Anda di halaman 1dari 10

Volume 4 Nomor 2 Tahun 2024 p-ISSN : 2723-6498 e-ISSN: 2723-6501

DOI Issue: 10.46306/rev.v4i2 Doi Artikel : 10.46306/rev.v4i2.365

PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL FLOW COST


ACCOUNTING TERHADAP SUSTAINABLE DEVELOPMENT

Ria Hindriani1, Dina Khairuna Siregar2, Riyanthi Idayu3, Mohamad Husni4


1,2,3,4
Program Studi Akuntansi, Universitas Bina Bangsa
Email: dinaksiregar20202@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penerapan Green Accounting
dan Material Flow Cost Accounting terhadap Sustainable Development.
Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini sebanyak 89 perusahaan sektor industry dasar dan kimia yang
terdaftar di BEI periode 2018-2022 dan total sampel yang diperoleh sebanyak
15 perusahan. Pengambilan sampel penelitian mengunakan metode purposive
sampling dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder berupa
laporan keuangan tahunan perusahaan. Teknik analisa data menggunakan uji
statistik deskriptif, uji t dan uji F dengan menggunakan SPSS 25. Hasil
penelitian ini membuktikan secara parsial penerapan Green Accounting tidak
berpengaruh terhadap Sustainable Development. Hal ini terjadi dikarenakan
perusahaan belum sepenuhnya menerapkan secara konsisten praktik green
accounting dalam operasional bisnis mereka sehingga tidak mempengaruhi
Sustainable Development. Selain itu hasil penelitian ini juga membuktikan
penerapan Material Flow Cost Accounting berpengaruh terhadap sustainable
development. Hal ini terjadi apabila perusahaan melakukan MFCA maka
perusahaan dapat mengelola biaya dan melakukan efisiensi dan mengurang
limbah produksi sehingga profit perusahaan meningkat sehingga berpengaruh
terhadap pembangunan berkelanjutan. Dan secara simultan penelitian ini
membuktikan Green Accounting dan Material Flow Cost Accounting
berpengaruh terhadap Sustainable Development
Kata kunci: Green Accounting, Material Flow Cost Accounting,
Sustainable Development.

Abstract
The aim of this research is to analyze the application of Green
Accounting and Material Flow Cost Accounting to Sustainable Development.
The research method uses quantitative descriptive methods. The population in
this study was 89 basic industry and chemical sector companies registered on
the IDX for the 2018-2022 period and the total sample obtained was 15
companies. The research sample was taken using a purposive sampling method
and the data source used was secondary data in the form of the company's
annual financial report. Data analysis techniques use descriptive statistical
tests, t tests and F tests using SPSS 25. The results of this research partially
prove that the implementation of Green Accounting has no effect on
Sustainable Development. This happens because companies have not fully
implemented green accounting practices consistently in their business
operations so that it does not affect Sustainable Development. Apart from that,
the results of this research also prove that the application of Material Flow Cost
Accounting has an effect on sustainable development. This happens if the
company carries out MFCA, the company can manage costs and achieve
efficiency and reduce production waste so that company profits increase, thus
influencing sustainable development. And simultaneously, this research proves
that Green Accounting and Material Flow Cost Accounting have an effect on
Sustainable Development.
Keywords: Green Accounting, Material Flow Cost Accounting (MFCA) ,
Sustainable Development.

845
PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL FLOW COST
ACCOUNTING TERHADAP SUSTAINABLE DEVELOPMENT | Hal 845-854

PENDAHULUAN
Sektor industri memegang peran penting dalam pertumbuhan perekonomian
nasional. Di Indonesia sektor industry adalah sector yang memiliki kontribusi terbesar
dalam Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu sebesar 50%. Pada kuartal III tahun 2023
BPS melaporkan bahwa industry manufaktur berhasil tumbuh sebesar 5,2% year on year
dan berkontribusi sebesar 18,75% terhadap PDB (AntaraNews.com)
Akan tetapi semakin majunya pertumbuhan sector industry di Indonesia ternyata
menimbulkan dampak positif dan negative. Dampak postitif dari sector industry adalah
terciptanya banyak lapangan pekerjaan baru , terjadinya peningkatan pendapatan
masyarakat, penyediaan barang dan jasa, kontribusi yang besar terhadap PDB dll.
Sementara dampak negative dari sector industry adalah terjadinya kerusakan lingkungan
seperti polusi udara, suara air dan tanah, pembuangan limbah beracun, emisi gas rumah
kaca dll. Hal ini terjadi karena perusahaan berupaya mencari laba yang sebesar-besarnya
tetapi mengabaikan permasalahan lingkungan (Abdullah & Amiruddin, 2020)
Permasalahan lingkungan merupakan isu yang dapat mudah di akses oleh
masyarakat pada masa sekarang ini. Untuk itu sector industry harus berupaya mengurangi
dampak negative usahanya terhadap lingkungan dengan menerapkan proses produksi
yang lebih ramah lingkungan (Damayanti & Harti Budi Yanti, 2023). Dengan perusahaan
mengurangi dampak negative usahanya dengan mencegah terjadinya kerusakan
lingkungan maka hal ini merupakan tahapan penting di dalam mencapai pembangunan
berkelanjutan.
Saat ini pembangunan berkelanjutan menjadi topik yang semakin penting.
Pembangunan berkelanjutan adalah upaya untuk mempertahankan kegiatan membangun
dengan menjamin ketersediaan sumberdaya secara berkelanjutan dimana pembangunan
harus dapat memenuhi kebutuhaan saat sekarang dengan tidak mengurangi kebutuhan
generasi yang akan datang (Loen, 2018). Dengan kata lain, perusahaan akan melakukan
pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka waktu yang
panjang.
Perusahaan harus menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan untuk
mengimbangi pertumbuhan ekonomi, lingkungan, dan kesejahteraan sosial. Di dalam
sector industry terdapat sub sector Industri dasar dan kimia memiliki target untuk
mencapai keuntungan perusahaan, semakin besar target maka perusahaan semakin
bertumbuh ke arah yang positif dalam hal ini salah satu cara perusahaan untuk melakukan
pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development).
Penerapan pembangunan berkelanjutan (Suistanable Development) dalam industri
dasar dan kimia menjadi sangat penting karena industri ini memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap lingkungan, kesejahteraan karyawan, masyarakat dan stakeholder
lainnya. Dalam pengambilan keputusan investasi, para pemilik modal tidak hanya
mempertimbangkan kinerja perusahaan dalam memperoleh profit saja tetapi juga
menyadari pentingnya perusahaan memperhatikan faktor lingkungan, sosial, dan tata
kelola perusahaan (Rakesa & Werastuti, 2023). Investasi yang baik adalah mencakup
pembiayaan proyek-proyek yang ramah lingkungan, inovasi teknologi hijau, dan
pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan. Sehingga hal ini mendorong perusahaan
agar memiliki peran penting dalam memacu transformasi menuju perekonomian yang
rendah karbon dan berkelanjutan secara global.

846
PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL FLOW COST
ACCOUNTING TERHADAP SUSTAINABLE DEVELOPMENT | Hal 845-854

Gambar 1.1 Perkembangan Sustainable Development periode 2018-2022

Sumber : Data yang diolah

Adapun perkembangan pembangunan berkelanjutan terlihat pada Gambar 1.1 yang


menunjukkan bahwa data pembangunan berkelanjutan berfluktuasi selama periode 2018-
2022. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan menjadi topik utama pada
dunia bisnis dalam menjaga kestabilan operasional perusahaan, pada tahun 2018 – 2019
pembangunan berkelanjutan mengalami kenaikan sedangkan pada tahun 2020
mengalami penurunan hal ini disebabkan terjadinya pandemi yang mengakibatkan
perusahaan mengalami kesulitan menjaga kestabilan dan keberlangsungan hidup
usahanya terutama memberikan kesejahteraan pada karyawan, investor, serta masyarakat
dilingkungan perusahaan. Setelah melewati pandemi pada tahun 2021-2022 perusahaan
mulai berproduksi kembali untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat, sehingga terlihat grafik pembangunan berkelanjutan mengalami peningkatan.
Karena konsep pembangunan berkelanjutan membutuhkan alat pendukung dalam
bidang akuntansi untuk mengukur penerapan akuntansi berbasis lingkungan maka
perusahaan dapat menerapkan konsep Green Accounting. Konsep ini merupakan bagian
dari akuntansi lingkungan yang menggabungkan manfaat dan biaya lingkungan disaat
membuat keputusan (Khotimah et al., 2022). Praktik Green Accounting digunakan
perusahaan untuk mendorong perusahaan melaporkan secara transparan tentang praktik
berkelanjutan perusahaan kepada pemangku kepentingan, termasuk pemegang saham,
masyarakat, dan pemerintah. Sehingga terjadi peningkatan akuntabilitas perusahaan
dengan adanya pengungkapan dampak lingkungan yang terjadi dari kegiatan bisnis
mereka dan memperkuat kepercayaan dengan pemangku kepentingan. Perusahaan yang
menerapkan konsep Green accounting harus melakukan analisis secara terperinci dan
tepat untuk memberikan dampak yang positif terhadap keberlangsungan perusahaan.

Gambar 1.2 Perkembangan Green Accounting


periode 2018-2022

847
PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL FLOW COST
ACCOUNTING TERHADAP SUSTAINABLE DEVELOPMENT | Hal 845-854

Sumber : Data yang diolah

Data gambar 1.2 menunjukkan rata-rata green accounting cenderung mengalami


kenaikan selama lima tahun terakhir namun pada tahun 2021 menurun. Grafik ini
menunjukkan bahwa green accounting menjadi daya tarik investor ataupun masyarakat
untuk melihat sejauh mana perusahaan memberikan informasi yang transparan terkait
pengungkapan green accounting, pada tahun 2018-2021 masih banyak perusahaan yang
belum melaporkan atau memberikan informasi yang dimuat pada laporan keberlanjutan,
namun pengungkapan green accounting pada tahun 2021 menurun dan terjadi kenaikan
kembali di tahun 2022. Hal ini memberi sinyal bahwa perusahaan semakin
memperhatikan dan meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan serta beberapa
perusahaan sudah memberi informasi yang transparan yang dilaporkan pada
sustainability report atau laporan keberlanjutan.
Dari hasil penelitian (Loen, 2018), (Selpiyanti & Fakhroni, 2020) , (Lestari &
Alim, 2021) dan (Somantri & Sudrajat, 2023) penerapan green accounting mempunyai
pengaruh yang positif terhadap sustainable development, dimana perusahaan yang
mengeluarkan biaya untuk menjaga kelestarian lingkungan dan melaporkannya dalam
laporan tahunan maka akan berpengaruh terhadap peningkatan pembangunan
berkelanjutan. Tetapi hasil ini berbeda dengan penelitian (Damayanti & Harti Budi Yanti,
2023) dan (May et al., 2023) bahwa pengungkapan akuntansi hijau (green accounting)
tidak mempunyai pengaruh terhadap pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) dimana para stakedolder tidak memperhatikan aspek green accounting
dalam keputusan untuk bekerjasama atau berinvestasi di perusahaan.
Selain itu pendekatan akuntansi yang berbasis lingkungan dapat menggunakan
konsep Material Flow Cost Accounting (MFCA). Menurut (Rachmawati & Karim, 2019)
MFCA mengacu pada proses produksi yang melibatkan aliran energy dan material
bahan baku. Bahan baku tersebut dapat mencakup bahan kimia berbahaya atau bahan
baku yang dapat menyebabkan dampak yang buruk kepada lingkungan jika dikendalikan
dengan baik. Perusahaan dapat menggunakan MFCA untuk menentukan jumlah dan jenis
bahan yang digunakan dalam proses produksi mereka, selain itu MFCA juga berguna
untuk memberikan informasi keuangan dan non keuangan tentang cara mengurangi
limbah industri, mengurangi dampak lingkungan, menghemat sumber daya, dan
mendukung keberlanjutan pembangunan.

848
PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL FLOW COST
ACCOUNTING TERHADAP SUSTAINABLE DEVELOPMENT | Hal 845-854

Gambar 1. 3 Perkembangan MFCA pada periode 2018-2022

Sumber : Data yang diolah

Berdasarkan data pada grafik diatas kondisi rata-rata Material flow Cost
Accounting (MFCA) mengalami fluktuatif. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum
pandemi, MFCA mengalami peningkatan dari tahun 2018 ke tahun 2019, namun ketika
pandemi melanda pada tahun 2020 terjadi penurunan yang sangat signifikan. Akibat
pandemi ini, banyak perusahaan yang mengalami penurunan aktivitas produksi, yang
secara langsung berdampak pada perubahan konsumsi material, limbah, dan biaya.
Namun pada tahun 2021 hingga 2022, MFCA meningkat secara signifikan karena
perusahaan belum menyadari pentingnya mencapai efisiensi biaya lingkungan melalui
MFCA untuk mendukung upaya manajer perusahaan dapat berkontribusi secara
signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan.
Penelitian (Marota, 2017) (Loen, 2018),(Selpiyanti & Fakhroni, 2020) dan
(Lestari & Alim, 2021) menemukan bahwa Material Flow Cost Accounting memiliki
pengaruh terhadap pembangunan berkelanjutan jika perusahaan dalam proses produksi
menggunakan bahan material yang lebih hemat untuk mecegah terjadi banyaknya limbah
produksi yang dapat berdampak pada keberlanjutan pembangunan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini adalah untuk menganalisis
penerapan akuntansi hijau berdampak terhadap sustainable development dan bagaimana
pengaruh penerapan material flow cost accounting terhadap sustainable development pada
perusahaan sub sector dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahaun 2018-2022.

KAJIAN TEORITIK

Stakeholder Theory
Teori stakeholder menurut (Phillips et al., 2003) menunjukkan bahwa perusahaan
tidak hanya harus meningkatkan keuntungan perusahaan tetapi juga meningkatkan
kesejahteraan para pemangku kepentingan. Hal ini menjelaskan bahwa perusahaan
harus mempertimbangkan kesejahteraan para pemangku kepentingan karena
kesejahteraan mereka mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
Teori Legitimasi
Teori legitimasi adalah teori yang menjelaskan adanya nilai-nilai yang berbeda yang
dianut perusahaan dengan nilai masyarakat. Sehingga perusahaan harus peka dengan
menjalankan operasi perusahaannya telah sesuai dengan nilai yang berlaku di
849
PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL FLOW COST
ACCOUNTING TERHADAP SUSTAINABLE DEVELOPMENT | Hal 845-854

masyarakat untuk mendapatkan kepercayaan dari para pemangku kepentingan


(Dowling & Preffer, 1975). Perusahaan akan tetap ada jika menerapkan norma atau
sistem yang sesuai dan dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan memiliki tangung
jawab yang semakin luas dengan menerapkan green accounting sebagai bentuk
tanggung jawab perusahaan kepada pemegang saham, masyarakat, dan lingkungan
perusahaan dan penerapan MFCA perusahaan berkontribusi kepada masyarakat pada
pengurangan limbah yang dapat dirasakan masyarakat.
Sustainable Development
Sustainable Development adalah perusahaan harus memperoleh keuntungan yang
bertambah atau stabil setiap tahunnya agar dapat menjaga keberlangsungan perusahaan
serta dapat memberikan kesejahteraan pada karyawan, investor dan masyarakat dari segi
ekonomi, sosial, lingkungan dan teknologi. Serta melakukan efisiensi biaya agar
perusahaan dapat tetap bertahan (Loen, 2018).
Green Accounting
Green Accounting adalah kegiatan mengidentifikasi, menganalisis, dan memberikan
informasi tentang kegiatan produksi dan biaya – biaya yang terkait lingkungan yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan terutama bagi perusahaan yang memiliki dampak
negatif terhadap lingkungan ekonomi, sosial dan teknologi (Selpiyanti & Fakhroni,
2020).
Material Flow Cost Accounting
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur upaya perusahaan melakukan efisiensi biaya
dengan cara mengurangi limbah akibat dari kegiatan produksi perusahaan ketika
menerapkan MFCA laba akan mengalami kenaikan dan produktivitas akan tetap
berlangsung sehingga perusahaan dapat bertahan pada saat ini dan dimasa berikutnya.
Dengan mengurangi dampak negatif yang dihitung melalui output positif dan output
negatif (Selpiyanti & Fakhroni, 2020).

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang
digunakan adalah data sekunder berupa annual report (laporan keuangan tahunan) dan
laporan keberlanjutan yang tersedia di website masing-masing perusahaan. Pengambilan
sampel data penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling
terhadap populasi 89 perusahaan sub sektor industri dasar dan kimia selama periode 5
tahun dari tahun 2018- 2022 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang
diperoleh berjumlah 75 data (15x 5 tahun) dari 15 perusahaan. Dengan menggunakan
program SPSS versi 25, penelitian ini bertujuan menguji hipotesis melalui metode regresi
linier berganda. Adapun variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah
pembangunan berkelanjutan dan variabel independennnya adalah akuntansi hijau dan
akuntansi biaya aliran material (MFCA).

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Pengujian Hipotesis
a. Uji-t
850
PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL FLOW COST
ACCOUNTING TERHADAP SUSTAINABLE DEVELOPMENT | Hal 845-854

Uji t atau yang dikenal dengan uji parsial adalah uji statistik yang digunakan untuk
menentukan apakah adanya pengaruh satu variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Hasil pengujian ditunjukkan sebagai
berikut :

Tabel 4. Hasil Uji-t


Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 45.311 4.896 9.254 .000
GA .409 .481 .095 .850 .398
MFCA -.450 .154 -.328 -2.923 .005
a. Dependent Variable: SD
1. Dengan penerapan akuntansi hijau (X1), hasil uji t menunjukkan bahwa nilai
thitung sebesar 0,850 < dari nilai ttabel sebesar 1,993 dan nilai signifikansi 0,398
> dari 0,05, sehingga Ho diterima dan H1 ditolak. Ini menunjukkan bahwa
akuntansi hijau tidak mempengaruhi pembangunan berkelanjutan.
2. Dengan menggunakan akuntansi biaya aliran material (MFCA) (X2), nilai t
hitung adalah -2,923 < nilai t tabel 1,993, dan nilai signifikan adalah 0,005<0,05
sehingga Ho ditolak dan H2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
akuntansi biaya aliran material (MFCA)berdampak pada pembangunan
berkelanjutan.

b. Uji F (Simultan)
Uji F (simultan) digunakan untuk mengukur pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2019). Hasilnya ditunjukkan dalam tabel
berikut:
Tabel 5. Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 55.627 2 27.814 4.382 .016b
Residual 456.977 72 6.347
Total 512.605 74
a. Dependent Variable: SD
b. Predictors: (Constant), MFCA, GA

Pada tabel 5 diatas nilai F hitung diperoleh nilai 4,382 > nilai ftabel sebesar 3,12
dengan nilai signifikan 0,016 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan
akuntansi hijau dan akuntansi biaya aliran material (MFCA) secara bersama-sama
(simultan) berdampak terhadap pembangunan berkelanjutan.

851
PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL FLOW COST
ACCOUNTING TERHADAP SUSTAINABLE DEVELOPMENT | Hal 845-854

PEMBAHASAN
Penerapan Akuntansi Hijau (Green Accounting) tidak Berpengaruh Terhadap
Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)
Berdasarkan hasil uji t tentang penerapan akuntansi hijau (X1) nilai thitung 0,850
< nilai ttabel 1,993 dengan nilai signifikan 0,398 > 0,05, maka H0 diterima dan H1
ditolak. ini menunjukkan bahwa penerapan akuntansi hijau tidak berdampak terhadap
pembangunan berkelanjutan(Y). Hal ini terjadi karena perusahaan belum sepenuhnya
memberikan informasi terkait akuntansi hijau dalam kegiatan produksi, ekonomi,
lingkungan, sosial dan teknologi pada laporan keberlanjutannya sehingga green
accounting tidak memiliki dampak terhadap Sustainable Development. Hal ini
menunjukan bahwa para pemangku kepentingan belum menjadikan konsep akuntansi
hijau sebagai factor yang harus dipertimbangkan pada saat membuat keputusan investasi
mereka.
Hasil penelitian ini mendukung temuan penelitian (Damayanti & Harti Budi
Yanti, 2023) dan (May et al., 2023) yang menyatakan penerapan akuntansi hijau tidak
mempengaruhi pembangunan berkelanjutan. Namun hasil penelitian berbeda dengan
penelitian (Loen, 2018), (Selpiyanti & Fakhroni, 2020) dan (Lestari & Alim, 2021) yang
menyatakan bahwa penerapan akuntansi hijau berpengaruh signifikan terhadap
pembangunan berkelanjutan.

Penerapan Material Flow Cost Accounting (MFCA) Berpengaruh Terhadap


Sustainable Development.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji t secara parsial diperoleh nilai thitung -2,923<
nilai ttabel 1,993 dan nilai signifikan 0,005 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H2 diterima
sehingga penerapan Material Flow Cost Accounting (MFCA) yang dilakukan oleh
perusahan memiliki pengaruh terhadap terhadap pembangunan berkelanjutan.
Hasil ini menunjukkan bahwa dengan penerapan MFCA pada perusahaan dapat menekan
biaya lingkungan dengan meminimalkan dampak negatif dari kegiatan produksi. Dengan
menekan atau melakukan efisiensi biaya lingkunga, profit perusahaan akan meningkat
karena perusahaan akan tetap bertahan dan stabil dan berkontribusi pada pembangunan
berkelanjutan. Ketika melakukan penekanan biaya arahnya akan negatif dengan
Sustainable Development menuju kearah yang positif sehingga perusahaan dapat
bertahan kearah yang lebih positif.
Penelitian ini mendukung temuan penelitian sebelumnya (Selpiyanti & Fakhroni,
2020), (Lestari & Alim, 2021) dan (May et al., 2023) bahwa penerapan akuntansi biaya
aliran material pada perusahaan industri dasar dan kimia berdampak terhadap
pembangunan berkelanjutan.

Penerapan Akuntansi Hijau (Green Accounting) dan Material Flow Cost Accounting
secara bersama-sama berpengaruh Terhadap Pembangunan Berkelanjutan
(Sustainable Development)
Menurut hasil perhitungan statistik diperoleh nilai f hitung 4,382 > nilai f tabel 3,12
dengan signifikan 0,016 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H3 diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa penerapan akuntansi hijau dan Material Flow Cost Accounting secara
bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh terhadap pembangunan berkelanjutan.
852
PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL FLOW COST
ACCOUNTING TERHADAP SUSTAINABLE DEVELOPMENT | Hal 845-854

Temuan ini mendukung penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh (Lestari & Alim,
2021) bahwa secara bersama-sama (simultan) akuntansi hijau dan Material Flow Cost
Accounting pada perusahaan sub sektor Industri dasar dan kimia berpengaruh signifikan
terhadap pembangunan berkelanjutan.

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan daiatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Penerapan Green Accounting berpengaruh terhadap pembangunan berkelanjutan di
perusahaan di subsektor industri dasar dan kimia, hal ini disebabkan masih banyak
perusahaan yang belum mengungkapkan aktivitas pelestarian lingkungan dalam
laporan tahunannya katena pengungkapan ini bersifat kerelaan dan bukan paksaan
sehingga tidak berdampak terhadap pembangunan berkelanjutan.
2. Material Flow Cost Accounting berpengaruh terhadap pembangunan berkelanjutan di
perusahaan di subsektor industri dasar dan kimia, dengan menerapkan MFCA maka
perusahaan dapat menekan biaya lingkungan dengan meminimalkan dampak negatif
dari kegiatan produksinya. Dengan menekan atau melakukan efisiensi biaya
lingkungan, profit perusahaan akan meningkat karena perusahaan akan tetap bertahan
dan stabil dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan
3. Secara Simultan Green Accounting dan Material Flow Cost Accounting memiliki
pengaruh terhadap pembangunan berkelanjutan. Dengan menerapkan akuntansi hijau
dan Material Flow Cost Accounting memiliki dampak yang positif bagi keberlanjutan
pembangunan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. W., & Amiruddin, H. (2020). Efek Green Accounting Terhadap Material Flow Cost
Accounting Dalam Meningkatkan Keberlangsungan Perusahaan. EKUITAS (Jurnal
Ekonomi Dan Keuangan), 4(2), 166–186.
https://doi.org/10.24034/j25485024.y2020.v4.i2.4145
Damayanti, R. S., & Harti Budi Yanti. (2023). Pengaruh Implementasi Green Accounting Dan
Material Flow Cost Accounting Terhadap Sustainable Development. Jurnal Ekonomi
Trisakti, 3(1), 1257–1266. https://doi.org/10.25105/jet.v3i1.16014
Dowling, J., & Preffer, J. (1975). Organizational Legitimacy: Social Values And Organizational
Behavior. Pacific Sociological Journal Review, 1, 122–136.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. BP Undip.
Khotimah, T. A. N., Nurlaili, Ekawati, E., & Sisdianto, E. (2022). The Effect of Green
Accounting and Material Flow Cost Accounting on Corporate Sustainability in Islamic
Economic Perspective: Study on Manufacturing Companies Listed on the Sri-Kehati Index
2016-2020. Islamic Economics and Business, 2(1), 233–243.
Lestari, W., & Alim, M. (2021). Pengaruh Green Accounting, Materiaiil Flow Cost Accounting
(MFCA) terhadap Sustainable Development. Jurnal Digital Akuntansi (JUDIKA), 2(2), 59–
67. http://ojs.itb-ad.ac.id/index.php/JUDIKA/article/view/1952%0Ahttp://ojs.itb-
ad.ac.id/index.php/JUDIKA/article/download/1952/428
Loen, M. (2018). Penerapan Green Accounting Dan Material Flow Cost Accounting
(Mfca)Terhadap Sustainable Development. Jurnal Akuntansi Dan Bisnis Krisnadwipayana,
5(1), 1–14. https://doi.org/10.35137/jabk.v5i1.182
Marota, R. (2017). Green Concepts and Material Flow Cost Accounting Application for

853
PENERAPAN GREEN ACCOUNTING DAN MATERIAL FLOW COST
ACCOUNTING TERHADAP SUSTAINABLE DEVELOPMENT | Hal 845-854

Company Sustainability. Indonesian Journal of Business and Entrepreneurship, 3(1), 43–


51. https://doi.org/10.17358/ijbe.3.1.43
May, S. P., Zamzam, I., Syahdan, R., & Zainuddin, Z. (2023). Pengaruh Implementasi Green
Accounting, Material Flow Cost Accounting Dan Environmental Performance Terhadap
Sustainable Development. Owner, 7(3), 2506–2517.
https://doi.org/10.33395/owner.v7i3.1586
Phillips, R., Freeman, R. ., & Wicks, A. . (2003). “What stakeholder theory is not". Business
Ethics Quarterly, 13, 479–502.
Rachmawati, W., & Karim, A. (2019). Pengaruh Green Accounting Terhadap Mfca Dalam
ingkatkan Keberlangsungan Usaha Serta Resource Efficiency Sebagai Variabel
Moderating.
Rakesa, P. R. C., & Werastuti, D. N. S. (2023). Pengaruh Penerapan Green Accounting Dan
Material Flow Cost Accounting Terhadap Corporate Sustainability (Studi Empiris
Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). JIMAT (Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 14(03), 779–787.
https://doi.org/10.23887/jimat.v14i03.64688
Selpiyanti, S., & Fakhroni, Z. (2020). Pengaruh Implementasi Green Accounting dan Material
Flow Cost Accounting Terhadap Sustainable Development. Jurnal ASET (Akuntansi Riset),
12(1), 109–116. https://doi.org/10.17509/jaset.v12i1.23281
Somantri, A. J., & Sudrajat, A. M. (2023). Pengaruh Penerapan Green Accounting dan Kinerja
Lingkungan Terhadap Sustainable Development (Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Industri Dasar Dan Kimia 2020-2022). Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(3), 21397–21401.
https://www.antaranews.com/berita/3811203/sektor-manufaktur-tumbuh-52-
persen-di-tengah-penurunan-daya-beli

854

Anda mungkin juga menyukai