUBAGIYO
Introduction
Hematuria didefinisikan sebagai keberadaan sel darah merah dalam urin. Ketika
terlihat oleh pasien, itu disebut gross hematuria, sedangkan microscopic hematuria
itu tidak terlihat dengan mata telanjang tetapi lebih terdeteksi oleh pemeriksaan
mikroskopis dari sedimen urin.
Metode dipstick untuk mendeteksi hematuria sering digunakan. Dipstik memiliki sensitivitas
95% dan spesifisitas 75% dan hasil positif perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan mikroskopis
urin.

Free hemoglobin, myoglobin, dan larutan antiseptik tertentu (povidone-iodine) akan


memunculkan pembacaan positif palsu.

Keberadaan proteinuria yang signifikan (2+ atau lebih besar) memungkinkan penyebab berasal
dari nefrologi. Keberadaan sel epitel yang banyak menunjukkan kontaminasi kulit atau vagina.
Untuk melakukan pemeriksaan mikroskopis urin:

Diambil 10 mL spesimen midstream dan bersih yang telah


disentrifus selama 10 menit pada 2000 rpm atau selama 5 menit
pada 3000 rpm. Kemudian sedimen disuspensi ulang dan diperiksa
dengan pembesaran daya tinggi.

Dengan metode ini, microscopic hematuria dapat didefinisikan


sebagai, > 3 blood cells per high powered field (rbc/hpf) on single
specimen

Keberadaan red cell casts, dysmorphic red blood cells, leukosit,


bakteri dan kristal juga harus dimasukkan dalam laporan urinalisis
Epidemiology
Prevalensi hematuria mikroskopis berkisar
dari 1-20% tergantung pada populasi yang
diteliti dengan faktor risiko terkait.

Beberapa sumber tidak merekomendasikan


skrining rutin untuk mikrohematuria pada
pasien tanpa gejala. Sebaliknya, untuk
pemeriksaan urinalisis (secara dipstick atau
mikroskopik) didasarkan pada interpretasi
temuan klinis oleh dokter yang
mengevaluasi, sering dilakukan.
Common Risk Factors for Urinary Tract
Malignancy in Patients with Microhematuria
ETIOLOGY
Penyebab hematuria dapat berasal
darimana saja di saluran kemih antara
glomerulus ginjal-meatus urethra.

Penyebab hematuria secara umum dapat


dikelompokan menjadi: glomerulus atau
non-glomerulal.

Non-glomerulal ini dapat dibagi menjadi:


upper urinary tract (ginjal dan ureter) dan
lower urinary tract (bladder dan urethra).
Evaluation
Landasan mengevaluasi pasien dengan hematuria adalah riwayat medis menyeluruh dan
pemeriksaan fisik terarah.

Riwayat penyakit atau intervensi urologis sebelumnya adalah gambaran penting. Juga, adanya nyeri
panggul, demam atau gejala kemih seperti disuria, frekuensi dan urgensi harus diperhatikan.

Iradiasi panggul dan agen kemoterapi tertentu, khususnya siklofosfamid dan mitotane, telah
dikaitkan dengan hemorrhagic cystitis.

Segala jenis iritasi kronis pada kandung kemih (misalnya kateter yang menetap, batu, dan infeksi
berulang).
Nyeri tekan pada sudut costovertebral menunjukkan obstruksi ureter, seringkali sekunder
akibat penyakit batu, pada pasien afebril. Ketika demam dan nyeri tekan panggul keduanya
hadir, kemungkinan diagnosis penyebab pielonefritis

Jika pasien belum melakukan pemeriksaan urinalisis. Pemeriksaan dengan dipstik dapat
menghasilkan hasil positif palsu pada pasien dengan myoglobinuria. Juga, beberapa pasien
mungkin mengalami “hematuria" yang berkaitan dengan asupan makanan atau penggunaan
obat (phenazopyridine).
Selain mengidentifikasi jumlah red blood cells per high powered field, keberadaan sel darah putih, bakteri, nitrit,
dll dapat dipertimbangkan kemungkinan infeksi.

Jika dicurigai infeksi, kultur urin mungkin perlu dipertimbangkan dan urinalisis berulang dilakukan setelah
pengobatan dimulai.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, termasuk urinalisis, pasien dengan hematuria non-glomerular
dapat dikelompokkan sebagai risiko tinggi atau risiko rendah untuk penyakit urologis mendasarinya.

Pasien dengan hematuria asimptomatik dan tidak ada faktor risiko terkait diklasifikasikan sebagai risiko rendah
namun masih memerlukan evaluasi lengkap.

Tes darah termasuk tes fungsi ginjal, hitung darah lengkap, dan parameter koagulasi serta PSA dapat diperiksa
pada pria.
Pada hematuria non-glomerular, pemeriksaan secara visualisasi menggunakan endoskopi langsung dari
kandung kemih dan uretra diperlukan untuk mengetahui keadaan lower urinary tract.

Cystoscopy direkomendasikan oleh AUA pada semua pasien yang berusia minimal 35 tahun dengan
mikrohematuria dan pada semua pasien yang datang dengan gross hematuria.

Untuk pasien yang berusia kurang dari 35 tahun dengan mikrohematuria, cystoscopy dapat dilakukan atas
pertimbangan adanya faktor-faktor risiko untuk keganasan.

Saat ini sitologi urin atau penanda tumor lainnya tidak direkomendasikan secara rutin dalam evaluasi
mikrohematuria asimptomatik, tetapi dapat dipertimbangkan pada pasien dengan faktor risiko.
Dengan sensitivitas dan spesifisitas yang relatif tinggi, CT urography (CTU) adalah modalitas yang lebih
disukai.

Jika fungsi ginjal meningkat atau terdapat alergi yodium, maka MR urografi atau pyelograms retrograde
dengan pencitraan ginjal non-kontras dapat dipertimbangkan.
Urinary Incontinence
Pendahuluan
Inkontinensia Urin adalah ketidakmampuan seseorang untuk menahan keluarnya urine.

Inkontinensia Urin merupakan keluhan yang sangat umum di setiap bagian dunia. Ini menyebabkan
banyak kesusahan dan rasa malu, serta biaya yang signifikan, baik bagi individu maupun masyarakat.

Prevalensi kejadian ini cukup tinggi, yakni pada wanita kurang lebih 10-40% dan 4-8% sudah dalam
keadaan cukup parah pada saat datang berobat. Pada pria prevalensinya lebih rendah.
Anamnesis harus mencakup perincian jenis, waktu, dan tingkat keparahan Inkontinensia Urine, berhubungan
dengan voiding, dan gejala kemih lainnya.

Anamnesis harus memungkinkan Inkontinensia Urine dikategorikan ke dalam stres urinary incontinence (SUI),
urgensi urinary incontinence (UUI) atau mixed urinary incontinence (MUI).

Apakah pasien terdapat nyeri, hematuria, riwayat infeksi saluran kemih berulang (ISK), operasi panggul
(terutama operasi prostat) atau radioterapi, kebocoran konstan yang menunjukkan fistula, kesulitan berkemih,
atau dugaan penyakit neurologis.

Pada wanita, riwayat obstetri dan ginekologi dapat membantu untuk menemukan penyebab yang mendasari dan
mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berdampak pada pengobatan.
Beberapa rekomendasi
Pemeriksaan perut, untuk mendeteksi kandung kemih yang membesar atau massa perut
lainnya, dan pemeriksaan perineum dan Digital Rectal Examination (prostat) dan vagina pada
perempuan.

Voiding diaries adalah metode semi-objektif untuk mengukur gejala, seperti frekuensi episode
Inkontinensia Urine. Voiding diaries juga mengukur variabel urodinamik, seperti voided volume
dan volume urin total 24 jam atau volume urine nocturnal. Dapat digunakan antara 3-7 hari.
Reagent strip (‘dipstick’) urinalysis, dapat mengindikasikan infeksi saluran kemih (ISK), proteinuria,
hematuria atau glikosuria yang membutuhkan penilaian lebih lanjut.

Lakukan analisis urin sebagai bagian dari penilaian awal pasien dengan inkontinensia urin.

Jika infeksi saluran kemih simptomatik ada dengan inkontinensia urin, periksa kembali pasien setelah
dilakukan perawatan.

Jangan secara rutin mengobati bakteriuria asimptomatik pada pasien usia lanjut karena dapat
meningkatkan inkontinensia urin.
Post-voiding residual (PVR) volume adalah jumlah urin yang tersisa di kandung kemih setelah berkemih.

Lower urinary tract symptoms bersamaan dengan Inkontinensia Urine dikaitkan dengan tingkat PVR yang
lebih tinggi dibandingkan dengan subyek tanpa gejala.

 Saat mengukur volume urine Post-voiding residual , dapat mengunakan ultrasonografi.

Mengukur residu pasca berkemih pada pasien dengan inkontinensia urin yang memiliki gejala berkemih.

Post-voiding residual harus dipantau pada pasien yang melakukan tindakan operasi (for stress urinary
incontinence), karena dapat menyebabkan atau memperburuk disfungsi berkemih.
 Dapat melakukan pemeriksaan urodinamik jika temuan dapat mengubah pilihan pengobatan invasif.

Pad Test dapat mendiagnosis Inkontinensia Urine secara akurat dan lakukan pengujian ulang berkala
setelah pengobatan dilakukan.

Jangan melakukan pemeriksaan imaging pada saluran kemih bagian atas atau bawah secara rutin sebagai
bagian dari penilaian inkontinensia urine.

Anda mungkin juga menyukai