(GLS)
SISWA KITA
RABUN MEMBACA DAN PINCANG MENULIS
KITA HARUS
BERTEKAD UNTUK
MENGUBAHNYA!
Tantangan Indonesia ke depan adalah
mengubah dirinya dari masyarakat yang
terkungkung oleh tradisi kelisanan menjadi
masyarakat yang bertradisi keberaksaraan
(literacy)
Latar Belakang
TRAGEDI NOL BUKU
MENGAPA ORANG INDONESIA (SEDIKIT,
SANGAT SEDIKIT, LUAR BIASA SEDIKIT)
MEMBACA BUKU?
TAUFIK ISMAIL
Latar Belakang
KEWAJIBAN
NO SMA
BACA BUKU
1. SMA THAILAND SELATAN 5 JUDUL
2. SMA MALAYSIA 6 JUDUL
3. SMA SINGAPURA 6 JUDUL
4. SMA BRUNEI DARUSSALAM 7 JUDUL
5. SMA RUSIA SOVYET 12 JUDUL
6. SMA KANADA 13 JUDUL
7. SMA JEPANG 15 JUDUL
8. SMA SWISS 15 JUDUL
9. SMA JERMAN BARAT 22 JUDUL
10. SMA PRANCIS 30 JUDUL
11. SMA BELANDA 30 JUDUL
12. SMA AMERIKA SERIKAT 32 JUDUL
13. SMA INDONESIA 0 JUDUL
Hasil penelitian PISA menempatkan siswa Indonesia pada posisi 48
dari 56 negara di dunia di tahun yang sama dengan skor rata-rata
393. Minat baca rendah inipun terulang di 2009. Hasil penelitian
PISA menempatkan posisi membaca siswa Indonesia di nomor 57
dari 65 negara dunia, dengan skor rata-rata 402 sementara rerata
internasional 500.
Hasil uji tes PISA yang dilakukan tiga tahun kemudian yaitu pada
tahun 2012 ternyata hasilnya lebih buruk lagi. Hasil PISA 2012
menempatkan siswa Indonesia pada posisi kedua terburuk atau
posisi 64 dari 65 negara . Padahal Vietnam justru masuk pada
posisi 20 besar. penelitian PISA menempatkan posisi membaca siswa
Indonesia di nomor 57 dari 65 negara dunia, dengan skor rata-rata
396 sedangkan rerata internasional 496.
Beranda
Indonesia termasuk negara yang
prestasi membacanya berada di
bawah rerata negara peserta PIRLS 2006 secara
keseluruhan, yaitu masing-masing 500, 510 dan
493.
Sementara posisi Indonesia sendiri berada pada
posisi kelima dari urutan terbawah, atau sedikit
lebih tinggi dari Qatar (356), Kuwait (333),
Maroko (326), dan Afrika Utara (304).
Beranda
Apakah Budaya literasi dapat meningkatkan
kemampuan membaca Peserta didik
Apakah Budaya literasi dapat meningkatkan
kemampuan menulis Peserta didik
Apakah Budaya literasi dapat meningkatkan prestasi
Non akademik Peserta didik
Apakah Budaya literasi dapat meningkatkan prestasi
akademik Peserta didik
Beranda
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
didik
3. Tuntutan kemampuan membaca dalampengertian memahami
teks secara analitis, kritis, dan reflektif.
Sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik berdasarkan karakteristiknya
Mempertimbangkan keberagaman
Literasi Dini • kemampuan untuk menyimak, memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar
dan tutur yang dibentuk oleh pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di
(Early Literacy) rumah.
Literasi Dasar • kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung
(counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating),
(Basic Literacy) mempersepsikan informasi (perceiving), mengkomunikasikan, serta menggambarkan
informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
Literasi Perpustakaan • kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung
(counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating),
(Library Literacy) mempersepsikan informasi (perceiving), mengkomunikasikan, serta menggambarkan
informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi
• kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak,
Literasi Media media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami
(Media Literacy) tujuan penggunaannya
Literasi Visual
• pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, dengan
(Visual Literacy) memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis dan bermartabat.
Mengkondisikan Mengupayakan
lingkungan fisik ramah lingkungan sosial dan
literasi. afektif.
Mengupayakan sekolah
sebagai lingkungan
akademik yang literat.
Hasil atau dampak langsung
Kecepatan membaca dan menulis
Pada tahun 2014/2015buku yang telah terbaca 3500 buku dengan
target 3000 buku.
Pada bulan maret 2015 selama 20 hari (15 menit setiap hari)
siswa dapat membaca buku 700 buku dari target 500 buku.
Dengan jumlah siswa 661 siswa.
Adanya peningkatan kecepatan membaca siswa dari 100 siswa
yang diamati 96 mengalami peningkatan setiap 20 hari, dan 4
siswa mengalami penurunan.
Strategi
Contoh Buku
– buku
Literasi
Parameter sekolah yang telah membangun
budaya literasi
Lingkungan fisik
Lingkungan akademik
I
Pembiasaan
Fokus Kegiatan dalam Tahapan Literasi
Sekolah
TAHAPAN KEGIATAN
PEMBIASAAN 1. Lima belas menit menit membaca setiap hari sebelum
(belum ada jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku
tagihan) dengan nyaring (read aloud) atau seluruh warga
sekolah membaca dalam hati (sustained silent
reading).
2. Membangun lingkungan fisik sekolah yang kaya
literasi, antara lain:
(1) menyediakan perpustakaan sekolah, sudut baca, dan
area baca yang nyaman;
(2) pengembangan sarana lain (UKS, kantin, kebun
sekolah);
(3) penyediaan koleksi teks cetak, visual, dan/atau digital
yang mudah diakses oleh seluruh warga sekolah;
(4) pembuatan bahan kaya teks (print-rich materials)
SMAN 3 Yogyakarta
Penyediaan Sarana
Book Drop SMAN 4 Pekanbaru
Pengumpulan buku dari siswa yang
tidak terpakai di rumah untuk di
masukan ke dalam drop book
sekolah
Perpustakaan Kejujuran
Pojok Perpustakaan
No Indikator Belum Sudah
1. Ada kegiatan 15 menit membaca (membaca
dalam hati, membacakan nyaring) yang dilakukan
setiap hari (di awal, tengah, atau menjelang akhir
pelajaran).
2. Kegiatan 15 menit membaca telah berjalan selama
minimal 1 semester.
3. Peserta didik memiliki jurnal membaca harian.
4. Guru, kepala sekolah, dan/atau tenaga
kependidikan menjadi model dalam kegiatan 15
menit membaca dengan ikut membaca selama
kegiatan berlangsung.
5. Ada perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan
area baca yang nyaman dengan koleksi buku
nonpelajaran.
6. Ada poster-poster kampanye membaca di kelas,
koridor, dan/atau area lain di sekolah.
7. Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap kelas.
8. lingkungan yang bersih, sehat dan kaya teks.
Terdapat poster-poster tentang pembiasaan hidup
bersih, sehat, dan indah.
9. Sekolah berupaya melibatkan publik (orang
tua, alumni, dan elemen masyarakat) untuk
mengembangkan kegiatan literasi sekolah.
10 Kepala sekolah dan jajarannya berkomitmen
melaksanakan dan mendukung gerakan literasi
sekolah
ada tagihan sederhana untuk
penilaian nonakademik
.
Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui
kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati,
membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain
dengan tagihan non-akademik, contoh: membuat peta cerita (story map),
menggunanakan graphic organizers, bincang buku.
Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif sekolah yang kaya literasi dan menciptakan
ekosistem sekolah yang menghargai keterbukaan dan kegemaran terhadap pengetahuan
dengan berbagai kegiatan, antara lain:
A. memberikan penghargaan kepada pencapaian perilaku positif, kepedulian sosial, dan
semangat belajar peserta didik; penghargaan ini dapat dilakukan pada setiap upacara
bendera Hari Senin dan/atau peringatan lain;
B. membentuk TLS yang terdiri atas guru bahasa, guru mapel lainnya dan tenaga
kependidikan;
C. kegiatan-kegiatan akademik lain yang mendukung terciptanya budaya literasi di sekolah
(belajar di kebun sekolah, belajar di lingkungan luar sekolah, wisata perpustakaan
kota/daerah dan taman bacaan masyarakat, dll.).
3. Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan di perpustakaan
sekolah/perpustakaan kota/ daerah atau taman bacaan masyarakat
atau sudut baca kelas dengan berbagai kegiatan, antara lain:
(a) membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati membaca
bersama (shared reading), membaca terpandu (guided reading),
menonton film pendek, dan/atau membaca teks visual/digital
(materi dari internet);
(b) peserta didik merespon teks (cetak/visual/digital), fiksi dan
nonfiksi, melalui beberapa kegiatan, antara lain: menggambar;
menceritakan ulang isi teks dengan bahasa yang sederhana dan
kreatif, sesuai kemampuannya; bermain peran/drama; berkarya
membuat sesuatu (craft); menulis ulasan dalam bentuk narasi, fiksi,
puisi, surat kepada tokoh dalam bacaan, teks deskriptif, teks
analitis, atau teks argumentatif, sesuai kemampuannya; melakukan
penelitian secara individual dan kelompok, yang dalam kegiatan-
nya, peserta didik dapat mengeksplorasi teks lain yang relevan dan
melakukan pendalaman melalui wawancara, diskusi, membuat
angket sederhana, dan lain-lain.
KEGIATAN PENGEMBANGAN DALAM LITERASI
SEKOLAH
Bedah Buku
Seminar Literasi
Pemberian Penghargaan
No Indikator Belum Sudah
1. Ada kegiatan 15 menit
No Indikator Belum Sudah
membaca:
• Membaca dalam hati dan/
11. Ada kegiatan akademik
atau yang mendukung budaya
• Membacakan nyaring,
yang dilakukan setiap hari literasi sekolah, misalnya:
(di awal, tengah,
atau menjelang akhir wisata ke perpustakaan atau
pelajaran).
kunjungan perpustakaan
No Indikator Belum Sudah keliling ke sekolah.
2. Ada berbagai kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk 12. Ada kegiatan perayaan
menghasilkan tanggapan
secara lisan maupun tulisan hari-hari tertentu yang
3. Peserta didik memiliki
portofolio yang berisi bertemakan literasi.
kumpulan jurnal tanggapan
membaca. 13. Ada Tim Literasi Sekolah
4. Guru menjadi model
dalam kegiatan 15 menit yang dibentuk oleh kepala
membaca dengan ikut
membaca selama kegiatan sekolah dan terdiri atas
berlangsung.
5. Tagihan lisan dan tulisan guru bahasa, guru mata
digunakan sebagai penilaian
nonakademik. pelajaran lain, dan tenaga
Jurnal tanggapan membaca
kependidikan.
6.
peserta didik dipajang di
kelas dan/atau koridor
sekolah.
7. Perpustakaan, sudut baca
di tiap kelas, dan area
baca yang nyaman dengan
koleksi buku non-pelajaran
dimanfaatkan untuk berbagai
kegiatan literasi.
8. Ada penghargaan terhadap
pencapaian peserta didik
dalam kegiatan literasi secara
berkala.
9. Ada poster-poster kampanye
membaca.
Ada tagihan
Akademik
1. Sosialisasi
2. Lokakarya
3. Pendampingan
Pendampingan teknis
Pendampingan operasional
4. Penyediaan Sarana dan Prasarana
serta Pendanaan
POJOK BACA
Workshop dan Diskusi GLS
SMAN 4 Pekan Baru
1. gemar membaca;
2. menjadi teladan membaca;
3. menciptakan lingkungan yang
kaya literasi;
4. menjadikan kegiatan
membaca menyenangkan;
Satuan Pendidikan
Praktik-praktik baik sekolah yang melaksanakan literasi
1. SMAN 17 Palembang
Melaksanakan program BUGEMM (Budaya Gemar Membaca dan Menulis
berupa:
- siswa kelas X membuat resensi 1 buku dengan bimbingan guru
selanjutnya pada akhir semester dipresentasikan
- Siswa kelas XI dan XII diwajibkan membuat karya tulis dibimbing oleh
guru dengan membaca 3 buah buku sebagi daftar pustaka
2. SMAN 2 Cianjur
- siswa membaca 15 menit sebelum mulai pelajaran
- Reading Box yang dibuat oleh guru, yang ditempatkan di kelas dan siswa
dapat memilih 2 buku yang harus diselesaikan dalam kurun waktu 2
bulan dan dibuatkan resume yang akan disimpan sebagai portofolio
siswa
3. SMAN 1 Ngemplak, Boyolali
- Program sedekah buku oleh semua warga sekolah mulai dari kepala
sekolah, guru hingga siswa
- Siswa membaca buku dan diminta untuk membuat resume dan akan
dipresentasikan
w
Kalau ada Jarum yang patah
Jangan disimpan dalam peti
berkarat
Kalau ada Kata dan Tingkah
saya yang salah
Maafkanlah saya Dunia Akhirat
90
Attention