Dermato-terapi
Kombinasi
Bahan aktif
A. BAHAN DASAR (VEHIKULUM)
Bahan dasar bedak adalah talkum venetum. Biasanya bedak di campur dengan
seng oksida, sebab zat ini mengreabsorbsi air dan sebum, anstrigen, antiseptik
lemah dan antipruritus lemah.
• Indikasi pemberian bedak ialah :
1. dermatosis yang kering dan superfisial
2. mempertahankan vesikel/bula agar tidak pecah,
misalnya pada varisela dan herpes zoster.
• Kontralndikasi
– Dermatitis yang basah, terutama bila disertai
dengan infeksi sekunder.
SALAP
Salap ialah bahan berlemak atau seperti lemak,
yang pada suhu kamar berkonsistensi seperti
mentega. Bahan dasar biasanya vaselin, tetapi dapat
pula lanolin atau minyak.
• Indikasi pemberian salap ialah :
1. dermatosis yang kering dan kronik
2. dermatosis yang dalam dan kronik, karena daya
penetrasi salap paling kuat jika dibandingkan
dengan bahan dasar lainnya.
3. dermatosis yang bersisik dan berkrusta.
Kontra Indikasi
1. dermatitis madidans.
2. Jika kelainan kulit terdapat pada bagian
badan yang berambut, penggunaan salap
tidak dianjurkan
3. salap jangan dipakai di seluruh tubuh.
Kombinasi
1. Bedak kocok
2. Krim
3. Pasta
4. Linemen
Bedak kocok
Campuran air dan bedak + gliserin
• Indikasi bedak kocok ialah :
1. dermatosis yang kering, superfisialis dan agak
luas, yang diinginkan ialah sediklt penetrasi.
2. pada keadaan subakut.
• Kontralndikasi:
– dermatitis madidans
– daerah badan yang berambut
Krim
Krim ialah campuran W (water, air), O (oil, minyak)
dan emulgator.
• Krim ada 2 jenis:
– Krim W/O: air merupakan fase dalam dan minyak fase luar.
– Krim O/W: minyak merupakan fase dalam dan air fase luar.
• Indikasi penggunaan krim ialah :
– indikasi kosmetik
– dermatosis yang subakut dan luas, yang dikehendaki ialah
penetrasi yang lebih besar daripada bedak kocok.
– krim boleh digunakan di daerah yang berambut.
• Kontralndikasi ialah dermatitis madidans.
Pasta
Pasta ialah campuran homogen bedak dan
vaselin. Bersidat protektif & mengeringkan.
• Indikasi penggunaan pasta ialah dermatosis
yang agak basah.
• Kontraindikasi : dermatosis yang eksudatif dan
daerah yang berambut.
• Untuk daerah genital eksterna dan lipatan-
lipatan badan pasta tidak dianjurkan karena
terlalu melekat.
Liniman
Linimen atau pasta pendingin ialah
campuran cairan, bedak, dan salap.
• Indikasi: dermatosis yang subakut.
• Kontraindikasi: dermatosis madidans.
Bahan aktif
Penetrasi bahan aktif melalui kulit dipengaruhi oleh beberapa faktor,
termasuk konsentrasi obat, kelarutannya dalam vehikulum, besar partikel,
viskositas, dan efek vehikulum terhadap kulit
Camphora
Penggolongan
• Korlikosteroid topikal dibagi menjadi 7 golongan besar, di
antaranya berdasarkan antiinflamasi dan anti mitotik.
Golongan I yang paling kuat daya antiinflamasi dan anti
mitotiknya (superpoten). Sebaliknya golongan VII yang
terlemah (potensi lemah).
Indikasi
Kortikosteroid topical bersifat paliatif dan supresif terhadap penyakit kulit dan
bukan pengobatan kausal penyakit. Kortikosetroid topical dengan potensi kuat
belum tentu merupakan obat pilihan untuk suatu penyakit kulit.
• Dermatosis yang responsif dengan kortikosteroid topikal ialah psoriasi,
dermatitis atopic, dermatitik kontak, dermatitis soboroik, neurodermatitis
sirkumskripta, dermatitis numularis, dermatitis statis, dermatitis venenata,
dermatitis intertriginosa, dan dermatitis solaris (fotodermatitis).
• Dermatosis yang kurang responsif ialah lupus eritematosus diskoid,
psoriasis di telapak tangan dan kaki, nekrobiosis lipiodika diabetikorum,
vitiligo, granuloma anulare, sarkoidosis, liken planus, pemfigoid, eksantema
fikstum.
• Dermatosis yang responsif dengan kortikosteroid intralesi adalah keloid,
jaringan parut hipertropik, alopesia areata, acne berkista, prurigo nodularis,
dermatitis dengan likenifikasi, dan vitilio. Disamping kortikosteroid topical
tersebut ada pula pula kortikosteroid yang disuntikan intra lesi, misalnya
triamsinolon asetonid.
Cara aplikasi dan lama pemakaian
• Dianjurkan untuk pemakaian salep 2-3x sehari
sampai penyakit tersebut sembuh.
• Peru dipertimbangkan adanya gejala
takifilaksis.
• Lama pemakaian sterodi topikal sebaiknya
tidak digunakan lebih dari 4-6 minggu untuk
steroid potensi lemah dan tidak lebih dari 2
minggu untuk potensi kuat.
Efek samping
• Efek samping terjadi apabila :
1. Penggunaan Kortikosteroid topikal secara berlebihan.
2. Penggunaan Kortikosteroid topikal dengan potensi kuat atau sangat kuat atau
penggunaan secara oklusif.
Gejala efek samping:
1. Atrofi
2. Strie atrofise
3. Telangiektasis
4. Purpura
5. Dermatosis akneformis
6. Hipertrikosis setempat
7. Hipopigmentasi
8. Dermatitis perioral
9. Menghambat penyembuhan ulkus
10. Infeksi mudah terjadi dan meluas
11. Gambaran kinis penyakit infeksi jadi kabur.
Pencegahaan efek samping
• Dosis yang dianjurkan jangan melebihi 30 gram sehari
tanpa oklusi.
• Pada bayi yang kulitnya tipis, kelainan kulit akut
menggunakan kortikosteroid yang lemah.
• Pada kelainan kulit sub akut gunakan kortikosteroid
yang sedang.
• Pada kelainan kulit kronis dan tebal gunakan
kortikosteroid yang kuat.
• Pada dareah lipata (inguinal,ketiak) dan wajah gunakan
kortikosteroid yang lemah/sedang.
• Kortikosteroid jangan digunakan untuk infeksi
bakterial,infeksi mikotik, infeksi virus, dan skabies.
Mentol
Bersifat antipruritik seperti camphora.
konsentrasinya ¼-2%.3
Podofilin
Damar podofilin digunakan dengan konsentrasi
25% sebagai tingtur untuk kondiloma
akuiminatum. Setelah 4-6 jam hendaknya dicuci.
Selenium disulfid