pendahuluan
melalui media medan magnet, bentuk energi
mekanik dapat diubah menjadi energi listrik.
perobahan energi mekanik menjadi energi listrik
berlangsung melalui alat konversi energi yang
disebut sebagai generator. sebaliknya energi listrik
dapat pula diubah menjadi energi mekanik melalui
alat konversi energi yang disebut sebagai motor
pada transformator, gandengan medan magnet
berfungsi untuk memindahkan dan mengubah
tegangan dari rangkaian primer ke sekunder melalui
prinsip induksi elektromagnit yang dikenal sebagai
hukum faraday.
Prinsip dasar Generator, Motor dan Transformator .
Ada empat peranan utama medan magnet dalam mesin-mesin listrik:
1. Bila suatu penghantar dialiri arus, maka disekitar penghantar tersebut
akan timbul medan-magnet.
2. Suatu medan magnet yang berubah-ubah terhadap waktu akan meng-
induksikan tegangan pada belitan kumparan (prisip kerja trafo).
3. Bila suatu penghantar digerakkan dalam suatu medan magnet dan
memotong medan magnet tersebut, maka pada penghantar tersebut akan
timbul tegangan induksi (prinsip kerja generator)
4. Bila suatu penghantar beraliran listrik berada dalam medan magnet, maka
pada penghantar
tersebut akan timbul gaya (prinsip kerja motor)
I
A Lingkar tertutup
N-kutub
- i6
r - i4 + i1
C +
+ i5 - i2
- i3
B
I
Gambar-1.1. Penghantar AB yang lurus dialiri arus, menimbulkan medan magnit disekitarnya
Hubungan arus dan medan magnet :
Bila suatu penghantar dialiri arus listrik, maka disekelilingnya akan terbentuk
medan magnet. Karena itu adanya medan magnet selalulu dihubungkan
dengan adanya arus listrik.
Salah satu besaran pengenal medan magnet disetiap titik adalah kuat medan
H. Kuat medan magnet magnet adalah suatu vektor,jadi kecuali mempunyai
besaran, juga mempunyai arah. Pada gambar 1.1b, diperlihatkan gambaran
medan magnet pada permukaan yang ditembus penghantar yang tegak lurus
dan dialiri arus yang menuju ke-muka kita.
Arah dari kuat medan magnet tersebut pada suatu penghantar yang panjang,
dapat ditentukan dengan aturan sekrup kanan; bila gerak sekrup sesuai
dengan arah arus, maka arah putaran sekrup sesuai dengan arah H di setiap
titik disekeliling penghantar tersebut,melihat gambar 1.2
PRINSIP GENERATOR:
GENERATOR ADALAH MESIN YANG MENGUBAH
ENERGI MEKANIK MENJADI ENERGI LISTRIK.
PROSES KONVERSI ENERGI ELEKTROMAGNET
DIDASARKAN PRINSIP, G.G.L (TEGANGAN) INDUKSI
YANG DITIMBULKAN AKIBAT SUATU PENGHANTAR
YANG DIGERAKKAN DALAM MEDAN MAGNET.
I
+
Ia (1) Ia =I
+ (2) V= Ea -IaRa
Beban
V (3) Daya yang dibangkitkan
Ea Ra
jangkar = EaIa
- (4) Daya yang dipasok ke-
beban = VI
Beban
(4) Daya yang dibangkitkan jangkar = EaIa
Rsh Eb Ra V jangkar = E I Eb Ra V
a a (4) Daya yang dipasok ke-
- (5) Daya yang dipasok ke- - beban = VI
beban = VI
- -
(a) (b)
I Ish I
(1) I sh V IRs
V
Rsh
Rs Medan seri (1) I sh
Ish Medan seri Rsh
Rs (2) Ia = I + Ish
(3) V= Ea -Ia(Ra + Rs) (2) Ia = I + Ish
Beban
Beban
Ia Ia
(4) Daya yang dibangkitkan V (3) V= Ea -Ia(Ra + Rs)
V
+ jangkar = EaIa + (4) Daya yang dibangkitkan
(5) Daya yang dipasok ke- jangkar = EaIa
Rsh Ea Ra Rsh Ea Ra
beban = VI (5) Daya yang dipasok ke-
(c) (d)
Gambar-2.10 Rangkaian ekivalen generator arus-searah: (a) Seri, (b) shunt, © kompon-pendek,
(d) kompon-panjang
G.G.L Yang Dibangkitkan atau Persamaan GGL
untuk Generator :
Ea = V+IaRa
Untuk generator dengan belitan gelombang (simplex wave-
wound generator)
Jumlah jalur paralel penghantar jangkar (A) = 2
Jumlah penghantar (dalam seri) pada satu bagian = Z/2
Jadi G.G.L (yang dibangkitkan/bagian)
1. Efisiensi Mekanis
2. Efisiensi Elektris
- Ia Ia Ta
Ta = f(Ia) n = f(Ia) n = f(Ta)
Motor-shunt V = konstan V = konstan V = konstan
Ish = I konstan Ish = I kontan Ish = I konstan
motor
masukan
Rugi tahanan medan-seri
A
VIa
B
Rugi tahanan medan-shunt
C
Rugi tahanan sikat
Konstruksi Transformator
Umumnya konstruksi trafo daya secara singkat terdiri dari:
a. Inti yang terbuat dari lembaran-lembaran plat besi lunak atau baja silkon
yang diklem menjadi satu
b. Belitan dibuat dari tembaga yang cara melilitkannya pada inti dapat
konsentris atau spiral
c. Sistem pendinginan
d. Bushing untuk menghubungkan rangkaian dalam trafo dengan rangkaian
luar.
Prinsip kerja Transformator (tanpa beban)
Kerja transformator yang berdasarkan induksi-elektro magnet
menghendaki adanya gandengan magnet antara rangkaian primer
dan sekunder. Gandengan magnet ini berupa inti best
Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan
sumber tegangan V, yang sinusoida, akan mengalir arus primer I0
yang juga sinusoida dan dengan memisalkan belitan N, reaktif murni,
I0 akan tertinggal 90° dari V.
Inti besi
V1 E1 N1 N2 E2 V2 I0
V1 E1
(a) (b)
Gambar-4.2. Transformator Ideal tanpa beban
a). Rangkaiannya ; b). Vektor diagramnya
Fluks yang sinusoida ini akan menimbulkan tegangan induksi
e, (Hukum Faraday) Bila fluks bersama ini dinyatakan dalam
bentuk: maka
Pada rangkaian sekunder, fluks
bersama tadi menimbulkan:
Pada trafo ideal tanpa beban
I0
I0
I
V0 IR R0 I
V1
0 E1
IR
(a) (b)
Gambar-4.3. Transformator tanpa beban (rugi-rugi dperhitungkan)
a). Rangkaiannya; b). Vektor diagramnya
Transformator berbeban dengan
memperhitungkan rugi-rugi
Transformator yang sekundernya dibebani dan diperhitungkan
rugi tembaga dan fluks bocor pada belitannya, baik untuk sisi
primer maupun sisi sekunder, lihat gambar.
R1 X1 R2 X2
N2
I1 N1
V1 E1 E2 V2
I2
I2
2 I2
2
E2 E2 E2
Bila rangkaian sekunder ditransfer ke sisi primer, maka nilai arus dan
impedansinya berubah menjadi:
(i) Tegangan induksi sekunder E2 ditransfer ke.primer menjadi E2 = aE1
(ii) Tegangan terminal V2 ditransfer ke primer menjadi V
(iii) Arus sekuder I2 ditransfer ke primer menjadi
(iv) Untuk mentransfer impedansi sekunder ke primer, digunakan faktor
pengali a2
R2 ditransfer ke primer menjadi
X2 ditransfer ke primer menjadi
Beban Zb ditransfer ke primer menjadi ,
Dari model rangkaian di atas dapat pula diketahui
hubungan penjumlahan vektor:
I1 R1 X1 I’2 R2 X2
I2
I0
IR I
V1 R0 X0 E1 V2 Xb
E2
I2 R2 X2 I’2 a2 R2 a2 X2
(a) (b)
Gambar-4.10. Rangkaian sekunder di
- acu ke- primer
a). Rangkaian sekunder
b ). Rangkaian ekivalen sekunder
I0 I’2
IR I
Beban
Beban
R0 X0 V’2 V1 V’2 = aV2
V1 Z’b
I1 I’2 I1
I’2
Beban
Beban
V’1 V2 V’1 Zb V2
I2 I2
sE2 E2
E2
(a) (b)
Gabar-5.4. Rangkaian Rotor motor induksi
Gambar-5.3. Rangkaian Rotor induksi dalam keadaan berputar.
dalam keadaan diam
Dengan demikian rangkaian rotor digambarkan
seperti yang terlihat pada gambar-5.4. Selanjutnya
I2
I0
R0 X0 I2
V1 E1 sE2
I’2X2
I’2R\2
-E1
I’2a2R2
a2R2 I1
I'2
s
I’2
I0
I
Gambar-5.9 Vektor diagram
dari rangkaian ekivalen Motor
Induksi
Torsi
6R
4R
Rugi stator
- Rugi tembaga belitan stator Keluaran Rotor bersih
- Rugi besi atau Torsi-poros
Pbesi stator
Pcu Stator
Stator Rotor
Pcu Rotor Pgesekan&angin
A m / 2
O m O m sin
B m / 2
Y (a) Y (b)
Y Y Y
A m / 2
O m O O
B m / 2
Y Y (d) Y
(c) (e)
Im
Belitan bantu
IS
V
fasa-tunggal
Pasokan
IS
R
Im
S Rotor
I
(a) (b)
IS
Im Belitan utama Rotor
Belitan bantu
fasa-tunggal
Pasokan
Rele arus
IS
Belitan bantu
fasa-tunggal
Pasokan
Im Rotor
Im
Belitan bantu
Sakelar sentrifugal
IS
fasa-tunggal
Im S
Pasokan
Belitan utama
Belitan bantu
IS
fasa-tunggal
Pasokan
S Rotor
Rotor
(a)
IS
(b)
80o
V
I
Im (c)
Gambar-6.8. Motor induksi berputar dengan bantuan kapasitor
(a) Kapasitor berada didalam rangka stator
(b) Kapasitor berada diluar stator
© Fasor diagramnya
Pada motor kapasitor, pergeseran fasa antara Im dan Is didapatkan
dengan memasang sebuah kapasitor yang dipasang seri terhadap
belitan-bantunya.
400 400
200 200
100 100
(a) (b)
Gambar-6.9. Kurva Torsi(kopel) terhadap kecepatan motor fasa-tunggal
(a) Motor fasa terpisah; (b) Motor kapasitor
ALTERNATOR (GENERATOR ABB)
Prinsip dasar
Generator abb bekerja dengan prinsip sama dengan generator arus searah,
yaitu prinsip induksi elektromagnetik. Juga terdiri dari:
(i) Stator
(ii) Rotor.
Stator merupakan elemen diam yang terdiri dari belitan-beliian jangkar,
sedangkan rotor merupakan elemen yang berputar terdiri dari belitan-
belitan medan.
Perbedaan penting antara generator arus-searah dan generator abb, yaitu
pada generator arus-searah ja54ngkarnya yang berputar dan medannya
diam, sedangkan pada generator abb sebaliknya, yaitu medannya berputar
dan belitan-belitan jangkarnya diam (stator).
Pada gambar-6.1, diperlihatkan bagan generarator Arus-bolak-balik dengan
rotor kurub menonjol.
Konstruksi Generator Arus
Bolak-Balik
Ada dua type dari rotor:
(i) Rotor kutub menonjol (salient pole), yaitu type yang dipakai untuk alternator-alternator
dengan kecepatan rendah dan menengah, lihat gambar-7.2 (ii) Rotor kutub Silindris, yaitu type
yang dipakai untuk alternator-alternator turbo dengan kecepatan amat tinggi, lihat gambar-
7.3.
(a) (b)
Kisar penuh
Alur/ slot
24 1 2 3 4 5 6 7 8
Kisar pendek
C
B Es D
Es
Es
Er 0 Es
A
/2 m E
r
0
Gambar-7.14. Menentukan faktor distribusi
Persamaan g.g.l. Induksi
Besarnya tegangan induksi per fasa yang dibangkitkan oleh
kumparan jangkar yang ada di-stator
Pengaturan Tegangan
Pengaturan tegangan adalah perubahan tegangan terminal
alternator antara keadaan beban nol dengan beban penuh
Pengaturan Tegangan dalam prosen
Kerja paralel alternator
Untuk melayani beban yang berkembang, kita harus memparalelkan dua
atau lebih alternator dengan maksud memperbesar kapasitas daya yang
dibangkitkan. Selain tujuan diatas, kerja paralel juga sering dibutuhkan utuk
menjaga kontinuitas pelayanan apabila ada mesin (alternator) yang harus
dihentikan, misalnya untuk istirahat atau perbaikan.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Harga sesaat ggl kedua alternator harus sama besar, dan bertentangan
arah, atau harga tegangan efektif terminal alternator harus sama besar dan
bertentangan arah dengan harga efektif tegangan jala-jala.
2. Frekuensi kedua alternator atau frekuensi alternator dengan jala-jala
harus sama.
3. Fasa kedua alternator harus sama dan bertentangam setiap saat.
4. Urutan fasa kedua alternator harus sama.
Motor Sinkron (Serempak)
Prinsip kerja Motor Sinkron(Serempak)
Prinsip kerja motor sinkron karena adanya interaksi dua
medan, yaitu fluks (medan putar) yang dihasilkan stator dan
fluks (medan magnet) yang dibangkitkan oleh kumparan
medan rotor, yang menyebabkan torsi memutar rotor. Apabila
kumparan jangkar yang ada di stator diberi sumber tegangan
fasa-tiga, maka pada kumparan tersebut timbul medan putar
seperti pada motor induksi. Kumparan medan yang ada di
rotor diberi arus-searah, maka pada permukaan kutub timbul
medan magnet yang arahnya dari kutub-utara ke kutub-
selatan. Interaksi kedua medan ini akan membangkitkan torsi,
torsi tersebut akan memutar rotor dengan kecepatan sinkron
Ia Ra XS If
V
Belitan penguat
arus-searah
Sumber
V Eb ~ Eb
IaZS
IaXS
IaRa
Ia
Gambar-8.1. a).Rangkaian ekivalen motor-sinkron, b) Fasor diagramnya
Pengaruh perobahan arus penguatan terhadap arus
jangkar dan dan faktor daya.
Besarnya arus penguatan, untuk ggl lawan Eb sama dengan tegangan V
yang diterapkan pada motor , dikenal sebagai penguatan 100%. G.g.l.
induksi (Eb) tergantung pada besarnya arus penguatan pada motor,
besarnya g.g.l. induksi dapat sama atau lebih kecil atau lebih besar
dibandingkan tegangan sumber V.
Berikut ini akan dibahas apa yang terjadi bila motor tersebut
berpenguatan lebih atau berpenguatan kurang.
(i). Misalkan motor sinkron dengan beban mekanisnya yang konstant, dan
pada penguatan 100%, lihat gambar-8.2a yaitu bila Eb.= V. Arus jangkar Ia
tertinggal terhadap tegangan V dengan sudut yang kecil. Sudut yaitu sudut
antara Ia dan ER besamya tetap, sesuai dengan konstanta stator, yaitu tan θ
= Xs / Ra.
(ii). Dalam gambar-8.2b penguatannya berkurang dari
100% yaitu Eb.< V. Akibatnya ER akan bertambah searah
jarum jam demikian juga arus jangkarnya ( arus jangkar ini
tertinggal terhadap ER dengan sudut yang besarnya
tetap.). Terlihat bahwa arus jangkar Ia meningkat akan
tetapi factor-dayanya menurun ( meningkat). Oleh karena
tegangan masukan V konstan, komponen aktif dari arus Ia
yaitu akan tetap sama seperti semula, akan tetapi
komponen arus reaktifnya meningkat. Jadi, bila penguatan
berkurang, Ia akan meningkat tetapi faktor kerjanya akan
menurun sehingga komponen arus aktif dari Ia, yaitu akan
tetap sama seperti semula. Dari fakta ini, dapat diketahui
bahwa tempat kedudukan dari arus Ia adalah garis vertikal
seperti yang terlihat pada gambar-8.2.
Selain itu patut dicatat, yaitu bila arus penguatan
medan dikurangi, kopel motor juga akan berkurang.
berbanding lurus dengan berkurangnya arus
penguatan.
(iii). Pada gambar-8.2c diperlihat kondisi dimana
motor dengan berpenguatan lebih, yaitu bila Eb > V.
Terlihat bahwa tegangan resultan yaitu vektor ER
bergerak berlawanan arah jarum jam, demikian
juga arus Ia. Dari sini terlihat bahwa arus motor
mendahului tegangan V.
(iv). Selanjutnya akan terjadi pada suatu nilai arus
penguatan, arus Ia sefasa dengan tegangan V.,
yaitu dimana faktor dayanya = 1,0, lihat gambar-
8.2d. Pada keadaan ini arus yang mengalir pada
motor minimum
Dua kesimpulan pokok:
(1). Besarnya arus jangkar (Ia) bervariasi sesuai arus
penguatannya. Arus jangkar nilainya menjadi
besar baik pada penguatan kurang maupun pada penguatan
lebih (arus tertinggal pada pengutan
kurang dan arus mendahui pada penguatan lebih). Diantara
kedua macam penguatan tersebut,
akan terjadi arus yangkar minimum pada penguatan tertentu
Variasi dari Ia terhadap arus
penguatan dapat dilihat pada gambar-8.3, yang dikenal
sebagai kurva "V".
(2). Pada masukan yang sama, arus jangkar (Ia) bervariasi cukup besar
dan menyebabkan faktor-dayanya , juga bervariasi cukup besar.Bila
pada penguatan-lebih, motor berputar degan faktor-daya
mendahului dan pada penguatan-kurang berputar dengan faktor-
daya tertinggal.Diantara keduanya, akan terjadi motorakan
berputarpada faktor-daya =1,0.Faktor-daya dari motor sinkron dapat
dikendalikan dengan mengubah arus-medanatauarus-penguatnya..
Faktor-daya 0,8
Beban-penuh
Faktor-daya 0,8
tertinggal
mendahului
Faktor-daya =
½ Beban penuh
1,0
Tanpa beban
Arus-jangkar
FD tertinggal FD mendahului
0
Arus-penguat (arus-searah)
Gambar-8.3. Variasi arus jangkar terhadap
arus-penguat
Daya yang dibangkitkan Motor sinkron
Ia XS If V
A
Belitan penguat
arus-searah
S
I aX
Sumber
Eb
V Eb ~ B
Ia
JA D I D AYA YA N G D I B A N G K I T K A N M OTO R P E R - FA S A ; U N T U K 3 FA S A
Jatuh-tegangan pada motor, Er =Ia Zs, dimana Zs, adalah impedansi
sinkron per fasa dalam ohm dan seharga dengan Sudut fasa
antara arus Ia dan resultan tegangan Er, diberikan
oleh persamaan
Effisiensi motor
Kondensor Sinkron