Anda di halaman 1dari 140

2

RENCANA INDUK
SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
2020-2024

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
3

KATA PENGANTAR

Dokumen Rencana Induk Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Badan


Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) disusun sebagai acuan dalam pengembangan dan
penerapan SPBE di BKPM untuk lima tahun ke depan (2020-2024). Dalam
penyusunannya dilakukan Analisa pemetaan kondisi awal yang menggambarkan
implementasi SPBE atau e-Government di BKPM, inisiatif strategi dan kemudian
dituangkan dalam peta jalan pengembangan sehingga diharapkan SPBE yang ideal dapat
diterapkan di BKPM hingga lima tahun mendatang.

Perencanaan tahapan-tahapan pengembangan dan penerapan SPBE BKPM


diselaraskan dengan visi, misi, dan arah kebijakan BKPM yang tertuang pada Rencana
Srategis (Renstra) BKPM. Dokumen rencana induk ini merupakan dokumen yang dinamis
dan fleksibel, oleh karenanya dokumen ini harus senantiasa dikaji dan diselaraskan agar
dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang pesat
serta mampu mengadaptasi perubahan-perubahan regulasi.

Akhir kata, semoga dokumen Rencana Induk SPBE BKPM ini dapat bermanfaat
dan berkontribusi dalam mendorong terwujudnya BKPM yang andal, profesional,
inovatif, dan berintegritas untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri,
dan berkepribadian berlandaskan Gotong Royong.

Jakarta, Agustus 2020


an. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
4
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................................... 3


Pendahuluan .......................................................................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 6
1.2 Kelembagaan ......................................................................................................................... 7
1.3 Model Bisnis ......................................................................................................................... 12
1.4 Produk dan Layanan ........................................................................................................... 15
1.5 Jenis Pengguna Layanan ..................................................................................................... 18
1.6 Tim Koordinasi/Pengarah Spbe ......................................................................................... 19
Analisis Kondisi Terkait SPBE ............................................................................................................ 22
2.1 Jenis SPBE di BKPM ............................................................................................................. 22
2.2 Arsitektur SPBE ................................................................................................................... 36
2.3 Evaluasi SPBE ...................................................................................................................... 52
2.4 Pengendalian Kualitas Pelayanan Publik SPBE di BKPM ................................................. 53
2.5 Pusat Data ............................................................................................................................ 54
2.6 Sistem Penghubung Layanan.............................................................................................. 56
2.7 Teknologi Layanan Berbagi Pakai ...................................................................................... 59
2.8 Organisasi TIK ..................................................................................................................... 62
Inisiatif Strategis.................................................................................................................................. 66
3.1 Peta Proses Bisnis BKPM .................................................................................................... 66
3.2 Layanan Administrasi Pemerintahan ................................................................................ 73
3.3 Layanan Publik .................................................................................................................... 77
3.4 Pengembangan Aplikasi ...................................................................................................... 80
3.5 Aplikasi Layanan Teknologi Informasi .............................................................................. 92
3.6 Pengembangan Basis Data ................................................................................................ 102
3.7 Pusat Data .......................................................................................................................... 107
3.8 Struktur Organisasi TIK .................................................................................................... 112
Peta Jalan Pengembangan 2020-2024 ............................................................................................. 128
4.1 Peta Jalan Pengembangan TIK BKPM .............................................................................. 128
Penutup .............................................................................................................................................. 140

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
5

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan yang
penguatannya terus menjadi prioritas bagi suatu negara, khususnya negara
berkembang. Upaya mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan
tentunya tak lepas dari optimalisasi perkembangan kegiatan penanaman modal,
baik penanaman modal yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Penanaman
modal merupakan gerbang pembuka untuk terwujudnya peningkatan kapasitas
produksi barang dan jasa di suatu negara, peningkatan taraf hidup masyarakat
melalui penyerapan tenaga kerja, peningkatan volume perdagangan, serta
peningkatan penerimaan negara melalui pajak.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merupakan salah satu


perangkat pemerintahan yang memegang peranan penting dalam upaya
meningkatkan aliran penanaman modal langsung ke Indonesia. Pada periode
2020-2024, ditambah tekanan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, kegiatan
penanaman modal diperkirakan akan mengalami tantangan yang lebih berat.
Pencapaian target kinerja penanaman modal akan menjadi lebih sulit. Untuk itu
BKPM dipandang perlu untuk segera mengimplementasikan berbagai bentuk
inovasi guna mencapai perbaikan iklim investasi. Dalam hal ini, pengembangan
Sistem Teknologi Informasi (STI) menjadi salah satu aspek yang penting untuk
dilakukan dalam menunjang tugas dan fungsi BKPM.

Untuk mendukung hal tersebut dan dalam rangka penciptaan nilai (value
chain), proses organisasi harus efektif dan efisien. Dalam konteks ini
prosedur/mekanisme dan metode kerja yang tepat memiliki peranan penting dan
untuk itu diperlukan teknologi informasi (information technology) yang
mempunyai peran penting dalam mempertahankan efektivitas dan efisiensi
proses organisasi secara optimal.

Untuk itu, BKPM akan terus meningkatkan pelaksanaan Sistem


Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik, bersih, efektif, transparan, dan akuntabel serta

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
7
penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan pelayanan publik yang
berkualitas dan terpercaya dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan. Hal tersebut sesuai dengan amanah
Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik (SPBE), yang kemudian ditindaklanjuti dengan PermenPANRB Nomor
5 tahun 2018 tentang Pedoman Evaluasi SPBE.

Rencana Induk SPBE kemudian disusun untuk mempersiapkan dan


mengeksekusi inisiatif-inisiatif strategis jangka pendek, menengah dan panjang
serta pengembangan aplikasi, basis data, infrastruktur jaringan, serta sumber
daya manusia dan manajemen pelayanan yang didasarkan atas analisis terhadap
kondisi terkait SPBE di lingkungan BKPM.

1.2 KELEMBAGAAN
Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM)
merupakan Lembaga pemerintah yang menjalankan fungsi koordinasi kebijakan
penanaman modal baik koordinasi antar instansi pemerintah, antar instansi
pemerintah dengan Bank Indonesia, antar instansi pemerintah dengan
pemerintah daerah, maupun antar pemerintah daerah. Fungsi koordinasi ini
diatur di dalam Pasal 27 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal.

BKPM berfungsi sebagai penghubung langsung antara dunia usaha dan


pemerintah, diberikan mandat untuk mendorong investasi langsung, baik dari
dalam maupun luar negeri, melalui penciptaan iklim investasi yang kondusif.
Setelah BKPM dikembalikan statusnya menjadi kementerian di tahun 2009 dan
melapor langsung kepada Presiden Republik Indonesia, maka sasaran lembaga
investasi ini tidak hanya untuk meningkatkan jumlah investasi yang lebih besar
dari dalam maupun luar negeri, namun juga untuk mendapatkan investasi
bermutu yang dapat memperbaiki kesenjangan sosial dan mengurangi
pengangguran. Lembaga ini tidak semata bertindak sebagai advokat yang di
bidang invest proaktif asi, namun juga sebagai fasilitator antara pemerintah dan
investor.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
8
Payung hukum mengenai struktur organisasi BKPM juga telah mengalami
beberapa perubahan. Perubahan terbaru tertuang dalam Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 24 Tahun 2020 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Presiden Nomor 90 Tahun 2007 Tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Berdasarkan Perpres terbaru tersebut, BKPM terdiri atas:

a. Kepala;

b. Wakil Kepala;

c. Sekretariat Utama;

d. Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal;

e. Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal;

f. Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal;

g. Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal;

h. Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal;

i. Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal;

j. Staf Ahli Bidang Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal;

k. Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro;

l. Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan;

m. Staf Ahli Bidang Pengembangan Sektor Investasi Prioritas; dan

n. Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi dan Integrasi Sistem.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
9

Gambar 1.1 Struktur Organisasi BKPM

1. Visi BKPM

Sesuai dengan arahan Presiden pada Sidang Kabinet Paripurna tanggal


24 Oktober 2019 bahwa tidak ada visi dan misi menteri/pimpinan lembaga
dan dalam menjalankan tugas dan fungsinya wajib mengacu pada visi dan misi
presiden dan wakil presiden. Terkait dengan hal tersebut, bentuk dukungan
BKPM dalam pencapaian Visi Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2020-2024
yaitu sebagai berikut:

“BKPM yang Andal, Profesional, Inovatif, dan Berintegritas dalam


Pelayanan kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk Mewujudkan Visi dan

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
10
Misi Presiden dan Wakil Presiden: ‘Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong.’”

2. Misi BKPM

Dalam upaya mewujudkan visi tersebut, BKPM melaksanakan Misi


Presiden dan Wakil Presiden nomor 2 (dua) dan nomor 8 (delapan) dari 9
(sembilan) Misi Presiden dan Wakil Presiden, sebagai berikut:

a. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia;

b. Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya


Saing;

c. Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan;

d. Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan;

e. Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa;

f. Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan


Terpercaya;

g. Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman


pada Seluruh Warga;

h. Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan


Terpercaya; dan

i. Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan.

3. Tujuan BKPM

Tujuan BKPM Tahun 2020-2024 adalah:

a. Terwujudnya peningkatan daya saing penanaman modal untuk


menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan penanaman modal;
serta

b. Terwujudnya tata kelola dan penguatan kelembagaan untuk


mendukung pelayanan publik yang prima.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
11
4. Sasaran Strategis BKPM

Untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional yaitu


“Meningkatnya nilai tambah, lapangan kerja, investasi, ekspor, dan daya saing
perekonomian” sebagaimana tercantum dalam RPJMN tahun 2020-2024,
maka sasaran strategis yang ingin dicapai oleh BKPM pada periode 2020-
2024 adalah:

a. Meningkatnya realisasi penanaman modal;

b. Meningkatnya kepercayaan pelaku usaha/penanam modal; dan

Terwujudnya birokrasi yang bersih, efektif, dan melayani. Keterkaitan


Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden dengan Tujuan dan Sasaran
Strategis BKPM Tahun 2020-2024 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Keterkaitan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden
dengan Tujuan dan Sasaran Strategis BKPM Tahun 2020-2024

(Sumber: Lampiran Peraturan Kepala BKPM No.2 Tahun 2020)

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
12

Gambar 1.2 Kerangka Pencapaian Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden

terkait Penanaman Modal Tahun 2020-2024

1.3 MODEL BISNIS


Aktivitas operasional BKPM dapat digambarkan ke dalam Business Model
Canvas yang memetakannya berdasarkan Segmen Pelanggan (Customer Segment),
Proporsi Nilai (Value Proposition), Hubungan Pelanggan (Customer Relationship),
Saluran (Channel), Aktivitas Kunci (Key Activities), Sumber Daya Kunci (Key
Resources) dan Rekan Kerja Kunci (Key Partners).

1. Segmen Pelanggan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang


Penanaman Modal, koordinasi pelaksanaan kebijakan penanaman modal
dilakukan oleh BKPM. Sebagaimana tugas dan fungsi BKPM yang disebutkan
dalam pasal 28 ayat 1, dapat diinterpretasikan bahwa pelanggan atau pengguna
dari nilai-nilai (value) yang ditawarkan oleh BKPM adalah para penanam
modal.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
13
Pada dasarnya semua penanam modal menjadi tanggung jawab
pelayanan BKPM sehingga dapat disimpulkan bahwa segmentasi pelanggan
BKPM adalah mass market. Spesifik terhadap pelayanan perizinan dan fasilitas
penanaman modal, penanam modal yang dimaksud adalah penanam modal
asing dan penanam modal dalam negeri yang mengurus perizinan dan fasilitas
penanaman modal dari pemerintah.

2. Proporsi Nilai

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang


Penanaman Modal, dapat disimpulkan bahwa proposisi nilai yang ditawarkan
oleh BKPM adalah pemberian perizinan dan fasilitas penanaman modal.
Kekhususan atau elemen dari nilai yang ditawarkan tersebut adalah:

a. Getting the job done, artinya bahwa proses pelayanan perizinan dan
fasilitas penanaman modal yang disampaikan oleh BKPM akan
terselesaikan hingga keluar perizinan dan fasilitas;

b. Accessibility, artinya bahwa pelayanan perizinan dan fasilitas


penanaman modal dapat dengan mudah diakses oleh penanam
modal dan semakin ringkas prosesnya.

3. Hubungan Pelanggan

Relasi atau hubungan dengan penanam modal terjalin melalui model


hubungan sebagai berikut:

a. Automated assistance, dimana penyediaan layanan perizinan


penanaman modal dilakukan sepenuhnya melalui sistem daring
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online
Single Submission yang selanjutnya disingkat OSS;

b. Personal assistance, dimana BKPM sebagai penyedia layanan


menyediakan petugas front-office yang memandu dan
berkomunikasi dengan penanam modal dalam melakukan proses
pengajuan perizinan dan pemberian fasilitas penanaman modal
secara daring melalui OSS.

4. Saluran

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
14
Bagaimana BKPM bertemu dengan penanam modal dan menyampaikan
nilai yang ditawarkannya sebagai bentuk layanan kepada publik antara lain
melalui saluran-saluran SPBE utama, antara lain:

a. Pengaduan Publik

b. Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH)

c. Whistleblowing System

d. Layanan Publik Unggulan (Online Single Submission/OSS, LKPM


Online, Portal Data National Single Window for Investment/NSWI,
Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara
Elektronik/SPIPISE dan Website BKPM)

Untuk mendukung penyelenggaraan layanan publik di atas, BKPM juga


mempersiapkan saluran yang digunakan aparatur BKPM dalam memberikan
layanan administrasi pemerintahan diantaranya, Naskah Dinas, Manajemen
Kepegawaian, Manajemen Perencanaan, Manajemen Penganggaran,
Manajemen Keuangan, Manajemen Kinerja dan Layanan Pengadaan.

5. Aktivitas Kunci

Dalam menyampaikan nilai yang ditawarkan kepada semua pemangku


kepentingan antara lain DPMPTSP provinsi, DPMPTSP kabupaten/kota, badan
pengusahaan KPBPB, dan administrator KEK; kementerian/lembaga
pemerintah non kementerian; dan Pelaku Usaha serta masyarakat umum
adalah pelayanan perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik bertujuan
untuk tercapainya pelayanan perizinan berusaha yang terstandar, cepat,
sederhana, transparan, dan terintegrasi. Hal ini dijalankan berdasarkan
Peraturan BKPM Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.

6. Sumber Daya Kunci

Dalam menjalankan aktivitas kuncinya yaitu memberikan pelayanan


perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik, dua sumber daya kunci yang
perlu diperhatikan adalah sumber daya manusia yang menangani pelayanan
perizinan serta melakukan pengelolaan terhadap sumber daya sistem itu
sendiri, yaitu OSS.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
15

7. Rekan Kerja Kunci

Terkait dengan pelayanan perizinan berusaha terintegrasi secara


elektronik, pihak-pihak terkait yang sangat berperan bagi BKPM adalah para
rekan kunci yang bekerja sama dengan BKPM, yaitu:

a. DPMPTSP provinsi, DPMPTSP kabupaten/kota, badan pengusahaan


KPBPB, dan administrator KEK sesuai kewenangannya; dan

b. Kementerian/lembaga pemerintah non kementerian.

1.4 PRODUK DAN LAYANAN


Produk dan layanan SPBE yang dihasilkan dan disampaikan oleh BKPM
dapat diterjemahkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal. Penerapan SPBE ini merupakan acuan dalam integrasi
proses bisnis, data, infrastruktur, aplikasi untuk menghasilkan keterpaduan
nasional.

BKPM melakukan transformasi digital melalui pelaksanaan tata kelola


SPBE yang terpadu dalam rangka mendukung transformasi proses bisnis
pemerintahan untuk mewujudkan layanan mandiri, layanan bergerak dan layanan
cerdas yang fleksibel dan tanpa batas.

Adapun produk dan layanan SPBE BKPM dikelompokkan menjadi dua


kategori sebagai berikut:

1. Layanan Publik Berbasis Elektronik

a. Pengaduan Publik

Layanan pengaduan masyarakat terkait dengan


penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan masyarakat oleh
BKPM.

b. Jaringan Dasar Informasi Hukum (JDIH)

Merupakan basis data peraturan-peraturan yang terkait


investasi.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
16
c. Whistleblowing System

Aplikasi yang dapat digunakan publik yang memiliki


informasi dan ingin melaporkan suatu perbuatan berindikasi
pelanggaran yang terjadi di BKPM

d. Layanan Publik Sektoral/Unggulan:

- Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik


(OSS)

Merupakan aplikasi yang menerbitkan perizinan


berusaha atas nama menteri, pimpinan lembaga, gubernur,
atau bupati/wali kota kepada pelaku usaha melalui sistem
elektronik yang terintegrasi.

- Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) Online

Merupakan aplikasi untuk melaporkan perkembangan


dan realisasi investasi suatu proyek yang terintegrasi dengan
sistem OSS dan LKPM sebagai salah satu alat komunikasi
antara pemerintah dengan pelaku usaha.

- National Single Window for Investment (NSWI)

Merupakan aplikasi untuk dapat mengakses informasi


dan aplikasi perizinan dan non perizinan, serta Business
Intelligence yang merupakan aplikasi mobile untuk melihat
data investasi secara interaktif.

- Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara


Elektronik (SPIPISE)

Merupakan aplikasi pelayanan perizinan dan non


perizinan yang terintegrasi antara BKPM dengan
Kementerian/Lembaga dalam rangka kegiatan investasi.

- Website BKPM

Merupakan produk/layanan berbasis web yang


berfungsi untuk menyebarkan informasi mengenai
pelaksanaan tugas dan fungsi institusi/kelembagaan BKPM
kepada masyarakat dan pelaku usaha.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
17
- Sistem Potensi Investasi Regional (PIR)

Merupakan suatu sistem informasi berbasis web yang


berfungsi untuk menyediakan informasi mengenai potensi
investasi daerah yang dapat diakses oleh para calon investor
atau investor baik dalam negeri maupun luar negeri. PIR
menyajikan data-data di antaranya, potensi dan peluang
investasi, profil daerah, sarana dan prasarana penunjang,
termasuk kawasan industri dan Kawasan Ekonomi Khusus
yang disajikan dalam bentuk peta (geospasial) serta insentif
investasi.

- E-Learning System Kompetensi Aparatur Investasi (ES KOPI)

Merupakan media pembelajaran online dengan


program-program diklat terkait Penanaman Modal yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan
kompetensi Aparatur Pusat dan Daerah Bidang Penanaman
Modal (Aparatur Investasi)

- Kemitraan

Merupakan aplikasi matchmaking yang berisikan basis


data UKM Indonesia yang dapat dijadikan sebagai partner
lokal bagi investor asing

2. Layanan Administrasi Pemerintahan Berbasis Elektronik

a. Naskah Dinas (E-Office)

Merupakan aplikasi yang digunakan secara internal untuk


menunjang kegiatan perkantoran di BKPM dan terintegrasi
dengan Office 365.

b. Manajemen Kepegawaian

Merupakan sistem yang digunakan secara internal untuk


mengadministrasikan informasi pegawai BKPM secara detail,
termasuk absensi dan penilaian kinerja.

c. Manajemen Perencanaan

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
18
Merupakan sistem yang digunakan untuk pengelolaan
penganggaran

d. Manajemen Penganggaran

Merupakan sistem yang digunakan untuk pengelolaan


penganggaran

e. Manajemen Keuangan

Merupakan sistem yang digunakan dalam pelaksanaan


pengelolaan pertanggungjawaban anggaran dan penyusunan
Laporan Keuangan BKPM yang dikembangkan oleh Kementerian
Keuangan dan BKPM.

f. Manajemen Kinerja

Merupakan aplikasi yang digunakan secara internal dan


terintegrasi dengan e-office untuk menetapkan kinerja pegawai
BKPM dan saat ini masih dalam tahap pengembangan berbasis
Balanced Scorecard.

g. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

Merupakan sistem pengadaan barang/jasa pemerintah


yang dikembangkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

1.5 JENIS PENGGUNA LAYANAN


Pengguna layanan SPBE BKPM ini pada dasarnya dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu:

1. Investor/calon investor

Investor/calon investor merupakan target utama layanan SPBE


BKPM. Dengan adanya tata kelola SPBE yang terpadu, diharapkan
investor/calon investor dapat memulai bisnisnya di Indonesia dari
mana pun dan kapan pun, tanpa harus mengunjungi kantor BKPM.

2. Pemerintah

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
19
Seluruh kementerian dan lembaga pemerintah, baik di pusat
maupun daerah, dapat mengakses informasi yang disediakan oleh
SPBE BKPM, termasuk semua sistem yang terintegrasi secara nasional.

3. Publik

Masyarakat publik selaku pengguna dapat mengakses data


investasi Indonesia.

1.6 TIM KOORDINASI/PENGARAH SPBE


Kepala BKPM telah menetapkan Tim Teknologi Informasi dan Integrasi
Sistem di lingkungan BKPM melalui Keputusan Kepala BKPM Nomor 148 Tahun
2020 pada tanggal 19 Juni 2020. Tim ini diarahkan langsung oleh Kepala BKPM
dan seluruh Deputi serta Staf Khusus Kepala BKPM bertindak sebagai penanggung
jawab. Ketua tim ini adalah Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi dan Integrasi
Sistem. Tim ini bertugas untuk:

a. Mengkoordinir pelaksanaan atas berbagai sistem dan aplikasi yang


digunakan di lingkungan BKPM

b. Mengkoordinir pengawasan standardisasi dan integrasi sistem dan


aplikasi yang digunakan di lingkungan BKPM

c. Menyiapkan dan melaksanakan perancangan pengembangan sistem


dan aplikasi yang digunakan di lingkungan BKPM

d. Menyiapkan rencana penyediaan infrastruktur tambahan dan


peningkatan keamanan jaringan sistem dan aplikasi yang digunakan di
lingkungan BKPM

e. Menyiapkan rencana monitoring dan evaluasi jaringan sistem dan


aplikasi yang digunakan di lingkungan BKPM

f. Melaksanakan tugas terkait teknis atas berbagai sistem dan aplikasi


yang digunakan di lingkungan BKPM

Keberadaan tim tersebut juga akan didukung oleh Tim Evaluator Internal
SPBE di lingkungan BKPM yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala BKPM.
Tim ini dibentuk untuk melakukan proses penilaian internal untuk menghasilkan

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
20
suatu nilai indeks sebagai gambaran tingkat kematangan dari pelaksanaan SPBE
di BKPM. Tim ini bertugas untuk:

a. Mengkoordinasikan aktivitas tim evaluator internal

b. Mempersiapkan sarana dan prasarana evaluasi

c. Memberi saran perbaikan dan persetujuan atas jawaban penjelasan


dan bukti pendukung kepada tim evaluator internal

d. Bertanggung jawab terhadap proses evaluasi mandiri agar


berlangsung efektif dan efisien

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
21

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
22
BAB II

ANALISIS KONDISI TERKAIT SPBE

2.1 JENIS SPBE DI BKPM


Berdasarkan hasil survei unit kerja di BKPM, terdapat aplikasi-aplikasi
yang dapat dikelompokkan berdasarkan fungsinya masing-masing dalam
menjalankan operasional BKPM. Pengelompokkan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:

1. Sistem Administrasi Pemerintahan, merupakan sistem yang


mendukung tata laksana internal birokrasi dalam rangka
meningkatkan kinerja dan akuntabillitas di lingkungan BKPM, meliputi
layanan yang mendukung kegiatan di bidang:

a. Layanan naskah dinas

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan,


mendukung peningkatan kinerja organisasi, dan tugas
pemerintahan di bidang investasi, diperlukan teknologi informasi,
berupa Aplikasi Tata Naskah Dinas Elektronik. Aplikasi Tata
Naskah Dinas Elektronik dapat mendukung infrastruktur
informatika dan komunikasi untuk Pelaksanaan Tugas dan
Operasional di BKPM.

Dengan Aplikasi Tata Naskah Dinas Elektronik ini, ASN di


lingkungan BKPM mendapatkan kemudahan dalam mengelolan
disposisi, surat masuk, agenda, notulen, memo, surat keluar dan
berbasis single ID yang terintegrasi dengan teknologi yang ada.
Oleh karena itu, dalam mendukung dan meningkatkan kinerja tata
kelola TIK seperti kondisi diatas maka diperlukan Aplikasi Tata
Naskah Dinas Elektronik untuk membantu dan memudahkan ASN
di lingkungan BKPM dalam berkomunikasi, berkoordinasi, dan
berkolaborasi dalam menyelesaikan pekerjaan.

b. Layanan manajemen kepegawaian

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
23
Dalam meningkatkan kualitas SDM dan memberikan
layanan kepegawaian di lingkungan BKPM dengan jumlah pegawai
per 1 Agustus 2020 adalah 654 (enam ratus lima puluh empat)
orang, tentunya memiliki kompleksitas dan beban pekerjaan yang
cukup tinggi, terlebih jika dikerjakan secara manual. Oleh
karenanya diperlukan sebuah sistem yang komprehensif dan
dapat mendukung pengelolaan kepegawaian secara lebih efektif
dan efisien. Portal kepegawaian.bkpm.go.id merupakan portal
manajemen kepegawaian yang terdiri dari modul:

- SIAP (Sistem Informasi Administrasi Pegawai) BKPM:


modul pengelolaan data pegawai untuk melakukan
penginputan, pengawasan dan monitoring dalam hal
data kepegawaian

- Sistem Informasi Presensi: modul pengelolaan daftar


kehadiran pegawai

- Sistem Informasi Kinerja: modul pengelolaan data


kinerja Pegawai

c. Layanan manajemen perencanaan dan penganggaran

KRISNA (Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja


Anggaran) merupakan sistem berbasis web untuk mendukung
proses perencanaan, penganggaran, serta pelaporan informasi
kinerja. Sistem KRISNA ini terdiri dari beberapa aplikasi yaitu
KRISNA-RENJA yang digunakan untuk menginput dan mengedit
data Renja K/L per tahun, KRISNA-RENSTRA yang digunakan
untuk menginput Renstra K/L mulai dari level visi misi Lembaga
sampai kepada target dan anggaran output K/L selama 5 tahun dan
juga KRISNA-SELARAS sebagai alat sinkronisasi program kegiatan
K/L dengan daerah yang digunakan pada Musyawarah
Perencanaan Pembagunan Nasional (Musrenbangnas) dan Rapat
Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan
(Rakortekrenbang).

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
24
Sistem ini memiliki beberapa fungsi utama, yaitu Sebagai
alat bantu bagi K/L dalam proses penyusunan (input dan update)
Rencana Kerja K/L, Sebagai alat bantu untuk melakukan
pengecekan dan validasi terhadap data dan informasi dalam
Rancangan Renja K/L bagi Kementerian PPN/Bappenas dan DJA
Kementerian Keuangan yang menjadi mitra kerja K/L; dan Sebagai
referensi untuk RKA KL Kementerian Keuangan dan penilaian
kinerja Kementerian PAN RB.

d. Layanan manajemen keuangan

Aplikasi yang dikembangkan oleh Kementerian Keuangan


Antara lain Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA),
Aplikasi Persediaan, Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi
Barang Milik Negara (SIMAK-BMN), Elektronik Rekonsiliasi dan
Penyusunan Laporan Keuangan (e-Rekon&LK), Sistem Aplikasi
Satker (SAS), Gaji Pegawai Pusat (GPP), dan Online Monitoring
Sistem Perbendaharaan Negara (OMSPAN), sedangkan aplikasi
yang dikembangkan oleh BKPM adalah aplikasi tunjangan kinerja
(Tunkin) yang melekat pada e-Office BKPM dan Aplikasi Sistem
Monitoring Atas Penyerapan Anggaran BKPM (SIMAPAN-BKPM).

Modul keuangan yang melekat pada e-Office BKPM


merupakan aplikasi yang digunakan untuk melakukan
perhitungan hak keuangan pegawai secara lebih cepat dan akurat
berupa pembayaran Tunjangan Kinerja, Uang Makan, dan
Tunjangan Penghidupan Luar Negeri (TPLN). Selain itu modul
keuangan juga dapat menghasilkan lampiran Surat Pemberitahuan
(SPT) Pajak Tahunan untuk seluruh pegawai yang terhubung
dengan aplikasi GPP dan aplikasi kepegawaian. Dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya, Bagian Keuangan Biro Umum
juga memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang dikembangkan oleh
Kementerian Keuangan untuk mengelola Dokumen
Pertanggungjawaban Anggaran, Data PNBP, Data Barang Milik
Negara, serta Laporan Keuangan dan Kinerja Pelaksanaan
Anggaran Unit Kerja di BKPM.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
25
e. Layanan manajemen kinerja

Modul kinerja merupakan salah satu modul dalam e-office


BKPM yang digunakan untuk mengevaluasi dan menilai
pencapaian kinerja setiap unit kerja, berdasarkan perjanjian-
perjanjian kinerja yang ditetapkan, yang memungkinkan para
pimpinan dapat melihat pencapaian-pencapaian kinerja unit kerja
yang ada di bawahnya. Menu utama dibagi menjadi lima submodul,
yaitu: 1) Perencanaan Kinerja; 2) Pengukuran Kinerja; 3)
Pelaporan Kinerja; 4) Evaluasi Kinerja; dan 5) Survei Kinerja.
Layanan manajemen kinerja ini ke depannya dapat terkoneksi
dengan layanan manajemen keuangan, khususnya yang terkait
dengan data realisasi anggaran dalam submodul Pengukuran
Kinerja.

f. Layanan pengadaan barang dan jasa

Dalam melakukan pengadaan barang dan jasa, BKPM


menggunakan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) yang
merupakan aplikasi e-procurement yang dikembangkan oleh
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
(LKPP).

g. Layanan lainnya:

- Customer Relationship Management (CRM)


BKPM sebagai lembaga yang berwenang atas
penanaman modal asing, telah menetapkan enam
indikator kinerja (Key Performance Indicator/KPI) yang
meliputi perbaikan peringkat kemudahan
berusaha/Ease of Doing Business (EoDB), eksekusi
realisasi investasi besar, mendorong investasi besar
untuk bermitra dengan Pengusaha Nasional di daerah
khususnya UMKM, penyebaran investasi berkualitas,
promosi investasi terfokus berdasarkan sektor dan
negara, mendorong peningkatan investasi dalam negeri
khususnya UMKM.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
26
Untuk mencapai KPI tersebut, BKPM melakukan
serangkaian kegiatan promosi dimana hasil dari
kegiatan promosi tersebut akan dicatat untuk
dimonitor statusnya sehingga dapat menjadi realisasi
investasi yang dapat mendukung pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Dalam proses pencatatan dan
monitoring minat tersebut, BKPM menggunakan sistem
CRM. Sistem ini merupakan aplikasi berbasis web
internal BKPM yang digunakan untuk mencatat laporan
kegiatan promosi terhadap minat investasi pelaku
usaha serta memonitor perkembangan minat
investasinya. Proses updating minat dapat dilakukan
secara real time sehingga hasil analisa yang diharapkan
tepat sasaran dan tepat guna.

- Sistem manajemen audit


Sistem manajemen audit berbasis elektronik
yang terintegrasi antara perencanaan, pelaksanaan,
dan pelaporan hasil pemeriksaan yang diperlukan
dalam rangka manajemen pengawasan internal bagi
Inspektorat BKPM. Para Auditor dapat memanfaatkan
sistem ini untuk pelaksanaan tugas audit mulai dari
penerbitan surat tugas, pembuatan program kerja
audit, pembuatan kertas kerja audit, reviu berjenjang
hingga penyusunan laporan hasil pengawasan, serta
memantau status penyelesaian tindak lanjut hasil
pengawasan.

2. Sistem Layanan Publik, merupakan sistem yang mendukung


penyelenggaran layanan publik di BKPM, meliputi pelayanan perizinan
berusaha, pemberian fasilitas perizinan berusaha, data dan informasi
penanaman modal.

a. Situs Publik (Public Website)

BKPM telah mengoptimalkan website BKPM


www.bkpm.go.id dan www.investindonesia.go.id sebagai sarana

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
27
penyebaran informasi dan promosi investasi kepada dunia usaha
nasional maupun internasional. Adapun informasi yang tersedia di
website tersebut disediakan dalam dua bahasa yaitu Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris.

Saat ini, informasi yang tersedia di website


www.bkpm.go.id yaitu berupa profil dan publikasi
institusi/kelembagaan, informasi publik, dan data statistik
investasi. Sedangkan website www.investindonesia.go.id yang
lebih ditujukan untuk penyebaran informasi mengenai kegiatan
promosi, menyediakan informasi berupa peluang investasi
berdasarkan sektor dan lokasi, prosedur dan insentif investasi,
serta fasilitas dan pelayanan kepada investor. Informasi yang
tersedia pada website www.investindonesia.go.id juga dapat
diakses melalui aplikasi mobile BKPM dengan nama Indonesia
Investment yang dapat diunduh melalui Google Playstore dan App
Store.

Selanjutnya untuk mendukung konsep Open Government


Indonesia (OGI), yaitu sebuah komitmen tata kelola pemerintahan
yang terbuka, akuntabel, partisipatif dan inovatif demi kebijakan
publik yang berkualitas sebagaimana diamanahkan oleh Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik (KIP), maka website BKPM telah menjadi salah satu sarana
untuk memberikan pelayanan informasi kepada publik, khususnya
publikasi informasi secara berkala. BKPM sebagai instansi
pemerintah telah menampilkan informasi kepada publik yang
bukan pelaku usaha/investor berupa informasi transparansi
anggaran dan kinerja serta informasi kelembagaan lainnya sesuai
dengan standar klasifiksasi dan pelayanan informasi yang diatur
dalam UU KIP.

Selain itu, sesuai dengan evaluasi yang telah dilakukan oleh


World Bank terhadap Investment Promotion Agency (IPA) di
seluruh dunia dalam hal penyediaan informasi di website lembaga,
maka BKPM telah memenuhi unsur-unsur penilaian website

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
28
promosi investasi yang baik. Disebutkan bahwa kriteria penilaian
website pada laporan “Global Investment Promotion Best-
Practices (GIPB)” adalah sebagai berikut:

- Kemudahan arsitektur informasi/ Information


architecture (bobot 10%)

- Desain menarik/ Design (bobot 10%)

- Keakuratan konten / Content (bobot 50%)

- Keefektifan promosi / Promotional effectiveness (bobot


30%)

Terkait hal tersebut BKPM telah memenuhi unsur-unsur


tersebut antara lain kemudahan navigasi website yang investor
friendly sehingga mudah diakses; konten website memberikan
informasi yang akurat dan cepat sesuai dengan fungsi dan
pelayanan yang diberikan oleh BKPM, terutama fungsi promosi
investasi dan informasi kelembagaan; tampilan visual grafis
menarik dan dinamis yang memiliki kesesuaian struktur
penempatan konten website, seperti widget, header, footer, dan
menu navigasi; memiliki peringkat yang baik pada hasil pencarian
dari mesin pencari/ search egine (SEO dan SEM).

b. Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik


(Online Single Submission/OSS)

Merupakan aplikasi yang menerbitkan perizinan berusaha


atas nama menteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/wali
kota kepada pelaku usaha melalui sistem elektronik yang
terintegrasi, OSS.

Sistem OSS merupakan sistem yang mengintegrasikan


seluruh pelayanan perizinan berusaha yang menjadi kewenangan
menteri/pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/wali kota yang
dilakukan secara elektronik. Berdasarkan pengertian tersebut,
dapat diketahui bahwa OSS adalah suatu perizinan berusaha
terintegrasi secara online yang memungkinkan:

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
29
- Single filing: Penyimpanan file perizinan dalam satu
repository untuk keperluan data sharing;

- Synchronus processing: Pemrosesan dan sinkronisasi


data informasi secara tunggal;

- Single risk management: Pengelolaan profil untuk


memetakan risiko dan tindak lanjut secara tunggal

- Integrated: Terhubung dengan semua stakeholder


secara aman, cepat, dan real time;

- Single submission of data and information:


Penyampaian data informasi secara tunggal;

- Single approval: Pembuatan keputusan secara tunggal


untuk pemberian perizinan berusaha;

- Single reference: Satu standar aturan, bisnis proses,


maupun referensi data sistem perizinan berusaha

- Single helpdesk: Pelaporan dan pemecahan masalah


perizinan dalam satu tempat;

- Single monitoring: Pemantauan dan pengawalan proses


perizinan, pengaduan, dan permasalahan secara
tunggal

c. LKPM Online

Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam


modal, baik oleh penanam modal dalam negeri (PMDN) maupun
penanam modal asing (PMA), untuk melakukan usaha di seluruh
sektor bidang usaha di wilayah negara Republik Indonesia. BKPM
dapat melakukan pemantauan, pembinaan, dan pengawasan
terhadap kegiatan penanaman modal yang ada di Indonesia.
Kegiatan pengendalian pelaksanaan penanaman modal diatur
dalam Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pedoman dan Tata Cara
Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
30
Kegiatan pemantauan seperti disebut diatas dilakukan
melalui pengumpulan, verifikasi, dan evaluasi data realisasi
Penanaman Modal yang tercantum dalam Laporan Kegiatan
Penanaman Modal (LKPM), Laporan KPPA, Laporan Kantor
Perwakilan BUJKA, Laporan KPPA Migas, dan Laporan realisasi
kegiatan Perwakilan Perusahaan Perdagangan Asing dan
dilaksanakan oleh BKPM, DPMPTSP Provinsi, DPMPTSP
Kabupaten/Kota, Badan Pengusahaan KPBPB, atau Administrator
KEK sesuai dengan kewenangannya.

Perusahaan yang telah memperoleh Perizinan Penanaman


Modal wajib membuat dan menyampaikan LKPM secara daring
dan berkala. Perusahaan yang masih dalam tahap konstruksi
maupun sudah berpoduksi komersial wajib menyampaikan LKPM
setiap 3 (tiga) bulan sekali. Saat ini, penyampaian LKPM harus
disampaikan secara daring melalui aplikasi pelaporan LKPM
Online (aplikasi LKPM) yang dapat diakses pada alamat
lkpmonline.bkpm.go.id.

Aplikasi LKPM merupakan sistem yang mendukung


kegiatan utama di Kedeputian Bidang Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal, BKPM sebagai unit yang melakukan kegiatan
pengendalian pelaksanaan penanaman modal.

d. Sistem terkait Hubungan Pelanggan (Customer Relation)

Dalam rangka memberikan layanan berbantuan secara


maksimal, BKPM menyelenggarakan dua jenis layanan konsultasi
berupa:

- Layanan Konsultasi Tatap Muka

BKPM memberikan layanan konsultasi tatap


muka bagi pelaku usaha, yang terdiri dari Loket OSS
dan Loket Kementerian/Lembaga. Loket OSS sendiri
setiap harinya melayani konsultasi maksimal sebanyak
300 nomor antrean.

- Layanan Call Centre dan Email

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
31
BKPM memberikan layanan call centre berupa
10 (sepuluh) line telepon yang digunakan oleh Investor
Relation Unit (IRU). Berdasarkan hasil evaluasi layanan
call centre tahun 2019, trafik telepon yang masuk
sebanyak 244.107 panggilan. Dimana telepon yang bisa
dilayani sebanyak 38.355 panggilan dan telepon yang
tidak bisa dilayani sebanyak 208.707 panggilan atau
success rate hanya sebesar 15,71%.

BKPM juga memberikan layanan konsultasi


melalui email info@bkpm.go.id. Setiap bulannya
kurang lebih 4.000 - 5.000 email dari pelaku usaha yang
dibalas oleh Investor Relation Unit (IRU).

Agar dapat meningkatkan kualitas dan tingkat


kepuasan pelaku usaha terhadap layanan berbantuan
di BKPM, diperlukan aplikasi berbantuan yang dapat
mendukung tercapainya tujuan tersebut. Hal ini yang
menjadi latar belakang pengembangan Kamus OSS dan
OSSI (OSS dan Informasi). Kedua aplikasi tersebut
diharapkan dapat membantu keterbatasan layanan
konsultasi tatap muka, call centre, dan email.

Selain itu, dalam implementasi sistem OSS,


banyak pertanyaan baik dari Investor, aparatur K/L,
maupun aparatur daerah terutama terkait cara
pemanfaatan sistem ataupun permasalahan yang
terjadi pada saat penggunaan sistem. Untuk menjawab
berbagai pertanyaan tersebut, BKPM menyediakan
sistem Helpdesk Layanan Berusaha yang akan bertugas
memberikan informasi dan bantuan bagi para
pengguna sistem OSS. Sistem Helpdesk tersebut
dikembangkan berdasarkan konsep Information
Technology Service Management (ITSM) untuk Badan
Koordinasi Penanaman Modal dalam rangka
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kecepatan tim

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
32
Helpdesk dalam mengelola, membantu penyelesaian
permasalahan yang dialami oleh para pengguna sistem
OSS, serta mendokumentasikan riwayat permasalahan
beserta solusinya.

- Kamus OSS

Merupakan platform komunikasi antara pelaku


usaha dan helpdesk yang terintegrasi dengan OSS yang
dapat diakses melalui website maupun mobile, berisi
daftar pertanyaan dan jawaban yang sering diajukan
oleh investor yang terkategorisasi berdasarkan Topik
Masalah, termasuk teknis OSS

- OSS dan Informasi (OSSI)

Merupakan aplikasi chatbot (robot virtual)


berisi informasi terkait jenis layanan di PTSP Pusat,
pengetahuan penanaman modal, serta teknis OSS yang
bersifat interaktif dengan pelaku.

- Sistem Helpdesk Layanan Berusaha

Mulai awal Januari 2019, operasional layanan,


sistem, dan infrastruktur OSS yang semula
dilaksanakan di kantor Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian secara bertahap dipindahkan ke
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Sistem
OSS yang telah diimplementasikan saat ini adalah
Sistem OSS versi 1.0 upgrade. Selanjutnya, sistem OSS
tersebut akan dikelola oleh unit Pusat Pengolahan Data
dan Informasi (Pusdatin) BKPM. Pengguna sistem OSS
adalah Investor dari dalam dan luar Indonesia,
aparatur BKPM, aparatur Kementerian/Lembaga serta
aparatur daerah dari 34 Provinsi dan seluruh
Kabupaten/Kota.

Implementasi sistem OSS yang terbilang baru


tentunya memunculkan banyak pertanyaan baik dari

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
33
Investor, aparatur K/L, maupun aparatur daerah
terutama terkait cara pemanfaatan sistem ataupun
permasalahan yang terjadi pada saat penggunaan
sistem. Untuk menjawab berbagai pertanyaan tersebut,
BKPM menyediakan Helpdesk Layanan Berusaha yang
akan bertugas memberikan informasi dan bantuan bagi
para pengguna sistem OSS. Dalam rangka
meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan kecepatan
layanan Helpdesk diperlukan sebuah sistem Helpdesk
Layanan Berusaha (sistem Helpdesk) yang mampu
mengelola, mendokumentasikan, serta melakukan
pelacakan terhadap pertanyaan, permasalahan, dan
juga solusi terhadap permasalahan yang muncul.

e. National Single Window for Investment (NSWi)

Portal NSWi merupakan portal fasilitasi kebutuhan


informasi terkait kelayakan investasi serta panduan perijinan
penanaman modal meliputi: perizinan, pelaporan, pengajuan
fasilitas (pembebasan bea masuk impor mesin serta barang dan
bahan), akses terhadap data penanaman modal maupun sebagai
wadah pertukaran informasi dan knowledge. Data yang disajikan
diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan baik internal
maupun eksternal BKPM sehingga dapat membantu pimpinan,
kementerian/lembaga, investor, peneliti/mahasiswa dan berbagai
pihak.

f. E-Learning System Kompetensi Aparatur Investasi (ES KOPI)

Sebagai wujud pengembangan kompetensi Aparatur


Bidang Penanaman Modal/Investasi, Pusdiklat BKPM
menyelenggarakan berbagai program pelatihan/pembelajaran.
Program pelatihan/pembelajaran tersebut tidak hanya
dilaksanakan secara klasikal/tatap muka, tetapi juga secara non
klasikal yaitu melalui metode e-learning dengan menggunakan ES
KOPI.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
34
Pemanfaatan e-learning adalah salah satu solusi untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran yang
dilaksanakan oleh Pusdiklat BKPM. Dengan e-learning, tenaga
pengajar (widyaiswara/ instruktur/penceramah) dapat
memfasilitasi gaya belajar peserta diklat yang beragam serta
mengatasi kendala ruang/waktu, sehingga peserta diklat dan
tenaga pengajar dapat terkoneksi. Oleh karena itu, sejak tahun
2019, Pusdiklat BKPM telah membangun dan
mengimplementasikan ES KOPI sebagai Learning Management
System (LMS) bidang penanaman modal, yang berfungsi sebagai
media ajar multimedia interaktif bagi seluruh peserta diklat,
memfasilitasi gaya belajar yang beragam serta mengatasi
tantangan dan kendala terkait jarak, ruang, dan waktu.

g. Potensi Investasi Regional (PIR)

Identifikasi dan pemetaan potensi usaha, ketersediaan


lahan, sarana dan prasarana penunjang penanaman modal serta
pendokumentasiannya secara elektronik menjadikan dasar
Direktorat Pengembangan Potensi Daerah mengembangkan
Sistem Informasi Potensi Investasi Daerah (SIPID) dengan alamat
regionalinvestment.bkpm.go.id yang merupakan sub domain dari
website BKPM - www.bkpm.go.id.

Data dan informasi terkait potensi usaha, ketersediaan


lahan, sarana dan prasarana penunjang penanaman modal di
Indonesia menjadi sangat penting dalam perumusan kebijakan
investasi daerah. Peran komunikasi dan informasi yang
terintegrasi antara provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia
akan sangat membantu efektifitas dan efisiensi guna penyusunan
kebijakan daerah dan utamanya bagi kalangan investor yang
hendak menanamkan modalnya di Indonesia, baik calon investor
domestik maupun investor asing.

Sesuai arahan Bapak Kepala BKPM pada tahun 2019 terjadi


perubahan nama website yang semula SIPID menjadi Potensial
Investasi Regional (PIR).

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
35
Tujuan dikembangkannya PIR berbasis geospasial
diharapkan dapat memperoleh informasi yang lebih faktual terkait
wilayah (Provinsi/Kabupaten/Kota) dikarenakan data yang
berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai
dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang
membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi
(spasial) dan informasi deskriptif (data tabular yang menjadi
atribut/keterangan pada peta).

Format data spasial juga akan mempermudah integrasi


dengan banyak kementerian yang terkait dalam kerangka
Kebijakan Satu Peta (KSP) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor
9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu
Peta Pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000. Sebagai
pelaksanaannya Direktorat Pengembangan Potensi Daerah telah
melakukan inisiasi kerjasama integrasi data dengan beberapa
Lembaga/ Kementerian, antara lain:

- Badan Informasi Geospasial (BIG) terkait dengan peta


batas wilayah

- Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR/BPN)


terkait peta RTRW dan RDTR

- Badan Pusat Statistik (BPS) terkait data kependudukan


dan perekonomian daerah

- Kementerian Perindustrian terkait dengan data SIINAS


(Sistem Informasi Industri Nasional)

- Himpunan kawasan industri (HKI) terkait peta


ketersediaan lahan di kawasan industri

- DPMPTSP Provinsi/Kabupaten/Kota seluruh Indonesia


terkait data profil, potensi dan peluang investasi di
daerah

Terkait dengan informasi geospasial PIR, telah dilakukan


digitasi di 16 (enam belas) kawasan industri dari total 80 kawasan
industri anggota HKI. Sedangkan untuk 64 kawasan lainnya akan

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
36
dilakukan secara bertahap serta Hak akses dari Kementerian
Agraria dan Tata Ruang (ATR/BPN) dan BIG terkait integrasi data

2.2 ARSITEKTUR SPBE


1. Arsitektur Bisnis Strategis Sistem dan Teknologi Informasi

Pemetaan arsitektur bisnis menggunakan Business Model Canvas yang


memetakannya berdasarkan Rekan Kerja (Key Partner), Aktifitas Kunci (Key
Activites), Proposisi Nilai (Value Propositions), Hubungan Pelanggan
(Customer Relationships), Segmen Pengguna (Customer Segments), Sumber
Daya Kunci (Key Resources), dan Saluran (Channels).

a. Segmen Pengguna

Pengguna dari sistem dan teknologi informasi di BKPM pada


dasarnya adalah pengguna dari sistem dan teknologi tersebut. Segmen
pengguna dapat dipilah menjadi:

- Pengguna aplikasi internal;

- Pengguna internal untuk analisis data penanamaan modal;

- Pengguna aplikasi eksternal; dan

- Pengguna eksternal informasi penanaman modal seperti


kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan publik.

b. Proporsi Nilai

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
37
Berdasarkan identifikasi, berikut adalah proposisi nilai yang
disampaikan oleh BKPM kepada pelanggan atau penggunanya:

- Pengelolaan dan pemeliharaan sistem dan teknologi informasi


pada jaringan dan data centre;

- Pembangunan, optimalisasi, inovasi, dan pengembangan


sistem dan teknologi informasi;

- Integrasi sistem dan teknologi informasi BKPM dengan


pemerintah daerah maupun kementerian/lembaga terkait;

- Pengelolaan dan pengolahan informasi penanaman modal.

c. Hubungan Pelanggan

Dalam konteks menjalin hubungan dengan pelanggan dalam


kaitannya dengan penyampaian nilai, berikut adalah beberapa tipe
hubungan yang mungkin terjadi antara BKPM dengan pelanggannya:

- Penyediaan layanan helpdesk. Dengan layanan helpdesk ini


diharapkan keluhan dan masalah pelanggan terhadap nilai-
nilai yang disampaikan oleh BKPM dapat tertangani;

- Co-creation. Fokus dari co-creation adalah pengalaman


pelanggan dan hubungan yang interaktif dengan pelanggan.
Pengembangan sistem dan teknologi layanan publik
merupakan bentuk kerja sama antara BKPM dengan
pelanggannya;

- IT advisory. Dengan adanya aplikasi-aplikasi layanan publik


yang dikembangkan, BKPM juga menjalin relasi dengan
pelanggannya dengan menempatkan diri sebagai penasihat
sistem dan teknologi informasi (IT advisor) terhadap
pemanfaatan dan pengembangan sistem dan teknologi
informasi;

- Analisis data. Bentuk hubungan yang terjadi adalah


menempatkan BKPM sebagai analis penanaman modal.

d. Saluran

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
38
Dalam penyampaian nilai kepada pelanggan maupun komunikasi
dengannya, BKPM menggunakan saluran-saluran berikut:

- Nota dinas;

- Perjanjian layanan;

- Laporan/analisis data;

- Perjanjian kerahasiaan data;

- Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding - MoU);

- Surat/email;

- Publikasi.

e. Aktivitas Kunci

Dalam menyampaikan nilai kepada pelanggan atau penggunanya,


BKPM perlu memperhatikan aktivitas-aktivitas penting yang
diidentifikasikan sebagai aktivitas kunci berikut:

- Manajemen infrastruktur;

- Manajemen keamanan TI;

- Manajemen siklus pengembangan piranti lunak dan lisensi


(Software Development Life-Cycle - SDLC);

- Manajemen kinerja TI;

- Manajemen riset dan pengembangan;

- Manajemen sistem integrasi dan pemrosesan/analisis data;

- Pengumpulan dan integritas data;

- Manajemen proses, analisis, dan riset data.

f. Sumber Daya Kunci

Beberapa sumberdaya menjadi penting dan krusial dalam


kaitannya penyampaian nilai kepada pengguna, seperti halnya:

- Pusat data (data centre)

- Pusat pemulihan bencana (data recovery centre – DRC);

- Sumber daya manusia;

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
39
- Standar operasi prosedur (SOP)/kebijakan operasional.

g. Rekan Kerja Kunci

Dalam menyampaikan layanan nilai kepada pelanggan atau


penggunanya, BKPM bekerja sama dengan key partners atau rekan kerja
kunci, yaitu mencakup:

- Penyedia jasa perangkat keras. BKPM melakukan akuisisi dan


pengadaan perangkat keras melalui beberapa penyedia jasa
yang selama ini telah bekerja sama dengan BKPM. Pengadaan
perangkat keras ini lebih dimaksudkan kepada perangkat
server, data centre, maupun jaringan;

- Penyedia jasa aplikasi. Kerja sama yang terbangun antara


BKPM dengan penyedia jasa aplikasi menyangkut akuisisi atau
pengadaan piranti lunak berbayar ataupun pengembangan
serta pemeliharaan piranti lunak;

- Penyedia jasa koneksi. Untuk membangun dan memelihara


keterhubungan jaringan, BKPM bekerja sama dengan
penyedia jasa koneksi;

- Kementerian/lembaga. Kerja sama yang terbentuk lebih


kepada bahwa BKPM selaku pengelola sistem utama (core
system) OSS yang mensyaratkan adanya pelimpahan
wewenang pemberian izin dari kementerian/lembaga terkait
kepada BKPM;

- Pemerintah daerah. Kerja sama yang terbentuk dengan daerah


adalah pada sisi operasional kantor DPMPTSP provinsi dan
kabupaten/kota sebagai pengguna sistem OSS, di mana OSS
adalah aplikasi yang dikelola oleh BKPM;

- Lembaga pelatihan/sertifikasi. Untuk meningkatkan


kompetensi dan kapabilitas sumberdaya manusia, BKPM
bekerja sama dengan lembaga-lembaga pelatihan dan
sertifikasi.

2. Arsitektur Aplikasi Inti

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
40

Pemetaan arsitektur aplikasi ini diturunkan dari arsitektur bisnis


strategis sistem dan teknologi informasi yang dikelola oleh BKPM. Untuk
setiap perspektif pada Business Model Canvas dipetakan aplikasi-aplikasi yang
melayaninya sehingga dapat terpetakan.

a. Segmen Pengguna

Sistem aplikasi yang langsung berhubungan dan berinteraksi


dengan pengguna langsung sistem dan teknologi informasi di bawah
pengelolaan BKPM adalah sistem-sistem aplikasi berikut ini:

1) Sistem aplikasi terpasang, mencakup:

- Situs publik;

- OSS;

- LKPM Online;

- Sistem terkait hubungan pelanggan;

- NSWI;

- Sistem e-Learning (ESKOPI).

2) Internet dan email;

3) Application tenancy, yang adalah aplikasi yang dijalankan


menggunakan sumber daya teknologi informasi milik BKPM,
dan BKPM tidak terlibat dalam proses pengembangan dan

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
41
pengelolaannya. Tanggung-jawab BKPM dalam kerangka ini
adalah sebagai penyedia perangkat keras dan keterhubungan
jaringan untuk memastikan perangkat keras tersebut dalam
keadaaan operasional dan dapat diakses oleh pengguna;

4) Laporan dan hasil analisis data.

b. Proporsi Nilai

Sistem-sistem yang dirancang untuk memberikan atau


menyampaikan proposisi nilai sistem dan teknologi informasi adalah
sebagai berikut:

- Identity management system dan data centre system sebagai


sistem pendukung dalam menyampaikan nilai pengelolaan
dan pemeliharaan sistem TI pada jaringan dan data centre;

- Enterprise architect management system yang diharapkan


menghasilkan nilai pada pembangunan, optimalisasi, inovasi,
dan pengembangan sistem dan teknologi informasi

- Application portfolio management system untuk


menyampaikan proposisi nilai integrasi sistem dan teknologi
BKPM dengan pemerintah daerah maupun kementrian dan
lembaga terkait;

- Dashboard system yang diharapkan memberikan nilai tambah


pada pusat pengolahan informasi penanaman modal yang
terpercaya, andal, dan cepat.

c. Hubungan Pelanggan

Pola hubungan pelanggan pada arsitektur bisnis strategis sistem


dan teknologi informasi diharapkan dapat dijalankan melalui sistem-
sistem sebagai berikut:

- Helpdesk ticket system yang mengelola dan membantu peran


helpdesk;

- Collaboration system dalam menciptakan co-creation dengan


pengguna sistem dan teknologi informasi;

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
42
- Knowledge management system untuk memperkuat pola
hubungan IT advisory kepada pengguna;

- Self-service BI untuk memberikan nilai tambah pada


kemudahan dan fleksibiltas pola hubungan analisis data
dengan pengguna sistem dan teknologi informasi;

- Single sign-on untuk mempermudah penciptaan hubungan


pelanggan yang lebih baik.

d. Saluran

Untuk mendukung dan meningkatkan peran saluran penyampaian


nilai sistem dan teknologi informasi, maka pengembangan sistem berikut
diperlukan:

- Sistem nota dinas untuk administrasi dan otomatisasi saluran


nota dinas yang sekarang terimplementasi untuk
menyampaikan nilai kepada pelanggan;

- Sistem perjanjian layanan untuk memperkuat dan


mengadministrasikan pencatatan perjanjian layanan dengan
pelanggan;

- Laporan dan analisis data;

- Perjanjian kerahasiaan data;

- Email/e-office untuk mengotomasi dan mengoptimasi saluran


melalui surat ataupun email resmi;

- Sistem akuisisi data online untuk publikasi dan kerjasama


pemanfaatan data dengan pelanggan.

e. Aktivitas Kunci

Untuk mendukung aktivitas kunci pada arsitektur bisnis strategis


perlu dikembangkan sistem-sistem:

- Sistem manajemen aset dan perlengkapan TI (IT asset and


equipment management system), membantu memperoleh
rincian informasi persediaan perangkat keras dan piranti
lunak yang kemudian dapat digunakan untuk pengambilan

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
43
keputusan pembelian dan redistribusinya, membantu
mengelola sistem dengan lebih efektif, hemat waktu dan biaya
dengan mengindari pembelian aset yang tidak perlu dan
mendorong pemanfaatan yang lebih optimal dari aset yang
ada;

- Sistem manajemen pencadangan (backup management


system), membantu proses penjadwalan pencadangan data,
konfigurasi skema pencadangan data, pemantauan
pencadangan data, proteksi penyimpanan data, dan proses
pemulihan (recovery) dari suatu sistem. Proteksi
penyimpanan data dilakukan dengan melakukan enkripsi
terhadap cadangan data sehingga dapat mengeliminasi
kemungkinan akses oleh pihak yang tidak berwenang;

- Sistem manajemen ancaman (threat management system),


adalah solusi yang dapat menyederhanakan proses
manajemen keamanan untuk jaringan dan server termasuk
dalam lingkup ini adalah solusi firewall, virtual private network
(VPN), intrusion prevention system (IPS), anti-malware dan
application control. Pada beberapa solusi juga menawarkan
fitur tambahan seperti power-over-ethernet untuk utilisasi
CCTV tanpa ada pemasangan catu daya listrik, integrasi
switching dan manajemen jaringan nirkabel (wireless LAN)
dalam satu solusi terpadu. Diharapkan bisa mereduksi waktu
dan biaya yang digunakan untuk pemasangan jaringan baru
dan pengaturan keamanan jaringan.

- Sistem manajemen siklus hidup aplikasi (application life cycle


management system), memiliki kemampuan untuk
mengintegrasikan, mengkoordinasi, dan mengelola setiap fase
pada proses pengembangan sistem aplikasi piranti lunak;

- Sistem manajemen proyek (project management system),


digunakan untuk integrasi proses perencanaan, organisasi,
pengontrolan sumber daya, prosedur dan protokol dari
proyek. Solusi ini diharapkan dapat menjembatani komunikasi

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
44
antara BKPM dan seluruh penyedia yang terlibat dalam proses
pengerjaan proyek dalam pengawasan BKPM. Implementasi
ini diharapkan dapat mengurangi sumber daya dan waktu
yang dipakai untuk melakukan proses-proses di atas;

- Sistem manajemen dokumen (document management system),


digunakan untuk menyimpan dokumen dan melacaknya
hingga versi modifikasi berbeda oleh pengguna yang berbeda.
Dalam solusi ini juga termasuk manajemen alur kerja
(workflow) yang memungkinkan pemetaan proses
persetujuan dan distribusi dokumen dalam suatu organisasi;

- Sistem manajemen kinerja jaringan dan sistem (network and


system performance management system), membantu BKPM
untuk memahami performa dari aplikasi dan komponen-
komponen infrastruktur melalui instrumen jaringan.
Terutama dengan parameter-parameter yang berhubungan
erat dengan pengalaman pengguna (user experience). Tujuan
dari sistem ini tidak hanya untuk memantau komponen
jaringan tetapi juga melakukan identifikasi dari kesempatan
(opportunity) untuk melakukan optimalisasi performa. Hal ini
dilakukan dengan diagnosa, analisa dan debugging jaringan
dan sistem TI yang semakin lama semakin kompleks;

- Sistem manajemen kinerja aplikasi (application performance


management system), memiliki kemampuan untuk memantau
dan mengelola kinerja dan ketersediaan aplikasi piranti lunak;

- Sistem manajemen transaksi bisnis (business transaction


management system), mengelola sistem dan teknologi
informasi dari perspektif transaksi bisnis, yang menyediakan
perangkat untuk melacak aliran transaksi di dalam
infrastruktur TI, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
layanan bagi pengguna dalam menyelenggarakan transaksi
bisnis bersamaan dengan meningkatkan keefektifan aplikasi
dan infrastruktur TI di mana transaksi bisnis bekerja. Salah

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
45
satu kebutuhan sistem ini adalah untuk perencanaan
kapasitas;

- Sistem katalog layanan TI (IT service catalogue system);

- Sistem gudang data (data warehouse system), suatu sistem


informasi yang diperlukan untuk mengarsipkan dan
menganalisis data historis organisasi dengan menyalinnya
dari sistem operasional secara periodik, sehingga manajemen
dapat melakukan query yang kompleks dan menganalisisnya
tanpa membebani sistem operasional;

- Sistem inteligensi bisnis (business intelligence system),


teknologi untuk mentransformasi data mentah menjadi
informasi yang berguna dan bermakna yang diperlukan untuk
melakukan analisis bisnis, yang dapat menangani data yang
tak terstruktur dalam jumlah yang sangat besar untuk
membantu mengidentifikasi, mengembangkan, dan membuat
kesempatan strategi bisnis yang baru, dengan tujuan untuk
memudahkan interpretasi dari jumlah data yang besar
tersebut;

- Sistem manajemen awan (cloud management system), adalah


solusi produk untuk melakukan integrasi antara berbagai
aplikasi on-premise atau on-cloud dengan menggunakan
Application Programming Interface (API), Service-Oriented-
Architecture (SOA), atau laman web dari aplikasi-aplikasi
untuk proses pengambilan data dan proses integrasi dari
masing-masing aplikasi ke dalam satu sumber data.
Diharapkan dapat mengurangi beban pekerjaan operasional
proses pengambilan data dan proses verifikasi data yang saat
ini dilakukan secara berkelanjutan oleh BKPM.

f. Sumber Daya Kunci

Untuk memperkuat sumberdaya kunci perlu sistem dan/atau


mekanisme berikut:

- Sistem alur kerja (workflow);

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
46
- Sistem pengingat kerja (reminder);

- Sistem penyimpanan dokumen perjanjian, kebijakan, dan


kerjasama (document storage system).

g. Rekan Kerja Kunci

Sistem-sistem yang diperlukan terkait pengelolaan, administrasi,


dan manajemen rekan kerja adalah:

- Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) terkait proses


pengadaan penyedia barang dan jasa baik untuk perangkat
keras, aplikasi, jaringan, ataupun koneksi;

- Service Oriented Architecture System yang akan


menghubungkan sistem-sistem internal dengan pemerintah
daerah dan/atau kementerian atau lembaga terkait;

- Sistem Manajemen Talenta Pegawai untuk administrasi hasil


pelatihan dan/atau sertifikasi dari lembaga pelatihan dan
sertifikasi.

3. Arsitektur Model Tata Kelola

Definisi formal dari tata kelola teknologi informasi (TI) adalah suatu
cabang dari tata kelola organisasi yang terfokus pada sistem dan teknologi
informasi (STI) serta manajeman kerja dan pengelolaan risikonya. Tata kelola
TI adalah struktur kebijakan atau prosedur dan kumpulan proses yang
bertujuan untuk memastikan kesesuaian penerapan TI dengan dukungannya
terhadap pencapaian tujuan organisasi, dengan cara mengoptimalkan
keuntungan dan kesempatan yang ditawarkan dari penggunaan TI,
mengendalikan penggunaan terhadap sumber daya TI, dan mengelola risiko-
risiko terkait TI.

Tata kelola TI bukanlah bidang yang terpisah dari pengelolaan


organisasi, melainkan merupakan komponen pengelolaan organisasi secara
keseluruhan, dengan tanggung jawab utama sebagai berikut:

- Memastikan pemegang kepentingan diikutsertakan dalam


penyusunan strategi organisasi;

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
47
- Memberikan arahan kepada proses-proses yang menerapkan
strategi organisasi;

- Memastikan proses-proses tersebut menghasilkan keluaran yang


terukur;

- Memastikan adanya informasi mengenai hasil yang diperoleh


dan mengukurnya; dan

- Memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang


diharapkan.

a. Model Tata Kelola

Berikut ini adalah standar kerangka kerja yang dipakai


sebagai referensi dalam menyusun model tata kelola TI di BKPM.
Yang pertama adalah Information Technology Infrastructure
Library (IT-IL). IT-IL dikembangkan oleh The Office of
Government Commerce (OGC), suatu badan di bawah Pemerintah
Inggris, dengan bekerja sama dengan The IT Service Management
Forum (ITSMF) dan British Standard Institute (BSI). IT-IL
merupakan suatu kerangka kerja pengelolaan layanan TI (IT
Service Management – ITSM) yang sudah diadopsi sebagai
standar industri pengembangan industri perangkat lunak di
dunia.

ITSM berfokus pada tiga tujuan utama, yaitu:

- Menyelaraskan layanan TI dengan kebutuhan


sekarang dan akan datang dari bisnis dan
pelanggannya;

- Memperbaiki kualitas layanan-layanan TI;

- Mengurangi biaya jangka panjang dari


pengelolaan layanan-layanan tersebut.

Standar IT-IL berfokus kepada pelayanan pelanggan, dan


sama sekali tidak menyertakan proses penyelarasan strategi
perusahaan terhadap strategi TI yang dikembangkan.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
48

Standar yang kedua dipakai sebagai referensi adalah


Control Objectives for Information and Related Technology Version
5 (COBIT 5), yang menjabarkan fungsi-fungsi kontrol dalam
organisasi pengelola teknologi informasi.

b. Pemetaan Standar dan Target Arsitektur Organisasi

Bagaimana struktur pengorganisasian TI di BKPM dapat


menyerap dan mengimplementasikannya standar-standar model
tata kelola dapat digambarkan ke dalam diagram pemetaan yang
menyederhanakan pemetaan proses IT-IL dan COBIT 5 terhadap
target struktur kerja TI di BKPM.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
49
Kerangka Kerja COBIT 5:

Evaluate, Build, Deliver,


direct, acquire, service,
monitor implement support

Align, plan, Monitor,


organise evaluate,
asses

Kerangka Kerja IT-IL:

Service
strategy

Service Service Service


design transition operation

Penjelasan lebih lanjut dari diagram tersebut dapat dilihat


dalam tabel, yang memetakan proses-proses dalam standar
tersebut menjadi tugas dan fungsi dari unit kerja dan sub unitnya
dalam organisasi target BKPM.

Model tata kelola ini yang diharapkan dapat


mengakomodasi rencana strategis yang dimiliki oleh organisasi
BKPM untuk mencapai tujuannya.

Arsitektur Proses Bisnis Berdasarkan Kerangka Kerja


COBIT 5 dan IT-IL:

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
50

Elemen Kegiatan COBIT 5 IT-IL

Perencanaan serta
kebijakan sistem Evaluate, direct,
dan teknologi monitor Service
informasi design

Perencanaan dan
Perencanaan pengembangan
dan arsitektur, aplikasi, Align, Service
pengembangan basis data, dan plan, strategy
teknologi lisensi organise Build,
informasi
acquire,
Perencanaan dan implement
pengembangan
infrastruktur
perangkat keras
dan jaringan

Pemantauan,
pengelolaan
infrastruktur,
perangkat Keras
dan jaringan
Pengelolaan,
Pemantauan,
evaluasi, serta
pengelolaan
pemantauan Monitor, evaluate,
aplikasi, basis data, Service transition
sistem dan assess
dan Lisensi
teknologi
informasi Pemantauan
kapasitas,
konfigurasi, dan
keamanan sistem

Compliance

Operasional pusat
Dukungan
data
operasional
sistem dan Deliver, service, support Service operation
Layanan pengguna
teknologi
informasi
Dukungan teknis

c. Model Operasional Pembangunan, Perubahan, dan


Pengembangan Sistem

Model operasional adalah paparan yang menggambarkan


bagaimana struktur TI di BKPM akan bekerja, yang di dalamnya
mendefinisikan bagaimana mengimplementasikan peranan
elemen-elemen utama dalam organisasi untuk menjalankan
arsitektur model bisnis yang dikehendaki. Lebih jauh lagi, model
operasional diharapkan dapat mendefinisikan bagaimana

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
51
hubungan antara elemen-elemen utama dan implementasi sub-
elemen dari masing-masing elemen utama tersebut.

Dalam penjelasan ini, model operasional diformulasikan


berdasarkan model bisnis (arsitektur bisnis strategis sistem dan
TI), walaupun tidak menutup kemungkinan adanya proses iterasi
dalam penyusunan model operasional akan mengakibatkan
perubahan dalam model bisnis untuk menambah keunggulan
kompetitif yang dinilai perlu.

Pelaksanaan layanan pembangunan, perubahan,


pengembangan, dan pemeliharaan sistem, dimulai dari
penerimaan oleh staf pada elemen Perencanaan dan Kebijakan
STI. Koordinasi dilakukan oleh sub bidang ini dengan sub-elemen
Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur, Perangkat Keras,
dan Jaringan untuk mengakomodasikan kebutuhan dari
perangkat keras terhadap permintaan tersebut. Koordinasi
selanjutnya dilakukan dengan sub-elemen Perencanaan dan
Pengembangan Arsitektur Aplikasi, Basis Data, dan Lisensi untuk
mengakomodasikan kebutuhan dari perangkat lunak, lisensi,
atau basis data yang diperlukan. Eksekusi pengembangan dari
kebutuhan infrastruktur dan perangkat lunak dilakukan oleh
kedua sub elemen tersebut.

Proses selanjutnya diserahkan kepada sub-elemen


Pengelolaan Infrastruktur, Perangkat Keras, dan Jaringan untuk
diimplementasikan ke lingkungan produksi, berkoordinasi
dengan sub-elemen Pengelolaan Aplikasi, Basis Data, dan Lisensi.
Proses ini menghasilkan sistem yang beroperasi dalam
lingkungan BKPM yang kemudian dilanjutkan oleh sub-elemen
Pemantauan Kapasitas, Konfigurasi, dan Keamanan Sistem yang
akan memastikan bahwa sistem tersebut bisa beroperasi dengan
baik. Seluruh proses tersebut dilakukan dalam kerangka Standar
Operasi Prosedur (SOP) yang dikelola oleh sub-elemen
Compliance.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
52
2.3 EVALUASI SPBE
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) adalah penyelenggaraan
pemerintahan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
memberikan layanan kepada Pengguna SPBE. Hal ini seperti yang tertuang pada
Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik. SPBE ditujukan untuk untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, transparan, dan akuntabel serta pelayanan publik yang
berkualitas dan terpercaya. Tata kelola dan manajemen sistem pemerintahan
berbasis elektronik secara nasional juga diperlukan untuk meningkatkan
keterpaduan dan efisiensi sistem pemerintahan berbasis elektronik.

Pada tahun 2019, BKPM mendapatkan indeks 2,33 dengan predikat cukup.
Pada domain kebijakan dan domain tata kelola, BKPM belum menetapkan
kebijakan internal terkait proses bisnis dan pemanfaatan aplikasi. Selain itu,
belum terdapat struktur organisasi TI yang bertugas melakukan koordinasi,
memberikan arah pengembangan, dan menentukan prioritas proyek dan
anggaran SPBE BKPM. Pada domain layanan SPBE, kematangan aplikasi di BKPM
perlu ditingkatkan agar dapat berbagi data dan berintegrasi dengan layanan SPBE
lainnya.

Hasil Evaluasi SPBE BKPM Tahun 2019

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
53
2.4 PENGENDALIAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK SPBE DI BKPM
Kualitas pelayanan publik adalah komitmen bersama, oleh karena itu
seluruh elemen organisasi di BKPM harus bekerjasama untuk melakukan
peningkatan kualitas pelayanan publik secara transparans, efisien, respon yang
tangkas terhadap perubahan dan layanan yang berkelanjutan. Sehingga
diharapkan BKPM dapat memberikan layanan prima kepada seluruh pengguna.

Berikut adalah ringkasan mekanisme pengendalian kualitas pelayanan


publik di BKPM:

Mekanisme pengendalian kualitas pelayanan publik tersebut dilakukan


secara continue (berkelanjutan) melalui empat fase utama yaitu:

a. Control

Melalui pembuatan SOP untuk semua layanan

b. Monitoring

Melalui Pengecekan secara berkala terhadap layanan

c. Evaluation

Survei internal ataupun eksternal, Layanan Pengaduan,


Layanan Helpdesk

d. Improvement

Pengembangan secara berkelanjutan, Integrasi dengan sistem


terkait untuk memudahkan dan mempercepat proses, kolaborasi tim
terkait

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
54
Keempat tahapan tersebut dilakukan secara terus menerus untuk
mengoptimalkan layanan kepada pengguna.

Selain tahapan tersebut, kualitas pelayanan publik juga perlu didukung


oleh penyediaan Infrastruktur IT yang memadai, peningkatan kapasitas dan
kualitas SDM, tersedianya anggaran yang cukup serta didukung oleh adanya
regulasi yang menjadi payung hukum kepastian dan kemudahan pelayanan publik
di BKPM.

2.5 PUSAT DATA


Pusat data atau data centre adalah fasilitas yang digunakan untuk
penempatan sistem elektronik dan komponen terkait lainnya untuk keperluan
penempatan, penyimpanan dan pengolahan data serta pemulihan data. Saat ini,
BKPM memiliki dua pusat data (PD) yang terletak di kantor BKPM (PD1) dan Pusat
Data Colocation (PD2) di Sentul, Jawa Barat.

Selain itu, sesuai dengan amanat Peraturan Kepala Badan Koordinasi


Penanaman Modal Nomor 4 Tahun 2014 tanggal 13 Oktober 2014 tentang Sistem
Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik, BKPM juga telah
membangun Disaster Recovery Centre (DRC) di Jatiluhur, Jawa Barat yang
berfungsi sebagai sistem yang akan mengambil alih fungsi PD1 dan PD2 apabila
terjadi bencana sehingga kegiatan layanan data dapat tetap berjalan.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
55
a. Pengaturan Ruangan Pusat Data BKPM

Pada PD2, ruangannya didesain menjadi beberapa ruangan,


sebagai berikut:

- Ruang Kedatangan / Loading Dock

- Ruang Staging Area / Build Room / Service Area

- Ruang Monitoring DC

- Ruang Listrik

- Ruang Jaringan (KVM, Switch, Router, Backbone, dan lain-


lain)

- Ruang Telco (PABX, Line Telp)

- Ruang Penyimpanan / Storage Room

- Ruang Perangkat DC (Server / Storage)

- Ruang Kerja

b. Kebijakan Pusat Data BKPM

Kebijakan Pusat Data BKPM telah dituangkan pada dokumen


SOP Data Centre dengan nomor DC/SOP/BKPM/01.

Kebijakan Pusat Data antara lain mengatur sebagai berikut:

- Kebijakan Kepatuhan

- Kebijakan Physical Access

- Kebijakan Pemeliharaan

Selain itu pada kebijakan pusat data, juga mengatur mengenai


prosedur dalam pengoperasioan pusat data, antara lain:

- Prosedur Pemindahan Hardware dan Equipment

- Prosedur Physical Access

- Prosedur Change Management

- Prosedur Pelaporan Problem Management

- Prosedur Pemantauan dan Pemeliharaan

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
56
- Prosedur Permintaan Rekaman CCTV

- Prosedur Audit Customer

- Prosedur Laporan Kinerja Bulanan

c. Kebijakan Keamanan Pusat Data

Keamanan Pusat Data meliputi pengamanan perangkat


komputer di Pusat Data, akses ke dalam Pusat Data dan fasilitas
pendukung Pusat data seperti fire alarm, cooling system, CCTV.

d. Standar Desain Arsitektur Pusat Data

Pusat Data BKPM dibangun raised floor dengan ketinggian jarak


antara tanah dengan ubin adalah 50 cm, dengan mempertimbangkan
ukuran dan bentuk lingkungan server, jumlah peralatan yang
ditampungnya, berapa banyak udara dingin yang ingin dilewatkan, dan
berapa banyak infrastruktur yang akan dilewatkan dibawah lantai.
Makin tinggi lantai, makin besar sirkulasi udara yang bisa ditampung.

2.6 SISTEM PENGHUBUNG LAYANAN


Sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia No 95 Tahun 2018 tentang
SPBE, Sistem Penghubung Layanan adalah perangkat integrasi/penghubung
untuk melakukan pertukaran Layanan SPBE.

Sebelum tahun 2019 ketika Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara


Elektronik yang lebih dikenal dengan nama Online Single Submission (OSS)
dikelola oleh BKPM, fokus BKPM dalam rangka integrasi sistem informasi untuk
Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE)
sehingga dibutuhkan interoperabilitas yang lebih dikenal sebagai mekanisme atau
kerangka kerja pertukaran data antar sistem elektronik.

Interoperabilitas merupakan kemampuan satu atau lebih komponen


sistem untuk berbagi pakai data/informasi. Pusat Pengolahan Data dan Informasi
yang mengelola Sistem Informasi pada PTSP Pusat mengkomunikasikan SPIPISE
dengan Perizinan yang ada pada PTSP Pusat, dengan karakteristik K/LPNK
sebagai berikut:

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
57
a. Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang telah
mendelegasikan penerbitan perizinan kepada BKPM dan memiliki
aplikasi perizinan elektronik.

b. Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang telah


mendelegasikan penerbitan perizinan kepada BKPM dan tetapi tidak
memiliki aplikasi perizinan elektronik.

c. Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang tidak


mendelegasikan penerbitan perizinan kepada BKPM dan tidak
memiliki aplikasi perizinan elektronik.

d. Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang tidak


mendelegasikan penerbitan perizinan kepada BKPM tetapi memiliki
aplikasi perizinan elektronik.

Pusdatin BKPM menggunakan aplikasi hasil pengembangan


Kemenkominfo yaitu Manajemen Informasi dan Pertukaran Data (MANTRA) yang
merupakan perangkat lunak pendukung Kerangka Kerja Interoperabilitas
Sistem Informasi Elektronik dalam bentuk Layanan Berbagi Pakai
Data/Informasi sebagai proses Integrasi Sistem Elektronik Pemerintahan yang
dikembangkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Dalam aplikasi
MANTRA, media Service Bus ini dirancang dalam bentuk Arsitektur Government
Service Bus (GSB) karena dikhususkan untuk penerapan Integrasi Informasi dan
Pertukaran Data bagi dinas/instansi pemerintah.

Pada tahun 2019 ketika BKPM mengelola dan mengembangkan OSS, untuk
keterhubungan layanan dengan K/LPNK telah diterapkan dalam OSS
menggunakan aplikasi eksisting bawaan OSS. Dengan adanya perbedaan aplikasi,
platform, teknologi dan server untuk menghubungkan layanan di BKPM dengan
K/LPNK, Pusat Pengolahan Data dan Informasi (Pusdatin) BKPM ingin melakukan
efisiensi namun tetap ingin meningkatkan layanan keterhubungan dengan para
stakeholder, yaitu kementerian/lembaga (K/L) dan PTSP tingkat provinsi dan
kabupaten/kota. Seiring dengan berkembangnya konektivitas jaringan internet
dan teknologi, Service Oriented Architecture (SOA) diperlukan sebagai arsitektur
kerangka kerja berbasis standar yang terhubung serta memungkinkan sistem-
sistem untuk saling mengintegrasikan data di berbagai lokasi dengan platform

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
58
yang berbeda-beda. Solusi SOA menjadi salah satu pilihan sebagai penyedia
layanan yang efektif dan efisien serta aman.

Untuk pengimplementasian dan optimalisasi konsep SOA dibutuhkan


containers Linux yang merupakan teknologi untuk mengakomodir pembuatan
paket dan isolasi aplikasi dengan seluruh lingkungan terkait implementasinya. Hal
tersebut memudahkan untuk pemindahan aplikasi antara lingkungan baik
development, testing, production, atau yang lain. Containers juga merupakan
bagian penting dari keamanan teknologi informasi. Dengan membangun
keamanan pada saluran container dan melindungi infrastruktur, dapat dipastikan
system/layanan yang dibangun di atas containers tersebut handal, terukur dan
terpercaya. Beberapa keuntungan dari penggunaan containers, antara lain adalah
platform yang mandiri: hanya dengan membangun sekali sudah dapat digunakan
di mana saja; efisiensi dan densitas sumberdaya; efektifas isolasi, dan berbagi-
pakai sumberdaya; kecepatan: mulai, membuat, menduplikasi, atau menghapus
containers dalam hitungan detik; skalabilitas yang besar dan lancar; kemudahan
operasional untuk meningkatkan produktivitas pengembang aplikasi serta
fleksibilitas pada jalur pengembangan tersebut.

Tujuan dari sentralisasi pengelolaan sistem penghubung layanan dengan


Service Oriented Architecture (SOA) yaitu:

a. Menghilangkan redundansi, fitur-fitur yang sama dapat digunakan dan


diimplementasikan untuk seluruh aplikasi;

b. Fungsionalitas dapat ditambah, aplikasi baru dapat menggunakan


services yang telah ada sebelumnya, dan services yang baru pada suatu
aplikasi dapat digunakan di aplikasi yang lain;

c. Mengadaptasi sistem terhadap perubahan, tersedianya mekanisme


komunikasi antara aplikasi dan services sehingga tidak terganggu apabila
terdapat perubahan pada suatu services;

d. Mempertahankan sistem yang telah ada, karena SOA tidak mengganggu


services yang berjalan di aplikasi.

e. Seluruh tujuan di atas dapat menjamin layanan integrasi informasi dan


pertukaran data pada PTSP Pusat BKPM.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
59
2.7 TEKNOLOGI LAYANAN BERBAGI PAKAI
BKPM adalah salah satu instansi pemerintah yang sudah menerapkan
teknologi layanan berbagi pakai untuk mencapai efisiensi di lingkungan kerjanya.
Penerapan teknologi pendukung layananan bebagi pakai yang ada di BKPM dapat
dikelompokan menjadi tiga kategori.

1. Teknologi Pertukaran Data (Data Exchange)

Data Exchange adalah proses transfer data yang terstruktur,


dalam format standar yang disetujui, dari satu sistem komputer ke
sistem komputer lainnya, dalam bentuk elektronik. Teknologi ini
memungkin sistem aplikasi dapat saling bertukar data dengan sistem
aplikasi lainnya (Integrasi). Manfaat dari implemantasi data exchange
dalam suatu sistem diantaranya adalah:

- Membaiknya arus informasi di dalam sebuah organisasi


- Mendorong manajer untuk membagikan
(mengkomunikasikan) informasi yang dihasilkan oleh
departemen (bagian)nya agar secara rutin mengalir ke
system lain yang memerlukannya.

Salah satu bentuk data exchange di BKPM diantaranya adalah


pertukaran data dalam sistem OSS yang memungkinkan sistem lain
baik di internal BKPM maupun di Kementerian / Lembaga lain dapat
memperoleh data perizinan dari OSS. Data exchange
diimplementasikan melalui sistem penghubung layanan. Saat ini selain
OSS pertukaran data melalui aplikasi penghubung juga
diimplementasikan pada aplikasi PIR dan SPIPISE (pertukaran data
realiasasi dari LKPM). Selain menjadi penyedia data, aplikasi di BKPM
juga menjadi pengguna data dari aplikasi lain seperti pada
pemanfaatan data NPWP dan data kependudukan oleh OSS.

2. Teknologi Berbagi Pakai Atas Data (Data Sharing)

Data sharing adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk


membagi suatu file dalam suatu perangkat agar dapat diakses melalui
perangkat lain melalui jaringan lokal / internet. Fitur data sharing
lazimnya sudah menjadi bawaaan dari operating sistem komputer,

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
60
sehingga penggunannya dapat saling berbagi file ataupun direktori,
namun dengan berkembangnya teknologi, saat ini pemenfaatan data
sharing banyak dilakakuan dengan memanfaatkan cloud storage.

Cloud storage adalah media penyimpanan file berbasis online


atau digital yang mengandalkan koneksi internet untuk akses data.
Cloud storage adalah terobosan baru dalam dunia storage atau
penyimpanan data yang menonjolkan banyak kelebihan jika
dibandingkan dengan media simpan offline seperti hardisk dan
flashdisk. Jadi, data yang disimpan ke dalam cloud storage akan
disimpan di sejumlah server yang dikelola oleh pihak penyedia layanan
atau yang biasa disebut hosting.

Berikut adalah manfaat dari cloud storage:

- Memudahkan pengarsipan data

- Mudah digunkan untuk kolaborasi

- Aman dari serangan virus

- Dapat diakses dimanapun dan kapanpun

- Dapat terintegrasi dengan aplikasi cloud lain

Saat ini BKPM telah mengimplementasikan teknologi cloud


dengan menggunakan layanan Microsft Office 365 dimana didalamnya
terdapat fitur email, one drive (cloud storage), organizer, document
editor, meeting, dll. Fitur-fitur ini saling terintegrasi dan dapat
digunkan dalam berbagai macam perangkat. Layanan ini diberikan
kepada seluruh pegawai BKPM untuk mengefisienkan pekerjaan
masing-masing.

3. Teknologi Analisis Data

Analisis data adalah proses memeriksa, membersihkan,


mengubah, dan pemodelan data dengan tujuan untuk menyoroti
informasi yang berguna, menyarankan kesimpulan, dan mendukung
pengambilan keputusan.

Untuk melakukan analisis data dibutuhkan pengolahan data


untuk merubah bentuk data mentah dari database menjadi informasi

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
61
yang mudah dimengerti, untuk mendukung itu dibutuhkan sebuah
aplikasi Business intelligence. Business intelligence (BI) adalah
seperangkat alat analisis berupa informasi bisnis yang digunakan
untuk mengkonsolidasi, menganalisis, menyimpan dan mengakses
banyak data dalam konteks proses bisnis yang mengarah pada
pembuatan keputusan dan tindakan dengan tujuan peningkatan
kinerja usaha atau bisnis.

BI memberikan jalan untuk memperoleh pengetahuan yang


dibutuhkan untuk membuat keputusan yang baik. Lingkungan Business
intelligence meliputi semua perkembangan, pengolahan informasi, dan
dukungan kegiatan yang dibutuhkan untuk memberikan informasi
bisnis yang handal dan sangat relevan dan kemampuan analitis bisnis
untuk kegiatan bisnis organisasi dan untuk pengambilan keputusan.

BI menjelaskan tentang suatu konsep dan metode bagaimana


untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan bisnis
berdasarkan sistem yang berbasiskan data. Koleksi data mentah dapat
diubah menjadi informasi dengan cara dianalisa dan disusun
berdasarkan hubungan antara data dengan mengetahui data apa yang
ingin dikumpulkan dan di dalam konteks apa yang diinginkan.

Di BKPM terdapat dua jenis data yang paling banyak digunakan,


yang pertama adalah data realisasi. Data realiasai merupakan data
yang berasal dari laporan kegiatan penanaman modal yang
disampaikan pelaku usaha melalui aplikasi LKPM setiap tiga bulan
sekali. Data ini menggambarkan realisasi investasi berdasarkan lokasi,
negara asal dan sektor kegiatan usahanya. Data ini disimpan dalam
platform database Oracle. Data yang kedua adalah data OSS, data ini
merupakan data perizinan yang bersumber dari aplikasi OSS, data ini
menggambarkan profil pelaku usaha, proyek dan perizinannya. Data
ini disimpan dalam platform basis data Postgre SQL.

Penyajian data di BPM dilakukan melalui portal NSWI


(https://nswi.bkpm.go.id) dan aplikasi mobile (BIM) dalam bentuk
report dan dashboard dan dengan tampilan tabular dan grafis.
Perancangan dashboard dilakukan menggunakan aplikasi BI Tableau

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
62
dan IBM Cognos. Saat ini sudah terdapat cukup banyak dashbard yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan internal dan external BKPM,
diantaranya dashboard statistik NIB harian, dashboard statsistik OSS,
dashboard pemantauan, dashboard statistik OSS daerah, dashboard
release investasi, report data umum, report K/L, dll.

Data yang disajikan BKPM dikelompokan menjadi berdasrkan


sifatnya, ada yang bersifat confidential (rahasia) seperti data terkait
dengan profil dan investasi perusahaan, dan ada yang bersifat umum
untuk data yang bentuknya statistik. Untuk dapat mengakses
dashboard dan report confidential melalui portal NSWI atau aplikasi
mobile dibutuhkan sebuah akun dengan hak akses yang sesuai dengan
role dashboard dan report yang akan diakses. Akun diberkan kepada
kabupaten / kota, propinsi dan K/L. selebihnya untuk pengguna yang
tidak memiliki akun masih dapat mengakses data umum yang
disediakan dalam portal NSWI dan BIM.

2.8 ORGANISASI TIK


Pusat Pengolahan Data dan Informasi Penanaman Modal atau Pusdatin,
berdasarkan Peraturan Kepala BKPM Nomor 90/SK/2007 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Koordinasi Penanaman Modal, memiliki tugas melaksanakan
pengelolaan sistem informasi, pengelolaan data, pelaporan, dan penyajian
informasi penanaman modal.

Dalam melaksanakan tugasnya, Pusdatin memiliki fungsi:

a. Pembangunan, pengembangan, serta pengelolaan perangkat lunak,


infrastruktur jaringan, dan perangkat keras sistem pelayanan
perizinan dan informasi penanaman modal;

b. Pengolahan data, pelaporan, dan penyajian informasi penanaman


modal.

Berdasarkan Peraturan Kepala BKPM Nomor 6 Tahun 2017 tentang


Perubahan Ketiga atas Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor 90/SK/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Koordinasi
Penanaman Modal, Pusdatin terdiri atas:

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
63
a. Bidang Pengelolaan Sistem Informasi;

b. Bidang Pengolahan Data dan Pelaporan;

c. Bidang Infrastruktur dan Jaringan; serta

d. Subbagian Tata Usaha

Pusdatin selaku pengelola sistem dan teknologi informasi di BKPM terdiri


dari 34 pegawai dengan komposisi sebagai berikut:

a. Pendidikan setara S-2: 7 orang

b. Pendidikan setara S-1: 24 orang

c. Pendidikan setara D-3: 1 orang

d. Pendidikan setara SMA: 2 orang

Sebaran persentase latar belakang pendidikan pegawai Pusdatin


berdasarkan latar belakang TI dan/atau statistika serta non-TI dan/atau statistika
adalah 82,35% berbanding 17,65%.

Berikut adalah komposisi jumlah staf pada setiap sub bidang:

Jumlah Staf
Sub Bidang Pendidikan Formal
Pendukung
Data Rencana 1 S-1 Teknik Informatika (1)
S-1 Teknik Informatika (1)
Data Realisasi 2
S-1 Statistika (1)
Pengkajian dan Pelaporan Data 1 S-1 Statistika (1)
Pembangunan Infrastruktur dan
1 S-1 Teknik Elektro (1)
Jaringan

Pengelolaan Infrastruktur dan S-1 Teknik Informatika (1)


2
Jaringan S-1 Ilmu Komputer (1)

Dukungan Teknis dan Keamanan S-1 Ilmu Komputer (2)


3
Infrastuktur dan Jaringan SMA (1)
S-2 e-Business Management
(1)
Pelayanan Perizinan 3
S-1 Teknik Informatika (1)
D-3 Sastra Inggris (1)
Pelayanan Informasi 5 S-1 Teknik Informatika (2)

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
64
S-1 Komputerisasi
Akuntansi (1)
S-1 Ilmu Komunikasi (1)
SMA (1)
Tata Usaha 1 S-1 Sistem Informasi (1)

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
65

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
66
BAB III

INISIATIF STRATEGIS

3.1 PETA PROSES BISNIS BKPM


Peta Proses Bisnis BKPM merupakan diagram yang menggambarkan
hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit organisasi di Lingkungan BKPM
untuk menghasilkan kinerja sesuai dengan tujuan organisasi agar menghasilkan
keluaran yang bernilai tambah bagi pemangku kepentingan.
a. Level 0

Peta proses bisnis BKPM level 0 terdiri atas:

1. Proses utama, yaitu merupakan proses yang meliputi bisnis


inti (core business) dan menciptakan aliran nilai utama
BKPM melalui pelaksanan Program Penanaman Modal.
Program ini dimaksudkan dalam rangka mewujudkan arah
kebijakan nasional, yaitu “Peningkatan Nilai Tambah,
Lapangan Kerja, dan Investasi di Sektor Riil, dan
Industrialisasi”.

2. Proses manajerial, yaitu proses yang mengendalikan atau


mengelola operasional dari suatu sistem atau proses yang
memastikan proses utama dan proses pendukung berjalan
dengan baik, melalui pelaksanaan Program Dukungan

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
67
Manajemen. Program ini dimaksudkan untuk mendukung
unit kerja dalam pelaksanaan tugas dan fungsi BKPM.

b. Level 1

Peta proses bisnis BKPM level 1 merupakan penjabaran lebih


rinci dari peta proses bisnis level 0.

1. Program Dukungan Manajamen

Sasaran yang akan dicapai melalui program ini


adalah:

a) Terwujudnya aparatur sipil negara (ASN) BKPM


yang kompeten, profesional, dan berintegritas;

b) Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan


yang baik, efektif dan efisien; dan

c) Terkelolanya anggaran BKPM yang akuntabel.

Adapun indikator kinerja program yang ditetapkan


sebagai berikut:

a) Indeks profesionalitas ASN;

b) Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja


Instansi Pemerintah (SAKIP);

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
68
c) Penilaian Tingkat Maturitas Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) BKPM;
dan

d) Nilai kinerja anggaran BKPM.

Program tersebut akan dilaksanakan melalui


kegiatan:

a) Pengembangan sumber daya manusia (SDM);

b) Pengawasan/pemeriksaan fungsional terhadap


pelaksanaan tugas di lingkungan BKPM;

c) Peningkatan kapasitas kelembagaan


penanaman modal;

d) Pengelolaan sistem informasi;

e) Pengelolaan data dan informasi penanaman


modal;

f) Peningkatan pelayanan hukum penanaman


modal;

g) Penyempurnaan produk hukum penanaman


modal serta peningkatan pelayanan hubungan
masyarakat, keprotokolan, dan tata usaha
pimpinan; serta

h) Perencanaan serta evaluasi program dan


anggaran BKPM.

2. Program Penanaman Modal (Teknis)

Sasaran yang akan dicapai melalui program ini


adalah:

a. Meningkatnya kualitas perencanaan


penanaman modal;

b. Meningkatnya kualitas iklim penanaman modal;

c. Meningkatnya kualitas kerjasama penanaman


modal;

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
69
d. Meningkatnya efektivitas promosi penanaman
modal;

e. Meningkatnya kualitas pelayanan penanaman


modal; dan

f. Meningkatnya kualitas pengendalian


pelaksanaan penanaman modal.

Adapun indikator kinerja program yang ditetapkan sebagai berikut:

a. Indeks kualitas pemetaan dan perencanaan pengembangan


penanaman modal;

b. Jumlah hari dan prosedur dalam memulai usaha (starting a business)


serta jumlah perusahaan besar yang bermitra dengan usaha mikro,
kecil, dan menengah (UMKM);

c. Kesepakatan/perjanjian kerjasama dalam dan luar negeri yang telah


diimplementasikan;

d. Jumlah minat penanaman modal dan nilai komitmen penanaman


modal;

e. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas pelayanan penanaman


modal; dan

f. Fasilitasi permasalahan yang dihadapi perusahaan


(debottlenecking).

Program tersebut akan dilaksanakan melalui kegiatan:

a. Bidang Perencanaan Penanaman Modal;

b. Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal;

c. Bidang Kerjasama Penanaman Modal;

d. Bidang Promosi Penanaman Modal;

e. Bidang Pelayanan Penanaman Modal; serta

f. Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
70

c. Level 2

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
71

Peta proses bisnis BKPM level 2 merupakan penjabaran lebih


rinci dari masing-masing proses pada level 1 untuk Program
Penanaman Modal (Teknis), terdiri dari:

1. Bidang Perencanaan Penanaman Modal

a. Perencanaan Pengembangan Penanaman Modal


Sektor Industri Agribisnis dan Sumber Daya
Alam Lainnya;

b. Perencanaan Pengembangan Penanaman Modal


Sektor Industri Manufaktur;

c. Perencanaan Pengembangan Penanaman Modal


di Bidang Jasa dan Kawasan;

d. Pengembangan Penanaman Modal di Kawasan


Ekonomi Khusus (KEK);

e. Fasilitasi Percepatan Investasi Kerjasama


Pemerintah-Swasta; dan

f. Perencanaan Pengembangan Penanaman Modal


di Bidang Infrastruktur.

2. Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal

a. Peningkatan Deregulasi Kebijakan Penanaman


Modal;

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
72
b. Pengembangan Potensi Penanaman Modal
Daerah; dan

c. Pemberdayaan Usaha Nasional.

3. Bidang Kerja Sama Penanaman Modal

a. Kerjasama Standardisasi Perizinan dan Non


Perizinan Penanaman Modal Daerah;

b. Kerjasama Pembinaan Teknis Perizinan dan


Nonperizinan Penanaman Modal Daerah;

c. Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu


(PTSP) Penanaman Modal; dan

d. Kerjasama Penanaman Modal Luar Negeri.

4. Bidang Promosi Penanaman Modal

a. Peningkatan Kualitas Strategi Promosi di Bidang


Penanaman Modal;

b. Promosi Penanaman Modal Terfokus dan


Terintegrasi Berbasis Sektor dan Negara;

c. Fasilitasi Daerah dalam Rangka Kegiatan


Promosi Penanaman Modal; dan

d. Penyelenggaraan Pameran dan Penyediaan


Sarana Promosi Penanaman Modal untuk
Kegiatan di Dalam dan di Luar Negeri.

5. Bidang Pelayanan Penanaman Modal

a. Peningkatan Kualitas Pelayanan Perizinan


Berusaha;

b. Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu


(PTSP) Pusat;

c. Peningkatan Kualitas Sistem Perizinan


Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik;

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
73
d. Fasilitasi Kepatuhan Pemenuhan Komitmen
Perizinan Berusaha; dan

e. Peningkatan Kualitas Pelayanan Fasilitas


Berusaha.

6. Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal

a. Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal


Wilayah I;

b. Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal


Wilayah II;

c. Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal


Wilayah III; dan

d. Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal


Wilayah IV.

3.2 LAYANAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN


Aliran data sistem administrasi pemerintahan, sebagai berikut:

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
74

Membuat
Disposisi

Melaksanakan

Surat Keluar
Membuat

Data Data Pegawai :

1. NIP
2. Nama
3. Unit Kerja
4. Jabatan Tetap
5. Jabatan
Temporarywqw Membuat
dan
menilai
Penkin

Data Presensi :

1. Jumlah kehadiran
2. Jumlah Single Finger
3. Jumlah Terlambat
4. Jumlah Pulang cepat
5. JUmlah DInas Dalam Tunkin
Kota
6. Jumlah DInas Luar Surat
Kota Keterangan
7. Jumlah CUti Menghitung Penghasilan

Slip Gaji

SPT Tahunan
Pajak Pegawai
Data GPP :

1. Gaji Pokok
2. Tunjangan Kinerja
3. Grade
4. Kelas Jabatan
5. Golongan Pajak

1. Data Kepegawaian

Bagian Kepegawaian memiliki portal kepegawaian@bkpm.go.id


yang terdiri dari 3 sistem informasi yaitu SIAP, Kinerja dan Presensi.
Ketiga sistem sudah sudah terintegrasi. SIAP menjadi data sumber
untuk sistem Presensi dan Kinerja. Selain itu SIAP juga merupakan data
sumber untuk E-Office BKPM.

Selain itu, Bagian Kepegawaian sebagai pengguna sistem


administrasi kepegawaian dengan beberapa instasi terkait, antara lain

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
75
SAPK-BKN, E-LAPKIN-BKN, SSCN-BKN, SIPINTER-KASN, SIJAPTI-
KASN, E-FORMASI-Kemenpan.

Saat ini, BKN sedang melakukan Integrasi Data Kepegawaian


yang merupakan Proyek Prioritas Nasional sebagai Penerapan SPBE.
BKN mengemban tugas untuk melakukan integrasi data kepegawaian
secara nasional dan ditargetkan rampung pada tahun 2020.

Untuk pengembangan sistem kepegawaian BKPM perlu


dilakukan pemutakhiran teknologi sistem versi terbaru. Karena Sistem
yang ada dibangun pada tahun 2012.

2. Data Keuangan

Bagian Keuangan saat ini telah memiliki satu aplikasi yang telah
berjalan dan melekat pada aplikasi e-office BKPM, yaitu aplikasi
Tunkin. Rencana kedepan, kami ingin melakukan pengembangan
apliksi tersebut untuk pembuatan Surat Keterangan Penghasilan (SKP)
dan juga pembuatan Form A2 sebagai lampiran Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT) pegawai BKPM. Aplikasi tersebut saat ini masih berada
pada level 1 dan bersifat 1 arah dimana proses masih diproses
sepenuhnya di Bagian Keuangan. Dalam pengembangan ke depan
aplikasi ini akan dibuat 2 arah dimana para pegawai dapat login
langsung pada aplikasi Tunkin dan dapat melihat data penghasilan
pribadi pegawai secara real-time, serta dapat melakukan proses
permohonan SKP secara langsung pada sistem tersebut. Demikian pula
dengan form A2 dapat langsung diunduh oleh pegawai pada waktu
yang ditetapkan.

Selain aplikasi tunkin, Bagian Keuangan saat ini telah memiliki


aplikasi Sistem Monitoring Atas Penyerapan Anggaran BKPM
(SIMAPAN-BKPM) yang digunakan sebagai alat monitoring dan
evaluasi atas penyerapan anggaran BKPM. SIMAPAN memiliki 3 fitur
utama di dalamnya, yaitu monitoring realisasi anggaran, tracking
permohonan pertanggungjawaban anggaran, serta monitoring
perjalanan dinas pegawai BKPM. Aplikasi SIMAPAN berada pada level
2, di mana user telah dapat memonitor penyerapan anggaran yang
dikelolanya, menginput data pertanggungjawaban anggaran dan
RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
76
memonitor posisi dokumen pertanggungjawaban secara real-time,
serta memonitor perjalanan dinas pegawai BKPM. Kedepannya,
aplikasi ini akan dikembangkan untuk diintegrasikan dalam modul
keuangan pada aplikasi e-office BKPM, selain itu juga dapat
diintegrasikan dengan Aplikasi Kepegawaian untuk pengembangan
fitur monitoring perjalanan dinas pegawai BKPM, dan Aplikasi Monev
BPPA untuk penyediaan data realisasi anggaran pada aplikasi monev
tersebut.

3. Data Persuratan

Untuk memudahkan dan mendukung tugas operasional dalam


mengelola administrasi perkantoran berupa surat masuk, disposisi
dan surat keluar, telah dibangun modul persuratan yang merupakan
bagian dari e-office BKPM. Fitur-fitur di modul persuratan antara lain :

a. Pencatatan dan pengarsipan surat dinas internal dan


eksternal secara elektronik

b. Disposisi secara elektronik

c. Penelusuran surat untuk mengetahui posisi dan history


surat

d. Penomoran surat dan tanda tangan elektronik dengan QR


Code

e. Pelaporan Persuratan

Transformasi digital pada bidang administrasi melalui aplikasi


e-office telah memberikan manfaat bagi unit kerja di BKPM, antara lain
sebagai berikut :

a. Penyusunan surat dan disposisi surat dapat dilakukan


secara online

b. Persetujuan surat dapat dilakukan secara online

c. Dokumen/arsip disimpan dalam bentuk digital sehingga


aman dan mengurangi penggunaan kertas (paperless)

d. Distribusi surat ke unit tujuan dilakukan secara real time

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
77
e. Surat dapat ditelusuri dengan mudah (tracking)

f. Terintegrasi menggunakan satu hak akses Office 365

Modul persuratan terus dikembangkan dan dilengkapi fitur-


fiturnya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dari unit kerja dan
perkembangan teknologi informasi. Selain dapat diakses melalui
website portal, modul persuratan juga dapat diakses secara mobile
baik untuk android maupun iOS. Aplikasi mobile menawarkan
berbagai kelebihan, antara lain kemudahan dan kepraktisan dalam
penggunaannya. Pengguna juga dapat mengakses dengan bebas
aplikasi yang digunakan dan langsung terhubung dengan fitur gadget
seperti kamera, speaker dan fitur lainnya.

Fitur-fitur pada modul persuratan sangat erat keterkaitannya


dengan kewenangan dan tugas yang melekat pada jabatan, sehingga
pengembangan modul persuratan akan diintegrasikan dengan sistem
kepegawaian. Dengan adanya integrasi ini, perubahan jabatan baik
nama jabatan, nama pejabat maupun struktur organisasi di sistem
kepegawaian akan otomatis mengubah pada modul persuratan.

3.3 LAYANAN PUBLIK


1. Sistem Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
berbasis Risiko (OSS-RBA)

Dalam rangka implementasi RUU Cipta Kerja, pemerintah akan


melakukan penyederhanaan dalam perizinan berusaha yaitu dengan
menggunakan pendekatan berbasis risiko (risk-based approach/RBA) dalam
menentukan jenis perizinan berusaha dan intensitas pengawasan. Tingkat
risiko dibagi menjadi rendah, menengah rendah, menengah tinggi dan tinggi.
Untuk itu, aplikasi OSS kedepan akan dikembangkan untuk mengakomordir
mekanisme perizinan berusaha berdasarkan pendekatan risiko.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
78

Menyikapi perubahan yang terjadi, BKPM sebagai lembaga OSS dan


pengelola pelayanan perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik harus
bersiap secara menyeluruh baik dari segi SDM, maupun dari sisi
pengembangan sistem. Dibutuhkan change management yang kuat untuk
persiapan pembangunan sistem baru pasca UU Cipta Kerja, dikarenakan
bukan hanya isu teknis yang berubah, struktur legalitas, operasional dan
pengawasan yang dilakukan K/L/D juga harus berubah total. Untuk itu perlu
dilakukan pembangunan sistem OSS pasca UU Cipta Kerja dengan berbasis
Risiko untuk menggantikan sistem OSS versi 1.1 yang sedang diterapkan saat
ini.

Pembangunan aplikasi OSS ini mutlak diperlukan seiring dengan


semangat simplifikasi dalam UU Cipta Kerja. Beberapa penyesuaian terkait
teknologi untuk semakin memudahkan pengguna OSS membuat BKPM perlu
menyiapkan sarana dan prasarana yang mampu menunjang simplifikasi
tersebut. OSS rencananya akan dibangun dengan membagi aplikasi menjadi
layanan yang lebih kecil dan saling terhubung yang disebut sebagai rancangan
microservices. Rancangan tersebut dipertimbangkan untuk digunakan dalam
pembangunan OSS agar ketika terjadi perbaikan pada modul tertentu, tidak
akan mengganggu layanan OSS secara keseluruhan. Pembangunan OSS ini
akan dilakukan secara menyeluruh meliputi pembangunan sistem perizinan
OSS dan mekanisme pengawasannya, dukungan Infrastruktur Teknologi
Informasi, pendampingan, koordinasi dan sosialisasi baik dengan pelaku

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
79
usaha maupun K/L/D, pelaporan, penyajian data dan informasi, serta
dukungan layanan pengguna. Saat ini BKPM telah menyiapkan infrastruktur
teknologi informasi untuk mendukung pembangunan sistem OSS selanjutnya.

Kemudahan dari sisi pengguna berarti berbanding terbalik pada sisi


sistem aplikasi. Kompleksitas pada sistem OSS akan semakin meningkat.
Mengingat bahwa sistem akan berkomunikasi secara data dengan aplikasi-
aplikasi perizinan milik K/L/D lainnya, BKPM telah mengantisipasi hal
tersebut dengan menyiapkan infrastruktur teknologi container yang akan
menunjang konsep arsitektur microservices pada OSS, di mana OSS akan
dibangun dengan memecah services-nya menjadi modul-modul yang terpisah
untuk memaksimalkan performa dan meminimalkan beban kerja seiring
dengan makin kompleksnya kebutuhan sistem pada OSS sendiri.

Untuk itu, dalam mendukung konsep microservices ini dapat berjalan


pada sistem OSS, terdapat dua hal yang patut menjadi perhatian, yaitu relasi
basis data antar services yang kuat serta infrastruktur teknologi yang
memadai. Apabila salah satu dari kedua hal tersebut tidak mampu memenuhi
tuntutan dari kebutuhan arsitektur microservices, mustahil layanan OSS
dapat berjalan dengan aman dan minim kendala. Sehubungan dengan hal
tersebut, BKPM akan terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang
ada, menyiapkan sarana dan prasarana infrastuktur teknologi informasi
sebagai fondasinya, mengingat peran teknologi informasi akan menjadi
sentral dalam perkembangan BKPM ke depannya.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
80
3.4 PENGEMBANGAN APLIKASI
1. Sistem Informasi Jasa dan Kawasan (SIJAKA)

Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi salah satunya


kegiatan penanaman modal, BKPM mendorong optimalisasi tugas perumusan
dan pelaksanaan perencanaan penanaman modal. Hal ini karena tugas
tersebut melaksanakan fungsi pemetaan, analisis dan perumusan
perencanaan pada pengembangan sektor dan kawasan prioritas nasional
antara lain 1) Sistem Logistic Nasional, 2) Jasa Konstruksi, 3) Jasa
Ketenagakerjaan, 4) Jasa Pendidikan, 5) Jasa Kesehatan, 6) Pariwisata, 7)
Perdagangan, 8) Kawasan Ekonomi, 9) Kawasan Industri 10) Proyek Strategis
Nasional dan pengembangan jasa serta kawasan lainnya yang diperlukan

SIJAKA adalah manajemen database Direktorat Perencanaan Jasa Dan


Kawasan melalui penyajian informasi penanaman modal berdasarkan teknik
visualisasi dengan sistem informasi manajemen database berbasis web

2. Aplikasi Sistem Informasi Kemitraan (ASIK)

Dalam rangka Meningkatkan kemitraan antara Perusahaan Besar


dengan Pelaku Usaha Nasional potensial (PMDN) khususnya UMKM,
pemanfaatan ASIK sebagai media dan informasi kemitraan investasi yang
terintegrasi, akuntabel dan dapat diandalkan dengan peran aktif pengguna,
adapun pengembangan aplikasi yang dibutuhkan antara lain:

a. Pengembangan terhadap intergrasi dalam rangka pemutakhiran


data perusahaan besar (PMA/PMDN) dengan kebutuhan rantai
pasok (supply chain) dan perusahaan besar yang bermitra,
melakukan strategi langkah-langkah, antara lain:

- Melakukan pemutakhiran profil perusahaan PMA/PMDN


mengenai kebutuhan bahan baku maupun bahan penolong
sebagai bagian dari rantai pasok produksi.

- Melakukan identifikasi perusahaan besar (PMA/PMDN) yang


wajib bermitra sesuai dengan Daftar Negatif Investasi (DNI)
terkait kebutuhan bahan baku maupun bahan penolong
sebagai rantai pasok.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
81
b. Pengembangan sistem terhdap intergrasi dalam rangka
pemutakhiran data mitra usaha potensial (pelaku usaha nasional
khususnya UMKM) melakukan strategi langkah-langkah, antara
lain:

- Melakukan pemutakhiran data pelaku nasional khususnya


UMKM potensial untuk pengembangan usaha/naik kelas dan
siap bermitra.

- Melakukan pemutakhiran data pelaku nasional khususnya


UMKM potensial siap bermitra) sesuai dengan bidang usaha
pada lampiran II (kemitraan) Peraturan Presiden Nomor 44
Tahun 2016 tentang Daftar Negatif Investasi (DNI).

3. Sistem Manajemen Kinerja

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang


Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (SAKIP), SAKIP dibangun
dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pemerintah yang lebih berdaya
guna, bersih dan bertanggungjawab sebagai wujud pertanggungjawaban
instansi pemerintah yang baik. SAKIP merupakan sebuah sistem dengan
pendekatan manajemen berbasis kinerja (performance-base management)
untuk penyediaan informasi kinerja yang diimplementasikan dalam upaya
mewujudkan good governance dan result oriented government.

Mengacu hal tersebut di atas, BKPM berupaya mengimplementasikan


SAKIP lebih baik lagi dengan menerapkan pendekatan Balanced Scorecard
(BSC) dalam manajemen kinerjanya, agar kinerja BKPM menjadi lebih terukur
dan terarah mulai dari tahap perencanaan, pengukuran, pelaporan, evaluasi,
hingga penilaian capaian kinerja. Manajemen kinerja BKPM merupakan
rangkaian kegiatan pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan kinerja
dalam rangka mencapai tujuan BKPM yang telah ditetapkan dalam Rencana
Strategis BKPM Tahun 2020-2024.

Dalam rangka meningkatkan kualitas evaluasi dan penilaian capaian


kinerja di lingkungan BKPM khususnya evaluasi capaian atas perjanjian
kinerja, BKPM telah mengembangkan sistem e-Office Kinerja. Saat ini sistem
e-Office Kinerja masih dalam tahap penyempurnaan sehingga diperlukan

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
82
perbaikan dan pengembangan lebih lanjut atas sistem aplikasi dimaksud
mengingat saat ini sistem tersebut masih terkendala pengoperasiannya yang
belum sesuai dengan harapan.

Perbaikan dan pengembangan yang dilakukan tidak hanya


penambahan fitur namun juga mencakup perubahan interface agar menjadi
lebih user friendly dan mengacu pada sistem aplikasi Kementerian/Lembaga
yang sudah baik penerapan evaluasi kinerjanya seperti Kementerian Kelautan
dan Perikanan serta Kementerian Keuangan.

Pengembangan fitur e-Office Kinerja BKPM, dibagi menjadi 5 (lima)


menu utama, sebagai berikut:

a. Perencanaan Kinerja

- Berisi daftar lembaga dan unit Eselon I dengan fitur beberapa


dokumen perencanaan yang dapat didownload dari masing-
masing unit. Dokumen yang dapat didownload antara lain:
Renstra, RKT, PK, dan IKU.
- Menu “Cascading” dapat diklik dan menampilkan cascading
dokumen Perencanaan Kinerja Satuan Kerja/Unit Kerja di
bawahnya (sampai dengan level Eselon IV).

b. Pengukuran Kinerja

- Berisi daftar lembaga dan unit Eselon I dengan fitur nilai


indeks setiap triwulan dan warna yang menggambarkan
tingkat kinerja masing-masing unit.
- Menu “Cascading” dapat diklik dan menampilkan cascading
Pengukuran Kinerja Satuan Kerja/Unit Kerja di bawahnya
(sampai dengan level Eselon IV).

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
83

c. Pelaporan Kinerja

Berisi daftar lembaga dan unit Eselon I dengan fitur LKJ


yang dapat diunduh per tahun untuk masing-masing unit.

d. Evaluasi Kinerja

Berisi daftar pemeringkatan kinerja lembaga dan unit


Eselon I dan Eselon II dengan fitur berdasarkan nilai indeks setiap
triwulan dalam satu tahun anggaran, jika diklik masing-masing
unit akan muncul hasil reviu berupa kendala dan rekomendasi
tindak lanjut hasil capaian kinerja selama tahun berjalan.

e. Survei Kinerja

Berisi daftar unit Eselon I dan II yang memiliki IKU berupa


indeks yang diukur melalui survei. Format survei akan
didiskusikan lebih lanjut dengan unit terkait agar indikator di
dalam survei dapat terstandardisasi untuk semua unit di
lingkungan BKPM.

4. Manajemen Sistem Penganggaran

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
84
Dalam proses penganggaran, BKPM menggunakan sistem aplikasi yang
dimiliki oleh Kementerian Keuangan, yaitu:

a. Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI)


SAKTI merupakan aplikasi yang mengintegrasikan seluruh
aplikasi yang digunakan satker yaitu mulai dari perencanaan,
pelaksanaan hingga pertanggungjawaban anggaran yang
menerapkan konsep single database dan dilakukan secara sistem
elektronik. Berbagai modul yang ada di SAKTI meliputi Modul
Penganggaran, Modul Komitmen, Modul Pembayaran, Modul
Bendahara, Modul Persediaan, Modul Aset Tetap, Modul
Pelaporan, Modul Piutang dan Modul Administrator.

Aplikasi SAKTI-Web merupakan integrasi dari berbagai


aplikasi yang selama ini digunakan oleh Satuan Kerja (satker)
dengan berbasis pada penggunaan website sebagai basis
pengerjaan datanya. Pada Tahun 2019, implementasi SAKTI
berbasis web terbatas untuk Modul Admin dan Modul
Penganggaran pada seluruh satuan kerja kementerian/ lembaga.

Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI)


mencakup seluruh proses pengelolaan keuangan negara pada
SATKER dimulai dari proses Penganggaran, Pelaksanaan, sampai
dengan Pelaporan. Masing-masing proses pengelolaan keuangan
diperankan oleh modul-modul aplikasi sebagai berikut:

- Proses penganggaran diperankan oleh modul


Penganggaran.
- Proses pelaksanaan diperankan oleh beberapa modul,
yaitu modul Komitmen (meliputi sub-modul
Manajemen Supplier dan sub-modul Manajemen
Komitmen), modul Bendahara, modul Aset Tetap,
modul Persediaan, dan modul Pembayaran.
- Proses pelaporan diperankan oleh modul GL dan
Pelaporan.

Berbagai modul yang ada di SAKTI:

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
85
- Modul Penganggaran;
- Modul Komitmen;
- Modul Pembayaran;
- Modul Bendahara;
- Modul Persediaan;
- Modul Aset Tetap;
- Modul Pelaporan;
- Modul Administrator

Untuk Tahun 2020 Badan Koodinasi Penanaman Modal


hanya menggunakan dua modul, yaitu modul Administrasi dan
modul Penganggaran.

b. SatuDJA
Sistem Ini digunakan untuk pengajuan revisi DIPA baik
kewenangan kanwil atau DJA dan pada proses penyusunan
anggaran system ini digunakan untuk melakukan penelahaan
secara online

Satu DJA merupakan sebuah sistem yang mengintegrasikan


seluruh sistem informasi dan sistem aplikasi yang dihasilkan oleh
DJA, sehingga diharapkan pegawai DJA dan stakeholder DJA hanya
perlu mengakses satu sistem aplikasi untuk menyelesaikan
seluruh proses bisnis penganggaran. Satu DJA dibangun pada tiga
platform sistem aplikasi, yaitu: aplikasi berbasis desktop, aplikasi
berbasis web, dan aplikasi berbasis mobile dengan tujuh sub
sistem yang saling terintegrasi.

Satu DJA terdiri dari menu-menu sebagai berikut:

a. Download DIPA

Pada menu ini user dapat mendownlod ADK dan


PDF DIPA sesuai dengan kewenangannya dan tahun
anggaran yang diakses.

b. Revisi Anggaran

Menu Revisi Anggaran memfasilitasi


penyampaian dan penyelesaian usulan revisi anggaran

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
86
Kementerian Negara/Lembaga. Pada menu ini terdapat
submenu:

- Pengajuan Revisi
- Monitoring Revisi
c. Referensi

Pada menu ini terdapat submenu antara lain:

- Prioritas
- Rencana Kinerja
- Satuan Kerja
- Register Pinjaman
d. Standar Biaya

Menu ini berisi tentang referensi standar biaya


masukan berdasarkan tahun anggaran yang diakses.

e. Download Aplikasi

Pada menu ini user dapat mendownload


aplikasi-aplikasi antara lain:

- Aplikasi RKA-K/L DIPA


- Aplikasi TPNBP
- Aplikasi SBK
- Aplikasi ADIK
- Aplilkasi KPJM

5. SISTEM PENILAIAN KINERJA PTSP

Sebagai tindak lanjut terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia


Nomor 42 Tahun 2020 tentang Pemberian Penghargaan dan/atau Pengenaan
Sanksi Kepada Kementerian Negara/Lembaga dan Pemerintah Daerah,
khususnya Pasal 17, 18 dan 19, maka Badan Koordinasi Penanaman Modal
diberi amanat untuk melaksanakan Penilaian Kinerja PTSP Daerah dan PPB
Kementerian Negara/Lembaga dan Daerah. Standar nasional, metode dan tata
cara penilaian tersebut diatur lebih lanjut melalui Rancangan Peraturan
Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor Tentang Penilaian Kinerja

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
87
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah Daerah dan Penilaian Kinerja
Percepatan Pelaksanaan Berusaha Kementerian Negara/Lembaga serta
Pemerintah Daerah.

Saat ini terdapat 542 PTSP Daerah yang terdiri atas 34 PTSP Provinsi,
415 PTSP Kabupaten, 93 PTSP Kota. Penyelenggaraan PTSP Daerah bertujuan
untuk (1) meningkatkan kualitas PTSP; (2) mewujudkan perlindungan dan
kepastian hukum kepada masyarakat; (3) memberikan akses yang lebih luas
kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan prima; dan (4)
meningkatkan kemudahan berusaha dan daya saing daerah. Tujuan
penyelenggaraan ini tidak akan tercapai tanpa adanya evaluasi berkala,
terlebih dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik dan
Peraturan-peraturan turunannya yang mewajibkan setiap PTSP Pemerintah
Daerah untuk memberikan pelayanan perizinan berusaha secara standar dan
terintegrasi.

Selain itu, dalam rangka meningkatkan pelayanan, pengawalan,


penyelesaian hambatan, penyederhanaan, dan pengembangan sistem online
dalam rangka percepatan penyelesaian perizinan berusaha baik di tingkat
Pusat dan Daerah, dipandang perlu untuk mengadakan evaluasi berkala
terhadap Kementerian Negara/Lembaga tertentu dan 542 Pemerintah
Daerah, terkait pelaksanaan PPB paling sedikit pada (1) penyusunan
peraturan daerah atau peraturan kepala daerah yang diamanatkan oleh
peraturan perundang-undangan di bidang percepatan pelaksanaan berusaha
serta peraturan pelaksanaan perizinan berusaha terintegrasi secara
elektronik; (2) koneksi sistem PTSP Pemerintah Daerah dengan sistem OSS;
dan (3) peran Satuan Tugas dalam reformasi perizinan dan Percepatan
Pelaksanaan Berusaha (PPB). Evaluasi berkala tersebut bertujuan untuk
memotret dan menilai sampai sejauh mana PPB dilaksanakan, baik di tingkat
Pusat (Kementerian Negara/Lembaga) dan Daerah (Provinsi dan
Kabupaten/Kota).

Untuk melaksanakan evaluasi berkala sebagaimana dimaksud dalam


dua paragraf di atas, BKPM sebagai Lembaga OSS akan mengadakan Penilaian
Kinerja PTSP Pemerintah Daerah dan Penilaian Kinerja PPB Kementerian

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
88
Negara/Lembaga serta Pemerintah Daerah sebagai inisiatif baru pada Tahun
Anggaran 2021, dengan melibatkan Kementerian Negara/Lembaga dan
pemangku kepentingan lain yang terkait. Sehubungan hal tersebut, maka
dipandang perlu untuk membangun Sistem Informasi Penilaian Kinerja PTSP
Pemerintah Daerah dan Penilaian Kinerja PPB Kementerian Negara/Lembaga
serta Pemerintah Daerah sebagai alat bantu dalam kegiatan Penilaian Kinerja
PTSP Pemerintah Daerah dan Penilaian Kinerja PPB Kementerian
Negara/Lembaga serta Pemerintah Daerah T.A. 2021.

Penerima manfaat:

a. Kementerian Negara/Lembaga yang terkait pelaksanaan perizinan


berusaha;
b. Pemerintah Daerah;
c. PTSP Pemerintah Daerah Daerah;
d. Satuan Tugas PBB Kementerian Negara/Lembaga
e. Satuan Tugas PPB Pemerintah Daerah;
f. Aparatur Sipil Negara di Kementerian/Lembaga yang terkait
pelaksanaan perizinan berusaha;
g. Aparatur Sipil Negara di PTSP Pemerintah Daerah; dan
h. Penanam Modal Asing (PMA) dan Penanam Modal Dalam Negeri
(PMDN)

Fitur-fitur yang terdapat pada sistem penilaian kinerja PTSP antara


lain:

a. Pembangunan Sistem Informasi Penilaian Kinerja PTSP


Pemerintah Daerah dan PPB Kementerian Negara/Lembaga serta
Pemerintah Daerah multiplatform (selanjutnya disebut Sistem
Informasi), sehingga dapat diakses melalui PC maupun perangkat
mobile.
b. Pengembangan modul penggunaan Sistem Informasi.
c. Pengembangan modul admin Sistem Informasi.
d. Pengembangan modul dashboard monitoring Sistem Informasi
untuk memungkinkan adanya analisis data. Modul tersebut
diharapkan terintegrasi dengan tools BI yang saat ini dimiliki
BKPM.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
89
e. Pengembangan modul audit trail dengan log activity untuk
merekam aktivitas pengguna yang mengakses Sistem Informasi.

6. BAP ONLINE

Dalam konsep OSS RBA, Berita Acara Pemeriksaan (BAP) sebagai salah
satu alat dalam rangka pengawasan yang dapat menentukan keputusan
diantaranya terkait pemberian sanksi sehingga BAP memiliki fungsi strategis.
Dengan BAP Online Pejabat dilingkungan Deputi Bidang Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal maupun K/L/D, Badan Pengelola KPBPB,
Administratot KEK dapat sekaligus melakukan monitoring atas kepatuhan
(compliance) pelaku usaha dan monitoring tindak lanjut penyelesaian
permasalahan yang dihadapi perusahaan. Database BAP Online akan terecord
dengan baik, berurutan dan mudah untuk ditelusuri bilamana dalam kasus-
kasus tertentu perlu melihat BAP.

Fitur BAP Online:

a. Sistem OSS terkoneksi dengan K/L/D, Badan Pengelola KPBPB,


Administratot KEK sehingga terdapat referensi atas perizinan,
fasilitas, tenaga kerja baik asing maupun Indonesia, kepatuhan
pajak, dan data-data lainnya.
b. Dengan BAP Online dapat terecord frekuensi pengawasan yang
dilakukan oleh aparatur kepada pelaku usaha sehingga dapat
terukur.
c. Jumlah perusahaan yang telah dilakukan pengawasan oleh unit
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal,
K/L/D, Badan Pengelola KPBPB, Administratot KEK dapa terukur.

7. APLIKASI MOBILE DAN KALKULATOR INVESTASI PIR

Untuk memperluas akses pemanfaatan PIR, direncanakan pembuatan


aplikasi mobile bagi pelaku usaha maupun admin daerah. Selain itu
direncanakan juga untuk mengembangkan fitur kalkulator investasi yang
diharapkan dapat membantu calon investor mendapatkan gambaran awal
perhitungan investasi dan menganalisa suatu profitabilitas dari sebuah

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
90
proyek ataupun proyeksi investasi yang ditawarkan di daerah dan sektor
tertentu.

Aplikasi kalkulator investasi akan dilakukan dalam beberapa tahapan:

a. Identifikasi formula penghitungan yang paling tepat digunakan


b. Menganalisa kebutuhan data yang akan digunakan dalam
penghitungan profitabilitas, jangka waktu investasi, besaran
investasi di daerah dan sektor tertentu
c. Membuat bisnis proses untuk menjelaskan proses kerja suatu
sistem yang terstruktur dan jelas.
d. Perancangan sistem dan implementasi sistem

8. SISTEM INFORMASI PERCEPATAN PROYEK INFRASTRUKTUR

Pembangunan dan pengembangan Sistem Informasi Percepatan


Proyek Infrastruktur di Direktorat Perencanaan Infrastruktur bertujuan
dalam rangka menunjang kegiatan unit seperti kegiatan market sounding
yang telah difasilitasi oleh unit kerja, menyajikan data atau informasi yang
lengkap, cepat dan up to date terkait proyek-proyek infrastruktur baik PSN,
Non PSN dan KPBU dan juga informasi terkait database investor yang
bergerak dalam bidang infrastruktur yang dapat diakses dengan cepat dan
mudah, publikasi kajian yang telah dilaksanakan unit, berita-berita terkait
infrastruktur khususnya kegiatan market sounding yang telah dipublikasi
oleh media dan FAQ terkait KPBU untuk memudahkan memahami tentang
KPBU. Sistem informasi ini dapat diakses melalui alamat
http://perencanaan.bkpm.go.id/portal-dev.

Penambahan dan atau perbaikan tampilan fitur-fitur dalam sistem


informasi sehingga lebih user friendly dan dapat diakses dengan mudah oleh
para stakeholder, antara lain:

a. Penyempurnaan penggunaan peta berbasis ArcGis, hal ini


dimaksudkan untuk melihat secara detil lokasi proyek –proyek
infrastruktur seperti panjang jalan tol maupun non tol.
b. Penambahan fitur skema pembiayaan KPBU untuk proyek
infrastruktur Unsolicited yang bisa custom. Mengingat saat ini

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
91
dalam sistem baru menampung skema pembiayaan KPBU untuk
proyek Solicited yang sudah custom namun belum dapat
menampung proyek KPBU Unsolicited yang mempunyai tahapan
proyek yang berbeda dengan proyek KPBU Solicited.
c. Penambahan statistik pengunjung yang mengakses sistem
percepatan proyek infrastruktur.

9. E- LEARNING SYSTEM KOMPETENSI APARATUR INVESTASI (ES KOPI)

Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh


Pusdiklat BKPM melalui ES KOPI, diperlukan tahapan pengembangan ES KOPI
sebagai berikut:

a. Untuk tahun 2020, pengembangan ES KOPI difokuskan pada hal-


hal terkait penggunaan fungsi diantaranya yaitu pengembangan
dalam Penyesuaian Sertifikat, Pembuatan Videografis, Integrasi
SIAD (Sistem Informasi Alumni Diklat) ke ES KOPI, Bank Soal serta
Pengayaan Konten. Akan tetapi, pengembangan tersebut tidak
dapat dilaksanakan karena adanya pemotongan anggaran.
b. Untuk Tahun 2021, pengembangan ES KOPI difokuskan pada hal-
hal terkait penggunaan fungsi sehingga menjadi lebih user-friendly
serta informatif, diantaranya yaitu pengembangan dalam
Penyesuaian Sertifikat, Pembuatan Videografis, Integrasi SIAD
(Sistem Informasi Alumni Diklat) ke ES KOPI, Bank Soal,
Pengayaan Konten, Aplikasi Mobile serta Link Sosial Media.
c. Untuk Tahun 2022, pengembangan ES KOPI difokuskan pada
fungsi self-learning yaitu dengan mengembangkan/menambahkan
Micro Learning dalam ES KOPI.
d. Untuk Tahun 2023, pengembangan ES KOPI difokuskan untuk
integrasi pengembangan kompetensi pegawai yaitu dengan
mengintegrasikan dengan sistem lain (baik internal maupun
eskternal) yaitu diantaranya mengintegrasikan dengan sistem
internal kepegawaian serta mengintegrasikan dengan sistem
eksternal (sebagai contoh adalah sistem BKN).

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
92
e. Untuk Tahun 2024, pengembangan ES KOPI difokuskan dalam
mengembangkan/inovasi platform ES KOPI yaitu dengan
menambahkan implementasi peta sebaran peserta diklat pada
tampilan ES KOPI serta menambahkan implementasi Assessment -
Based Learning yang meliputi E-Self Assessment dan E-Self
Learning.

3.5 APLIKASI LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI


1. Sistem Layanan Teknologi Informasi

Dalam rangka mendukung layanan teknologi dan informasi di BKPM,


diperlukan sistem yang mampu mengelola, membantu penyelesaian
permasalahan yang dialami oleh pegawai BKPM terkait teknologi informasi,
serta mendokumentasikan riwayat permasalahan beserta solusinya. Layanan
teknologi informasi meliputi :

a. Layanan Email BKPM, berupa :


- Permintaan akun email
- Perubahan password
- Keamanan email
- Storage email (backup dan delete email)
- Aktivasi dan deaktivasi akun email
- Pembuatan grup email atau distribution list
b. Layanan TI di BKPM, berupa
- Permintaan penambahan jaringan LAN dan internet
- Perbaikan jaringan dan internet
- Fasilitasi infrastruktur TI (server, storage& network) unit
yang membuat sistem
- Fasilitasi prioritas bandwidth
- Access permission
- Antivirus
- Penambahan akses VPN

Sistem Layanan Teknologi Informasi memiliki konsep Information


Technology Service Management (ITSM), berbasis web dan smartphone yang
mudah diakses. Kemudahan dan fitur pada sistem ini berupa:

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
93
a. Memiliki configurable platform dan engine, seperti workflow
automation, approval engine, service level engine, notification
engine, live chat capabilities, forum, scheduler, reporting, mobility
access, integration;
b. Memiliki modul service catalogue management, incident
management, request fulfilment, problem management, knowledge
management, change management, configuration and asset
management, service level management;
c. Dapat diintegrasikan dengan perangkat lainnya, seperti email
untuk notifikasi, active directory untuk sinkronisasi user;
d. Dapat melakukan konversi email masuk menjadi tiket
(automatically creating a ticket);
2. Security Information and Event Management (SIEM)

Aplikasi dan perangkat keamanan menghasilkan catatan (log) untuk


setiap peristiwa yang terjadi. Misalnya, jika sistem akan maintance karena
instalasi software, maka akan ditampilkan di SYSLOG. Jika perangkat
keamanan (firewall) mengalami beberapa peringatan keamanan, maka akan
menghasilkan log.

Dengan banyaknya log yang harus dipantau, diperlukan sistem yang


dapat mengumpulkan semua log tersebut dan mampu menganalisa log
tersebut menjadi informasi penting yang diperlukan. Untuk melakukan hal
tersebut, diperlukan SIEM yang merupakan sistem informasi terpusat untuk
memonitor lalu lintas jaringan dan memberikan analisa secara real time dari
informasi (log) yang dihasilkan oleh aplikasi maupun workstation atau laptop,
firewall, server, ips, switches, dan routers. Termasuk informasi sebuah
kejadian atau event security yang dihasilkan dari aplikasi ataupun perangkat
keamanan.

3. Knowledge Management System

Pengetahuan adalah aset yang sangat berharga bagi perusahaan.


Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki oleh Stakeholder dari sebuah
perusahaan, akan membuat perusahaan tersebut menjadi semakin maju.
Knowledge Management dapat membantu perusahaan untuk melakukan
sharing pengetahuan seputar proses bisnis, masalah-masalah yang terjadi

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
94
pada setiap unit kerja, hingga berbagi pengalaman tentang hal-hal di luar
pekerjaan yang bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan dari karyawan
perusahaan. Mengingat juga saat ini sedang mewabahnya covid19 yang
menekankan untuk penggunaan teknologi untuk kebutuhan karyawan.

Saat ini pembangunan Knowledge Management System (KMS) di BKPM


masih belum terkelola dengan baik. Dengan peran BKPM yang semakin besar,
pengembangan aplikasi ini mutlak dilakukan. Berikut ini rencana
pengembangannya:

a. Pengembangan bersifat Tacit Knowledge


Adalah pengetahuan yang terdapat dalam diri kita yang
belum didokumentasikan. Dalam hal ini Tacit Knowledge dapat
menjadi aset yang berharga bagi perusahaan karena Tacit
Knowledge berisi pengetahuan dari pengalaman sehari-hari, yang
jika dibagikan akan sangat membantu seluruh stakeholder dalam
perusahaan untuk mengatasi masalah atau menambah
pengetahuan. Contoh dari Tacit Knowledge adalah pengetahuan
yang diperoleh karyawan dari hasil sharing karyawan lain pada
saat rapat atau pelatihan. Selain itu juga bisa digunakan untuk
knowledge sebuah sistem (baik itu arsitektur dan teknolgi), SOP
pembangunan dan pengembangan sistem.
b. Pengembangan bersifat Explicit Knowledge
Adalah pengetahuan yang bersifat tersirat atau sudah
didokumentasikan, sehingga memudahkan karyawan untuk
mempelajarinya. Contoh pengetahuan secara explicit adalah
modul di perusahaan untuk karyawan baru yang berisi deskripsi
pekerjaan atau dokumentasi alur proses bisnis perusahaan.
c. Berintegrasi dengan Sistem yang ada di BKPM.
Karena KMS ini bersifat sharing, maka sistem ini dapat
dijadikan portal informasi. Baik itu untuk melihat data
kepegawaian, data investasi, perizinan, Perban BKPM, informasi
sistem ataupun lainnya yang bersifat umum untuk dilihat semua
karyawan BKPM. Untuk yang bersifat rahasia, dapat diatur siapa
saja yang dapat mengaksesnya.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
95
d. Dapat digunakan sebagai pintu masuk (gateway) pertukaran data
dengan Kementerian diluar perizinan.
Misalnya Biro Kepegawaian dapat melakukan integrasi
dengan BKN melalui gateway KMS. Karena akan memakan waktu
dan sumber daya apabila masing-masing unit di BKPM melakukan
integrasi dengan sistemnya masing-masing. Selain itu masalah
keamanan data dan sistem yang ada di BKPM juga akan dapat
berpengaruh.
4. Project Management Tools

Project Management (PM) adalah usaha pada suatu kegiatan agar


tujuan adanya kegiatan tersebut dapat tercapai secara efisien dan efektif.
Dengan adanya Project Management System ini diharapkan menjadi sebuah
solusi ketika ingin mengetahui secara real time progress pekerjaan/ tracking
progress deliverables yang dilakukan oleh pemenang tender terhadap suatu
pekerjaan. Karena selama ini terkesan pihak vendor terburu-buru dalam
mengerjakan suatu pekerjaan. Dengan melakukan pengawasan dengan
menggunakan aplikasi ini, setiap pekerjaan akan tercapai maksimal karena
kontrol dari unit kerja. Berikut ini rencana pengembangan aplikasi tersebut :

a. All-in-one.
Aplikasi mengumpulkan project, client, dan komunikasi
internal tim. Dapat menyatukan komunikasi dengan
menggabungkan antara vendor dan Unit kerja agar berada dalam
satu sistem. Dengan itu, anggota tim dapat mengikuti perubahan
dan pembaruan status, menambahkan komentar, lampiran, atau
gagasan, dan bahkan menambahkan label dan checklist.
b. Planning Module
Mempunyai modul untuk melakukan perencanaan
terhadap sebuah pekerjaan sebelum dikerjakan dengan
menganalisis dan memproyeksi waktu penyelesaian proyeknya.
c. Project Milestone Schedule
Unit kerja dapat membuat Timeline sesuai dengan ruang
lingkup pekerjaan. Pihak vendor juga dapat melakuan revisi
Timeline tesebut sesuai persetujuan kedua belah pihak. Selain

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
96
kedua belah pihak dapat membuat deadline masing-masing point
ruang lingkup pekerjaannya dengan menandai mana prioritas
terlebih dahulu.
d. To do List
Pihak vendor dapat menentukan dan menjadwalkan tugas
terhadap personilnya.
e. Automatic check-ins
Automatic check-ins dapat digunakan bagi para member
tim untuk menuliskan apa saja yang sudah mereka lakukan dalam
jangka waktu tertentu (bisa per hari, per minggu, atau per bulan)
f. Laporan cross-team dan cross-project.
Dapat membuat dan menyimpan berbagai macam laporan
kegiatan-kegiatan, yang tidak hanya membantu melihat apa saja
yang sudah dikerjakan sampai saat ini tetapi juga sepenuhnya tahu
status project saat ini serta deadline yang akan datang.
g. Discussion Board
Dapat berupa chat grup atau personal.

5. CI/CD atau Version Management Tools

Dalam software development, Version Control System memiliki


peranan penting dalam maintain progress code kita. Dengan Version Control
System, kita juga dapat membuat beberapa environment software seperti
production dan deploy. Masing masing environment software terdiri dari
beberapa stage yang akan melakukan pekerjaan tertentu.

Umumnya, ada tiga tahapan yang ada dalam environment software


yaitu: test, build dan deploy. Mengapa kita perlu environment dan stages?
karena dengan environment dan stages, kita bisa melakukan pengecekan
terhadap software kita sebelum siap dipakai oleh publik. Salah satu
pengecekannya adalah dengan melakukan test terhadap software kita. Selain
itu, dengan adanya environment dan stages dapat membuat software
development dan rilis update yang cepat dan kuat. Proses menjalankan stages
di masing masing environment tersebut dikenal dengan Continuous
Integration, Continuous Deployment and Continuous Delivery.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
97
a. Continuous Integration

Continuous Integration adalah software development


practice dimana pengembang membangun dan mengetes software
secara otomatis setiap kali melakukan push ke repositori.

Untuk setiap commit, CI/CD akan menjalankan unit tests


untuk melihat apakah terjadi error. Jika iya, maka di pipeline akan
terlihat tanda silang yang menandakan bahwa test gagal atau
tanda centang yang menandakan test kita berhasil. Pada
Continuous Integration, karena kita tidak melakukan deploy
produk kita dengan frekuensi yang sering, maka automatic deploy
tidak berjalan. Oleh karena itu disebut Continuous Integration
karena sudah menjalankan automatic build dan test namun
manual deploy.

b. Continuous Delivery

Pada Continuous Delivery, proses automasi hampir


dilakukan di semua stage termasuk deployment. Namun, pada
kenyataannya masih ada sedikit human intervention pada proses
deployment ke production yang membuat Continuous Delivery
kadang tidak sepenuhnya bekerja otomatis. Deployment memang
masih manual tapi itu digunakan saat approving saja. Berbeda
dengan Continuous Integration dimana deployment manual
terjadi karena memang harus melewat proses quality assurance
yang panjang dan frekuensi deployment yang rendah.

c. Continuous Deployment

Dan yang terakhir adalah Continuous Deployment. Pada


Continuous Deployment, semua proses dari test sampai
production sudah fully automated tanpa Human Intervention. Satu
satunya Human Intervention adalah saat developer melakukan
code review saat melakukan merging ke branch master.
Continuous Deployment biasanya digunakan oleh industri besar.
Namun satu hal yang harus diperhatikan adalah tidak semua
sistem mendukung Continuous Deployment. Selain itu, pembuatan

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
98
proses automasi dari test sampai production juga cukup sulit
untuk dibuat.

6. SQL Database Monitoring Tools

Sebagian besar organisasi menganggap, solusi tercepat dan terbaik


untuk mengatasi masalah performance adalah dengan menambahkan
hardware, misalnya ketika sistem berjalan melambat, maka yang dilakukan
adalah meng-upgrade prosesor, menambahkan memory, membeli tambahan
cache dan tambahan volume disk. Solusi ini mungkin terlihat cepat dan mudah
tetapi di sisi lain membutuhkan cost dan jika dipikirkan kembali, masalah
yang sama cepat atau lambat akan terulang kembali karena berkembangnya
aktivitas computer dan penyimpanan yang terbatas. Penambahan hardware
memang dapat menyelesaikan masalah dengan cepat namun tidak
menyelesaikan masalah performance yang sebenarnya.

Seorang Database Administrator (DBA) dapat diibaratkan seperti


teknisi mobil balap yang dapat membangun, mengatur dan mengoptimalkan
kendaraan agar dapat melaju secepat mungkin. DBA bertanggung jawab
untuk melakukan tuning pada SQL query sehingga memiliki kecepatan extra.
Tuning Database merupakan sebuah proses yang membutuhkan pengetahuan
dan keahlian yang mendalam dimulai dengan memahami rencana eksekusi,
bahkan seringkali meng-update atau menuliskan kembali SQL dengan kualitas
lebih baik. Hal ini biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama karena SQL
statements yang banyak dan harus dapat dianalisa, mana statement yang
membutuhkan tuning. Diharapkan dengan SQL Database Monitoring dapat
menjawab proses Analisa tersebut. Sehingga performance sebuah sistem akan
lebih terkendali.

7. Kibana

Kibana adalah alat visualisasi dan eksplorasi data open-source yang


digunakan untuk analisis log dan time-series, pemantauan aplikasi, dan kasus
penggunaan intelijen operasional. Kibana menawarkan fitur yang kuat dan
mudah digunakan seperti histogram, grafik garis, diagram lingkaran, dan
dukungan geospasial built-in dan menyediakan integrasi ketat dengan
Elasticsearch, analitik populer dan mesin pencari, yang membuat Kibana

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
99
menjadi pilihan default untuk memvisualisasikan data yang disimpan dalam
Elasticsearch.

Fitur Kibana:

a. Intuitive charts
Kibana menyediakan bagan dan laporan intuitif yang dapat
digunakan untuk menavigasi secara interaktif melalui data logo
yang besar. User dapat secara dinamis menyeret window,
memperbesar dan memperkecil subset data tertentu, dan
menelusuri laporan untuk mengekstrak wawasan yang dapat
ditindaklanjuti dari data user.
b. Mapping support
Kibana hadir dengan kemampuan geospasial yang kuat
sehingga user dapat dengan mudah melapisi informasi geografis di
atas data user dan memvisualisasikan hasil pada peta.
c. Pre-built aggregations and filters
Menggunakan agregasi dan filter buatan Kibana, user dapat
menjalankan berbagai analitik seperti histogram, kueri top-N, dan
tren hanya dengan beberapa klik.
d. Easily accessible dashboards
User dapat dengan mudah mengatur dasbor dan laporan
serta membaginya dengan yang lain. Yang user butuhkan hanyalah
browser untuk melihat dan menjelajahi data.

8. Aplikasi Monitoring Aliran Data

Peningkatan kegiatan operasional yang dilakukan suatu organisasi


dengan memanfaatkan teknologi informasi berbanding lurus dengan
banyaknya data transaksi operasional yang harus disimpan dalam database.
Hal ini berpotensi menimbulkan permasalahan dalam proses query untuk
mendapatkan informasi berupa summary. Dengan adanya data warehouse,
merupakan sebuah solusi sistem informasi yang digunakan untuk
menampung semua data summary dari sistem informasi operasional sehingga
mampu menghasilkan report berupa summary dengan proses query yang
cepat. Untuk memudahkan pembuatan data warehouse, dibutuhkan aplikasi
RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
100
dinamis sebagai penghubung atau middleware yang bertugas membantu
pengolahan data sebelum data tersebut digunakan oleh data warehouse.
Aplikasi ini disebut ETL (extraction, transformation, loading). Keberadaan
ETL ini akan menjadi pondasi dari data warehouse.

Dalam proses pengolahan data, diperlukan aplikasi monitoring aliran


data untuk memantau dan menganalisa performa setiap tahapan dalam aliran
data dari operasional ke data warehouse serta akan memberikan informasi
dan notifikasi bila ada tahapan yang melampaui parameter ambang batas
yang telah ditentukan. Arsitektur data warehouse sendiri terdiri dari Data
Operasional, Penyimpanan Data Operasional, Manajer ETL, Manajer
Warehouse, Manajer Query, Data Detail, Ringkasan Data, Data Arsip/Backup,
Metadata, dan Alat Akses Pengguna.

9. Tracking dan Analisis Beban Kerja Permintaan Data

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan data investasi yang terbaru,


akurat dan reliable, meningkat juga permohonan data yang diterima oleh unit
Pusat Pengolahan Data dan Informasi. Pemohon data tidak hanya dari internal
unit kerja di BKPM namun juga eksternal seperti instansi pemerintah, swasta
maupun masyarakat. Untuk memudahkan pengelolaan permohonan data
tersebut, diperlukan aplikasi yang mampu mengelola, memonitoring, dan
mendokumentasikan serta menganalisa riwayat permohonan data.

Permohonan data umumnya melalui surat resmi yang ditujukan


kepada Kepala Pusat Pengolahan Data dan Informasi, sehingga aplikasi ini
dapat terintegrasi dengan modul persuratan ataupun email. Fitur-fitur yang
ada pada aplikasi ini, antara lain:

a. Pencatatan permohonan data yang masuk secara elektronik


b. Dashboard monitoring yang memuat informasi banyaknya
permohonan data yang masuk, permohonan data yang dalam
proses pengerjaan dan permohonan data yang sudah selesai
diproses
c. Tracking permohonan data untuk mengetahui posisi dan history
pemrosesan data
d. Analisa beban kerja pemroses permohonan data
e. Penarikan report permohonan data
RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
101

10. Sistem Pengelola Aset Teknologi Informasi

Sebagai salah satu pendukung suksesnya e-government, aset teknologi


informasi harus dikelola secara efektif agar bisa dimanfaatkan secara optimal.
Aset dalam hal ini mencakup semua elemen dari perangkat lunak dan
perangkat keras yang ditemukan di lingkungan organisasi. Manajemen aset TI
merupakan bagian penting dari strategi organisasi. Proses ini melibatkan
pengumpulan informasi rinci mengenai perangkat keras dan perangkat lunak
yang kemudian akan digunakan untuk membuat keputusan tentang
pembelian dan redistribusi perangkat tersebut.

Manajemen aset TI akan membantu organisasi untuk mengelola sistem


secara lebih efektif dan menghemat waktu dan uang untuk menghindari
pembelian aset yang tidak perlu dan memaksimalkan pemanfaatan sumber
daya yang ada. Dalam melakukan manajemen aset TI, diperlukan sistem
pengelola aset TI yang sesuai dengan kebijakan pengelolaan aset TI yang
meliputi pengumpulan, pemutakhiran, penghapusan, dan perubahan data;
memberikan kemudahan dalam pengaksesan kembali data aset TI dan
memiliki kemampuan untuk :

a. Pencatatan aset TI ke dalam aplikasi. Komponen yang dicatat


bersifat menyeluruh seperti nama, merk, jenis, kuantitas, garansi,
tanggal beli, harga, lokasi, masa berlaku lisensi, status aset, dsb.
b. Verifikasi dan validasi data aset TI yang telah diinput ke dalam
aplikasi.
c. Monitoring aset TI secara berkelanjutan: Aset TI yang telah
dimiliki harus selalu dimonitor dan dipelihara. Pengecekan aset TI
dilakukan secara berkala untuk melihat status aset apakah masih
dalam kondisi baik, perlu dilakukan perbaikan, atau rusak.
d. Pemutakhiran data aset TI secara berkala untuk mendapatkan
data aset TI yang mutakhir. Pemutakhiran tidak hanya dilakukan
saat terjadi kerusakan perangkat dan membutuhkan pergantian,
tapi juga harus mencatat perubahan lokasi, perubahan pengguna,
dan juga status perangkat.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
102
e. Rekonsiliasi data aset TI dengan unit Biro Umum untuk
memastikan kelengkapan dan status data aset TI serta
mendapatkan gambaran aset TI mana saja yang masih aktif atau
yang sudah dapat dihapuskan dari pencatatan.
f. Notifikasi masa berlaku aset TI: Aplikasi pengelola data aset TI
harus dapat memberikan notifikasi secara otomatis melalui email
terkait masa berlaku perangkat keras, perangkat lunak, dan juga
layanan berlangganan (email, office 365, lisensi). Dengan adanya
notifikasi secara otomatis, ketersediaan layanan TI akan tetap
terjaga, karena sebelum masa berlaku aset TI habis, unit sudah
dapat mempersiapkan penggantian perangkat, meminta
perbaikan perangkat selama masa garansi, ataupun melakukan
perpanjangan layanan berlangganan.
g. Laporan data aset TI yang mutakhir: Data aset TI yang mutakhir
sangat berguna bagi Pimpinan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan terkait keadaan perangkat, apakah perlu dilakukan
perbaikan, pergantian, ataupun penambahan aset TI.

3.6 PENGEMBANGAN BASIS DATA


Teknologi Big Data merupakan suatu teknologi yang dapat memberikan
peningkatan performa secara signifikan pada sisi penyimpanan dan pemrosesan
data, serta memberikan peluang yang lebih besar dalam pemanfaatan machine
learning dan AI. Oleh karena itu teknologi Big Data merupakan solusi bagi
perusahaan yang memiliki data dalam jumlah besar, variasi yang banyak, serta
arus data yang cepat. Implementasi Big Data juga membukakan akses pada
beberapa metode analisa data yang mungkin sebelumnya merupakan hal yang
sulit dilakukan, seperti pemantauan yang bersifat real-time yang pada akhirnya
akan mendukung proses decision-making dalam hal akurasi dan kecepatan respon.
Oleh karena itu, Big Data dapat memberikan banyak sekali manfaat bagi
perusahaan yang mengimplementasikan teknologi tersebut.

Kondisi lingkungan IT dan pemanfaatan data yang ada di BKPM saat ini
pada kenyataannya sudah hampir menyerupai konsep dari teknologi Big Data,
yaitu dengan memanfaatkan DWH untuk menarik dan menyimpan data dari

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
103
berbagai aplikasi di dalam dan di luar BKPM yang kemudian dianalisa untuk
memenuhi kebutuhan dari BKPM. Keterbatasan yang ada di environment BKPM
saat ini adalah pada:

1. Aktivitas data collecting

a. Tipe data yang bisa diakomodir, yaitu hanya tipe data yang
terstruktur

b. Update data baru bisa dilakukan setiap 5 menit sekali

2. Aktivitas data analysis

a. Belum bisa memanfaatkan data real-time

b. Belum bisa memanfaatkan data yang dihasilkan dari luar


aplikasi seperti dari media sosial

Dari hasil benchmarking yang dilakukan, Bukalapak dan Bank Indonesia


memiliki alasan yang berbeda dalam melakukan implementasi Big Data.
Bukalapak mengimplementasikan Big Data sebagai solusi untuk masalah
pengumpulan dan pemanfaatan data, sedangkan Bank Indonesia
mengimplementasikan Big Data sebagai persiapan masa depan dengan berkaca
pada pengalaman bank sentral lain di dunia yang sudah melakukan implementasi.
Hasil dari implementasi Big Data di Bukalapak adalah memberikan peningkatan
performa dalam sirkulasi dan analisa data, sedangkan pada Bank Indonesia, Big
Data membuka peluang-peluang pemanfaatan data yang lebih advance untuk
menjawab kebutuhan data di depan.

Untuk dapat mengoptimalkan manfaat yang diberikan oleh Big Data,


diperlukan sebuah tim yang cakap dalam bidang Big Data, yang biasanya terdiri
atas 3 bagian tim, yaitu tim Data Engineer, Data Analyst dan Data Modeller. Tim
Data Engineer bertugas untuk melakukan konfigurasi dan maintenance pada
environment Big Data serta pada data yang berputar dalam perusahaan. Tim Data
Analyst bertugas untuk memanfaatkan data-data yang ada, memproses data-data
tersebut untuk memenuhi kebutuhan dari perusahaan dalam segala bidang yang
diperlukan. Sedangkan tim Data Modeller bertugas untuk membuat model
matematika untuk kebutuhan machine learning dan AI, mengujinya sampai pada
tingkat akurasi yang diharapkan, dan melakukan maintenance pada model yang
dibuat agar senantiasa dapat beradaptasi pada kondisi-kondisi yang mungkin

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
104
muncul. BKPM harus dapat menemukan cara untuk dapat melakukan rekrutmen
tim ini dengan baik, dan kemudian mempertahankan tim tersebut.

Dari hasil penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa BKPM sudah


berada pada keadaan membutuhkan teknologi Big Data. Hal ini didasarkan pada
mulai dirasa terbatasnya kemampuan pengumpulan data, update data,
pemrosesan data, dan juga pemanfaatan data. Selain menjadi solusi untuk
keterbatasan yang sudah muncul saat ini, Big Data juga akan memberikan
kemampuan pada BKPM untuk menghadapi tantangan ke depannya yang
berkaitan dengan data dan pemanfaatannya. Solusi yang diberikan Big Data atas
keterbatasan di BKPM yaitu:

1. Dalam hal data collecting

a. Metode Data Lake, memberikan BKPM kemampuan untuk


mulai memanfaatkan data dengan tipe tidak terstruktur.
Dengan demikian, BKPM bisa mulai memanfaatkan media
sosial sebagai sumber data. Selain itu, Data Lake juga dapat
memberikan solusi untuk potensi kendala koneksi yang
mungkin terjadi ketika melakukan pengambilan data
dengan metode ETL dari server aplikasi yang berada di luar
jaringan BKPM.

Pemanfaatan Data Lake dioptimalkan dengan cara


memindahkan semua data, tanpa sortir atau filter apapun,
dari aplikasi lain ke dalam media penyimpanan Data Lake.
Tanpa melakukan sortir atau filter dalam pemindahan data,
proses pemindahan data dapat berjalan lebih cepat.
Cepatnya pemindahan data juga dapat ditingkatkan dan
dipermudah dengan menggunakan aplikasi Big Data
bernama Apache Scoop. Pertama kali melakukan migrasi
data mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama
tergantung dari besarnya data yang akan dimigrasi, namun
selanjutnya Apache Scoop dapat dikonfigurasi untuk hanya
mengambil update dari data.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
105
b. Update data dapat diperkecil periodenya dengan
menggunakan aplikasi Big Data bernama Apache Scoop
yang dibahas pada poin sebelumnya.

2. Dalam hal data analysis

a. Terkait data dengan sifat real-time, dengan menggunakan


aplikasi Apache Scoop proses update data dapat dipercepat
dengan signifikan sampai ke tingkat update per detik sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan proses dari mesin yang
berada pada environment Hadoop. Hal ini berkaitan dengan
sifat distributed dari sistem data pada Hadoop. Dengan sifat
distributed ini, maka proses update data tidak hanya
dilakukan oleh satu mesin, namun oleh beberapa mesin
yang sudah dikonfigurasi dalam environment Hadoop ini.

b. Terkait pemanfaatan data di luar aplikasi, dengan


memanfaatkan Data Lake maka BKPM akan dapat
memanfaatkan data dari berbagai sumber, karena Data
Lake memiliki kemampuan untuk menyimpan data tanpa
terbatas dengan ada atau tidaknya struktur datanya.

Dengan terlepasnya batasan struktur data, maka


sumber data yang bisa digunakan oleh BKPM akan menjadi
hampir tidak terbatas, sehingga pada akhirnya akan
membuka kemungkinan-kemungkinan untuk
memanfaatkan data dengan cara atau metode yang saat ini
masih tidak memungkinkan, seperti melakukan data
mining pada media-media sosial dan sebagainya.

Big Data juga dapat digunakan untuk pengaplikasian lainnya, seperti


penggunaan pada Command Centre. Kemampuan data updating dan data
processing secara real-time yang dimiliki Big Data sangatlah krusial dalam
command centre karena command centre memiliki tugas utama dalam melakukan
pemantauan data secara real-time dan memiliki fungsi untuk meningkatkan
kemampuan decision making dan fast response dari BKPM

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
106
Ilustrasi berikut adalah masukan mengenai skema implementasi Big Data
di BKPM.

Gambar Masukan Skema Implementasi Big Data untuk BKPM

Pada skema usulan di atas, arsitektur data eksisting di BKPM akan


dilengkapi dengan teknologi Big Data. Yang dirubah adalah memindahkan DWH
BKPM ke dalam environment Hadoop dan kemudan menggunakan Data Lake
sebagai media untuk menyimpan data dari semua sumber data yang digunakan
BKPM saat ini. Migrasi total dan update data dilakukan dengan aplikasi Apache
Scoop dan disimpan ke dalam Data Lake. Keuntungan yang didapatkan adalah data
yang bisa disimpan tidak lagi terbatas pada data terstruktur saja, melainkan juga
bisa menyimpan data-data tidak terstruktur dan semi terstruktur.

Metode ETL yang digunakan BKPM saat ini untuk melakukan migrasi atau
update data dari aplikasi di luar BKPM ke dalam DWH akan dikonfigurasi ulang
untuk mengambil data hanya dari Data Lake saja karena dengan skema ini, Data
Lake akan menjadi satu-satunya sumber data di internal BKPM dikarenakan Data
Lake sudah memiliki semua data yang berasal dari aplikasi di luar BKPM.
Keuntungan yang didapat adalah untuk pemanfaatan data BKPM tidak akan
tergantung lagi pada faktor-faktor di luar BKPM seperti koneksi mesin server yang
berada di luar BKPM, karena sumber data tunggal yaitu Data Lake sudah berada
dalam environment BKPM.

Selanjutnya, kemampuan proses data pada mesin / server di BKPM akan


ditingkatkan dengan menggunakan aplikasi Hadoop MapReduce, Apache Storm,
dan Hadoop Yarn. MapReduce dengan kemampuan resource management, seperti
RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
107
clustering dan scheduling, akan membagi data dalam beberapa cluster sehingga
penyimpanan dan pemrosesan data tidak lagi akan tergantung pada satu mesin /
server saja, melainkan dilakukan oleh beberapa mesin secara terdistribusi.
Apache Storm dengan kemampuan real-time distributed computation system-nya
akan mendistribusikan aktivitas proses data ke dalam beberapa mesin / server,
sehingga kecepatan proses data akan dapat ditingkatkan. Lalu Hadoop Yarn
memiliki kemampuan untuk menyederhanakan pemrosesan data dalam skala
besar secara paralel, yang berarti pemrosesan data yang dilakukan akan
dikerjakan secara simultan sehingga akan dapat meningkatkan kecepatan proses
data.

Setelah mengoptimalkan kemampuan dan fitur yang dimiliki environment


Hadoop, barulah aktivitas visualisasi dari data dilakukan dengan menggunakan
aplikasi-aplikasi visualisasi data yang dimiliki BKPM saat ini seperti Tableau dan
Cognos. Keuntungan yang bisa diberikan Big Data terkait visualisasi data ini
adalah dengan kemampuan penyimpanan data dengan jumlah besar yang dimiliki
Big Data, BKPM dapat membuatkan satu database untuk masing-masing
visualisasi data yang dilakukan. Praktek yang umum dilakukan untuk visualisasi
data adalah dengan melakukan query pada database untuk memilah data yang
digunakan untuk visualisasi data, baik dalam bentuk dashboard maupun report.

Dengan membuatkan satu database untuk masing-masing visualisasi data,


maka query untuk visualisasi data tidak lagi perlu dilakukan karena sudah
dilakukan terlebih dahulu ketika memindahkan data dari DWH ke dalam database
masing-masing dashboard atau report. Dengan kata lain, proses query tersebut
dilakukan pada bagian “dapur” dari sistem, sehingga untuk penyajian datanya
dapat dilakukan dengan jauh lebih cepat.

3.7 PUSAT DATA


Data centre adalah bagian dari infrastruktur komputasi yang mendukung
terlaksananya layanan komputasi yang dibutuhkan oleh organisasi. Infrastruktur
komputasi terdiri dari komponen komputasi dan komponen pendukung
komputasi. Infrastruktur komponen komputasi pada organisasi dalam skala yang
lebih besar dapat berupa datacentre. Sedangkan infrastruktur komponen

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
108
pendukung komputasi adalah berupa peralatan non komputasi seperti sistem
pendingin, sumber listrik, fire estinguisher dan fasilitas pendukung lainnya.

Data centre merupakan pusat ditempatkannya berbagai fasilitas komputasi


seperti server, alat penyimpan (storage device) dan jaringan (network) komputer
berserta fasilitas pendukungnya. Datacentre merupakan fasilitas vital bagi
keberlangsungannya layanan komputasi bagi organisasi. Merupakan suatu
keharusan bahwa datacentre harus memenuhi standar yang tinggi agar tercapai
integritas dan fungsionalitas lingkungan komputasi yang dilayaninya. Oleh karena
itu komponen yang mendukung datacentre harus dapat diandalkan dengan
minimal gangguan. Beberapa aspek penting guna menjaga fungsi datacentre
antara lain adalah:

a. Kemampuan operasional, dukungan dan kemandirian user dalam


mengatasi krisis dan kegagalan sistem.

b. Ketersediaan sumber daya manusia yang mumpuni.

c. Tersedianya dukungan pemeliharaan, penggantian alat dan dukungan


vendor.

d. Risiko kegagalan sistem secara total (black out) karena kegagalan


hardware atau force majeure.

Yang tidak kalah pentingnya adalah penyediaan pendukung datacentre


seperti pasokan listrik yang sesuai dengan kebutuhan listrik datacentre dan
dijamin tidak terputus. Sistem pendingin juga harus tersedia dan memenuhi
kebutuhan pendinginan seluruh peralatan komputasi tersebut. Kegagalan sistem
pendinginan dapat juga menjadi sumber kegagalan layanan datacentre. Fasilitas
data centre lainnya adalah sistem alat pemadam kebakaran, CCTV dan ruangan
yang memadai serta keamanan fisik lingkungan data centre.

Arsitektur Infrastruktur komputasi pada data centre terdiri dari 3


komponen yaitu peralatan jaringan, peralatanan komputasi (komputer server)
dan peralatan penyimpan (storage device). Ketiga jenis peralatan tersebut
memiliki peran yang berbeda namun penting sehingga harus ditangani dengan
naik agar kesinambungan operasional tetap berjalan sebagai mana mestinya.
Ketiga peralatan tersebut terhubung satu dengan lainnya menjadi sebuah sistem

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
109
layanan datacentre. Menurut evolusi perkembangannya ada tiga jenis arsitektur
data centre yang ada saat ini, yaitu:

1. Tradisional/three tier infrastucture (antara lain rack server)

Terdiri dari 3 lapisan (layer) infrastruktur yang terpisah dengan berbagai


merek
yaitu lapisan komputasi (server), fiber channel, SAN (storage area network),
deretan alat penyimpan (storage array). Datacentre secara tradisional atau
sering disebut Rack Server memiliki sejumlah server yang bersifat silo dimana
sumber dayanya hanya dapat digunakan sendiri dan tidak dapat dibagi pakai
(share) dengan server yang lain. Pengelolaan datacentre jenis ini memiliki
banyak kendala antara lain:

a. Oleh karena berifat silo (satu terpisah), kapasitas storage sangat


bergantung kepada keterbatasan slot penempatan storage pada sebuah
server saja. Storage di server yang lain yang masih belum banyak terpakai
tidak dapat dimanfaatkan oleh server lain yang sangat kekurangan storage.
Sementara aplikasi hanya berjalan pada satu server tersebut saja.

b. Kinerja komputasi server menjadi tidak maksimal karena karena


terbatasnya memory dan storage yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan aplikasi. Terbatasnya memory dan storage akan memicu
meningkatnya proses I/O (input output) yang berakibat respond time
aplikasi menjadi lambat.

c. Ketersediaan layanan menjadi isu karena jika terjadi kerusakan pada


storage dan server (server/storage crushed) akan menyebabkan
kehilangan seluruh akses ke data tersebut sementara data yang berada di
storage lokal tidak dapat digunakan oleh server lain (shared).

d. Tidak efisien, hal ini karena banyaknya sisa kapasitas komputasi, memori,
storage yang tidak dapat dimanfaat aplikasi pada server lain yang
membutuhkan.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
110

2. Converged infrastructure

Merupakan platform infrastruktur yang mengintegrasikan komponen


komputasi, storage dan networking kedalam sebuah rak dengan menggunakan
software HyperConverged Infrastructure (HCI). Pada platform ini masing-
masing komponen masih terpisah-pisah namun dapat dikelola dan
dikendalikan secara terpusat menggunakan software virtualisasi. Integrasi
optimal didapat jika komponen yang digunakan menggunakan merek yang
sama. Saat ini Platform ini masih popular digunakan dan masih diandalkan
sebagai datacentre di perusahaan besar di Indonesia yang lebih dikenal
dengan Blade Server.

3. Hyper-Converged Infrastructure (HCI) Device

Berkaitan dengan konvergensi komputasi, jaringan, storage dan virtualisasi ke


dalam sebuah alat (appliace) dan dapat dikendalikan melalui software yang
mudah digunakan dalam sebuah konsul yang user friendly. Model HCI ini
umumnya dari komponen hardware dan software didukung oleh satu vendor
saja. Storage yang digunakan direkomendasikan menggunakan harddisk solid
state (SSD) yang aksesnya lebih cepat dari harddisk biasa. Model HCI
memungkin mengontrol segala sesuatunya mulai dari jaringan, komputasi dan
storage serta sekurity dapat dilakukan secara holistik melalui software. Oleh

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
111
karena itu konsep HCI sangat mendukung konsep Software Defined
Datacentre yaitu datacentre yang sepenuhnya dapat dikontrol dan
dikonfigurasikan serta dipelihara melalui kontrol software.

Kemudahan dalam pengembangan kapasitas komputasi dan storage serta


kemudahan dalam pengelolaannya menjadikan HCI solusi datacentre ke depan
(Future Proof Investment).

Gambar. Kemudahan Upgrade Server versi HCI

Pengembangan kapasitas datacentre dapat dilakukan dengan cepat dan


mudah. Dengan alat yang kecil dan kompak dapat dilakukan penambahan alat
secara bertahap sesuai dengan pertambahan kebutuhan baik dari sisi
komputasi, storage dan jaringan. Penambahan alat dapat dilakukan on-the-fly
yaitu tanpa mematikan seluruh sistem sehingga operasional datacentre tidak
terganggu. Dengan demikian pengoperasian datacentre menggunakan konsep
HCI tidak membutuhkan personil IT yang banyak dan tidak terlalu teknis.

Sejalan dengan perkembangannya HCI sudah mencapai generasi ke-3 seperti


terlihat pada gambar 33 yang masing-masing generasinya adalah sebagai
berikut:

 HCI generasi pertama adalah konvergensi antara compute dengan storage

 HCI generasi kedua adalah konvergensi compute, Storage dan Network.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
112
 HCI generasi ketiga adalah konvergensi compute, Storage, Network dan
Security kedalam satu appliance (box hardware)

HCI generasi ketiga saat ini sudah tersedia dipasaran dengan berbagai merek.
Dengan menggunakan HCI generasi ketiga maka proses pengoperasian
datacentre mulai dari jaringan, komputasi, storage dan sekuriti dapat
dilakukan secara software. Hal ini tentu sangat meringkan dalam
pengorasiannya yang akan menjadi sangat efiesien dan sangat efektif.
Disamping itu penambahan kapasitas akan mudah dilakukan tanpa perlu
persiapan serepot memasang server atau rak server konvensional yang
selama ini dilakukan.

3.8 STRUKTUR ORGANISASI TIK


Seiring dengan tuntutan untuk semakin mempermudah perizinan
berusaha dan dengan cakupan pengembangan sistem yang luas, tantangan
teknologi informasi yang bersifat dinamis sesuai dengan perubahan regulasi dan
dengan pengelolaan sistem secara nasional, BKPM sebagai Lembaga OSS
mempunyai peran yang signifikan. Dengan berbagai tuntutan reformasi pada
pelayanan perizinan berusaha tersebut, dianggap perlu untuk ditindaklanjuti
dengan menyesuaikan struktur organisasi BKPM. Restrukturisasi organisasi pada
unit Direktorat Pengembangan Sistem Perizinan Berusaha dan Pusat Pengolahan
Data Dan Informasi adalah untuk memenuhi amanat PP 24 Tahun 2018 dan
pengembangan dan pengelolaan OSS RBA dengan melakukan perubahan pada:

 Struktur organisasi unit eselon II pada unit Direktorat Pengembangan


Sistem Perizinan Berusaha yang semula berada di bawah Deputi Bidang
Pelayanan Penanaman Modal menjadi menjadi Pusat Sistem Perizinan
Berusaha di bawah Unit Sekretaris Utama. Pusat Sistem Perizinan
Berusaha ini akan fokus pada pengembangan dan pengelolaan sistem
layanan publik (aplikasi perizinan berusaha) secara nasional.

 Struktur organisasi unit eselon II pada Pusat Pengolahan Data dan


Pelaporan pada Unit Sekretaris Utama berubah menjadi Pusat Pengelolaan
Data dan Informasi yang fokus pada dukungan operasional TI (pengelolaan

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
113
sistem informasi pendukung dan integritas data, pengelolaan data dan
Infrastruktur TI).

Sementara itu, tujuan restukturisasi organisasi adalah sebagai berikut:

 Mengoptimalkan kolaborasi dalam satu garis komando dan bertanggung


jawab kepada Kepala BKPM dalam perencanaan, pengembangan,
pengelolaan sistem baik untuk layanan publik maupun dukungan
operasional.

 Meningkatkan layanan publik berupa kemudahan, kecepatan, transparansi


dan kepastian berusaha

 Meningkatkan investasi yang berkualitas sehingga mendorong


pertumbuhan ekonomi Indonesia

 Meningkatkan peringkat Indonesia dalam Ease of Doing Business (EODB)


dengan mempermudah perizinan berusaha; dan

 Mengintegrasikan penerbitan perizinan berusaha antara berbagai


Kementerian/Lembaga dan juga Pemerintah Daerah dalam sebuah sistem
OSS RBA.

 Mendukung penerapan good corporate governance dalam seluruh kegiatan


pelayanan perizinan berusaha

a. Pusat Sistem Perizinan Berusaha

Pusat Sistem Perizinan Berusaha mempunyai tugas melaksanakan


penyusunan kebijakan teknis terkait sistem layanan publik meliputi proses
bisnis, perencanaan, pengembangan dan pengelolaan dan evaluasi sistem
OSS. Selain memiliki tugas sebagaimana pada kerangka kerja berdasarkan
COBIT 5 dan IT-IL, unit kerja ini juga memiliki tugas untuk mengintegrasikan
sistem layanan publik milik tiap-tiap kementerian/lembaga/pemerintah
daerah (K/L/D) ke dalam satu portal perizinan berusaha, OSS, di mana tugas
dan fungsi koordinasi dengan masing-masing K/L/D menjadi salah satu
tanggung jawab pada Pusat Pengembangan Sistem Perizinan Berusaha ini.

Dalam melaksanakan tugas, Pusat Sistem Perizinan Berusaha mempunyai


fungsi:

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
114
 Penyiapan penyusunan kebijakan teknis norma, standar, prosedur, dan
kriteria penyusunan tata Kelola dan evaluasi sistem perizinan berusaha;

 Penyiapan penyusunan kebijakan teknis norma, standar, prosedur, dan


kriteria pengembangan sistem perizinan berusaha.

 Penyiapan penyusunan kebijakan teknis norma, standar, prosedur, dan


kriteria interopabilitas sistem perizinan berusaha .

 Penyiapan penyusunan kebijakan teknis norma, standar, prosedur, dan


kriteria sistem perizinan berusaha.

Pusat Sistem Perizinan Berusaha terdiri atas:

 Bidang Tata Kelola & Evaluasi Sistem Perizinan Berusaha

 Bidang Pengembangan Sistem Perizinan Berusaha

 Bidang Interopabilitas Sistem Perizinan Berusaha

 Bidang Pengelolaan Sistem Perizinan Berusaha

b. Pusat Pengelolaan Data dan Informasi

Pusat Pengelolaan Data dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan:

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
115
 pengelolaan sistem informasi pendukung dan integritas data OSS
dan data penanaman modal lainnya;

 pengolahan data OSS dan data penanaman modal lainnya dan


informasi;

 perencanaan, pengembangan, pengelolaan, dukungan teknis


infrastruktur, jaringan, dan menjaga keamanan informasi

Dalam melaksanakan tugas, Pusat Pengelolaan Data dan Informasi


menyelenggarakan fungsi:

 melakukan pengelolaan data OSS dan data penanaman modal


lainnya

 melakukan pengelolaan sistem informasi pendukung dan integritas


data

 melakukan pengolahan data OSS dan data penanaman modal


lainnya dan informasi;

 melakukan perencanaan, pengembangan, pengelolaan, dukungan


teknis infrastruktur, jaringan

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
116
 menjaga keamanan informasi dan keamanan infrastruktur dan
jaringan

c. JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB


Nomor 32 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Pranata Komputer,
ditetapkan bahwa Jabatan Fungsional Pranata Komputer merupakan jabatan
karir PNS. Jabatan fungsional Pranata Komputer termasuk dalam klasifikasi
kekomputeran. Jabatan fungsional Pranata Komputer merupakan jabatan
fungsional kategori ketrampilan dan keahlian dari jenjang terendah sampai
jenjang tertinggi, terdiri atas:

 Pranata Komputer Terampil

 Pranata Komputer Mahir

 Pranata Komputer Penyelia

Jenjang jabatan fungsional Pranata Komputer kategori keahlian, dari jenjang


terendah sampai dengan jenjang tertinggi terdiri atas:

 Pranata Komputer Ahli Pertama

 Pranata Komputer Ahli Muda

 Pranata Komputer Ahli Madya

 Pranata Komputer Ahli Utama

Tugas jabatan fungsional pranata komputer adalah melaksanakan kegiatan


teknologi informasi berbasis komputer yang meliputi tata kelola dan tata
laksana teknologi informasi, infrastruktur teknologi informasi serta sistem
informasi dan multimedia.

Tata Kelola dan Tata Laksana Teknologi Informasi


1) IT Enterprise memiliki tugas sebagai berikut:

 Melakukan review TI yang digunakan BKPM saat ini atau tren TI


terkini

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
117
 Melakukan analisis dampak TI yang digunakan BKPM saat ini dan
trennya terhadap perubahan strategi bisnis BKPM

 Menyusun kerangka kerja untuk penyusunan strategi TI

 Melakukan pengkajian terhadap kerangka kerja untuk penyusunan


strategi TI

 Melakukan analisis kesenjangan terhadap strategi TI

 Menyusun strategi TI

 Melakukan pengkajian terhadap strategi TI

 Menyusun komponen dan pengembangannya Enterprise


Architecture (EA ) saat ini

 Melakukan analisis kesenjangan dan pengkajiannya terhadap


komponen Enterprise Architecture (EA)

 Membuat usulan roadmap pada masing- masing komponen


Enterprise Architecture (EA )

 Menyusun strategi implementasi Enterprise Architecture (EA )

 Menyusun dan melakukan pengkajian tata kelola TI

 Menetapkan target manfaat atau dampak dari


implementasi TI

 Menetapkan cara mengukur performa TI

 Melakukan pengukuran performa TI

 Menyusun template/pola acuan untuk strategi operasional rencana


TI

 Menyusun strategi operasional rencana TI

 Melakukan pengkajian terhadap kelayakan implementasi rencana


TI

 Menyusun strategi layanan teknologi informasi

 Mengelola kebutuhan layanan teknologi informasi

 Menyusun portofolio layanan teknologi informasi

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
118
 Mengelola portofolio layanan teknologi informasi

 Mengelola anggaran layanan teknologi informasi

 Menyusun SOP untuk kegiatan IT Service Management

2) Manajemen Layanan TI memiliki tugas sebagai berikut:

 Mengelola katalog layanan teknologi informasi

 Mengelola penyedia jasa atau barang untuk layanan teknologi


informasi

 Mengelola kapasitas layanan teknologi informasi

 Mengelola tingkat layanan teknologi informasi

 Mengelola dukungan operasional layanan teknologi informasi

 Melakukan pemantauan (monitoring) dan evaluasi ketersediaan


layanan teknologi informasi

3) Pengelolaan data (Data management) memiliki tugas sebagai


berikut:

 Menyusun arsitektur teknologi data

 Menyusun arsitektur integrasi data

 Melakukan perancangan data model

 Melakukan implementasi data model

 Melakukan perancangan business intelligence

 Melakukan implementasi business intelligence

 Mengelola rilis dan deployment layanan teknologi informasi

 Mengelola event kegiatan teknologi informasi

 Mengelola insiden kegiatan teknologi informasi

 Mengelola permintaan dan layanan teknologi informasi

 Menyusun standar metadata

 Melakukan analisis kebutuhan informasi

 Menyusun prosedur pengujian rancangan layanan akses data

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
119
 Melakukan perancangan integrasi data

 Melakukan evaluasi hasil pengujian rancangan integrasi data

 Menyusun prosedur pengujian validasi kebutuhan informasi

 Menyusun kebutuhan teknologi data

 Melakukan implementasi data mining

 Menyusun kebutuhan atau standar keamanan data

 Menyusun kebijakan keamanan data

 Menyusun definisi kontrol atau prosedur keamanan data

 Mengelola pengguna dan hak akses data

 Melakukan analisis perilaku akses pengguna

4) Audit TI

 Melakukan studi kelayakan audit TI

 Menyusun proposal audit TI

 Melakukan perancangan proses bisnis dan

 SOP pelaksanaan audit TI

 Melakukan pengkajian terhadap framework audit TI

 Melakukan pengkajian terhadap tool dan aplikasi yang digunakan


untuk audit TI

 Melakukan analisis awal untuk kebutuhan audit TI

 Melakukan pengujian, verifikasi, atau validasi terhadap data audit


TI

 Melakukan analisis data audit TI

 Melakukan evaluasi kegiatan audit TI

5) Manajemen risiko TI

 Melakukan reviu dokumen manajemen risiko

 Membuat framework manajemen risiko

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
120
 Menyusun rencana manajemen risiko

 Melakukan analisis faktor risiko

 Melakukan identifikasi risiko

 Melakukan pengukuran risiko

 Menyusun strategi penanganan risiko

 Membuat prosedur penanganan risiko

 Menyusun solusi teknis penanganan risiko

 Melakukan pemantauan (monitoring ) terhadap strategi


penanganan risiko

 Melakukan evaluasi terhadap strategi penanganan risiko

Infrastruktur Teknologi Informasi

1) Sistem Jaringan Komputer

 Melakukan analisis kebutuhan pengguna sistem jaringan komputer


kompleks

 Melakukan analisis kondisi sistem jaringan komputer kompleks


yang sedang berjalan

 Membuat rancangan logis (logical design ) sistem jaringan


komputer

 Menyusun rancangan uji coba sistem jaringan kompleks

 Menyusun rumusan kebijakan keamanan jaringan

 Melakukan reviu kebijakan keamanan jaringan

 Menyusun prosedur keamanan jaringan

 Menyusun petunjuk teknis sistem jaringan komputer dan


keamanan jaringan

 Melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap kebijakan keamanan


jaringan

2) Manajemen Infrastruktur TI

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
121
 Menyusun rencana pengoperasian infrastruktur TI

 Menyusun KAK

 Melakukan evaluasi proposal teknis penyedia barang/jasa


infrastruktur TI

 Melakukan pengkajian terhadap pemenuhan/ kesesuaian


infrastruktur TI terhadap regulasi

 Melakukan pemeriksaan kesesuaian antara Infrastruktur TI dengan


spesifikasi teknis

 Menyusun rencana pemeliharaan infrastruktur TI

 Melakukan analisis permasalahan dari hasil pemantauan


(monitoring ) kinerja infrastruktur TI

3) Sistem Informasi

 Menyusun usulan pembangunan sistem informasi

 Menyusun rencana studi kelayakan sistem informasi

 Melakukan studi kelayakan sistem informasi

 Melakukan identifikasi kebutuhan pengguna sistem informasi

 Melakukan analisis sistem informasi

 Melakukan pemodelan proses sistem informasi

 Menyusun definisi rule validasi pada program aplikasi sistem


informasi

 Menyusun skenario uji coba sistem informasi

 Melakukan pemeriksaan dan analisis hasil uji coba sistem informasi

 Melakukan pemantauan (monitoring) kinerja aplikasi sistem


informasi di lingkungan BKPM

d. JABATAN FUNGSIONAL STATISTISI

Berdasarkan Peraturan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara


dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 19 tahun 2013 tentang

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
122
Jabatan Fungsional Statistisi dan Angka Kreditnya dan perlaksanaanya
diturunkan dalam peraturan Bersama Kepala Badan Pusat Statistik dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 27 tahun 2014 dan No. 1 tahun 2014
tentang ditetapkan bahwa Jabatan Fungsional Statistisi merupakan jabatan
karir PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan Statistik.
Kegiatannya meliputi penyediaan data dan informasi statistik, serta analisis
dan pengembangan statistik. Jabatan fungsional statistisi merupakan jabatan
fungsional kategori ketrampilan dan keahlian dari jenjang terendah sampai
jenjang tertinggi, terdiri atas:

 Statistisi Terampil

 Statistisi Ahli

Jenjang jabatan fungsional Statistisi kategori keahlian, dari jenjang terendah


sampai dengan jenjang tertinggi terdiri atas:

 Statistisi Ahli Pertama

 Statistisi Ahli Muda

 Statistisi Ahli Madya

 Statistisi Ahli Utama

Tugas Jabatan Fungsional Statistisi melakukan kegiatan statistik yang


bertujuan untuk menyediakan informasi yang lengkap, akurat dan mutakhir
guna mendukung pembangunan nasional. Penyelennggaran kegiatan
statistik merupakan serangkaian proses bisnis kegiatan statistik. Kegiatan
Statistik di Pusdatin dapat menerapkan prinsip Generic Statistical Business
Process Model (GSBPM). GSBPM mendefinisikan proses bisnis
penyelenggaraan kegiatan statistik dalam beberapa tahapan yaitu:

 Identifikasi kebutuhan data statistik


 Penyusunan desain kegiatan statistik
 Implementasi desain kegiatan statistik
 Pengumpulan data statistik
 Pengolahan data statistik
 Analisis data statistik

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
123
 Diseminasi data statistik
 Evaluasi kegiatan statistik.
Berikut rincian kegiatan statistik pada Unit Pusdatin:

No Kegiatan PermenPAN Kegiatan Pusdatin


19/2013
1 Mengumpulkan Mengumpulkan data / informasi
bahan/informasi pendukung penanaman modal
untuk kegiatan statistik
2 Menelaah bahan/informasi Melakukan identifikasi kebutuhan
pendukung untuk kegiatan pengembangan data digital dan big
statistik data analytics serta prioritisasi
proyek pengembangan big data.
3 Membuat rencana tabulasi Membuat perencanaan
kegiatan statistik pengembangan data digital dan big
data analytics
4 Mengikuti pembahasan Menghadiri pembahasan terkait
kuesioner dan instrumen kegiatan statistik di BPS atau
lainnya pada kegiatan tempat lain
statistik
5 Mengikuti pembahasan Mengikuti prmbahasan
penyusunan pedoman penyusunan publikasi statistik oleh
kegiatan statistik BPS
6 Melaksanakan kegiatan Kegiatan sampling terkait kegiatan
sampling analisis potensi penanaman modal
a. Menyusun kerangka
sampel
b. Menyusun metode
pemilihan sampel
c. Membuat program
pemilihan sampel
d. Memilih sampel
e. Memperbaharui (updating)
kerangka sampel
7 Melaksanakan kegiatan Kegiatan observasi terkait
dalam lingkup observasi: sampling yang telah diambil dalam
a. Penyusunan kerangka kegiatan analisis potensi
sampel penanaman modal
b. Monitoring dan evaluasi
penerimaan daftar
sampel
c. Pengelolaan dan
penyempurnaan master file
d. Penentuan metode
penarikan sampel
8 Menghitung sampling error Menghitung sampling error
kegiatan statistik kegiatan penanaman modal

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
124
9 Menghitung penimbang Menghitung penimbang dalam
dalam rangka estimasi rangka estimasi kegiatan
kegiatan statistik penanaman modal
10 Mengatur alokasi
dokumen/peralatan
sensus/survei/observasi
tingkat nasional
11 Mengikuti pelatihan Mengikuti pelatihan LKPM dan OSS
pengumpulan data
12 Memberikan pelatihan Memberikan pelatihan LKPM dan
pengumpulan data bagi OSS bagi Pelaku usaha dan / atau
petugas staf di DPMPTSP Daerah
13 Membuat peta indeks Membuat peta indeks kegiatan
kegiatan statistik statistik penanaman modal
14 Meneliti peta analog
observasi (manual)
15 Meneliti peta indeks kegiatan Meneliti peta indeks kegiatan
statistik statistik
16 Membuat peta digital Pembuatan Dashboard Statistik
17 Mengelola peta digital Pengelolaan Dashboard statistik
18 Melakukan pengawasan Pengawasan melalui dashboard
pemetaan kegiatan penanaman modal
19 Memeriksa hasil penarikan
sampel kegiatan observasi
berdasarkan :
Wilayah Kerja Sampling PTSP
Non Wilayah Kerja Sampling pelaku usaha
20 Melakukan pengumpulan Mengumpulkan data kegiatan
data pada kegiatan statistik penanaman modal Pelaku Usaha
objek rumah tangga: Perseorangan
Kuesioner sederhana sederhana
Kuesioner sedang sedang
Kuesioner kompleks kompleks
21 Melakukan pengumpulan Mengumpulkan data kegiatan
data pada kegiatan statistik Penanaman modal pelaku usaha
objek non rumah tangga: Non-Perseorangan
Kuesioner sederhana sederhana
Kuesioner Sedang sedang
Kuesioner Kompleks kompleks
22 Melakukan pengawasan pada Melakukan pengawasan kegiatan
kegiatan statistik objek penanaman modal pelaku usaha
rumah tangga: perseorangan
Kuesioner sederhana sederhana
Kuesioner Sedang sedang
Kuesioner Kompleks kompleks
23 Melakukan pengawasan pada
kegiatan statistik objek

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
125
non rumah tangga: Melakukan pengawasan kegiatan
penanaman modal pelaku usaha
Non-Perseorangan
Kuesioner sederhana sederhana
Kuesioner Sedang sedang
Kuesioner Kompleks kompleks
24 Melakukan pemeriksaan hasil Melakukan pemeriksaan hasil
pengumpulan data objek pengumpulan data pelaku usaha
rumah tangga: perseorangan
Kuesioner sederhana sederhana
Kuesioner Sedang sedang
Kuesioner Kompleks kompleks
25 Melakukan pemeriksaan hasil Melakukan pemeriksaan hasil
pengumpulan data objek non pengumpulan data pelaku usaha
rumah tangga: non-perseorangan
Kuesioner sederhana sederhana
Kuesioner Sedang sedang
Kuesioner Kompleks kompleks
26 Merancang dan membuat Merancang dan membuat pedoman
pedoman pengolahan pengolahan data penanaman
kegiatan statistik untuk: modal, big data dan data analytics,
Tabulasi untuk :
Penyuntingan dan penyandian Bussiness Intelligence
hasil pengumpulan data Validasi data
Validitas data
27 Membuat program entri data Pembuatam report dan dashboard
tanpa validasi
28 Membuat program entri data
dengan validasi hasil kegiatan
statistik
29 Melakukan penyuntingan Melakukan cek data penanaman
(editing ), hasil kegiatan in modal
depth interview .
30 Membuat program tabulasi Membuat report dan dashboard
pada kegiatan statistik
31 Melakukan reformat data Pengelolaan Datatabase
sensus/survei dari satu
format ke format laiinya
dalam media komputer
32 Membuat peta tematik digital dashboard penanaman modal
kegiatan statistik berbasis map
33 Memeriksa tabel/grafik hasil Memeriksa Data / Dashboard
kegiatan statistik yang akan penanaman modal :
disajikan:
Tingkat Kabupaten/Kota Data / Dashboard kabkot
Tingkat Provinsi Data / Dashboard provinsi
Tingkat Nasional Data / Dashboard nasional K / L

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
126
34 Menyusun publikasi statistik: Infografis terkait data penanaman
modal
Tingkat Kabupaten/Kota Infografis data penanaman modal
tingkat Kabkot
Tingkat Provinsi Infografis data penanaman modal
tingkat Provinsi
Tingkat Nasional Infografis data penanaman modal
tingkat Nasional untuk K / L
35 Menyusun ringkasan Ringkasan eksekutif data realisasi
eksekutif: penanaman modal
Tingkat Kabupaten/Kota Ringkasan eksekutif data realisasi
penanaman modal tingkat kabkot
Tingkat Provinsi Ringkasan eksekutif data realisasi
penanaman modal tingkat provinsi
Tingkat Nasional Ringkasan eksekutif data realisasi
penanaman modal tingkat nasional
untuk K / L
36 Menyusun publikasi digital Menyusun publikasi digital dari
dari kegiatan statistik. kegiatan penanaman modal (NSWI)
37 Menyajikan metadata Metadata statistik penanaman
statistik modal

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
127

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
128
BAB IV

PETA JALAN PENGEMBANGAN 2020-2024

4.1 PETA JALAN PENGEMBANGAN TIK BKPM


Prioritasi inisiatif kegiatan sebagai bagian dari strategi pengembangan
sistem dan teknologi informasi didasarkan pada tingkat urgensi setiap inisiatif.
Prioritas itu dapat dirangkum dalam lini masa tematik yang merupakan kombinasi
lini masa dan tema yang menjadi nuasa implementasi rencana induk sistem dan
teknologi informasi. Tema yang terbentuk merupakan fokus yang diharapkan
sudah terstruktur sehingga membantu BPKM dalam mengimplementasikannya.

2020: Inovasi dan Integrasi Sistem


a. Business Intelligence (BI)
Data-data penanaman modal yang tersimpan di dalam
basis data diolah menjadi informasi melalui cube BI. BKPM saat
ini telah mengimplementasikan konsep BI, dengan rencana
pengembangan lanjutan berupa BI Mobile untuk digunakan
pada perangkat smartphone atau tablet. Untuk semakin
memperkuat layanan data dan informasi, BKPM menawarkan
konsep self-service BI. Layanan ini dapat terwujud melalui

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
129
implentasi piranti lunak presentasi data dalam bentuk
dashboard.
b. Cloud Management
Kebutuhan integrasi sistem dengan kementerian,
lembaga, dan pemerintah daerah terkait, dapat terpenuhi salah
satunya dengan mengembangkan atau mengakuisisi cloud
management system melalui integration platform as a service
(iPaaS). iPaas menyediakan kapabilitas yang memungkinkan
subscriber (biasanya juga disebut tenant) untuk
mengimplementasikan integrasi yang melibatkan kombinasi
antara cloud-resident dan on-premise endpoint (seperti sumber
data, aplikasi, service dalam service-oriented architecture
(SOA)), application programming interface (API), dan proses.
c. Dashboard System
Pengadaan dan akuisisi sistem presentasi data
mendorong kebutuhan terhadap dashboard penanaman modal
yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi masing-masing unit
kerja. Setiap unit kerja di dalam BKPM dapat memonitor
kinerjanya melalui penyediaan dashboard penanaman modal
yang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pengembangan
dashboard ditujukan untuk menghasilkan dashboard yang
sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dashboard dikembangkan di
atas sistem presentasi data yang telah diakuisisi sebelumnya.
d. Manajemen Pusat Data
Sistem manajemen pusat data merupakan perangkat
bantu yang diharapkan dapat mengoptimalkan pengelolaan
pusat data melalui monitoring dan pengelolaan sumberdaya TI
dan fasilitasnya serta konsumpsi energi. Perangkat bantu
berupa sistem manajemen pusat data (terminologi umum: data
centre infrastructure management – DCIM) dapat membantu
BKPM karena:

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
130
1. Mendukung reoptimasi berkelanjutan pada
pemanfaatan dan penggunaan power, pendinginan,
dan ruang fisik pusat data;
2. Mengintegrasikan manajemen TI dan fasilitas pusat
data;
3. Mencapai efisiensi energi yang lebih baik;
4. Memodelkan dan/atau mensimulasikan pusat data;
5. Meningkatkan manajemen sumberdaya dan aset
dengan menunjukkan bagaimana mereka saling
terkait.
e. Network Operation Centre (NOC)
NOC diimplementasikan di organisasi untuk memantau
lingkungan jaringan dan pusat data dengan tingkat
ketersediaan yang tinggi. Personil NOC bertanggung jawab
untuk memantau kondisi jaringan terutama yang memerlukan
atensi khusus untuk menghindari penurunan kualitas layanan.
NOC memerlukan ruangan khusus dengan akses terbatas
namun dengan fasilitas yang memungkinkan personil NOC
memantau seluruh jaringan dan pusat data BKPM dengan
nyaman.
f. Integrasi Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
(K/L/D)
Integrasi dengan kementerian, lembaga, atau
pemerintah daerah terkait merupakan arah strategis dari
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018. Untuk
mewujudkan hal ini telah dipersiapkan landasannya dengan
mengakuisisi cloud management system di atas iPaaS. Inisatif
kegiatan ini dapat dilakukan bertahap untuk setiap kasus
integrasi yang diperlukan.
g. E-Office
Aplikasi e-Office telah dikembangkan dan dikelola oleh
Pusdatin untuk mendukung otomatisasi administrasi tata
persuratan (nota dinas) di lingkungan BKPM. Sejauh ini,

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
131
pemanfaatan belum terealisasikan kembali dengan optimal
akibat tidak aktifnya sistem ini karena satu dan lain hal. Namun
demikian, kebutuhan terhadap tata persuratan (nota dinas)
yang terotomasi dirasa perlu terutama untuk menuju integrasi
sistem dengan kementerian, lembaga, atau pemerintah daerah
terkait. Komunikasi internal dan eksternal diharapkan tercatat
secara otomatisasi melalui sistem ini.

2021: Pemantapan dan Penguatan Layanan


a. IT Asset Management
Sistem manajemen aset TI diperlukan untuk membantu
administrasi dan pengelolaan aset-aset dan perangkat-
perangkat TI lainnya. Tujuan sistem ini adalah melacak
keberadaan setiap aset TI tersebut yang biasanya
diintegrasikan dengan server, jaringan, dan service desk yang
diperlukan untuk membantu troubleshooting masalah dengan
cepat dan efisien.
b. Application Portfolio
Sistem manajemen portofolio aplikasi diperlukan untuk
mengelola aplikasi-aplikasi yang telah dikembangkan dan/atau
dikelola oleh BKPM. Aplikasi project and portfolio management
(PPM) dapat menyediakan visibilitas ke dalam kondisi saat ini
dari inisiatif organisasi, sumberdaya, pengeluaran lintas bisnis
dan domain proses TI, visibilitas dan pemahaman yang lebih
baik terhadap suplai sumberdaya versus kebutuhan proyek TI.
c. Knowledge Management
Peningkatan sistem manajemen dokumen mendorong
kepada kebutuhan terhadap sistem manajemen pengetahuan.
Hal ini dapat difasilitasi dengan menggunakan sistem
manajemen dokumen yang telah diakuisisi dan ditingkatkan
fungsionalitasnya menjadi sistem manajemen pengetahuan. Ini
terwujud dengan menyusun proses kerja yang sesuai SOP yang
ditetapkan di setiap unit kerja

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
132
d. Electronic Document Management
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, masing-masing
unit kerja di BKPM akan bekerja dengan dokumen kerja masing-
masing. Untuk saling berbagi-pakai (sharing) dan berkolaborasi
dengan kondisi semacam ini menjadi sulit. Oleh karenanya
menyimpan dokumen tersebut ke dalam satu repositori dan
dapat diakses oleh semua unit kerja menjadi diperlukan.
e. Single Sign-On (SSO)
Beragamnya aplikasi yang dikembangkan dan/atau
dikelola oleh BKPM, mendorong perlunya integrasi dari semua
aplikasi tersebut. Salah satu persyaratannya adalah fitur SSO
dapat terimplementasi pada semua aplikasi yang ada
berdasarkan manajemen identitas yang sudah
diimplementasikan sebelumnya.
f. Hyper-Converged Infrastructure (HCI)
Merupakan platform infrastruktur yang
mengintegrasikan komponen komputasi, storage, dan
networking ke dalam sebuah rak dengan menggunakan
perangkat lunak HCI. Pada platform ini masing-masing
komponen masih terpisah-pisah namun dapat dikelola dan
dikendalikan secara terpusat menggunakan software
virtualisasi. Integrasi optimal didapat jika komponen yang
digunakan menggunakan merek yang sama.

2022: Layanan Terpadu


a. Service Oriented Architecture (SOA)
Konsep arsitektur berorientasi layanan (service-oriented
architecture – SOA) adalah pola desain (design pattern)
arsitektur perangkat lunak berbasiskan potongan-potongan
berbeda dari perangkat lunak yang menyediakan fungsionalitas
aplikasi sebagai layanan bagi aplikasi yang lain. SOA
memberikan panduan dan prosedur standar untuk pengajuan
layanan SOA bagi aplikasi-aplikasi yang dikelola BKPM,

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
133
pengembangan SOA bagi aplikasi-aplikasi tersebut, dan
implementasinya.
b. Microservices
Aplikasi microservice adalah aplikasi yang dibangun
dengan arsitektur heksagonal namun dengan skala sangat kecil.
Microservices merupakan aplikasi monolit yang dipecah-pecah
menjadi aplikasi kecil-kecil dan independen antara satu dengan
lainnya. Aplikasi microservice mewakili satu fungsi layanan
tertentu saja yang bersifat self-content dan terbungkus,
sehingga dapat berdiri sendiri dan memiliki skema basis data
sendiri.
Untuk mendapatkan fungsi yang lebih besar dan
memenuhi proses bisnis organisasi, aplikasi microservice perlu
terintegrasi antara satu dengan lainnya melalui aplikasi
interkoneksi. Proses interkoneksi microservices dapat
dilakukan dengan membuka mode komunikasi melalui protokol
komunikasi API atau menggunakan service bus.
c. Big Data
Aplikasi-aplikasi utama milik BKPM dibangun dengan
mengadopsi teknologi terkini seperti artificial intelligent (AI),
machine learning, big data, dan konsep event driven. Big data
dapat membantu proses profiling kegiatan penanaman modal
yang lebih akurat dan membuat aplikasi menjadi lebih cerdas.
d. Collaboration System
Terdapat banyak fitur pada ranah aplikasi pendukung e-
Office yang dimiliki oleh BKPM yang belum dimanfaatkan
dengan optimal, misalnya fitur-fitur yang tersedia pada
perangkat Office 365. Perlu adanya sosialisasi dan kebijakan
untuk menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut agar kegiatan e-
Office dan kolaborasi pekerjaan melalui media digital dapat
dilakukan dengan seoptimal mungkin.
e. Kajian Business Model for Information Security

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
134
Model ini mengambil pendekatan berorientasi bisnis
untuk mengelola keamanan informasi. Pendekatan holistik dan
dinamisnya bahasan keamanan informasi dalam konteks bisnis
menunjukkan kepada organisasi bahwa keamanan informasi
dapat bersifat prediktif dan proaktif. Model ini dapat digunakan
terlepas dari ukuran organisasi ataupun kerangka keamanan
informasi yang dimiliki oleh BKPM saat ini.
Model ini tidak bergantung pada teknologi tertentu atau
perubahan teknologi dari waktu ke waktu. Demikian pula,
model ini berlaku di seluruh industri, kondisi geografis, dan
sistem regulasi dan hukum. Model tidak hanya mencakup
keamanan informasi tradisional tetapi juga privasi, keterkaitan
dengan risiko, keamanan fisik, dan kepatuhan.

2023: Penilaian untuk Business Continuity and Disaster Recovery


Plan
a. Cakupan dan Rencana
Tujuan umum dari studi ini adalah mendefinisikan
secara lengkap dan sistematis arsitektur TI, pusat data, dan
backup serta recovery yang dapat mendukung implementasi
sistem-sistem yang telah didefinisikan pada tahap-tahap
sebelumnya di BKPM.
Studi perencanaan ini diharapkan dapat mendukung
keselarasan antara arah dan strategi perusahaan dengan
penerapan sistem informasi yang berbasis komputer dapat
terwujud, serta dapat menghemat investasi di bidang TI dalam
menggunakan sumber daya organisasi.
b. Business Impact Analysis (BIA)
BKPM memiliki banyak aplikasi untuk mendukung
operasional organisasi. Kompleksitas aplikasi membutuhkan
usaha yang besar dalam pengelolaannya dan membutuhkan
biaya perlindungan yang tinggi. Dengan keterbatasan alokasi
sumber daya yang ada, baik anggaran biaya dan manusia, BKPM

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
135
perlu memprioritaskan aplikasi-aplikasi yang kritis untuk
dilindungi dan dijamin ketersediaan layanannya, agar proses
bisnis utama BKPM tidak terganggu. Untuk menentukan data-
data dan aplikasi yang kritis tersebut dilakukan dengan BIA
atau analisis dampak usaha.
c. Analisis Business Continuity Plan (BCP)
BCP disusun berdasarkan informasi yang didapatkan
dari hasil penyusunan BIA. Dalam pembuatan rencana strategi
pemulihan untuk mendukung fungsi-fungsi utama pada proses
bisnis tersebut, BKPM mengambil informasi yang telah
dikumpulkan dan mulai memetakan strategi untuk membuat
sebuah rencana keberlangsungan bisnis.
Tahapan ini terdiri dari:
1. Menentukan strategi keberlangsungan; dan
2. Mendokumentasikan strategi keberlangsungan.
d. Analisis Keberlanjutan Pemrosesan Data
Proses ini berupa pengembangan dan penyusunan
rencana pemulihan yang sama dengan proses pada BCP. Dengan
telah disusunnya proses BCP, maka proses pengembangan
Disaster Recovery Plan (DRP) tidak lagi memerlukan identifikasi
dan justifikasi. Perencanaan cukup dibuat untuk menghadapi
bencana, yaitu dengan menentukan strategi dan prosedur yang
akan dilakukan apabila benar-benar terjadi bencana.
Proses DRP meliputi dua hal berikut ini, antara lain:
1. Perencanaan keberlanjutan pemrosesan data:
Perencanaan terhadap situasi apabila terjadi
bencana dan langkah-langkah penanganannya; serta
2. Pemeliharaan rencana pemulihan data: Menjaga
rencana tetap selaras dengan perkembangan
teknologi yang ada dan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan BKPM.
e. Analisis Infrastruktur TI dan Spesifikasi Pusat data

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
136
Studi infrastruktur TI merupakan suatu proses penilaian
dan evaluasi terhadap infrastruktur TI yang telah ada. Hasil-
hasil studi ini selanjutnya akan digunakan sebagai acuan untuk
melakukan perencanaan pusat data serta backup dan recovery.
f. Pemilihan Teknologi Backup dan Recovery
Pemilihan teknologi backup dan recovery untuk BKPM
didasarkan pada hasil BIA. Salah satu dari hasil BIA adalah
toleransi waktu dan kehilangan data pada masing-masing aset
TI atau aplikasi utama yang ada.
Strategi dan teknologi backup-recovery yang diterapkan
harus dapat memenuhi toleransi tersebut. Bila terjadi gangguan
pada sistem TI, kegagalan fungsi backup dan recovery akan
menyebabkan terganggunya operasional BKPM yang pada
akhirnya akan menyebabkan kerugian secara berkelanjutan
seiring dengan bertambah lamanya gangguan yang terjadi.

2024: Implementasi Business Continuity and Disaster Recovery Plan


a. Implementasi BCP
Tahap akhir dari pengembangan BCP adalah
implementasinya. Implementasi BCP di sini tidak berarti
mengeksekusi skenario bencana dan menguji rencana, tetapi
lebih mengacu pada tahapan sebagai berikut:
1. Persetujuan oleh pimpinan dan pejabat BKPM;
2. Menciptakan kepedulian dan keterampilan; serta
3. Pemeliharaan rencana, termasuk melakukan revisi
dan pembaruan rencana apabila diperlukan.
b. Pemeliharaan DRP
DRP yang telah disusun bisa saja tidak sesuai lagi dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan proses bisnis BKPM.
BKPM mungkin saja melakukan restrukturisasi organisa dan
mungkin saja unit bisnis utama BKPM telah berbeda dari saat
penyusunan DRP dahulu. Perubahan infrastruktur jaringan juga
akan mengubah lokasi ataupun konfigurasi dari perangkat

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
137
keras, perangkat lunak, dan komponen lainnya. Perubahan bisa
pula terjadi karena masalah administrasi seperti mutasi
pegawai dan berkurangnya ketertarikan pejabat dan staf BKPM
terhadap masalah BCP dan DRP.
Untuk itu, pemeliharaan rencana perlu dilakukan agar
BCP dan DRP yang ada tetap selaras dengan kebutuhan BKPM
sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi serta tugas
pokok dan fungsinya.
c. Pengujian DRP
Pengujian DRP sangatlah penting. DRP memiliki elemen
yang berupa teori yang memerlukan pengujian dan pengesahan.
Pengujian DRP ini harus dilakukan sesuai dengan urutannya,
mengikuti standar baku yang ada, dan disimulasikan pada
kondisi BKPM yang sebenarnya.
Terdapat lima bentuk pengujian DRP, yaitu:
1. Check List. Ini adalah tahapan persiapan dari
pengujian yang akan dilakukan. Setiap unit yang
terlibat akan mengecek ulang apakah perencanaan
yang disusun sudah sesuai dengan prosedur dan
area kritis dari BKPM.
2. Structured Walkthrough. Tahap ini dilakukan
melalui pertemuan antar perwakilan dari tiap unit
yang terlibat untuk membahas seluruh isi dari
perencanaan. Tujuannya adalah untuk memastikan
bahwa perencanaan yang disusun telah secara
akurat merefleksikan kemampuan BKPM dalam
memulihkan organisasi dari bencana dengan sukses,
setidaknya di atas kertas.
3. Simulation. Pada saat dilakukan simulasi, seluruh
staf, bagian bagian operasional maupun penunjang,
harus memandang simulasi ini sebagai kondisi
darurat yang sebenarnya, agar bisa menggambarkan
kenyataan sesungguhnya di masa depan. Simulasi ini

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
138
bertujuan untuk melihat kesiapan staf BKPM apabila
ada terjadi bencana.
4. Parallel. Simulasi dilakukan pada semua rencana
pemulihan. Parallel berarti bahwa proses pengujian
dilakukan secara paralel dengan proses sebenarnya.
Tujuanya adalah memastikan agar sistem utama
(critical) dapat tetap berjalan pada lokasi alternatif
(backup).
5. Full-Interuption. Ini adalah tes yang sangat berisiko
karena dampak dari bencana benar-benar
diterapkan. Namun ini adalah cara terbaik untuk
menguji DRP yang telah disusun dapat berjalan
dengan baik atau tidak.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024
140
BAB V

PENUTUP

BKPM diharapkan mampu memberikan layanan terbaik dalam rangka percepatan


dan peningkatan penanaman modal dan berusaha. Upaya penyempurnaan layanan
berbasis TIK merupakan rantai kegiatan yang tidak pernah putus. Masifnya
perkembangan transformasi digital pada sebuah organisasi dengan segala teknologi dan
aksesorisnya merupakan suatu kondisi yang harus diantisipasi secara
berkesinambungan.

BKPM diharapkan mampu melayani penanam modal dan berusaha dengan cepat,
tepat, aman, nyaman, efektif, dan efisien. Kenyamanan pelaku usaha dalam berinteraksi
dengan BKPM merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan BKPM. Oleh karenanya
dibutuhkan keseriusan dan komitmen seluruh pemangku kepentingan dalam
meningkatkan tingkat layanan BKPM, baik dari sisi aplikasi, infrastruktur, maupun
sumber daya manusia. Tata kelola yang baik, yang mengacu pada standar internasional
tata kelola TIK, perlu dipertahankan.

Di balik segala upaya BKPM dalam melayani penanaman modal dan usaha, perlu
disadari bahwa TIK hanyalah sebuah sistem. Kebijakan internal BKPM dapat
mempengaruhi tingkat kesuksesan implementasi TIK. Untuk itu, kebijakan yang tepat
dan komitmen tinggi sangat diperlukan dalam mendukung keberhasilan tata kelola TIK
di BKPM.

Dengan menyadari perubahan yang cepat pada bidang TIK, pada kondisi khusus,
dan bila diperlukan memang harus dilakukan, implementasi TIK di BKPM dapat
dilakukan dan menyesuaikan dengan kondisi terkini. Dengan demikian rencana induk ini
dapat menjadi panduan perbaikan kondisi tata kelola TIK yang ada untuk mendukung
tercapainya visi dan misi BKPM.

RENCANA INDUK SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK


BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2020-2024

Anda mungkin juga menyukai