Anda di halaman 1dari 51

Manajemen Operasi

September 2022
Pembelajaran
1. Garis Besar Manajemen 8. Pengambilan Keputusan
2. Fungsi Perencanaan 9. Manajemen Startegik
3. Fungsi Pengoperasian 10. Balance Score Card (BSC)
4. Fungsi Staffing 11. Manajemen Operasi
5. Menggerakkan Organisasi 12. Pengetahuan Dasar Bisnis
6. Komunikasi 13. Memulai Bisnis
7. Pengendalian 14. Etika bisnis
Pengertian Manajemen
1. T. Hani Handoko (2003: 3) yang mendefinisikan manajemen sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
2. Yohanes Yahya (2006: 1) memberikan pengertian manajemen sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Malayu S.P. Hasibuan (2006: 2) mengartikan manajemen sebagai ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
4. M. Manullang (2004: 5), manajemen dapat diartikan sebagai seni dan ilmu
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan
sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Pengertian Manajemen Operasi
1. Jay Heizer dan Barry Render (2005: 4) mengartikan manajemen operasi sebagai
serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa
dengan mengubah input menjadi output.
2. Pangestu Subagyo (2000: 1) mengartikan manajemen operasi adalah
penerapan ilmu manajemen untuk mengatur kegiatan produksi atau operasi
agar dapat dilakukan secara efisien.
3. Eddy Herjanto (2003: 2) mengartikan manajemen operasi dan produksi adalah
sebagai proses yang secara berkesinambungan dan efektif menggunakan
fungsi-fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya
secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.
4. Manajemen operasi menurut Richard L. Daft (2006: 216) adalah bidang
manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan
alat-alat dan teknik-teknik khusus untuk memecahkan masalah-masalah
produksi.
Contoh Kelengkapan Operating Procedure dalam Pengelolaan Pembangkit Listrik
Konsep IPO
a. Input-Proses-Output (IPO) menjadi inti dari aktivitas manajemen.
b. Input dapat berupa material, bahan baku, komponen, bahan bakar,
uang, tenaga kerja, jam orang, waktu atau sumber daya lainnya.
c. Output merupakan hasil dari proses yang dicirikan dengan adanya
nilai yang bertambah dari input yang diterima.
d. Proses dikatakan baik jika mampu memberi nilai tambah pada input
yang diterima.
Indikator Proses
a. Quality adalah kualitas yang dapat diterjemahkan sebagai upaya membuat
produk dengan lebih baik dari kondisi sebelumnya atau lebih baik dalam
pemenuhan spesifikasi.
b. Cost ditujukan sebagai ukuran biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
suatu proses. Suatu proses semakin baik apabila memerlukan biaya lebih
murah dengan output yang sama.
c. Delivery/responsif, dimaksudkan sebagai kecepatan perusahaan mengantarkan
barang dan jasanya kepada pelanggan. Suatu proses semakin baik jika dapat
melakukannya lebih cepat, termasuk ke dalam pengertian responsif adalah
fleksibilitas perusahaan dalam membuat barang dan jasa yang dibutuhkan
pelanggan.
d. Safety, dimaksudkan untuk menyatakan tingkat keamanan dan keselamatan
kerja bagi karyawan dan diperluas hingga keamanan dampak proses bagi
lingkungan. Proses yang lebih aman harus terus diupayakan dalam perbaikan
proses.
Karakteristik Sistem Manajemen Operasi
Zulian Yamit (2003), karakteristik dari system manajemen operasi
adalah sebagai berikut.
a. Mempunyai tujuan menghasilkan barang dan jasa, yaitu sesuai
dengan hal-hal yang telah direncanakan sebelum proses produksi
dimulai.
b. Mempunyai kegiatan proses transformasi, yaitu memproduksi atau
mengatur produksi barang dan jasa dalam jumlah, kualitas, harga,
waktu serta tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan.
c. Adanya mekanisme yang mengendalikan pengoperasian, yaitu
menciptakan beberapa jenis nilai tambah, sehingga keluarannya
lebih berharga bagi konsumen daripada jumlah masukannya.
Aspek Manajemen Operasi
Ada tiga aspek yang saling berkaitan dalam ruang lingkup manajemen
operasi, yaitu sebagai berikut.
a. Aspek struktural, yaitu aspek yang memperlihatkan konfigurasi
komponen yang membangun sistem manajemen operasi dan
interaksinya satu sama lain.
b. Aspek fungsional, yaitu aspek yang berkaitan dengan manajemen serta
organisasi komponen struktural ataupun interaksinya mulai dari
perencanaan, penerapan, pengendalian, dan perbaikan agar diperoleh
kinerja optimum.
c. Aspek lingkungan, memberikan dimensi lain pada sistem manajemen
operasi yang berupa pentingnya memperhatikan perkembangan dan
kecenderungan yang terjadi di luar sistem.
Manajemen Operasi dalam E-business
1. E-business (Inggris: electronic business atau E-business) dapat diartikan sebagai
kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semiotomatis dengan
menggunakan sistem informasi komputer.
2. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Lou Gerstner, seorang CEO
perusahaan IBM ini, sekarang merupakan bentuk kegiatan bisnis yang
dilakukan dengan menggunakan teknologi internet.
3. E-business berkaitan secara menyeluruh dengan proses bisnis termasuk value
chain: pembelian secara elektronik (electronic purchasing), manajemen rantai
suplai (supply chain management), pemrosesan order elektronik, penanganan
dan pelayanan kepada pelanggan, dan kerja sama dengan mitra bisnis.
4. E-business memberi kemungkinan untuk pertukaran data di antara satu
perusahaan dengan perusahaan lain, baik melalui web, internet, intranet,
maupun kombinasi di antaranya.
Lima jenis utama e-commerce
1. business-to-business (B2B),
2. business-to-consumer (B2C),
3. consumer-to-consumer (C2C),
4. peer-to-peer (P2P),
5. mobile commerce (m-commerce).
Manfaat Implementasi e-business
1. meningkatkan kinerja operasional perusahaan,
2. meningkatkan peluang akses ke pasar, pemasok, dan pendanaan yang sangat luas,
3. meningkatkan efisiensi perusahaan,
4. mempermudah pengelolaan aset perusahaan,
5. meningkatkan kualitas layanan terhadap pelanggan,
6. meningkatkan komunikasi seluruh stakeholder,
7. mengatasi kesenjangan digital,
8. media mempromosikan kompetensi perusahaan,
9. memperlancar kegiatan ekonomi,
10. memperlancar transaksi bisnis,
11. sarana penyebaran informasi secara luas.
Lingkup Manajemen Operasi
1. Strategi Operasi dan Pengambilan Keputusan
2. Peramalan (Forecasting)
3. Perencanaan Kapasitas dan Agregat
4. Desain Barang dan Jasa
5. Analisis Break Even Point dan Penetuan Harga
6. Manajemen Kualitas
7. Strategi Penetapan Lokasi
8. Tata Letak (Layout)
9. Sumber Daya Manusia dalam Manajemen Operasi
10. Sistem Informasi Manajemen dalam Manajemen Operasi
11. Manajemen Persediaan (Inventory)
Strategi Operasi
Indonesia Energy Transition History

1 2 3 4

1. Transition to Coal
2. Transition to Gas
3. Transition to Coal 2.0
(Fast Track Program I
started on 2006, first
project COD in 2009)
4. Transition to Renewables
(Fast Track Program II
started in 2010, first
project COD in 2014)

www.pln.co.id |
Proyeksi Penjualan Listrik Indonesia 2021-2030
Average 10 tahun

6,42%
New 5,40%
Commitment
Demand 4,91%

Economy Recovery
 Pertumbuhan listrik 2021
6,66% mempertimbangkan komitmen
masuknya pelanggan besar
potensial yang sudah SPJBTL.
5,93%  Skenario moderat RUPTL 2021-
5,22% 2030 menggunakan rata-rata
pertumbuhan ekonomi + 5%.

Average 5 tahun

www.pln.co.id | 20
Perbandingan Rencana Penambahan Pembangkit
(Indonesia)

RUPTL 2019-2028 TOTAL : 56,4 GW

EBT: 29,6%
56,4
GW

RUPTL 2019-2028

Draft RUPTL 2021-2030 TOTAL : 40,6 GW


EBT: 51,6%
40,6
GW

DRUPTL 2021-2030
www.pln.co.id | 23
Proyeksi Bauran Energi (Indonesia)
EBT : 23,0% Gas : 15,6% EBT : 24,8% Gas : 15,4%
BB : 61,0% BBM : 0,4% BB : 59,4% BBM : 0,4% Komposisi EBT 23% di tahun 2025 terdiri
dari 8,0% air, 7,3% panas bumi, 1,8%
290,5 304,4 319,4 336,1 354,4 372,0 388,4 406,6 425,4 445,1 angin & surya, serta 5,8%
TWh TWh TWh TWh TWh TWh TWh TWh TWh TWh
biomasa/sampah/co-firing).
Strategi yang dilakukan s.d. tahun 2025
adalah sbb:
1. Meningkatkan keberhasilan COD PLTP
(1,4 GW) & PLTA/PLTM (4,2 GW)
dengan percepatan izin, eksplorasi dan
pembebasan lahan.
2. Percepatan program dedieselisasi
dengan mengalihkan pembangkit PLTD
remote ke PLTS+baterai, serta
penambahan PLTS dan PLTB sebesar 4,4
GW.
3. Implementasi co-firing biomasa pada
PLTU PLN dengan porsi rata-rata 10%
untuk PLTU di Jawa-Bali dan 20% untuk
PLTU di luar Jawa-Bali, dengan CF 70%,
total kapasitas ekuivalen 2,7 GW
(hingga 13,7 juta ton/tahun).
4. Pembangkit beban dasar setelah tahun
2025 yang sebelumnya dirancang
menggunakan www.pln.co.id | 24
PLTU batubara, diganti
dengan PLT EBT base 1 GW.
Scenario 1: PLN’s Power Plants to Fully Use Clean Energy
by 2060
1. Market size of utility in 2060 is forecasted 1.800 TWh. While
current electricity production is 300 TWh with the additional
production of 120 TWh from the 35 GW program, there will be
room of 1,380 TWh for additional NRE generation capacity
2. From 2020 onward, the portion of coal plants in the fuel mix is
reduced (in the graph, it can be seen from the decreasing black
color)
3. Efforts to retire fossil power plants will begin in 2030 and will
significantly decrease in number by 2040, following the completion
of the PPA contract.
4. Nuclear plants will enter in 2040 to maintain system reliability as
nuclear technology becomes more secure.
5. Phase out all coal-fired power plants in 2056, because the have
been replaced by NRE
6. A massive increase of NRE power plants development starting in
2028 due to the advancement of battery technology which is
getting cheaper. Then it will increase exponentially starting in 2040.
And by 2045, the portion of NRE already dominates the total
power plant. The next decade, all power plants in Indonesia came
from NRE.

www.pln.co.id |
Scenario 2: Coal Fired Power Plants (CFPP) with CCUS Towards
Decarbonization

1. From 2020 onward, the portion of coal plants in the fuel mix will be reduced.
2. Phase out of subcritical coal-fired power plants.
3. Starting 2035, the supercritical and ultra-supercritical coal plants will be operated using CCUS
4. Nuclear plants will enter in 2040, but the capacity is lower than scenario 1.
5. A massive increase of NRE power plants development up to 2060.

www.pln.co.id |
Exploring the Asset Management Technology Landscape

OH

27
Bagaimana Peran Sistem Informasi ?

Manajemen aset membutuhkan


informasi aset yang akurat, tetapi sistem
manajemen aset lebih dari sekedar
manajemen sistem Informasi.

Manajemen aset berinteraksi dengan


banyak fungsi organisasi. Asetnya sendiri
juga bisa mendukung lebih dari satu
fungsi dan lebih dari satu unit fungsional
dalam organisasi.

Sistem manajemen asset menyediakan


sarana untuk mengkoordinasikan
kontribusi dari dan interaksi antara unit
fungsional ini dalam suatu organisasi.
2. Perencanaan Operasi
Operasi yang baik dan berhasil harus didukung oleh
perencanaan operasi yang mempertimbangkan
segala aspek kemungkinan, sehingga operator dan
petugas operasi tidak ragu-ragu dalam menjalankan
tugasnya
Rencana operasi disusun berdasarkan perkiraan
beban yang akan dihadapi serta kebutuhan
fasilitas jaringan yang ada

Perencanaan meliputi :
• Membuat standing operation procedure (SOP).
• Kriteria load shedding.
• Melakukan koordinasi rele pengaman.
• Merencanakan perbaikan jaringan
3. Standing Operation Procedure (SOP)
Pembuatan SOP tergantung :
 Konfigurasi / Pola Jaringan Distribusi
 Fasilitas peralatan yang terpasang di jaringan distribusi
 Hirarki petugas yang menanganinya
SOP dapat dibagi dua jenis :
 SOP berlaku Umum (misalnya SOP penggantian FCO)
 SOP berlaku Khusus
4. Kriteria Load Shedding
Gangguan disisi transmisi maupun disisi pembangkit
akan menurunkan kemampuan sistim pemenuhan
kebutuhan beban yang sedang dilayani sehingga
untuk mempertahankan sistim tidak padam total
(blackout), maka perlu menurunkan beban agar ada
keseimbangan antara beban dan sisa kemampuan
pembangkitan yang ada di sistim
Menurunkan beban dapat dilakukan dengan
memasang under frequency relay di penyulang
tertentu di Gardu Induk yang bersangkutan
Kriteria penyusunan urutan prioritas

• Penyulang yang memikul beban yang sangat penting


prioritas paling rendah (akhir) untuk dilepas dari
sistim.
• Penyulang yang memikul beban penting lainnya
sampai penyulang yang melayani beban biasa
prioritas paling awal untuk dilepas dari sistim
.
Langkah – langkah penyusunan prioritas
1. Identifikasi beban masing masing penyulang
2. Membuat urutan penyulang berdasarkan besar beban
3. Identifikasi penyulang yang melayani pelanggan sangat
penting, penting dan biasa
4. Identifikasi pelanggan penting, seperti : rumah sakit, gedung
perkantoran, pelayanan umum
5. Pelepasan beban dibagi dalam beberapa zone frekuensi sesuai
dengan permintaan dari P3B
6. Berdasarkan hal diatas pembagian beban yang akan dilepas
dibuat urutan prioritas penyulangnya
5. Koordinasi Rele / Pengaman
Untuk mendeteksi dan mengisolir gangguan maka dipasang
rele pengaman.
Pengamanan dibagi dalam beberapa daerah pengamanan
yaitu :
• Transformator Tenaga
• Busbar Tegangan Menengah
• Penyulang Tegangan Menengah (feeder)
• Gardu Trafo Distribusi
Daerah pengaman tersebut dibuat saling overlap sehingga
semua daerah terlingkupi.
Pengamanan harus direncanakan waktu buka
(tripping time/clearing time) masing masing
pengaman dikoordinasikan dengan waktu tunda
secara berjenjang.
Koordinasi rele pengaman memerlukan
informasi / data sebagai berikut
• Diagram satu garis
• Diagram skematik
• Analisa hubung singkat
• Beban dalam keadaan normal , beban maksimum dan minimum
serta operasi khusus yang diperlukan
• Impedansi semua peralatan
• Data karakteristik peralatan pengaman (rele dan fuse)
• Buku petunjuk pabrik
6. Perbaikan Jaringan
Perbaikan jaringan bertujuan mempertahankan mutu dan
keandalan sistim jaringan distribusi yang aman bagi personil
dan lingkungan.
Sebagai acuan adalah Surat Edaran Direksi no.
003.E/DIR/2006 tanggal 11 Januari 2006.
Tentang petunjuk perbaikan keandalan mutu tenaga listrik
dan efisiensi jaringan transmisi dan distribusi
a. Perbaikan Tegangan

• Dalam keadaan real time , pengendalian


tegangan dilaksanakan dengan mengatur
perubahan sadapan tegangan trafo tenaga
yang berbeban (on load tap changer)
• Perbaikan tegangan untuk jaringan yang
sederhana dapat dilakukan dengan
memasang kapasitor.
Lanjutan
• Perbaikan Tegangan dapat dilakukan dengan
mengganti konduktor yang lebih besar. (reconduktor).
• Perbaikan tegangan disisi JTR dapat ditempuh dengan
menambah trafo sisipan.
• Perbaikan tegangan menengah juga dapat dilakukan
dengan memasang pengatur tegangan (voltage
regulator) disisi ujung penyulang yang cukup panjang
b. Perbaikan Keandalan
• Keandalan jaringan sistim distribusi sangat
tergantung pada konfigurasi/pola jaringan pada saat
direncanakan yaitu tergantung dari tingkat jaminan
(keandalan) yang dipilih.
• Jaringan radial mempunyai tingkat jaminan keandalan
yang paling rendah, namun dapat ditingkatkan dengan
menambahkan peralatan sectionalizing dan reclosing
rele.
MANAJEMEN DATA
ASET DISTRIBUSI

42
TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN DATABASE
ASET JARINGAN DISTRIBUSI, APA YANG
TERPIKIRKAN OLEH ANDA !
MENGAPA DATA BASE PERLU DI KELOLA &
BAGAIMANA POLA PENGELOLAAN DATA BASE DI
UNIT SAUDARA ?

43
DATA INDUK JARINGAN DISTRIBUSI
Basis data aset jaringan listrik dari mulai Gardu Induk,
Penyulang (SUTM, SKTM), Gardu Distribusi dan Gardu
Hubung.
MANFAATNYA?
• Terbentuk suatu basis data yang terintegrasi untuk mendukung proses
bisnis
• Berfungsi sebagai acuan/pedoman dalam pengambilan keputusan
• Memberikan kontribusi untuk peningkatan kinerja dan efisiensi bagi
pelaksanaan proses bisnis tersebut.

44
BAGAIMANA GAMBARAN DIJ ?
Data induk jaringan terdiri dari data peta ( spatial ) dan data atribut yang
merupakan penjabaran material, konstruksi dari data aset tersebut.

45
46
CONTOH APLIKASI UJ BANDUNG

47
48
Lampiran 1. REFERENSI
FLOW AKTIFITAS PENGELOLAAN ASET SISTEM DISTRIBUSI

PENGELOLAAN
TARGET
PERENCANAAN KONSTRUKSI PEMELIHARAAN ASET OPERASI KINERJA

Kinerja Operai
dan Pemeliharaan
PERENCANAAN PENGUJIAN &
RENCANA UMUM KONSTRUKSI STANDARD KOMISIONING PENGELOLAAN Kinerja Umum
PERENCANAAN
PENYEDIAAN TENAGA KONSTRUKSI DATA ASSET OPERASI pengelolaan aset
LISTRIK STANDARD
PERENCANAAN
MASTER MATERIAL PEKERJAAN Kinerja Keuangan
PEMELIHARAAN SOP
PLAN DALAM KEADAAN pengelolaan aset
PELAKSANAAAN
BERTEGANGAN PEMELIHARAAN PENGATURAN
PERENCANAAN
OPERASI
SISTEM PENGAWASAN PEMANFAATAN
ASSET PROTEKSI
PENGELOLAN SISTEM
MATERIAL PERSEDIAAN PERPIKETAN

ANALISA EVALUASI

Pengelolaan ANA;ISA /EVALUASI


Pengukuran performance
Data bse PENGELOLAAN SISTEM
jaringan
pengusahaan DISTRIBUSI

49
INTEGRASI DATA
CIS SIMDIS

SURVEY DIL DIJ SURVEY


PELANGGAN JARINGAN

PETA
SIG
INTERSEKSI
- ID-PEL
- ID-JAR
- ID-LOK

DIGITASI

50
51

Anda mungkin juga menyukai