Anda di halaman 1dari 20

PERAN PERGURUAN TINGGI

DALAM MENGGAGAS EKONOMI


DESA
BONUS DEMOGRAFI DI INDONESIA
• Potensi
meningkatkan
produktivitas
semakin tinggi;
• Mampu menekan
beban
ketergantungan
(dependency
burden) sampai
tingkat terendah

1. Indonesia diprediksi akan memperoleh bonus demografi. Dimana, Meningkatkan


penduduk Indonesia akan didominasi oleh penduduk usia produktif pengangguran
(15-64 tahun). Peningkatan penduduk usia produktif muncul sejak akibat proporsi
tahun 2010, namun diprediksi puncaknya terletak pada kurun waktu tidak seimbang
2020-2030. antara jumlah
angkatan kerja dg
2. Pada Tahun 2030, jumlah penduduk Indonesia diprediksi tingkat partisipasi
meningkat menjadi 305 Juta Jiwa dan sebanyak 195 Juta Jiwa angkatan kerja.
(64%) merupakan penduduk usia produktif.
MENUJU INDONESIA EMAS TAHUN 2045
Penduduk Indonesia diproyeksikan terus meningkat, Juta Jiwa Dengan pertumbuhan
namun dengan laju yang menurun ekonomi rill rata-rata 5-6%
Proyeksi Penduduk (RHS)
Laju Pertumbuhan Penduduk (LHS) per tahun, didukung oleh
PDB Per kapita peningkatan teknologi dan
diproyeksikan terus
meningkat seiring
tingginya jumlah penduduk
pertumbuhan yang mencapai 310 Juta Jiwa
ekonomi pada Tahun 2045. PDB
Indonesia diperkirakan
mencapai US$ 9,1 Triliun
pada tahun 2045 (terbesar
ke-4 di dunia). PDB per
kapita diperkirakan
Sumber: Badan Kebijakan Fiskal, 2017 mencapai U$ 29.300 (setara
dengan Korea Selatan, Italia
dan Spanyol saat ini).

Untuk mencapai Indonesia emas 2045, pembangunan akan difokuskan pada 3 tahap:
Tahap 1 Tahap II Tahap III
Pembangunan Pembenahan dan Pengembangan
Pengembangan Industri Jasa (Contoh :
Infrastruktur Industri Pengolahan Pariwisata)
Keterangan: Setiap tahap akan berjalan tiap 10 tahun
ISU-ISU PEMBANGUNAN DESA
POTENSI DESA

61.821 (82,7%) 20.034 (26,8%) 12.827 (17,1%) 1.902 (2,5%)


Desa memiliki potensi Desa memiliki potensi Desa memiliki potensi Desa memiliki potensi wisata
pertanian perkebunan perikanan

• Melimpahnya kekayaan dan potensi desa belum dimanfaatkan


secara maksimal untuk meningkatkan produktivitas ekonomi desa;

Salah satu faktor utama lemahnya ekonomi desa adalah belum optimalnya
peran kelembagaan ekonomi produktif desa yang dapat menjadi wadah
1,8 Juta bagi para pelaku usaha di desa
Komoditas UKM ada di Desa
MEWUJUDKAN NAWACITA KE-3 MELALUI PEMBANGUNAN DESA,
DAERAH TERTINGGAL DAN KAWASAN TRANSMIGRASI
“Membangun dari Pinggiran Dengan Memperkuat Daerah-daerah Dan Desa
NAWACITA KE-3 dalam Kerangka Negara Kesatuan”
Ruang Lingkup
Kementerian Desa DESA DAERAH KAWASAN PULAU KECIL DAERAH RAWAN KAWASAN
PDT dan TERTINGGAL PERBATASAN DAN TERLUAR BENCANA TRANSMIGRASI
Transmigrasi

Percepatan Pembangunan ‘dari Pinggiran’ Desa sebagai fokus dan lokus utama pembangunan
strategi

Peningkatan Kualitas Perencanaan dan Konsolidasi Pendanaan dan Kegiatan Koordinasi dan Dukungan
Pelaksanaan Pembangunan Desa dalam Pembangunan Desa 19 Kementerian/Lembaga
(K/L, Pemerintah
Refocusing Pembangunan Desa Provinsi/Kabupaten/Kota, BUMN,
(4 Program Prioritas Pembangunan Desa: BUMD, Swasta)
Prudes/Prukades, BUM Desa, Embung, dan Sarana Olahraga Desa)

Produktivitas Masyarakat Desa


PERKEMBANGAN BUM DESA PADA TAHUN 2017
1. Pada akhir tahun 2014,
TOTAL BUM jumlah BUM Desa hanya
Desa: 18.446 sebanyak 1.022 Unit, namun
Kalimantan hingga awal tahun 2017
992 BUM Desa meningkat drastis hingga
Sumatera Maluku & Papua 18.446 Unit.
8.635 BUM Desa Sulawesi 235 BUM Desa 2. Berdasarkan data Kementerian
1.915 BUM Desa Desa, PDTT Tahun 2016,
Jawa beberapa BUM Desa yang
6.095 BUM Desa Bali & Nustra berkembang telah memiliki
574 BUM Desa omset antara 300 juta-10
Milyar.
• BUM Desa akan menjadi peluang besar dalam mengembangkan potensi desa, sehingga perlu adanya bisnis
model agar BUM Desa dapat berjalan lancar.
• Holding BUM Desa merupakan rancangan kerjasama antara swasta, pemerintah dan BUM Desa yang dapat
mengatasi permasalahan BUM Desa seperti keterbatasan permodalan dan investor, market share bisnis masih
rendah, manajemen operasional usaha yang masih terbelakang, kompetensi SDM dan infrastruktur teknologi
masih belum mumpuni, atau potensi “moral hazard” BUM Desa oleh Kepala Desa dan swasta.
CONTOH SUKSES PENGEMBANGAN BUM DESA
PANGGUNGHARJO-BANTUL
1. BUM Desa Panggungharjo berdiri sejak Tahun 2015 dan kini aset yang dimiliki BUM Desa
Panggungharjo mencapai 860 Juta;
2. Tahun 2016, pendapatan BUM Desa Panggungharjo mencapai Rp 3 Miliar dan mampu
memberikan kontribusi terhadap PAD hingga Rp 80 Juta per bulan;
3. Usaha yang dijalankan antara lain adalah pengelolaan sampah, pengolahan minyak goreng
bekas, produksi sampah organic, gerai desa, kerajinan, persewaan ruko, pengolahan tanah kas
desa serta Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Pengelolaan Sampah Persewaan Ruko Pengelolaan Tanah Kas Desa SPBU


KOORDINASI STAKEHOLDERS DALAM PEMBANGUNAN DESA, DAERAH
TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

Berdasarkan Peraturan Presiden 12


KEMENTERIAN/
LEMBAGA
Tahun 2015 tentang Kementerian Desa
Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, salah satu tugas dan fungsi
LEMBAGA
SWADAYA
Kementerian Desa Pembangunan Daerah
PEMERINTAH
MASYARAKAT DAERAH
Tertinggal dan Transmigrasi adalah
KOORDINATOR:
KEMENTERIAN
sebagai koordinator pembangunan desa,
DESA PDT DAN
TRANSMIGRASI
daerah tertinggal, dan transmigrasi.

Kemendesa PDTT membangun sinergi


dengan semua stakeholders terkait : 19
MASYARAKAT PERGURUAN K/L, dunia usaha, mitra kerja, media, LSM
TINGGI
dll, termasuk dengan Perguruan tinggi
KOMITMEN BERSAMA DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA
Kementerian Koordinator Perekonomian
Kementerian PPN/Bappenas
Desa sebagai fokus dan lokus PRODUK Kementerian Pertanian
pembangunan di Indonesia, sehingga UNGGULAN
DESA/KAWASAN
Kemenenterian ATR
Kementerian LHK
banyak program dan kegiatan dari PERDESAAN
(PRUDES/ Kementerian Perindustrian
PRUKADES) Kementerian Perdagangan
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Kementerian Tenaga Kerja
Kementerian KUKM
Daerah menempatkan desa sebagai sasaran Kementerian Riset dan Dikti
TNI
pembangunan; Pemerintah Daerah
Pemerintah Desa
Kementerian PPN/Bappenas
Kementerian BUMN
Kementerian PPN/Bappenas Kementerian Pertanian
Kementerian Pertanian PERCEPATAN Kementerian Perindustrian
Kemenenterian ESDM EMBUNG Kementerian Perdagangan
Kementerian PUPR PEMBANGUNAN BUM DESA
DESA Kementerian KUKM
Pemerintah Daerah DESA Kementerian Tenaga Kerja
Pemerintah Desa Kementerian Kelautan & Perikanan
Kementerian Kominfo
Kementerian Sosial
Pemerintah Daerah
Pemerintah Desa
Diperlukan komitmen
bersama dari seluruh pihak,
baik pemerintah, pihak SARANA Kementerian PPN/Bappenas
Kementerian Koordinator PMK
OLAHRAGA
swasta, dan masyarakat DESA
Kementerian Pemuda & Olahraga
Kementerian ATR
Pemerintah Daerah
untuk membangun desa. Pemerintah Desa
CONTOH IMPLEMENTASI PENTA HELIX
KONSEP 5K GANDENG GENDONG  Penjabaran dari Segoro
KONSEP 5K GANDENG GENDONG SEBAGAI SOLUSI BAGI PENGURANGAN KETIMPANGAN PENDAPATAN
DAN PENGURANGAN ANGKA KEMISKINAN Amarto (Semangat
Gotong Royong Agawe
Majuning Ngayogyakarta)
 Meningkatkan rasa
kebersamaan, kepedulian
membangun masyarakat
yang berdaya, sejahtera
secara moril dan materiil
 Meningkatkan partisipasi
semua stakeholder
pembangunan dalam
kegiatan pembangunan, F
 FOKUS mensejahterakan
masyarakat Kota
Yogyakarta
Gandeng Gendong dan
Kolaborasi 5K
 Gandeng Gendong sebagai landasan filosofis pelibatan lintas sektor dalam
pembangunan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat
 5K sebagai klasifikasi stakeholder yang terlibat; Pemerintah Kota, Korporate, Kampus,

Kampung, dan Komunitas


 Kampus merupakan salah satu komponen 5K memiliki potensi besar untuk digandeng
dengan 3 elemen sekaligus (Tridarma); Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian
 Selain dengan Pemerintah Kota, kolaborasi Kampus juga bisa dilakukan dengan
komponen 5K lainnya, khususnya Kampung
PERAN KAMPUS
no Program
• )
1. Kerjasama konsultasi dan penelitian
2. Program Pengabdian Masyarakat, a.l. Hibah
pengabdian dan Kuliah Kerja Nyata (KKN
3. Program MBKM, a.l. Praktek kerja, kegiatan
kewirausahaan, pengabdian masyarakat,
proyek kemanusiaan. Program Magang/
praktek kerja, asistensi mengajar.
Kerjasama Pemerintah Kota Yogyakarta

Penelitian/Riset adalah keterlibatan Mahasiswa


membantu Peneliti/Dosen dalam melakukan Penelitian
Tematis dan Strategis di Pemerintah Kota Yogyakarta.

Penelitian Tematis setiap tahun melalui seleksi proposal


yang diajukan oleh Dosen peneliti Mahasiswa dapat
terlibat secara langsung.
Program Merdeka Belajar Kampus
Merdeka (MBKM)
• Program Baru, dicanangkan Menteri Pendidikan bertepatan Pandemi
• Beberapa kampus mulai melaksanakan paruh ke-2 2021
• Bobot SKS lebih banyak (15-20 SKS), dibanding KKN (3-4 SKS) atau Magang (3-6
SKS)  pelaksanaan lebih intensive 1 semester full time – 2 Tahun part time
- Potensi: bisa Lebih fokus dan mendalam
- Implikasi: perlu persiapan lebih matang, supervisi kedua-belah pihak
(kampus dan pemberi kerja/ proyek) lebih intens, dan instrumen untuk
mengevaluasi keberhasilan program secara lebih ketat
• Saat ini Pemerintah Kota, melalui Bappeda melakukan Pilot Project pelaksanaan
MBKM dengan Sekolah Vokasi UGM untuk periode Agustus – Desember 2021
Pilot Project MBKM Pemerintah Kota - UGM
• Fokus evaluasi/ assesment: mengukur efektivitas penanggulangan
kemiskinan di tingkat rumah tangga, kelompok usaha dan komunitas, serta
analisis rapor keluarga
• Output:
1. Profil; 7 skema pembinaan kelompok usaha, kemiskinan 45 kelurahan,
dan 3 tematik pembangunan kampung
2. Olah data dan analisis rapor keluarga 45 Kelurahan
3. Policy paper 12 topik terkait dan atau beririsan dengan masalah dan
data kemiskinan serta aspek-aspek penanggulangannya
• Project diikuti 29 peserta, dengan metode pelaksanaan masih sepenuhnya
secara virtual (WA, ZOOM)
Potensi Replikasi MBKM dalam Aspek Pembangunan
Lebih Luas
• Program MBKM bisa diperluas dalam pelaksanaan pembangunan secara lebih praktis,
termasuk penanganan Pandemi
• Mahasiswa bisa dilibatkan untuk membantu penanganan isu secara full-time
• Mahasiswa memiliki potensi besar namun perlu supervisi dan feedback secara proporsional
step-by-step pekerjaan yang dilakukan
• Perlu pembekalan secara intensive di awal pelaksanaan, serta terintegrasi dengan kampus
asal untuk penyelenggaraan pelatihan khusus yang diperlukan (mencakup pengetahuan/
pemahaman terhadap sasaran intervensi dan skill yang diperlukan dilapangan)
• Tema-tema yang dicover bisa mencakup sebagaimana KKN di masa Pandemi namun dengan
pelaksanaan lebih mendalam, dengan basis wilayah kelurahan atau kemantren, sekaligus di
tingkat Kota melalui OPD yang memiliki urusan relevan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai