Anda di halaman 1dari 91

Paham konsep dan tujuan Gerakan Literasi Sekolah

(GLS)

Paham prinsip-prinsip pelaksanaan GLS

Paham kegiatan-kegiatan dalam 3 tahapan


pelaksanaan GLS

Paham pelaksanaan monitoring dan evaluasi GLS


Mampu menerapkan pemahaman
tentang konsep dan strategi
implementasi GLS dalam
membimbing pelaksanaan
gerakan literasi di sekolah
Rujukan.
Apakah LITERASI itu?
Apa bukti bahwa MEMBACA ITU PENTING DAN
BERMANFAAT?

Apa dampaknya jika sebuah bangsa tidak


memiliki BUDAYA MEMBACA?
 Literasi dipahami sebagai kemampuan membaca dan
menulis
 Literasi adalah seperangkat kemampuan mengolah
informasi jauh diatas kemampuan mengurai dan
memahami bacaan. Karena literasi mencakup bidang lain
misal: matematika, sain, sosial dst (A.Cambell.I Kirsch.A
Kolstad<1992)
 Literasi adalah inti atau jantungnya kemampuan siswa
untuk belajar dan berhasil dalam sekolah dan
sesudahnya.(Rod Welford)
Literasi dalam konteks GLS
merupakan kemampuan mengakses,
memahami, dan menggunakan
informasi secara cerdas.
KESIMPULAN RISET :
SISWA KITA
TIDAK MEMBACA DAN TIDAK MENULIS

SISWA KITA
RABUN MEMBACA DAN PINCANG MENULIS

KITA HARUS
BERTEKAD UNTUK
MENGUBAHNYA!
Tantangan Indonesia ke depan adalah
mengubah dirinya dari masyarakat yang
terkungkung oleh tradisi kelisanan menjadi
masyarakat yang bertradisi keberaksaraan
(literacy)

Latar Belakang
TRAGEDI NOL BUKU
MENGAPA ORANG INDONESIA (SEDIKIT,
SANGAT SEDIKIT, LUAR BIASA SEDIKIT)
MEMBACA BUKU?

TAUFIK ISMAIL MENGADAKAN PENELITIAN KE


SMA DI 13 NEGARA ANTARA JULI-OKTOBER
1997 MENGENAI :
1. Kewajiban Membaca buku
2. Tersedianya buku wajib di perpustakaan
sekolah
3. Bimbingan Menulis
4. Pengajaran Sastra di Sekolah

APA YANG IA DAPATKAN DARI


PENELITIANNYA…?!

TAUFIK ISMAIL

Latar Belakang
KEWAJIBAN
NO SMA
BACA BUKU
1. SMA THAILAND SELATAN 5 JUDUL
2. SMA MALAYSIA 6 JUDUL
3. SMA SINGAPURA 6 JUDUL
4. SMA BRUNEI DARUSSALAM 7 JUDUL
5. SMA RUSIA SOVYET 12 JUDUL
6. SMA KANADA 13 JUDUL
7. SMA JEPANG 15 JUDUL
8. SMA SWISS 15 JUDUL
9. SMA JERMAN BARAT 22 JUDUL
10. SMA PRANCIS 30 JUDUL
11. SMA BELANDA 30 JUDUL
12. SMA AMERIKA SERIKAT 32 JUDUL
13. SMA INDONESIA 0 JUDUL
 Hasil penelitian PISA menempatkan siswa Indonesia pada posisi 48
dari 56 negara di dunia di tahun yang sama dengan skor rata-rata
393. Minat baca rendah inipun terulang di 2009. Hasil penelitian
PISA menempatkan posisi membaca siswa Indonesia di nomor 57
dari 65 negara dunia, dengan skor rata-rata 402 sementara rerata
internasional 500.

 Hasil uji tes PISA yang dilakukan tiga tahun kemudian yaitu pada
tahun 2012 ternyata hasilnya lebih buruk lagi. Hasil PISA 2012
menempatkan siswa Indonesia pada posisi kedua terburuk atau
posisi 64 dari 65 negara . Padahal Vietnam justru masuk pada
posisi 20 besar. penelitian PISA menempatkan posisi membaca siswa
Indonesia di nomor 57 dari 65 negara dunia, dengan skor rata-rata
396 sedangkan rerata internasional 496.

Beranda
 Indonesia termasuk negara yang
prestasi membacanya berada di
bawah rerata negara peserta PIRLS 2006 secara
keseluruhan, yaitu masing-masing 500, 510 dan
493.
 Sementara posisi Indonesia sendiri berada pada
posisi kelima dari urutan terbawah, atau sedikit
lebih tinggi dari Qatar (356), Kuwait (333),
Maroko (326), dan Afrika Utara (304).
Beranda
 Apakah Budaya literasi dapat meningkatkan
kemampuan membaca Peserta didik
 Apakah Budaya literasi dapat meningkatkan
kemampuan menulis Peserta didik
 Apakah Budaya literasi dapat meningkatkan prestasi
Non akademik Peserta didik
 Apakah Budaya literasi dapat meningkatkan prestasi
akademik Peserta didik

Beranda
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN

1. Rendahnya minat baca


2. Motivasi membaca di kalangan peserta

didik
3. Tuntutan kemampuan membaca dalampengertian memahami
teks secara analitis, kritis, dan reflektif.
Sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik berdasarkan karakteristiknya

Dilaksanakan secara berimbang; menggunakan berbagai ragam teks


dan memperhatikan kebutuhan peserta didik
Berlangsung secara terintegrasi dan holistik di semua area
kurikulum

Kegiatan literasi dilakukan secara berkelanjutan

Melibatkan kegiatan kecakapan berkomunikasi lisan

Mempertimbangkan keberagaman
Literasi Dini • kemampuan untuk menyimak, memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar
dan tutur yang dibentuk oleh pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di
(Early Literacy) rumah.

Literasi Dasar • kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung
(counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating),
(Basic Literacy) mempersepsikan informasi (perceiving), mengkomunikasikan, serta menggambarkan
informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.

Literasi Perpustakaan • kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung
(counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating),
(Library Literacy) mempersepsikan informasi (perceiving), mengkomunikasikan, serta menggambarkan
informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi

• kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak,
Literasi Media media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami
(Media Literacy) tujuan penggunaannya

• kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras


Literasi Teknologi (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan
teknologi.
(Technology • kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan,
Literacy) dan mengakses internet.

Literasi Visual
• pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, dengan
(Visual Literacy) memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis dan bermartabat.
Mengkondisikan Mengupayakan
lingkungan fisik ramah lingkungan sosial dan
literasi. afektif.

Mengupayakan sekolah
sebagai lingkungan
akademik yang literat.
 Hasil atau dampak langsung
 Kecepatan membaca dan menulis
 Pada tahun 2014/2015buku yang telah terbaca 3500 buku dengan
target 3000 buku.
 Pada bulan maret 2015 selama 20 hari (15 menit setiap hari)
siswa dapat membaca buku 700 buku dari target 500 buku.
Dengan jumlah siswa 661 siswa.
 Adanya peningkatan kecepatan membaca siswa dari 100 siswa
yang diamati 96 mengalami peningkatan setiap 20 hari, dan 4
siswa mengalami penurunan.

Strategi
Contoh Buku
– buku
Literasi
Parameter sekolah yang telah membangun
budaya literasi

Lingkungan fisik

Lingkungan sosial dan


afektif

Lingkungan akademik

(cf. Beers dkk., 2009)


Meningkatkan kemampuan literasi di
semua mata pelajaran: menggunakan
Meningkatkan buku pengayaan dan strategi
kemampuan membaca di semua mata pelajaran
literasi melalui
kegiatan
menanggapi buku
pengayaan
III
Pembelajaran
Penumbuhan minat
baca melalui kegiatan
15 menit membaca
(Permendikbud II
23/2015) Pengembangan

I
Pembiasaan
Fokus Kegiatan dalam Tahapan Literasi
Sekolah

TAHAPAN KEGIATAN
PEMBIASAAN 1. Lima belas menit menit membaca setiap hari sebelum
(belum ada jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku
tagihan) dengan nyaring (read aloud) atau seluruh warga
sekolah membaca dalam hati (sustained silent
reading).
2. Membangun lingkungan fisik sekolah yang kaya
literasi, antara lain:
(1) menyediakan perpustakaan sekolah, sudut baca, dan
area baca yang nyaman;
(2) pengembangan sarana lain (UKS, kantin, kebun
sekolah);
(3) penyediaan koleksi teks cetak, visual, dan/atau digital
yang mudah diakses oleh seluruh warga sekolah;
(4) pembuatan bahan kaya teks (print-rich materials)
SMAN 3 Yogyakarta

KEGIATAN 15 MENIT MEMBACA


Penyediaan Sarana

Penyediaan Koleksi Teks

Penyediaan Sarana
Book Drop SMAN 4 Pekanbaru
Pengumpulan buku dari siswa yang
tidak terpakai di rumah untuk di
masukan ke dalam drop book
sekolah
Perpustakaan Kejujuran

Pojok Perpustakaan kelas

Pojok Perpustakaan
No Indikator Belum Sudah
1. Ada kegiatan 15 menit membaca (membaca
dalam hati, membacakan nyaring) yang dilakukan
setiap hari (di awal, tengah, atau menjelang akhir
pelajaran).
2. Kegiatan 15 menit membaca telah berjalan selama
minimal 1 semester.
3. Peserta didik memiliki jurnal membaca harian.
4. Guru, kepala sekolah, dan/atau tenaga
kependidikan menjadi model dalam kegiatan 15
menit membaca dengan ikut membaca selama
kegiatan berlangsung.
5. Ada perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan
area baca yang nyaman dengan koleksi buku
nonpelajaran.
6. Ada poster-poster kampanye membaca di kelas,
koridor, dan/atau area lain di sekolah.
7. Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap kelas.
8. lingkungan yang bersih, sehat dan kaya teks.
Terdapat poster-poster tentang pembiasaan hidup
bersih, sehat, dan indah.
9. Sekolah berupaya melibatkan publik (orang
tua, alumni, dan elemen masyarakat) untuk
mengembangkan kegiatan literasi sekolah.
10 Kepala sekolah dan jajarannya berkomitmen
melaksanakan dan mendukung gerakan literasi
sekolah
ada tagihan sederhana untuk
penilaian nonakademik

.
Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui
kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati,
membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain
dengan tagihan non-akademik, contoh: membuat peta cerita (story map),
menggunanakan graphic organizers, bincang buku.

Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif sekolah yang kaya literasi dan menciptakan
ekosistem sekolah yang menghargai keterbukaan dan kegemaran terhadap pengetahuan
dengan berbagai kegiatan, antara lain:
A. memberikan penghargaan kepada pencapaian perilaku positif, kepedulian sosial, dan
semangat belajar peserta didik; penghargaan ini dapat dilakukan pada setiap upacara
bendera Hari Senin dan/atau peringatan lain;
B. membentuk TLS yang terdiri atas guru bahasa, guru mapel lainnya dan tenaga
kependidikan;
C. kegiatan-kegiatan akademik lain yang mendukung terciptanya budaya literasi di sekolah
(belajar di kebun sekolah, belajar di lingkungan luar sekolah, wisata perpustakaan
kota/daerah dan taman bacaan masyarakat, dll.).
3. Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan di perpustakaan
sekolah/perpustakaan kota/ daerah atau taman bacaan masyarakat
atau sudut baca kelas dengan berbagai kegiatan, antara lain:
(a) membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati membaca
bersama (shared reading), membaca terpandu (guided reading),
menonton film pendek, dan/atau membaca teks visual/digital
(materi dari internet);
(b) peserta didik merespon teks (cetak/visual/digital), fiksi dan
nonfiksi, melalui beberapa kegiatan, antara lain: menggambar;
menceritakan ulang isi teks dengan bahasa yang sederhana dan
kreatif, sesuai kemampuannya; bermain peran/drama; berkarya
membuat sesuatu (craft); menulis ulasan dalam bentuk narasi, fiksi,
puisi, surat kepada tokoh dalam bacaan, teks deskriptif, teks
analitis, atau teks argumentatif, sesuai kemampuannya; melakukan
penelitian secara individual dan kelompok, yang dalam kegiatan-
nya, peserta didik dapat mengeksplorasi teks lain yang relevan dan
melakukan pendalaman melalui wawancara, diskusi, membuat
angket sederhana, dan lain-lain.
KEGIATAN PENGEMBANGAN DALAM LITERASI
SEKOLAH

Bedah Buku
Seminar Literasi
Pemberian Penghargaan
No Indikator Belum Sudah
1. Ada kegiatan 15 menit
No Indikator Belum Sudah
membaca:
• Membaca dalam hati dan/
11. Ada kegiatan akademik
atau yang mendukung budaya
• Membacakan nyaring,
yang dilakukan setiap hari literasi sekolah, misalnya:
(di awal, tengah,
atau menjelang akhir wisata ke perpustakaan atau
pelajaran).
kunjungan perpustakaan
No Indikator Belum Sudah keliling ke sekolah.
2. Ada berbagai kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk 12. Ada kegiatan perayaan
menghasilkan tanggapan
secara lisan maupun tulisan hari-hari tertentu yang
3. Peserta didik memiliki
portofolio yang berisi bertemakan literasi.
kumpulan jurnal tanggapan
membaca. 13. Ada Tim Literasi Sekolah
4. Guru menjadi model
dalam kegiatan 15 menit yang dibentuk oleh kepala
membaca dengan ikut
membaca selama kegiatan sekolah dan terdiri atas
berlangsung.
5. Tagihan lisan dan tulisan guru bahasa, guru mata
digunakan sebagai penilaian
nonakademik. pelajaran lain, dan tenaga
Jurnal tanggapan membaca
kependidikan.
6.
peserta didik dipajang di
kelas dan/atau koridor
sekolah.
7. Perpustakaan, sudut baca
di tiap kelas, dan area
baca yang nyaman dengan
koleksi buku non-pelajaran
dimanfaatkan untuk berbagai
kegiatan literasi.
8. Ada penghargaan terhadap
pencapaian peserta didik
dalam kegiatan literasi secara
berkala.
9. Ada poster-poster kampanye
membaca.
Ada tagihan
Akademik

 1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran


melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam
hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegi-
atan lain dengan tagihan nonakademik atau akademik.

2. Kegiatan literasi dalam pembelajaran dengan tagihan akademik.

3. Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata


pelajaran (misalnya, dengan menggunakan graphic organizers)

4. Menggunakan lingkungan fisik, sosial afektif, dan akademik disertai


beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar
buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata
pelajaran.
Menulis Biografi Siswa sesuai penulisan
biografi tokoh terkenal dan di jadikan
proyek kelas

Pengesahan Resume Tulisan


Kumpulan Cerpen SMAN 3
Semarang

Laporan Kegiatan Literasi


SMAN 1 Klaten
VISUALISASI
No Indikator Belum Sudah No Indikator Belum Sudah
1. Kegiatan membaca pada tempatnya (selain 12. Ada penghargaan terhadap pencapaian
15 menit sebelum pembelajaran) sudah
peserta didik dalam kegiatan berliterasi
membudaya dan menjadi kebutuhan warga
(berdasarkan tagihan akademik).
sekolah (tampak dilakukan oleh semua warga
sekolah). 13. Ada poster-poster kampanye membaca untuk
2. Kegiatan lima belas menit membaca setiap memperluas pemahaman dan tekat warga
hari sebelum jam pelajaran diikuti kegiatan sekolah untuk menjadi pembelajar sepanjang
lain dengan tagihan non-akademik atau hayat.
akademik. 15. Ada unjuk karya (hasil dari kemampuan
3. Ada pengembangan berbagai strategi berpikir kritis dan kemampuan berkomunikasi
membaca.
secara kreatif secara verbal, tulisan, visual,
4. Kegiatan membaca buku nonpelajaran yang
atau digital) dalam perayaan hari-hari
terkait dengan buku pelajaran dilakukan
oleh peserta didik dan guru (ada tagihan tertentu yang bertemakan literasi.
akademik untuk peserta didik). 16. Perpustakaan sekolah menyediakan beragam
5. Ada berbagai kegiatan tindak lanjut dalam buku bacaan (buku-buku nonpelajaran: fiksi
bentuk menghasilkan tanggapan secara lisan dan nonfiksi) yang diperlukan peserta didik
maupun tulisan (tagihan akademik). untuk memperluas pengetahuannya dalam
7. Melaksanakan berbagai strategi untuk
pelajaran tertentu.
memahami teks dalam semua mata pelajaran
17. Tim Literasi Sekolah bertugas melakukan
(misalnya, dengan menggunakan graphic
organizers). perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen
9. Tagihan lisan dan tulisan digunakan sebagai program literasi sekolah.
penilaian akademik. 18. Sekolah berjejaring dengan pihak eksternal
10. Peserta didik menggunakan lingkungan fisik, untuk pengembangan program literasi
sosial, afektif, dan akademik disertai beragam sekolah dan pengembangan profesional
bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang warga sekolah tentang literasi.
kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk
memperkaya pengetahuan dalam mata
pelajaran.
11. Jurnal tanggapan peserta didik dari hasil
membaca buku bacaan dan buku pelajaran
(hasil tagihan akademik) dipajang di kelas
dan/atau koridor sekolah.
Strategi Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
Peningkatan Kapasitas

1. Sosialisasi
2. Lokakarya
3. Pendampingan
 Pendampingan teknis
 Pendampingan operasional
4. Penyediaan Sarana dan Prasarana
serta Pendanaan
POJOK BACA
Workshop dan Diskusi GLS
SMAN 4 Pekan Baru

Bentuk Sosialisasi Dalam Media Massa


SMAN 4 Pekan Baru
Target Pencapaian
a) menyenangkan dan ramah anak, sehingga menumbuhkan
semangat warganya dalam belajar;
b) semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai
sesama;
c) menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan
d) memampukan warganya untuk cakap berkomunikasi dan dapat
berkon tribusi kepada lingkungan sosialnya
e) mengakomodasi partisipasi seluruh warga dan lingkungan
eksternal sekolah.
EKOSISTEM YANG DI HARAPKAN

SD Ekosistem SD yang literat adalah kondisi yang menanamkan


dasar-dasar sikap dan perilaku empati sosial dan cinta kepada
pengetahuan.

SMP Ekosistem SMP yang literat adalah kondisi yang memungkinkan


pengembangan sikap kritis, kreatif, perilaku empati sosial, dan
cinta kepada pengetahuan.

SMA Ekosistem SMA yang literat adalah kondisi yang memungkinkan


pengembangan sikap kritis, kreatif, inovatif, berjiwa wirausaha,
perilaku empati sosial, dan cinta kepada pengetahuan.

SMK Ekosistem SMK yang literat adalah kondisi yang memungkinkan


pengembangan sikap kritis, kreatif, inovatif, berjiwa wirausaha,
perilaku empati sosial, cinta kepada pengetahuan, dan siap kerja.

SLB Ekosistem SLB yang literat adalah kondisi yang memungkinkan


pengembangan sikap dan perilaku yang baik, berempati sosial,
terampil, dan mandiri.
Peta Kompetensi Literasi Sekolah (WorksHop, 2000)

Jenjang Komunikasi Berpikir Kritis Keamanan Media (Media


Safety)
SD/SDLB kelas Mengartikulasikan empati Memisahkan fakta dan Mampu menggunakan teknologi
rendah terhadap tokoh cerita fiksi dengan bantuan/pendampingan
orang dewasa
SD/SDLB kelas Mempresentasikan cerita Mengetahui jenis Mengetahui batasan unsur dan
tinggi dengan efektif tulisan dalam media aturan kegiatan sesuai konten
dan tujuannya
SMP/ SMPLB Bekerja dalam tim, Menganalisis dan Memahami etika dalam
mendiskusikan informasi mengelola informasi menggunakan teknologi dan
dalam media dan memahami media sosial
relevansinya
SMA/ SMK/ Mempresentasikan analisis Menganalisis Memahami landasan etika dan
SMALB dan mendiskusikannya stereotip/ideo-logi hukum/aturan teknologi
dalam media
Keterampilan Reseptif, Kegiatan, Jenis Bacaaan, dan
Sarana Prasarana Pendukungnya

Jenjan Menyimak Membaca Kegiatan Jenis Bacaan Sarana &


g Prasarana
SD kelas Menyimak cerita Mengenali dan membuat Membacakan Buku cerita bergambar, Sudut Buku
rendah untuk menumbuhkan inferensi, prediksi, buku dengan buku tanpa teks, buku Kelas,
empati terhadap gambar nyaring, dengan teks sederhana, Perpustakaan,
membaca dalam baik fiksi maupun nonfiksi Area Baca
hati
SD kelas Menyimak (lebih Memahami isi bacaan Membacakan Buku cerita bergambar, Sudut Buku
tinggi lama) untuk dengan berbagai strategi buku dengan buku bergambar kaya teks, Kelas,
memahami isi bacaan (mengenali jenis teks, nyaring, buku novel pemula, baik Perpustaka-an,
membuat inferensi, membaca dalam dalam bentuk Area Baca
koneksi dengan hati cetak/digital/visual
pengalaman/ teks lain,
dll)
SMP Menyimak untuk Memahami isi bacaan Membacakan Semua jenis teks cetak/ Sudut Buku
memahami makna dengan berbagai strategi buku dengan visual/digi-tal yang sesuai Kelas,
implisit dari (menge-nali jenis teks, nyaring, memba- dengan peruntukan usia Perpustakaan,
cerita/pendapat membuat inferensi, ca senyap SMP Area Baca
penulis koneksi dengan
pengalaman/teks lain,
dll.)
SMA/SMK Menyimak cerita dan Mengem-bangkan Membacakan Semua jenis teks cetak/ Sudut Buku
melakukan analisis pemahaman terhadap buku dengan visual/digital yang sesuai Kelas,
kritis terha- dap bacaan menurut tujuan nyaring, dengan peruntukan usia Perpustakaan,
tujuan/ pendapat penulisan, konteks, dan membaca senyap SMA/SMK Area Baca
penulis ide-ologi dalam penulisan-
nya
Pelibatan publik

1. Elemen publik meliputi komite sekolah,


orangtua/wali murid, alumni, dunia bisnis
dan industri, dan perguruan tinggi.

2. Pelibatan publik dibutuhkan untuk


membantu mengembangkan sarana literasi.

3. Pelibatan publik membuat ekosistem


sekolah menjadi terbuka dan mendapatkan
kepercayaan dari publik.
Guru yang Literat

1. gemar membaca;
2. menjadi teladan membaca;
3. menciptakan lingkungan yang
kaya literasi;
4. menjadikan kegiatan
membaca menyenangkan;

5. memperlakukan seluruh peserta


didik dengan baik;
6. menyesuaikan kegiatan
membaca dengan gaya belajar
peserta didik yang unik; dan
7. meningkatkan profesionalisme.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lembaga Penjaminan Mutu
Direktorat Teknis
Pendidikan

Dinas Pendidikan Provinsi

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Satuan Pendidikan
Praktik-praktik baik sekolah yang melaksanakan literasi

1. SMAN 17 Palembang
Melaksanakan program BUGEMM (Budaya Gemar Membaca dan Menulis
berupa:
- siswa kelas X membuat resensi 1 buku dengan bimbingan guru
selanjutnya pada akhir semester dipresentasikan
- Siswa kelas XI dan XII diwajibkan membuat karya tulis dibimbing oleh
guru dengan membaca 3 buah buku sebagi daftar pustaka
2. SMAN 2 Cianjur
- siswa membaca 15 menit sebelum mulai pelajaran
- Reading Box yang dibuat oleh guru, yang ditempatkan di kelas dan siswa
dapat memilih 2 buku yang harus diselesaikan dalam kurun waktu 2
bulan dan dibuatkan resume yang akan disimpan sebagai portofolio
siswa
3. SMAN 1 Ngemplak, Boyolali
- Program sedekah buku oleh semua warga sekolah mulai dari kepala
sekolah, guru hingga siswa
- Siswa membaca buku dan diminta untuk membuat resume dan akan
dipresentasikan
w
Kalau ada Jarum yang patah
Jangan disimpan dalam peti
berkarat
Kalau ada Kata dan Tingkah
saya yang salah
Maafkanlah saya Dunia Akhirat
90
Attention

Anda mungkin juga menyukai