Anda di halaman 1dari 55

10/19/22

PELATIHAN KOMUNIKASI
ANTAR PRIBADI (KAP)
BAGI PUSKESMAS DAN DES
A LOKUS STUNTING DI KAB
UPATEN MUSI BANYUASIN
TAHUN 2022
KOMUNIKASI
ANTAR PRIBADI

BAHNAN, SKM., MKM (ABah_nanDA)


FUNGSIONAL PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT AHLI MADYA
DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
BIODATA
NAMA : BAHNAN, SKM., MKM
HP : 0812 7375 077
TTL : Lampung, 02 September 1968

Riwayat Pendidikan :
1. Akademi Penilik Kesehatan Tanjungkarang 1988-1991
2. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan 2002-2004
3. Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Depok 2004-2006

Riwayat Pekerjaan :
1. Sanitarian Puskesmas Pandan Agung OKU Timur 1992-1999
2. Staf Pengajar SPPH/AKL Pemprov. Sumsel 1999-2007
3. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2007-Sekarang

Pengalaman :
Staf Pengajar AKL Pembina, Staf Pengajar AKL Muh, Staf Pengajar Stikes Widya Dharma, Staf Pengajar Stik
MATA PELATIHAN INTI 1
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti MPI 1 ini, peserta mampu menjelaskan Komunikasi Antar Pribadi (KAP).

B. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti MPI 1 ini, peserta mampu:
• Menjelaskan konsep Komunikasi Dialogis dan Komunikasi Antar Pribadi dalam pencegahan
• stunting
2) Menjelaskan Prinsip Komunikasi Antar Pribadi
3) Menjelaskan jenis-jenis Komunikasi Antar Pribadi
4) Menjelaskan enam perilaku prioritas dalam pencegahan stunting melalui KAP
OUT LINE
1. Stunting, Masalah Perilaku & Praktik Terkait Stunting

2. Komunikasi Antar Pribadi Dalam Perubahan Perilaku


Percepatan Pencegahan Stunting

3. Enam Perilaku Prioritas Cegah Stunting


Stunting, Masalah Perilaku &
1. Praktik Terkait Stunting
20
Apakah Stunting?

• Kondisi gagal tumbuh pada anak balita


akibat kekurangan gizi kronis

• Terutama pada 1000 HPK (Hari Pertama


Kehidupan)

• Mengganggu pertumbuhan fisik dan


otak.
SAAT INI
SEKITAR
1 dari 3 Anak
Indonesia
mengalami

ANAK INDONESIA MENGALAMI


PERTUMBUHAN TIDAK
MAKSIMAL

TERJADI SEJAK DALAM KANDUNGAN


DAN AKAN NAMPAK SAAT ANAK
BERUSIA
Anak tidak datang ke P
osyandu
STUNTING TERLAMBAT DIKENALI 105 cm 125 cm 100 cm
(BARU DAPAT DILIHAT SETELAH 2
TAHUN)

Usia 2 tahun
2 bulan Usia 4 tahun
4 bulan

7 thn 7 thn 4 thn

Stunting:
• Dilihat berdasarkan Panjang Badan per Umur
(PB/U) atau Tinggi Badan per Umur (TB/U).
• Nilai Z-score <-2,0
Kenapa Stunting
Penting? Gangguan metabolik
Gagal tumbuh
pada usia dewasa

Berat badan lahir Berpengaruh pada


perkembangan otak
rendah, kecil, dan keberhasilan
pendek dan kurus pendidikan

Meningkatkan resiko
penurunan kecerdasan penyakit tidak menular
& pertumbuhan tidak (diabetes, obesitas,
Sumber: Nelson, 2017. optimal stroke, penyakit jantung
DAMPAK STUNTING BAGI KELUARGA DAN NEGARA DI INDONESIA

PREVALENSI DAMPAK DAMPAK


KESEHATAN EKONOMI
STUNTING PADA
Potensi kerugian ekonomi
70 ANAK
BADUTA setiap tahunnya: 2-3% dari
60
GDP
50
Jika PDB Indonesia
40 Rp Rp 13.000 Triliun
30 Potensi Kerugian
32,9
en

%
al

29,9
si
(

20 26,1 Perkembangan Otak Anak Perkembangan Otak Anak Rp 260-390


Stunting Sehat
10 Triliun/tahun
0
2013 2016* 2018

STUNTING PADA Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil, The Worldbank, 2016
ANAK BALITA pendek, kurus)
70
60 Hambatan perkembangan kognitif dan
motorik Potensi keuntungan
50
40 Gangguan metabolik pada saat dewasa
ekonomi dari investasi
30 36,8 37,2  risiko penyakit tidak menular penurunan stunting di
35,6 33,6
en

30,8
%

(diabetes, obesitas, stroke, penyakit


al

si

Indonesia: 48 kali lipat


(

20
jantung)
10 Sumber:
•Kakietek, Jakub, Julia Dayton Eberwein, Dylan Walters, and Meera
0 Shekar. 2017. Unleashing Gains in Economic Productivity with Hoddinott, et al, 2013
2007 2010 2013 2016* Investments in Nutrition. Washington, DC: World Bank Group International Food Policy Research
2018 •www.GlobalNutritionSeries.org
Sumber: Riskesdas 2007, 2010, 2013, dan 2018, *Sirkesnas 2016
Institute
STUNTING BISA DICEGAH MELALUI 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
(MEMASTIKAN KESEHATAN YANG BAIK DAN GIZI YANG CUKUP)

1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang Optimal


Gizi tepat + Pencegahan Penyakit = Tumbuh Kembang Optimal = Mencegah
Stunting 2/15/2018
CEGAH TERJADINYA GANGGUAN GIZI PADA MASA JANIN DAN ANAK USIA DINI

GAGAL TUMBUH; Berat Lahir Rendah, GAGAL KEMBANG, Gangguan GANGGUAN METABOLISME
kecil, pendek, kurus, daya tahan rendah, Kognitif, lambat menyerap TUBUH, berisiko gemuk dan
pengetahuan nilai sekolah dan
mudah sakit terkena penyakti tidak menular
keberhasilan pendidikan

PENYAKIT-PENYAKIT KRONIS INI BERAKAR DARI RESPONS TUBUH TERHADAP KEKURANGAN GIZI PA
DA MASA AWAL KEHIDUPAN
STUNTING ADALAH SIKLUS YANG AKAN BERLANGSUNG TERUS-MENERUS JIKA TIDAK SEGERA DIATASI SAAT INI

PERBAIKAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH

ANAK STUNTING

SIKLUS
STUNTING
REMAJA PUTRI
BAYI BBLR KURANG GIZI

BUMIL KEK/

62
KURANG GIZI
3 KOMPONEN UTAMA
PENANGGULANGAN STUNTING

POLA AIR BERSIH


POLA MAKAN
ASUH SANITASI

Cegah Stunting, Itu Penting


HASIL STUDI
* Kurangnya jumlah dan kapasitas kader
* Kurangnya pengetahuan individu * Food habits yang keliru
* Bingung alasan anaknya disebut stunting * Food taboo
* Sebagian kecil petugas kesehatan dan ma * Kurangnya pengetahuan TOMA
syarakat mengerti dampak stunting * Peran ayah yang kurang selama
* Petugas kesulitan menjelaskan stunting kehamilan
* BAB Sembarangan
* Kurangnya pemanfaatan fasyankes
karena jarak * Tidak praktik CTPS
* Memiliki jamban tapi tidak ada tangki
ANTAR PRIBADI (INTERPERSONAL)
septik dan pengurasan

*MASYARAKAT
Masih ada pemimpin daerah tidak paham
* Kurang maksimalnya informasi dari NAKE
S penyebab dan bahaya stunting
* Kurang optimalnya program penyuluhan, * Terbatasnya kebijakan yang terintegrasi tent
kunjungan rumah ang stunting
* Kunjungan Nakes sangat terbatas * Pemerintah daerah belum memprioritaskan p
* Kurang Kepemilikan buku KIA enyediaan septik tank
* PMT kurang variasi * Banyaknya DAMIU yang belum tersertifikasi
* PMT dan TTD tidak sampai sasaran
KEBIJAKAN
* Kurangnya pembinaan UKBM
LAYANAN
Komunikasi Antar Pribadi
Dalam Perubahan Perilaku Percepatan
2. Pencegahan Stunting
1. KAP yang dilakukan berkala,
berkesinambungan , sesuai Proses pemberdayaan masyarakat
budaya lokal kepada kelompok memerlukan Komunikasi Perubahan
target stunting, dipandang
Perilaku (KPP) yang spesifik yang
efektif dalam mempengaruhi
perilaku kesehatan masyarakat mempengaruhi terjadinya perubahan
agar terjadi percepatan perilaku -> Komunikasi Antar Pribadi
pencegahan stunting.
(KAP).
Pentingnya kapasitas nakes dan kader
2. Best practice dari negara-negara
yang berhasil menurunkan dalam melakukan KAP ketika berinteraksi
prevalensi stunting dalam 5-10 dg masyarakat (ibu/pengasuh/keluarga
tahun, memprioritaskan KAP
dalam intervensi tersebut, balita di bawah dua tahun), melalui
antara lain Vietnam, Kuba, Peru penyuluhan, kelas bumil, posyandu, dll
dan India.
KOMUNIKASI DIALOGIS & KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
DALAM PENCEGAHAN STUNTING
KOM
KOMUNIKASI DIALOGIS
• Proses penyampaian pesan antara satu orang dengan
orang lain yang dilakukan secara dua arah yang
menunjukkan adanya interaksi
• Komunikasi dialogis memungkinan komunikator dan
komunikan saling bertukar informasi dan respon,
sehingga isi/materi/substansi yang dibicarakan dapat
saling dipahami.
• Komunikasi dialogis memungkinkan setiap orang
berkesempatan untuk mengekspresikan diri.
Pesan dan Makna

Komunikator Komunikan
KAP ITU APA?
1 TO 1
VERBAL- 1 TO MANY
NON VERBAL GROUP TO GROUP

DIRENCANAKAN
-TDK
DIRENCAKAN
KAP DG YG DIKENAL-
TDK DIKENAL

LAMA- FORMAL-NON
SEBENTAR FORMAL

KOMUNIKASI TATAP
MUKA
1 2

4
3
ALAT BERKOMUNIKASI

Manusia
Media mandiri/
pengganti manusia
Tubuh/ Suara/ Otak
Alat bantu Video dll.
ALAT BERKOMUNIKASI

Media mandiri/
Manusia ALAT pengganti manusia
BANTU
Tubuh/ Suara/ Video,poster,
Otak leaflet,dll.
KAP

PRINSIP

Menyenangkan
& menambah Semua bicara Ke arah aksi,
akrab & mendengarkan perubahan perilaku
(BELAJAR (SEPAKAT/
(BANGUN
PARTISIPATIF) KOMIT/AKSI)
SUASANA)

Semangat datang/ berinteraksi kembali tanpa embel-embel uang


Model KAP Perubahan Perilaku

Orang punya “pagar” yang harus diturunkan Bila tidak,


pesan-pesan akan mental

“Merebut“ remote control orang


Kehadiran fisik tidak berarti pikiran dan hatinya juga hadir

Belajar lebih efektif saat orang merasa nyaman ketimbang


tegang

Bangun suasana
BANGUN SUASANA

Orang punya “pagar” yang harus


diturunkan Bila tidak, pesan-pesan akan
mental

“Merebut“ remote control orang


Kehadiran fisik tidak berarti pikiran dan hatinya juga
hadir

Belajar lebih efektif saat orang merasa


nyaman ketimbang tegang
Ingat setiap orang punya ini

I ng a
p un
BANGUN SUASANA

ya in
t se
tia
i
p or
ang
Ingat setiap orang punya ini
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Komunikasi tatap muka

Verbal - non verbal

Satu ke satu
Satu ke Banyak
Kelompok ke kelompok Direncanakan – tidak direncanakan

Dengan yg dikenal – tak dikenal

Lama – sebentar

Formal – informal
Model KAP Perubahan Perilaku

Belajar partisipatif Ke arah aksi/


Semua bicara dan perubahan perilaku
mendengarkan Sepakat, komit, Intensi aksi

Bangun suasana
Senang dan bertambah akrab
Tahu tidak berarti melakukan
Perokok paling tahu bahaya merokok.
Ke arah aksi/
perubahan perilaku
Antar orang ke tahap perubahan perilaku Sepakat, komit,
Intensi aksi
Cari cara yang paling pas
Model KAP Perubahan Perilaku

Tidak bicara, tidak ada rasa memiliki


Ikut bicara, ikut memiliki forum IPC

Belajar partisipatif
Orang bicara adalah syarat IPC bisa berlaku.
Semua bicara dan Marah-marah jauh lebih bagus dari pada diam
mendengarkan

Bicara adalah kehadiran pikiran.


Dihargai saat bicara bisa menghadirkan hati.
KE ARAH AKSI/PERUBAHAN PERILAKU
SEPAKAT, KOMIT, INTENSI AKSI

Tahu tidak
berarti Antar orang ke Cari cara
melakukan tahap yang paling
Perokok perubahan pas
paling tahu perilaku
bahaya
merokok 
.
TUGAS MANDIRI
Praktikkan bagaimana pesan dan makna kepada 4 orang berbeda, bersama teman kerja Bapak/Ibu atau
Kader/Ibu-Ibu di wilayah kerja Bapak/Ibu dengan langkah berikut:
a) Lihat gambar berikut selama 1 menit, kemudian Bapak/Ibu simpan kembali.
b) Minta teman kerja, Kader/Ibu-Ibu sebagai penggambar. Akan ada 4 orang berbeda yang Bapak/Ibu
minta sebagai penggambar dengan perbedaan perlakuan sebagai berikut:
- ORANG PERTAMA: Bapak/Ibu menulis pesannya tentang gambar tersebut di secarik kertas lalu
serahkan kepada si penggambar I. Orang I (Penggambar I hanya menggambar berdasarkan pesan
tertulis).
- ORANG KEDUA: Bapak/Ibu menyampaikan pesannya dengan kata-kata selama 1 menit kepada
penggambar ke II (Orang II), tidak boleh memandu dengan gerakan tubuh,tangan atau lainnya dan
tidak ada tanya jawab.
- ORANG KETIGA: Bapak/Ibu menyampaikan pesan dengan kata-kata maupun gerak tangan, tubuh,
wajah atau lainnya dalam 1 menit kepada orang III (Penggambar ke III). Penggambar tidak boleh
bertanya.
- ORANG KEEMPAT: Bapak/Ibu menyampaikan pesan dengan kata-kata maupun gerak tangan, tubuh,
wajah atau lainnya kepada Penggambar ke IV (Orang Ke-IV). Selama 1 menit Bapak/Ibu melakukan
UMPAN BALIK MANDIRI

- Bandingkan hasil gambar dari 4 penggambar berbeda tersebut


dengan gambar aslinya.
- Bagaimana hasilnya dari ke-4 gambar tersebut?
- Mana yang paling banyak persamaannya?.
- Kira-kira mengapa hasilnya demikian?.
3. ENAM PERILAKU PRIORITAS
CEGAH STUNTING
ENAM PERILAKU PRIORITAS CEGAH STUNTING

• Perilaku prioritas merupakan perilaku yang memiliki


potensi tertinggi untuk mempercepat pencapaian
program dalam pencegahan stunting.
• Berdampak tinggi pada penyebab utama stunting pada
balita dibandingkan perilaku-perilaku lainnya.
• Berdampak tinggi pada penyebab utama stunting pada
balita dibandingkan perilaku-perilaku lainnya.
ENAM PERILAKU PRIORITAS DALAM PENCEGAHAN

STUNTING MELALUI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI


1. Ibu hamil mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) setiap hari selama
kehamilan.
2. Ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil minimal 4 kali selama masa
kehamilan.
3. Ibu melakukan Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak (PMBA) secara
tepat.
4. Ibu membawa balita secara rutin ke Posyandu sebulan sekali untuk
pemeriksaan tumbuh kembang.
5. Ibu, anak dan seluruh keluarga cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan
air mengalir di waktu-waktu penting.
6. Ibu, anak dan seluruh keluarga menggunakan jamban sehat.
3.1. Ibu hamil mengkonsumsi Tablet Tambah Darah
(TTD) setiap hari selama kehamilan.
•Anemia pada ibu hamil merupakan
salah satu penyebab bayi lahir dengan
BBLR.
•Anak BBLR berpotensi mengalami
gangguan pertumbuhan dan
perkembangan, terjadinya stunting
pada anak.
3.2. Ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil minimal 4
kali selama masa kehamilan.
•Kelas ibu hamil adalah pertemuan antara
petugas kesehatan dan kader dengan para
ibu hamil.
•Ibu hamil akan mendapatkan berbagai
informasi seputar kehamilan termasuk
tanda-tanda jika ada bahaya selama masa
kehamilan.
•Ibu hamil diharapkan rutin mengikuti
kelas ibu hamil minimal 4 kali selama masa
kehamilan.
3.3. Ibu melakukan Pemberian Makanan pada Bayi
dan Anak (PMBA) secara tepat.
 PMBA secara tepat, melakukan IMD, memberi ASI Eksklusif pada bayi 0-
6 bulan, serta memberikan MP-ASI dan makanan lokal, sambil terus
memberi ASI hingga anak berusia 2 tahun.

 (MP-ASI: 6-8 bulan, 9-11 bulan dan lebih dari 11 bulan-2 tahun).
Pengetahuan tentang PMBA sangat penting selama masa pertumbuhan
bayi dan anak.

 Perilaku PMBA yang tepat dapat berkontibusi dalam pencegahan


stunting.
JAGA POLA MAKAN BALITA

JENIS MAKANAN DAN JUMLAH YANG DIBERIKAN SESUAI DENGAN


USIA
3.4. Ibu membawa balita secara rutin ke Posyandu
sebulan sekali untuk pemeriksaan tumbuh kembang.
•Untuk memantau tumbuh kembang
secara rutin.
•Dapat melihat jika terdapat tanda-
tanda/indikasi pertumbuhan dan
perkembangan bayi/balita stunting.
•Segera diberikan intervensi,
memperbaiki kondisi bayi/balita
tersebut.
3.5. Ibu, anak dan seluruh keluarga cuci tangan pakai sabun (CTPS)
dengan air mengalir di waktu-waktu penting.

•Gangguan tumbuh kembang karena


infeksi berulang, yang sering terjadi
adalah diare pada bayi/balita.

•Kejadian diare disebabkan ibu yang


tidak rutin CTPS.

•Tangan dapat memindahkan kuman


ketika menyiapkan makanan bayi/balita
penyebab diare.
3. 6. Ibu, anak dan seluruh keluarga menggunakan
jamban sehat.
KESIMPULAN
1. Pesan adalah yang disampaikan komunikator, sedangkan makna adalah yang dipahami ole
h komunikan. Fakta di lapangan, kedua itu bisa saja berbeda.
2. Komunikasi Dialogis adalah komunikasi dua arah sehingga antara komunikator dan komunika
n melakukan proses saling tukar informasi dan respon sehingga isi/ materi/ substansi yang
dibicarakan saling dipahami.
3. Sifat tatap muka langsung, melibatkan aspek verbal maupun nonverbal, dan bisa terjadi dala
m berbagai situasi.
4. Dengan metode KAP, orang bukan hanya bernyanyi tapi juga bisa mengajak masyarakat ikut
bernyanyi.
5. Tiga Prinsip Komunikasi Antar Pribadi adalah: (1) menyenangkan dan menambah keakraban,
(2) semua bicara dan mendengarkan dan (3) kearah aksi, perubahan perilaku.
6. Setiap orang memiliki pagar dan remote control. Pagar memblok atau menyaring pesan yan
g datang dari luar dirinya. Sementara, remote control menentukan kemana arah perhatian
nya. Kehadiran secara fisik/ragawi tidak serta merta berarti kehadiran pikiran maupun hati.
7. Jenis-jenis Komunikasi Antar Pribadi meliputi; (1) KAP dari satu orang ke satu orang,
(2) KAP dari satu orang ke kelompok dan (3) KAP dari kelompok ke kelompok.
8. Untuk menggunakan alat bantu KAP dalam percepatan pencegahan stunting harus
memiliki kemampuan dasar tentang 6 perilaku prioritas pencegahan stunting yaitu:
(1) Ibu hamil mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) setiap hari selama
kehamilan.
(2) Ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil minimal 4 kali selama masa kehamilan.
(3) Ibu melakukan Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak (PMBA) secara tepat;
melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD); memberi ASI Eksklusif pada bayi 0 – 6
bulan, serta memberi makanaan pendamping ASI dan makanan lokal, sambil
terus memberi ASI hingga anak berusia 2 tahun.
(4) Ibu membawa balita secara rutin ke Posyandu sebulan sekali untuk pemeriksaan
tumbuh kembang.
(5) Ibu, anak, dan seluruh keluarga cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air
mengalir di waktu-waktu penting.
(6) Ibu, anak, dan seluruh keluarga menggunakan jamban sehat
10/19/22 55

Anda mungkin juga menyukai