Anda di halaman 1dari 22

JOURNAL READING

Early Antibiotic Treatment for Pediatric Febrile and


Urinary Tract Infection and Renal Scarring

Oleh :
MAYA AYU ELFRIDA
6120018049

Pembimbing: dr. Lini Delina, Sp. A

ILMU KESEHATAN ANAK


Fakultas Kedokteran
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
2019
1
PENDAHULUAN
Pada anak dengan demam pada infeksi saluran kemih (ISK),
keterlambatan dalam pemberian terapi antibiotik telah dihipotesiskan
dapat meningkatkan resiko dan luasnya jaringan parut pada ginjal.

 Empat penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa keterlambatan dalam memulai terapi antibiotik
berhubungan dengan tingkat keparahan jaringan parut pada ginjal.

Dua penelitian yang lain, tidak menemukan adanya hubungan tersebut.

2
TUJUAN PENELITIAN

Menentukan apakah keterlambatan dalam


memulai terapi antibiotik untuk demam pada infeksi
saluran kemih (ISK) berhubungan dengan kejadian
dan tingkat keparahan dari jaringan parut pada
ginjal.

Ilmu Kesehatan Anak I3


METODE PENELITIAN

DESAIN PENELITIAN
• Penelitian ini menggunakan metode Studi kohort retrospektif

4
Metode Penelitian

SAMPEL
 Data dari 2 studi longitudinal dengan total sampel sebanyak 802.

Anak dengan refluks vesikoureter terdaftar dalam uji coba RIVUR (n = 607)
sedangkan mereka yang tanpa refluks vesikoureter terdaftar dalam studi CUTIE paralel
(n = 195).

Sampel pada penelitian ini anak berusia 2 hingga 72 bulan, yang mengalami ISK
pertama atau kedua di faskes primer dan sub-spesialisasi di seluruh Amerika Serikat,
dan secara prospektif di follow up selama 2 tahun.

5
Total sampel 802

RIVUR (n=607) CUTTIE (n= 195)

• Anak yang diperiksa DMSA-scanteknesium Tc 99m pada awal

• DMSA-scan yang terlambat baik pada kunjungan 24 bulan follow up atau 3 sampai
4 bulan setelah ditarik (dikeluarkan dari sampel) dari penelitian karena ISK berulang
(yaitu, memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya) untuk kegagalan
pengobatan.

• Luasnya jaringan parut ginjal dikuantifikasi menggunakan sistem yang


dikembangkan oleh komite pengarah uji coba RIVUR dimana parenkim ginjal
dibagi menjadi 13 segmen.
6
Metode Penelitian

KRITERIA EKSKLUSI
• Anak tanpa demam (suhu <38 ° C).
• Anak tanpa adanya informasi
keterlambatan memulai terapi awal.
• Anak yang tidak memiliki DMSA-
scan akhir.

ETIKA PENELITIAN
• Informed consent tertulis diperoleh dari orang tua dari semua anak yang
berpartisipasi.

Ilmu Kesehatan Anak I 6


Metode Penelitian

ANALSIS STATISTIK
 Penelitian menggunakan SAS, versi 9.3, untuk analisis (SAS Institute Inc).

Peneliti menggunakan tes Wilcoxon untuk membandingkan median keterlambatan


dalam memulai terapi antibiotik pada anak-anak dengan dan tanpa bukti jaringan parut
ginjal.

 Tes Kruskall-Wallis untuk menguji hubungan antara keterlambatan dalam memulai


terapi antibiotik dan jumlah segmen yang terpengaruh.

8
Metode Penelitian
VARIABEL PENELITIAN
Variabel Dependen Variabel Prediktor
Jaringan parut pada ginjal Keterlambatan memulai terapi antibiotik
Usia
Jenis kelamin
Ras/etnis
Pendidikan ortu
Bantuan publik
Refluks vesikoureter
Disfungsi kandung kemih
Riwayat ISK
ISK sementara dan saat DMSA scan
Jenis organisme penginfeksi
Tinggi demam (suhu <39 ° C vs ≥39 ° C)
9
HASIL
Karakteristik Demografis dan Klinis dari 482 Anak Dengan Demam Pada
Infeksi Saluran Kemih Menurut Keterlambatan dalam Memulai Terapi
Antibiotik

10
HASIL
Karakteristik Demografis dan Klinis dari 482 Anak Dengan Demam Pada
Infeksi Saluran Kemih Menurut Keterlambatan dalam Memulai Terapi
Antibiotik

11
HASIL
Persentase Anak Dengan Jaringan parut Baru Pada Ginjal Menurut
Keterlambatan Dalam Memulai Terapi Antibiotik

12
HASIL
Jaringan Parut Baru Pada Ginjal Menurut Karakteristik Demografik dan
Karakteristik Klinisnya

13
HASIL
Jaringan Parut Baru Pada Ginjal Menurut Karakteristik Demografik dan
Karakteristik Klinisnya

14
HASIL
Hasil Model Multivariabel Dari Jaringan Parut Baru Pada Ginjal

15
DISKUSI
PENELITIAN INI PENELITIAN LAIN SESUAI PENELITIAN LAIN TAK
SESUAI

Anak dengan ISK demam, Sesuai dengan penelitian -


Keterlambatan dalam memulai • Falakolaflaki et all
terapi antibiotik berkaitan dengan • Kim JW et all
perkembangan jaringan parut • Coulthrad MG et alll
ginjal.

Penundaan 48 jam atau lebih akan Miller, Phillips : Hewitt et all :


meningkatkan resiko jaringan parut Uji coba pada tikus dengan injeksi Hanya melibatkan anak dengan
baru pada ginjal baru sekitar 47%. bakteri ke ginjal dan menunggu 8, pielonefritis dikonfirmasi oleh
24, 48, 72, 96, dan 120 jam DMSA scan. Tidak ada Hubungan
sebelum memulai pengobatan antara keterlambatan memulai
antibiotik, berhubungan dengan terapi antibiotik dan perkembangan
pembentukan jaringan parut pada jaringan parut ginjal.
ginjal.
Doganis et all :
Ransley dan Risdon : Hubungan antara penundaan
pengobatan dan pemulihan jaringan
Glauser et all: parut hanya diperiksa pada subset
pasien yang sudah memiliki
keterlibatan ginjal. 16
DISKUSI
PENELITIAN INI PENELITIAN LAIN SESUAI PENELITIAN LAIN TAK
SESUAI

Berdasarkan hasil penelitian - Dua penelitian


proporsi anak perempuan lebih Proporsi anak laki-laki yang sangat
banyak mengalami jaringan parut tinggi.
pada ginjal.

Wermeston et alll :
Karena anak laki-laki secara
substansial lebih mungkin memiliki
lesi bawaan yang bisa
disalahartikan sebagai jaringan
parut ginjal yang didapat

17
KETERBATASAN
1. Informasi dari orang tua mengenai durasi demam sebelum perawatan.

2. Sampel dalam penelitian ini lebih muda dan lebih cenderung mengalami refluks
vesikoureter dibandingkan sampel yang di eksklusi.

18
MANFAAT

1. Tes dan pengobatan yang cepat tampaknya berhubungan dengan penurunan risiko
jaringan parut pada ginjal, dokter tidak boleh menunda pengujian pada anak-anak
pada demam yang berpotensi ISK.

2. Orang tua dari anak yang berisiko tinggi mengalami kekambuhan ISK (misalnya,
anak-anak dengan refluks vesikoureteral, kandung kemih disfungsi, atau ISK
sebelumnya) harus dinasihati untuk membawa anak mereka segera untuk evaluasi
apabila mengalami demam

3. Data penelitian ini tidak mendukung gagasan yang sering dipegang oleh dokter
bahwa risiko jaringan parut ginjal lebih tinggi pada anak yang lebih muda. Bahkan,
gagasan ini mungkin sebagian bertanggung jawab atas kemungkinan yang lebih
tinggi dari penundaan pengobatan dan jaringan parut ginjal yang terkait pada anak
yang lebih tua.

19
KESIMPULAN

Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa keterlambatan dalam memulai terapi pada
demam karena ISK dan jaringan parut ginjal permanen saling berhubungan. Data ini dapat
membantu dokter membuat keputusan yang lebih tepat tentang perlunya tes diagnostik untuk
ISK pada anak yang mengalami demam.

20
KEPUSTAKAAN
Nader S, Tej K, Ron K, et all. 2016. Early Antibiotic Treatment for Pediatric Febrile and
Urinary Tract Infection and Renal Scarring. JAMA pediatrics 2016; 170(9):848-854.

21
TERIMAKASIH

22

Anda mungkin juga menyukai