Anda di halaman 1dari 42

Penguatan Pelayanan

Kesehatan Primer
yang ditunjang
Ketersediaan Pelayanan Kesehatan
Rujukan yang Berkualitas Dalam
Kerangka Transformasi Kesehatan

dr. Azhar Jaya, SKM, SH. MARS


Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
disampaikan pada:
Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) MPKU PP Muhammadiyah Tahun 2023
dengan tema Sinergi untuk Kesehatan Berkelanjutan dan Workshop
Yogyakarta, 2 September 2023
1
1

Sistematika Pembahasan

01 02 03 04
Primer

Ketersediaan
Pendahuluan Pelayanan
Kesehatan
Penguatan Pelayanan Kesehatan Rujukan yang
berkualitas Penutup

1
Pendahuluan 3

Indonesia sedang mengalami bonus demografi


yang akan memuncak di tahun 2030
68%
Populasi Usia
1
Produktif

Pertumbuhan usia produktif


sangat penting untuk
mendorong pertumbuhan
GDP/Ekonomi
Populasi Usia Non-Produktif 0 -15 tahun dan > 65 tahun

Populasi Usia Produktif 15-64 Tahun

1. Tempo, Menteri Tenaga Kerja Usia Produktif mencapai 205 Juta tahun 2030
Sumber: Tempo.com 4
~8,0 ~ 2,1
meningkatkan
Pertumbuhan
Pertumbuhan bonus
demografi

Bonus demografi produktivitas


saja tenaga Pertumbuhan historis
Dengan pertumbuhan

tidak cukup, kita kerja kita


ekonomi 8% setiap tahun, kita
dapat mencapai PDB per

perlu sebanyak
~ 3,9 ~ 1,8
kapita negara maju di tahun
2037 (12,680 USD/kapita)
1001

~ 1,2 40% produktivitas yang

40% 3.0
dibutuhkan

Pembangunan SDM adalah


prioritas utama untuk
pertumbuhan
-Presiden Jokowi, 2019
Target Pertumbuhan PDB per tahun Ekspektasi pertumbuhan dari
labour input
1
Peningkatan yang dibutuhkan 2011-2021
2

Produktivitas Pertumbuhan level produktivitas

1. Dikalkulasikan dari prediksi labour force participation rate 64% tahun 2030, dengan prediksi populasi Indonesia mencapai 300 juta
2. BPS and CEIC Data 2011- 2021

5
5
Sumber: BPS dan CEIC Data, McKinsey Global Institute Model

Kita memiliki peran


yang penting untuk
memastikan bahwa
generasi berikutnya
sehat, berpendidikan,
dan produktif
56

Untuk mencapai itu,


ada beberapa
tantangan besar yang harus kita
selesaikan

Angka Kematian Bayi di Indonesia 6X lebih tinggi dibandingkan dengan negara


maju
1
Prevalensistunting Indonesia Akses layanan primer di
23 sangat tinggi dibandingkan daerah timur Indonesia
2
dengan negara lain sangat terbatas

30

3 77

6x
22 24 24
Papua Barat Papua

13
4
ti a C a y m V d p
ai
l
t na
n
i
a a p
s n
S
l i
s
a I
p a n l
s

e
i
U a t
b
h e
a

d h
e n
T
u J ai M n
et i

e i P
dn s
o

negara maju World Bank (2015), mengestimasikan bahwa 90% dari 171 Kecamatan yang tidak
Indonesia kehilangan 2-3% dari PDB memiliki puskesmasada di Papua dan
Rata-rata Papua Barat
pertahun akibat stunting.2
Indonesia

per 1,000 populasi

1. Data Bank Dunia, Infant Mortality


2. Data Prospera, Laporan Stunting

8
Sumber: World Bank, Prospera

0,4
20Rata-rata

1,000 populasi
Dokter per
Rata-rata
1,2 Asia
1,18
Tempat tidur per Rata-rata
3,3 Asia 20Rata-rata 4,8 OECD
1,000 populasi
3,2 OECD

Sumber: Kemenkes2019, 2020 physician density data and 2017 bed density data berdasarkan WWM, EIU, WHO
9

Rumah sakit masih memiliki antrean


yang sangat panjang untuk operasi
penyakit katastrofik seperti penyakit
jantung
~50,000 anak dengan Penyakit Jantung Bawaan 4-12 bulan
(PJB) tidak tertangani Waktu tunggu antri
operasi

10
Kita masih bergantung pada impor,
dan teknologi hasil riset di negara
maju

90%
1
bahan baku obat diimpor 1. Data Kementerian Kesehatan
88% r

transaksi alat kesehatan tahun 2019-2020 diimpor

0,2%
total PDB digunakan untuk penelitiandan
pengembangan. Angka ini rendah dibandingkan

Sumber: Kementerian Kesehatan 13

Kita berada dalam


Bertransformasi
persimpangan yang
sangat menentukan

Melanjutkan
Business as Usual
12

Kemenkes berkomitmen melakukan transformasi sistem kesehatan


Indonesia pada 6 pilar transformasi penopang sistem kesehatan Indonesia

Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Outcome RPJMN Meningkatkankesehatan ibu, Mempercepatperbaikan gizi Memperbaiki Gerakan Masyarakat Hidup &
bidang anak, keluarga berencana dan masyarakat pengendalianpenyakit Sehat (GERMAS) pengendalian obat dan
kesehatan kesehatan reproduksi Memperkuat sistem kesehatan makanan

1 Transformasi layanan primer 2


3 Transformasi sistem Transformasi

layanan rujukan ketahanan kesehatan


abcabd

6 pilar kampanye, dan Penambahan imunisasi Pencegahan screening stunting, & layanan primer Meningkatkan akses tata kelola RS pemerintah.
membangun gerakan, rutin menjadi 14 peningkatan ANC untuk Meningkatkan
transformasi sekunder kesehatan ibu & bayi. Revitalisasi jejaring dan dan mutu layanan
Edukasi melalui platform digital antigen dan standardisasi layanan sekunder & tersier ketahanan sektor
dan tokoh masyarakat
Screening 14 penyakit Meningkatkan
perluasan Puskesmas, Posyandu, farmasi & alat
penduduk penyebab kematian tertinggi di
kapasitas dan Pengembangan
Pencegahan primer cakupan di tiap Labkesmas &
kesehatan
Penguatanperan kader, kapabilitas kunjungan rumah jejaring layanan
seluruh Indonesia. sasaran usia,
penyakit prioritas, perbaikan
Produksidalam negeri 14 imunisasi rutin, top 10 bahan volume & by value. Memperkuat ketahanan tanggap darurat Tenaga cadangan tanggap kesiapsiagaan krisis.
antigen vaksin baku obat, top 10 alkes by darurat, table top exercise

Transformasi sistem Transformasi SDM Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor
kesehatan.
4 Kesehatan berkelanjutan; alokasi yang adil; dan pemanfaatan yang efektif dan efisien.
kemudahan penyetaraan nakes lulusan luar negeri.
pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa,
beasiswa dalam & luar negeri, a b
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 tujuan: tersedia, cukup,
Transformasi teknologi Teknologi informasi Bioteknologi
dan

6 kesehatan
5 13

2
Penguatan
Pelayanan Kesehatan
Primer
14

4 inisiatif utama dalam transformasi layanan kesehatan primer

1. Edukasi
kesehatan

Penguatan peran kader sebagai agen


pemberdayaan
kesehatan masyarakat

Penguatan kampanye kampanye dan


gerakan-gerakan, terutama untuk
program prioritas (mis., stunting)

Penggunaan platform edukasi terintegrasi melalui media sosial untuk menjangkau masyarakat secara luas
2. Promotif dan Preventif melalui Standardisasi layanan

Integrasi paket layanan kesehatan primer menurut kebutuhan siklus hidup untuk tiap tingkatan
pelayanan
Standardisasi dan peningkatan pelayanan untuk memperkuat fungsi layanan primer, misalnya: • ANC menjadi 6 kali, termasuk 2
kali USG dengan dokter
• Screening 14 penyakit prioritas, • Peningkatan imunisasi menjadi 14 jenis antigen
• Pelaksanaan intervensi spesifik untuk penurunan stunting (mis.,
pemantauan tumbuh kembang, pemberian TTD)

Standardisasi dan integrasi layanan Labkesmas untuk tiap tingkatan


3 Peningkatan
kapasitas dan
kapabilitas FKTP
Revitalisasi jaringan dan struktur layanan kesehatan primer: • Puskesmas
• Posyandu dan UKBM lainnya

Termasuk pola kerja dan interaksi/rujukan antar tingkatan

Revitalisasi jaringan dan struktur


Laboratorium untuk fungsi kesehatan masyarakat (deteksi dini dan surveilans)
3. Digitalisasi

Integrasi sistem informasi secara digital untuk mendukung:


• Pelaporan layanan secara real-time
• Pengawasan capaian program dan beban penyakit secara detail (untuk tiap program dan tiap tingkatan
daerah)

3 program utama penguatan upaya preventif di layanan

primer
Imunisasi rutin: Screening penyakit penyebab kematian Pemantauan tumbuh kembang anak di
tertinggi di setiap sasaran usia: Posyandu dengan alat
dari 11 menjadi 14 jenis vaksin
1. Hipotiroid kongenital antropometri terstandar
BCG, DPT-Hib, Hep B, MMR/MR, Polio 2. Thalasemia
Pemeriksaan kehamilan (ANC) dari 4 kali
(OPV-IPV), TT/DT/td, JE, HPV, PCV, 3. Anemia
menjadi 6 kali, termasuk 2 kali USG
Rotavirus 4. Stroke
5. Serangan jantung dengan dokter pada trimester 1 dan 3
Kanker Serviks merupakan kanker yang 6. Hipertensi
bisa dicegah dengan imunisasi Human 7. Penyakit paru obstruksi kronik 8. Screening kanker Payudara dengan
Papillomavirus (HPV)
Tuberkulosis USG
9. Kanker paru
10. Hepatitis Screening Penyakit Jantung Bawaan di
Pneumonia dan diare merupakan 2 dari 11. Diabetes Puskesmas dengan Pulse
5 penyebab tertinggi kematian balita di 12. Kanker payudara
Oxymetry Neonatus
Indonesia* yang dapat dicegah dengan 13. Kanker serviks
imunisasi (PCV dan Rotavirus) 14. Kanker usus 1

14 Screening Peningkatan kesehatan ibu 6


1
Penyakit Prioritas dan anak
2021 sasaran usia hemoglobin
TRANSFORMASI LAYANAN PRIMER
No
Perluasan deteksi dini di
layanan primer Sasaran Usia Penyebab kematian Jenis skrining

Skrining penyakit penyebab 0-6 bulan 1 Hipotiroid kongenital Kadar tiroid

kematian tertinggi di setiap stimulating hormone 2 Thalasemia Analisa Penyiapan regulasi dan
13-18 tahun 3 Anemia dan kanker anak Periksa darah lengkap Kardiovaskuler 2022 30% sasaran
18-50 tahun 4 Stroke
sosialisasi
5 Serangan jantung 6 Hipertensi 7 Penyakit paru non-infeksi 2023 60% sasaran 2024 100% sasaran
Tekanan darah, EKG, kolesterol total, LDL, HDL,
Penyakit Paru
trigliserida,

Rontgen dada
8 Tuberkulosis
9 Kanker paru

10 Hepatitis Rapid antigen hep B dan C, SGOT,


SGPT
11 Diabetes Gula darah dan HbA1C
Kanker
12 Kanker payudara Cek payudara klinis
13 Kanker serviks Pemeriksaan serviks (IVA)
17
>50 tahun 14 Kanker usus Biomarker Carsinoma embryonic
antien

Revitalisasi struktur dan jejaring layanan kesehatan primer


serta laboratorium kesehatan masyarakat
Tingkatan fasilitas layanan primer Tingkatan labkesmas, merujuk pada WHO

Tingkatan kelembagaan 514 Kabupaten / Kota 2 LABKESDA PROVINSI


3
Target jangkauan
Tingkatan laboratorium 28
7.230 Kecamatan 13
Jumlah lab
LABORATORIUM NASIONAL 5
Lab Nasional Prof. dr. Sri Oemiyati dan
Rumah Sakit B2PVRP Posyandu
Pustu
LABORATORIUM REGIONAL 4 ~85.000 Desa / Kelurahan
BBTKL, BBLK, EKS BALAI LITBANGKES Kunjungan Rumah
Puskesmas
~300.000 Dusun / RT/RW 2 LABKESDA KAB/KOTA 1 231
1
8

~273,5 juta
penduduk LABORATORIUM PUSKESMAS 10.374
Memperkuat Pemantauan Wilayah Setempat
Fokus Transformasi Pelayanan
(PWS) antara lain melalui pemantauan dengan
Kesehatan Primer
dashboard situasi kesehatan per desa, serta
kunnjungan rumah dengan konsep Program
Siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
kesehatan sekaligus sebagai fokus penguatan (PIS-PK)
promosi dan pencegahan

Mendekatkan layanan kesehatan +270 juta penduduk Indonesia mendapatkan


Pelayanan
melalui jejaring hingga tingkat desa dan dusun,
Kesehatan Primer berkualitas
termasuk untuk memperkuat promosi dan
pencegahan serta resiliensi terhadap pandemi
+300 ribu unit penyedia pelayanan Kesehatan 100% wilayah dan kondisi kesehatan penduduk
Primer dengan fasilitas dan SDM termonitor secara berkala
terstandardisasi
19

3
Ketersediaan
Pelayanan Kesehatan
Rujukan yang
berkualitas

20
20

Pelayanan pada penyakit yang menjadi layanan prioritas


Perubahan pola penyakit penyebab kematian tertinggi selama 10 tahun terakhir

Sumber: Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME)

Kelompok penyakit tersebut menimbulkan beban pembiayaan terbesar (80% dari seluruh biaya katastrofik pada KJSU)
Jumlah pembiayaan berdasarkan penyakit, IDR miliar

Jantung

Uronefrologi
Infeksi
Emerging

Gastro
hepatologi

Stroke

Penyakit Katastrofik

Layanan Prioritas

Kanker
Kesehatan Ibu
& Anak

Tuberkulosis

Diabetes
Kesehatan
Mellitus
Jiwa
21
Sumber: BPJS Kesehatan, 2021

Stratifikasi dan jejaring Pengampuan Layanan Prioritas Identifikasi kompetensi


RS dalam pelayanan 10 penyakit prioritas dan pembentukan jejaring pengampuan

Masalah Kesehatan Prioritas: • Jantung STRATIFIKASI & PEMBENTUKAN JEJARING


• Stroke PENGAMPUAN
• Kanker
• Ginjal
Penurunan:
• Ibu dan Anak
•Angka kesakitan •Angka kematian •Biaya
• TB
pelayanan
• PIE
• DM
• Gastrohepatologi Peningkatan:
• Keswa •Produktifitas
Kompetensi rumah sakit belum merata Sistem •Kualitas hidup
rujukan belum optimal
Terbatasnya sarpras & alat kesehatan AKSES

DAN MUTU
Penentuan RS
pengampu utama
Pemetaan
kompetensi RS ke
dalam strata
kompetensi
Pembentukan
jejaring
pengampuan
sesuai strata
kompetensi

• Penentuan
target
pengampuan •
Pelaksanaan
Meningkatnya
kompetensi RS yg
diampu dalam
penanganan
penyakit prioritas
Pararel dengan penyiapan SDM di Ditjen Nakes : Beasiswa pendidikan, pelatihan dan

p
e
n
e
m
p
a
t
a
n
2
2
Jejaring KJSU & KIA

Program pengampuan jejaring rujukan bertujuan meningkatkan kompetensi


layanan penyakit prioritas di masing-masing strata RS

RS Madya RS Utama
RS Paripurna
Jantung dan Stroke Kesehatan Ibu & Anak
Kanker Ginjal • Mampu diagnostik invasif dan intervensi
non-bedah, misal pasang ring dan
• Layanan kehamilan dengan kelainan
trombektomi/coiling
• Mampu melakukan terapi radiasi, bedah • Mampu melakukan terapi kanker
kanker stadium lanjut, dan terapi komprehensif dan mutakhir, misal
• Mampu melakukan bedah tumor dasar sistemik microsurgery, proton therapy
dan terapi sistemik medis kompleks
• Mampu melayani hemodialisis dengan • Mampu melakukan transplantasi ginjal
teknik khusus
• Mampu melayani hemodialisis dan
CAPD • Mampu skiring calon transplantasi ginjal

• Mampu melakukan terapi batu saluran • Mampu terapi keganasan urologi


kemih dewasa dengan teknik invasif
minimal

• Mampu skrining dan diagnosis


• Mampu melakukan persalinan dengan
keganasan urologi
berat bayi >1000 gr atau usia
kehamilan >28 minggu • Mampu pelayanan bedah kelainan
• Mampu melakukan persalinan dengan kongenital ginjal
berat bayi >1800 gr atau usia • Tindakan bedah anak kompleks Tindakan
kehamilan >34 minggu bedah jantung anak
• Tindakan bedah sederhana
sederhana

(cth: atresia ani) • Layanan kehamilan dengan kelainan

• Layanan kehamilan dengan masalah • Mampu melakukan persalinan dengan


medis lain

obstetrik • Mampu melakukan pelayanan bedah dan berat bayi < 1000 gr atau usia kehamilan
intervensi non-bedah jantung dan saraf <28 minggu
• Mampu melakukan bedah jantung advanced
terbuka dan bedah syaraf • Tindakan bedah jantung anak kompleks
terbuka/clipping
Robotic
Telesurgery

PENERAPAN TRANSFORMASI
DIGITAL
DI RUMAH SAKIT

SISRUTE
SIMRS

RME
Transformasi (Precision
Medicine)
Digital

BGSi TELEMEDICINE

24

Positioning Pelayanan Kesehatan Konvensional dan Digital

R
P
Pelayanan Rujukan FKRTL
berobat
Datang
Kesehatan Konvensional Fisik FKT Primer Puskesmas Rumah
Pasien

Permasalahan & Klinik - Kesulitan aksesibilitas pasien


ke FKTP misal akibat jarak Sakit -Perlunya kunjungan fisik untuk penanganan kasus spesialistik pada
FKRTL

Pelayanan Kesehatan Digital Telemedicine Antara Nakes dan Pasien Antar Nakes/Dokter Telemedicine Faskes - Faskes
Faskes - Masyarakat JAWABAN PERMASALAHANP R

Cth: Startup, Isoman, & Mobile JKN Cth: Komen (Tele EKG, Tele USG, Telekonsultasi Klinis)

dokterspesialis Dokter → dokterspesialis Manfaat Kemudahan aksesibilitas pasien → dokter /

Indikator Kesuksesan - Jumlah kunjungan online - Berkurangnya rujukan fisik dari FKTP ke FKRTL

Mewujudkan Pembangunan
Transformasional dan Nyata Sesuai
Blueprint Transformasi Digital
Apa Yang Kita Dengar Dari Masyarakat di 2024
Kesehatan 2024Visi Transformasi Digital

Integrasi Data berbasis Individu


Kesehatan
1 Integrasi informasi kesehatan pada data dari setiap individu akan terhubung dan
dapat dibagi pakaikan “Pelayanan di Fasyankes lebih cepat karena serba digital, dan karena semua
terintegrasi perawat / bidan lebih banyak waktu untuk pasien”

Simplifikasi
dan Digitalisasi
Pelayanan 2
Kesehatan

Mengadaptasi seluruh aspek pelayanan kesehatan ke era digital dan


penyederhanaan sistem penginputan berdasarkan Sistem Rekam Medis Elektronik Ekosistem
sehingga mengurangi beban tenaga medis dalam melakukan pencatatan. Inovasi Kesehatan 3 Mengembangkan dan
memberikan dukungan yang berkesinambungan pada
ekosistem inovasi kesehatan. Memastikan peran
Pengembangan dan Dukungan ekosistem inovasi kesehatan dalam rangka kolaborasi
transformasi teknologi kesehatan
“Obat yang diberikan dokter
sangat manjur, karena dokter
bisa melihat seluruh riwayat
kesehatan saya” “Walaupun saya sakit di rumah saya dapat konsultasi dan memesan obat dengan mudah
melalui layanan Telemedisin”

Transformasi Teknologi Kesehatan : Digitalisasi Rekam Medis dan Integrasi Platform SATUSEHAT dto.kemkes.go.idTown Hall Tim
Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan kemkes.go.id
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan Mendukung
Transformasi Teknologi Kesehatan PASAL 298
Kementerian yang menyelenggarakan urusan
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
“ pemerintahan di bidang kesehatan bertanggung jawab
menyelenggarakan pengelolaan data rekam medis dalam
(SIK)

rangka pengelolaan data Kesehatan Nasional DIINTEGRASIKAN • masyarakat,


DENGAN SISTEM
INFORMASIKESEHATAN
perorangan/kelompok

4. PELINDUNGAN DATA DAN INFORMASI Penyelenggara NASIONAL (SIKN)


SIKwajib
1. PENYELENGGARA SIK

” • Pemerintah Pusat, • Pemerintah Daerah,


• Fasyankes;
• menjamin pelindungan data dan informasi Kesehatan setiap individu • Data Kesehatan individu wajib mendapatkan persetujuan dari pemilik data
• menginformasikankepada pemilikdata apabila terdapat kegagalan pelindungandata dan informasi
• melaporkan kepada penegak hukum dan lembaga terkait apabila terjadi kegagalan dan/atau gangguanyang serius
3. PENGELOLAAN & PENYEDIAAN DATA DAN INFORMASI
• Pengelolaandata dan informasidimanfaatkanuntukpelaksanaan
kesehatan perorangan,kesehatan masyarakat,pembangunan
kesehatan dan pengambilan kebijakan
• Masyarakathanya dapat mengakses data yang bersifat publik •
Masyarakatdapat mengakses data Kesehatan dirinya melalui
penyelenggaraSIK

2. SUMBERDATA DAN INFORMASI

• Fasyankes
• Instansipem.pusatdanpemda
• badan/lembaga penyelenggaraprogramjaminan sosialnasional
• badan/lembaga lain yang menyelenggarakan kegiatan di
bidang Kesehatan
• kegiatan masyarakat selainfasyankes
• pelaporanmandiriperorangan

21
SISTEM •
INFORMASI

1. Mempermudah akses Masyarakat untuk mendapat layanan kesehatan


2. Memenuhi kebutuhan Masyarakat akan
pelayanan kesehatan 3. Meingkatkan mutu

PASAL190 TELEMEDICINE
• SISRUTE
RUMAH SAKIT WAJIB MENERAPKAN • REKAM MEDIS
SISTEM INFORMASI KESEHATAN ELEKTRONIK
RUMAH SAKIT YANG TERINTEGRASI
DENGAN SISTEM INFORMASI
KESEHATAN NASIONAL
28 RS Online Agustus 2023

SATUSEHAT : Implementasi RME dan Platform Kesehatan


Terintegrasi Menghubungkan dan memberdayakan seluruh ekosistem data kesehatan serta pengguna
(masyarakat)

Sumber Data Penggunaan Data

Protokol dan Standar Pertukaran Data


Sistem Fasilitas Pelayanan Kesehatan 5K+ SATUSEHAT
Peduli Lindungi berubah :Masyarakat
SATU DATA INDONESIA MANDIRI TRANSFORMASI Kesehatan Platform
10K+ PUSKESMAS DIGITAL KESEHATAN
SATUSEHAT
30K+ SPBE
APOTEK
~3K RUMAH SAKIT

11K+ KLINIK Mobile Sistem Luar


● Personal Health Record
● Health Promotion ● Protokol dan Standar Pertukaran Data
1,4K Integration of Wearable (FHIR HL7) Pemerintah
Devices
LABORATORIUM Gedung / Kader Sistem Industri SATUSEHAT Dashboard
(FHIR HL7)
PRAKTEK

RENSTRA PILAR
Sistem Informasi Kesehatan Health-Tech/ Startup 29

Telemedisin

TRANSFORMASI Protokol dan Standar Pertukaran


KESEHATAN Insurance Company Data (FHIR HL7)
Biotech

100+ Membuat kebijakan


kesehatan berdasarkan bukti dan data
Transformasi Teknologi Kesehatan : Digitalisasi Rekam Medis dan Integrasi Platform SATUSEHAT dto.kemkes.go.id

SISTEM INFORMASI KESEHATAN → Individu


SATU SEHAT
DIGITALISASI DAN INTEGRASI

Platform SATUSEHAT (Indonesia Health Service)

Pengembangan Platform Layanan


Kesehatan Digital Terintegrasi Berbasis

Platform SATUSEHAT memberikan manfaat dengan menghubungkan semua pihak dalam ekosistem industri kesehatan (rumah sakit, puskesmas, startup,
apotek, dinas kesehatan, laboratorium, dll)
STANDARISASI LAYANAN
Platform SATUSEHAT menyediakan spesifikasi dan mekanisme standar untuk: proses bisnis, data, dan keamanan data

KEMUDAHAN DAN FLEKSIBILITAS INDUSTRI DIGITAL KESEHATAN

Memberikan ruang bagi ekosistem industri untuk mengembangkan sistem RME bagi Fasyankes selama mengikuti spesifikasi & mekanisme
pertukaran informasi yg ditentukan.

KESEHATAN BERBASIS DATA INDIVIDU


Seluruh data kesehatan terintegrasi SATUSEHAT berbasis data individu menggunakan NIK sebagai pengidentifikasi unik informasi kesehatan setiap individu
untuk memastikan berkelanjutan ke fasilitas kesehatan dan layanan kesehatan Personal.

Platform SATUSEHAT Transformasi Teknologi Kesehatan : Digitalisasi Rekam Medis dan Integrasi Platform SATUSEHAT - Arsitektur Layanan Kesehatan Terintegrasi dto.kemkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai