Anda di halaman 1dari 23

Rembuk Stunting

Desa Besuki
Tahun 2022
UPT PUSKESMAS UDANAWU
2
PENYEBAB

Riwayat Kehamilan : Ibu hamil resiko tinggi , KEK


Riwayat Kelahiran : Bayi BBLR, Bayi Kembar
Riwayat Pemberian ASI : ASI Tidak Eksklusif
Pemberian MP-ASI terlalu awal atau telat bulan , Pemberian MP –ASI tidak
beragam
DAMPAK STUNTING
Dampak Kesehatan Dampak Pertumbuhan Dampak Ekonomi
Penduduk
Jumlah Jumlah
Penduduk 2010 Penduduk: 2030 Potensi kerugian ekonomi setiap
: 238,5 296,4 Juta
Juta tahunnya: 2-3% dari GDP

201,8 juta Jika PDB Indonesia


penduduk Rp Rp 13.000 Triliun
usia
produktif
(15-64 Potensi Kerugian
tahun)
Perkembangan Otak Anak Perkembangan Otak Anak Rp 260-390 Triliun/tahun
Stunting Sehat
Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki
Rasio ketergantungan: Rasio ketergantungan:
50,5 46,9

Sumber: Proyeksi Penduduk, 2010-2045 The Worldbank, 2016


Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil,
pendek, kurus)
Stunting pada Balita:
Hambatan perkembangan kognitif dan •15 tahun mendatang menjadi generasi penduduk usia Potensi keuntungan
motorik produktif
•Menurunkan produktivitas SDM ekonomi dari investasi
Gangguan metabolik pada saat dewasa  risiko
penyakit tidak menular (diabetes, obesitas, •Bonus Demografi tidak termanfaatkan dengan baik penurunan stunting di Indonesia:
stroke, jantung) 48 kali lipat
Perbaikan kualitas SDM:

Sumber: • investasi pendidikan dan kesehatan pada anak 


• Kakietek, Jakub, Julia Dayton Eberwein, Dylan Walters, and Meera Shekar.
pencegahan stunting
2017. Unleashing Gains in Economic Productivity with Investments in Hoddinott, et al, 2013
Nutrition. Washington, DC: World Bank Group International Food Policy Research
• www.GlobalNutritionSeries.org • peningkatan kesehatan perempuan
Institute
DATA STUNTING
WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS UDANAWU TAHUN 2021 DAN 2022
DATA STUNTING
25

TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021


20
17.7 25%
15.6 15.7
14.7 14.4
15
12.5 12.1
11.2 11.5
9.7 10.2
10
30% 7.9
50% FEBRUARI
5 30% AGUSTUS
23.8% 17% 13.56%
0 25%
G N N I G TI N G A N O O I M
N A A R N A J J 20% K O
U N N S A A J U G E E S U N
K A U D J R R
A M G E R N N 25%UN DO KO B
E
IN
A
B E N B O T U G G
SL MA UM 15% GG N
G EN SU 10% IN
S N E B R
A M
A
R TE
K

Mulai tahun 2019 sampai 2021 stunting secara konsisten turun. Pada tahun 2021 3 Desa dengan stunting tertinggi
antara lain adalah Sumbersari, Ringinanom dan Besuki. Secara umum wilayah kerja UPT Puskesmas Udanawu
memiliki cakupan stunting yang telah memenuhi target yaitu kurang dari 25.2% . Namun tidak menutup kemungkinan
angka dapat naik disebabkan banyak faktor terutama masa pandemi , kecukupan pangan dan kurangnya pemantauan
melalui posyandu
Prevalensi Stunting
Tahun 2022

Berdasarkan
Pengukuran Bulan
Februari

Tahun 2022
Tahun 2022

12.45
11.9
10.37 10 10.18
9.46 9.52 9.8 9.82
9.04
7.51
6.76

Ilustrasi Stunting i i
ng ar m an g ng uk an ej
o jo an AS
da r s no
un un nj
u s ng r or
e
an
on be na ng
k Be gu do k SM
g gi a Ba T u g n Su le
m E
g
Su
m n M en Be S SK
r an Ri m P U
Ka Te
KEGIATAN PENANGGULANGAN
YANG TELAH DILAKSANAKAN PADA TAHUN 2021
Sasaran
01
Penanggulangan
IBU HAMIL

Stunting 02 BALITA GIZI KURANG, GIZI BURUK


DAN STUNTING

03 REMAJA PUTRI DAN CALON


PENGANTIN

04 MASYARAKAT UMUM
PENYELAMATAN MELALUI 1000
HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK)

730 hari kehidupan


270 hari selama pertama bayi
kehamilan setelah dilahirkan

 Periode kritis dalam pembentukan masa emas (golden period) bagi pertumbuhan dan
perkembangan tubuh dan organ tubuh anak yang sehat daan cerdas
 terjadi malnutrition pada periode ini akibatnya berjangka panjang
 Perubahan yang terjadi pada 1000 HPK bersifat permanen 10
IBU HAMIL
Masa kehamilan adalah periode penting dalam 1000
HPK. Pertumbuhan anak sangat tergantung pada
pemenuhan gizi ibu hamil. Masalah gizi yang terjadi
pada ibu hamil antara lain ANEMIA dan Kurang Energi
Kronis (KEK).
Kedua masalah ini meningkatkan resiko lahir bayi
prematur , BBLR, tinggi badan kurang dari 48 cm.

Kegiatan yang Kegiatan yang


melipatkan lintas melibatkan lintas
program KIA sektor (KADER
KESEHATAN)

•Pemantauan ibu hamil resiko tinggi


•Pelaksanaan kelas ibu hamil
•Pemeriksaan kesehatan mulai dari Trimester 1 sampai 3
•Pemberian makanan tambahan berupa biskuit untuk ibu hamil
KEK
•Pemberian dan monitoring tablet tambah darah
•Edukasi kepada keluarga atau suami ibu hamil dengan masalah
anemia dan KEK (Kurang energi Kronis )
BALITA DENGAN BALITA GIZI
BURUK
BALITA STUNTING
dengan GIZI KURANG

MASALAH GIZI 1. Pemantauan dan konseling


dengan orang tua setiap 1x/
bulan di puskesmas
 Pemberian Konseling kepada
orang tua oleh kader / petugas
kesehatan di posyandu dan
2. Pemberian PMT susu kepada puskesmas
balita gizi buruk.  Pemberian PMT balita gizi
3. Kelas Pemberian Makanan kurang berupa biskuit
untuk Bayi dan Anak Bagi  Pemberian edukasi oleh petugas
Kader gizi , bidan,kesehatan
lingkungan dan promkes
REMAJA PUTRI
DAN CALON
PENGANTIN
Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah
01 bekerjasama dengan KUA oleh program KIA

Edukasi Catin oleh programer KB – KESPRO


02

Pemberian Tablet tambah darah dan edukasi


03 kepada Rematri di Sekolah dan Ponpes

Pemberian Tablet tambah darah kepada calon


04 pengantin melalui program MADU CANTING
(Masyarakat Udanawu Cegah Stunting Sebelum
diSunting)
RENCANA TINDAK LANJUT
PENANGGULANGAN STUNTING TAHUN 2022
Optimalisasi Posyandu
POSYANDU
Menghidupkan meja 4 Merupakan tonggak utama kegiatan
(konsultasi ) pemberdayaan masyarakat desa. Merupakan
Bimbingan teknik cara sarana pemantauan kesehatan dan
pemberian konseling penemuan masalah gizi dini di masyakarat.
Akibat pandemi posyandu tidak berjalan
Mengingatkan tentang peran optimal , akibatnya :
kader selama kegiatan
posyandu Balita gizi kurang tidak
mendapat konseling
Pelatihan cara menimbang dan
menentukan evaluasi hasil Penyaluran PMT
penimbangan penimbangan tidak optimal
Kedatangan balita ke
posyandu menurun
Kenaikan berat badan balita
TINDAK LANJUT sulit dicapai
Optimalisasi posyandu dimulai dengan
peningkatan pengetahuan dan kesadaran Penurunan kesadaran
pentingnya peran kader posyandu pentingnya posyandu
Peningkatan Pemantauan
PEMANTAUAN GIZI
BURUK 1. Kasus gizi buruk terpantau dan

100%
mendapatkan konseling dari petugas
2. Pembentukan grup orang tua kasus gizi A
buruk selama tahun 2022
B
3. Sistem rujukan dari posyandu ke
puskesmas atau daru puskesmas ke RSUD
untuk kasus stunting dan gizi buruk

PEMANTAUAN GIZI
KURANG 1. Kader wajib memperhatikan hasil
penimbangan balita denga gizi kurang dan
stunting.
2. Tidak naik 2T atau garis kuning dan BGM
segera lapor kepada bidan dan petugas gizi
agar bulan selanjutnya petugas dapat
memberikan konseling di posyandu .
3. Mengusulkan mendapatkan biskuit balita dari
pemerintah provinsi
4. Sistem rujukan bagi balita gizi kurang dan
sangat kurang selama 1 bulan , jika tidak ada
perubahan dirujuk ke RSUD
KIE Kader
Mengoptimalkan Peran Kader
1. Memperbaiki data penimbangan / melengkapi
identitas bayi baru lahir. NIK HARUS BENAR. Jika
NIK belum jadi , dapat dilengkapi sampai akhir
tahun berjalan .
2. Meningkatkan pengetahuan tentang PMBA
(Pemberian Makan Bayi dan Anak )
3. Mengaktifkan kegiatan konseling dan penemuan
kasus gizi dini melalui meja 4 di Posyandu
4. Melakukan evaluasi hasil penimbangan setelah
kegiatan posyandu dan segera mengumpulkan
lembar register
5. Edukasi tentang cara pemberian konseling dan
cara menentukan kenaikan BB
6. Edukasi tentang cara menimbang , mengukur
LILA , dan mengukur tinggi badan
7. Melaksanakan pemantauan terhadap balita gizi
buruk dan ibu hamil dengan masalah gizi
Ingat !
Stunting merupakan status gizi yang sebagian
besar kasusnya tidak dapat balik atau
Irreversible
Stunting TIDAK DAPAT diobati tetapi DAPAT
dicegah

Peluang kita ada pada 1000 HPK dan kesehatan Wanita Usia Subur

Hanya menetapkan target stunting memang mudah , tetapi menurunkan


jumlah balita stunting itu sangat sulit. Jadi hargai setiap langkah kecil dan
penurunan jumlah sekecil apapun, namun tetap maksimal dalam
berupaya.
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
PENANGGULANGAN STUNTING TAHUN 2022
Prioritas Penggunaan Dana Desa
Penggunaan Dana Desa untuk program prioritas nasional
sesuai kewenangan Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (2) huruf b diprioritaskan untuk pencapaian
SDGs Desa:
a. pendataan Desa, pemetaan potensi dan sumber daya,
dan pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi A
sebagai upaya memperluas kemitraan untuk B
pembangunan Desa;
b. pengembangan Desa wisata untuk pertumbuhan
ekonomi Desa merata;
c. penguatan ketahanan pangan nabati dan hewani
untuk mewujudkan Desa tanpa kelaparan;
d. pencegahan stunting untuk mewujudkan Desa sehat
dan sejahtera; dan
e. Desa inklusif untuk meningkatkan keterlibatan
masyarakat secara menyeluruh dalam pembangunan
Desa.
A
B
Intervensi Stunting

A
B
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai