Anda di halaman 1dari 23

Kebijakan fiskal

dalam ekonomi
syraiah
Kelompok 3
1. Ika Rossi Agustin
2. Diana Kholidah
3. Anisa Fitria Islamy
4. Ari Teguh Sabar A
1
Kebijakan Fiskal
Modern
2
▰ Menurut Sadono Sukirno kebijakan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah
untuk membuat perubahanperubahan dalam sistem pajak atau dalam
perbelanjaan dengan maksud untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang
dihadapi. Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah membuat
perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan
maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat (keseluruhan) dalam
perekonomian. Berpijak pada rumusan di atas, dapat disimpulkan bahwa
kebijakan fiskal adalah kebijaksanaan dalam penerimaan dan pengeluaran
anggaran yang membuat anggaran itu seimbang, defisit, atau surplus.

3
Kebijakan Fiskal Modern

Kebijakan fiskal atau yang sering disebut sebagai “politik fiskal” (fiscal policy) bisa diartikan sebagai
tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam bidang anggaran belanja negara dengan maksud untuk
memengaruhi jalannya perekonomian.Anggaran belanja negara terdiri dari penerimaan dan
pengeluaran.
Macam-macam Kebijakan Fiskal Dalam perkembangannya, kebijakan fiskal dapat dibedakan menjadi
empat macam:
▰ Pembiayaan Fungsional
▰ Pengelolaan Anggaran
▰ Stabilitasi Anggaran Otomatis
▰ Anggaran Belanja Seimbang
4
1. Sumber Penerimaan Pemerintah

Sumber-sumber penerimaan pemerintah atau cara-cara yang dapat ditempuh pemerintah


untuk mendapatkan uang pada intinya dapat digolongkan sebagai berikut :
a) Pajak
b) Retribusi
c) Keuntungan dari perusahaan-perusahaan negara.
d) Denda-denda dan penyitaan yang dilakukan oleh negara.
e) Sumbangan masyarakat untuk jasa-jasa yang diberikan oleh pemerintah seperti
pembayaran biaya-biaya perizinan. Pencetakan uang kertas.
f) Hasil undian negara.
g) Pinjaman
h) Hadiah atau hibah
5
2 Pengeluaran-Pengeluaran Pemerintah

▰ Pengeluaran-Pengeluaran Pemerintah
Sedangkan pengeluaran yang dilakukan pemerintah dapat dibedakan menjadi dua macam:
▰ Pengeluaran konsumsi pemerintah yang bisa juga disebut Government expenditure
atau Government purchase. Pengeluaran ini meliputi semua pengeluaran pemerintah
dimana pemerintah secara langsung menerima balas jasanya.
▰ Pengeluaran pemerintah berupa government transfer.Dalam hal ini, misalnya
pemerintah tidak menerima balas jasa langsung, sumbangan pemerintah yang
diberikan kepada rakyat yang menderita akibat bencana alam, tunjangan bagi para
penganggur, uang pensiun, subsidi kepada perusahaan-perusahaan, dan beasiswa.

6
Tujuan Kebijakan Fiskal Umumnya tujuan yang ingin
dicapai oleh kebijakan fiskal adalah kestabilan
ekonomi yang lebih mantap. Artinya, tetap
mempertahankan laju pertumbuhan ekoniomi yang
layak tanpa adanya pengangguran yang berarti di
satu pihak atau adanya ketidakstabilan harga-harga
umum dilain pihak.

7
B. Kebijakan Fisikal dalam Aliran Ekonomi
Modern

Dalam terminologi ekonomi kapitalis klasik, pemerintah dilarang untuk campur


tangan dalam masalah kegiatan ekonomi. Campur tangan pemerintah dalam
kegiatan ekonomi hanya akan menimbulkan effek negatif atas keefektifan
penggunaan sumber daya dalam masyarakat, karena efektifitas kegiatan
ekonomi dalam pandangan mereka adalah membiyarkan setiap individu
masyarakat untuk mengambil keputusan ekonominya sesuai dengan mekanisme
pasar tanpa ada intervensi terhadap mekanisme tersebut.

8
Dengan demikian, karakteristik peranan
pemerintah dalam terminologi ekonomi klasik
dapat disimpulkan dalam poin-poin berikut:
1. Pemerintah harus bersifat netral
2. Pemerintah hendaknya berupaya untuk
meminimalisasikan biaya
3. Madzhab ekonomi kapitalis klasik juga
tidak mengenal adanya anggaran defisit
atau surplus.

9
Aliran ekonomi kapitalis modern berusaha untuk mempelajari kegitan ekonomi secara
keseluruhan, oleh sebab itu kajian mereka juga terarah pada variabel-variabel ekonomi makro, seperti
pendapatan, total produksi, konsumsi, investasi dan tabungan. Kalau dalam pandangan ekonomi klasik
pendapatan merupakan usaha pemerintah untuk menutupi kebutuhannya.Maka dalam ekonomi modern
pendapatan merupakan alat yang efektif dalam mencapai tujuan ekonomi.
Dengan demikian, tujuan ekonomi sangat bergantung pada sejauh mana pengaruh yang
diberikan oleh kebijakan pemerintah terhadap variable-variabel ekonomi makro. Tapi pencapaian tujuan
tersebut bukan melalui mekanisme yang otomatis berjalan dengan sendirinya sebagaimana yang diyakini
oleh kaum klasik dengan mekanisme pasarnya, melainkan dengan rancangan-rancangan kebijakan-
kebijakan ekonomi yang beragam yang dibuat oleh pemerintah.

10
Adapun pemikiran ekonomi komunisme yang inti pemikirannya adalah pengingkaran terhadap
keberadaan Tuhan, berkeyakinan bahwa alam ini terjadi dengan evolusi dan hasil pertentangan antara
satu dan yang lainnya, maka dalam dunia ini tidak ada suatu bendapun kecuali bergerak dengan konsep
konflik.Dasar pemikiran inilah yang mendasari pola pembangunan masyarakat, ekonominya, politiknya,
ahklaknya dan pemikirannya.
Jika kita menggali konsep Islam mengenai peranan pemerintah dalam perekonomian, akan kita dapatkan
bahwa salah satu karakteristik system Ekonomi Islam adalah “ Multy Ownership” yang berarti bahwa
islam mengakui multi kepemilikan, yakni kepemilikan, yakni kepemilikan pribadi, kepemilikan umum, dan
kepemilikan pemerintah. Dengan keyakinan bahwa semua bentuk kepemilikan tersebut hanya merupakan
amanah yang diberikan Allah, dan hanya Allah lah pemilik mutlak. Berdasarkan konsep Islam mengenai
kepemilikan tersebut kita akan dapatkan bahwa apa yang diyakini oleh ekonomi modern mengenai
peranan pemerintah dalam kebijakan ekonominya, dengan selalu merujuk pada kaidah umum yang telah
ditetapkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
11
▰ Sebenarnya kebijakan fiskal telah sejak lama dikenal dalam teori ekonomi Islam, yaitu sejak zaman
Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin, dan kemudian dikembangkan oleh para ulama. Ibnu Khaldun (1404)
mengajukan obat untuk resesi berupa mengecilkan pajak dan meningkatkan pengeluaran pemerintah,
pemerintah adalah pasar terbesar, ibu dari semua pasar, dalam hal besarnya pendapatan dan
penerimaannya. Jika pasar pemerintah mengalami penurunan, wajar bila pasar yang lain pun akan ikut
menurun, bahkan dalam agregat (keseluruhan) yang lebih besar. Abu Yusuf (798) adalah ekonom
pertama yang menulis secara khusus tentang kebijakan ekonomi dalam kitabnya, al-Kharaj, yang
menjelaskan tanggung jawab ekonomi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Abu Yusuf
sangat menentang adanya pajak atas tanah pertanian dan menyarankan diganti dengan zakat
pertanian yang dikaitkan dengan jumlah hasil panennya. Abu Yusuf membuat rincian bagaimana
membiayai pembangunan jembatan, bendungan, dan irigasi. Di zaman Rasulullah SAW., sisi
penerimaan APBN terdiri atas kharaj (sejenis pajak tanah), zakat, kums (pajak l/5), jizyah (sejenis
pajak atas badan orang nonmuslim), dan penerimaan lain-lain (di antaranya kaffarah/denda).

12
2
KEBIJAKAN FISKAL DALAM
EKONOMI ISLAM

13
▰ Di sisi pengeluaran, terdiri atas pengeluaran untuk kepentingan dakwah, pendidikan dan
kebudayaan, iptek, hankam, kesejahteraan sosial, dan belanja pegawai. Penerimaan zakat dan
kums dihitung secara proporsional, yaitu dalam persentase dan bukan ditentukan nilai nominalnya.
Secara ekonomi makro, hal ini akan menciptakan built-in stability. la akan menstabilkan harga dan
menekan inflasi11 ketika permintaan agregat (keseluruhan) lebih besar daripada penawaran
agregat.
▰ Dalam keadaan stagnasi, misalnya permintaan agregat turun menjadi lebih kecil daripada
penawaran agregat, ia akan mendorong ke arah stabilitas pendapatan dan total produksi. Sistem
zakat perniagaan tidak akan mempengaruhi harga dan jumlah penawaran karena zakat dihitung dari
hasil usaha. Dalam istilah finansialnya disebut tax on quasi rent. Ini berbeda dengan sistem pajak
pertambahan nilai (PPN) yang populer sekarang; PPN dihitung atas harga barang sehingga harga
bertambah mahal dan jumlah yang ditawarkan lebih sedikit atau dalam istilah ekonominya up-ward
shift on supply curve.
14
Administrasi yang baik terbukti menimbulkan kepercayaan bagi rakyat pembayar
zakat dan sebaliknya. Di zaman Umar ibnul-Khaththab, penerimaan baitul mal
mencapai 160 juta dirham; di zaman al-Hajaj hanya mencapai 18 juta dirham; dan di
zaman Umar ibn Abdil Aziz naik mencapai 30 dan 40 juta dirham pada tahun pertama
dan kedua masa pemerintahannya. Di sisi pengeluaran, pembangunan infrastruktur
mendapat perhatian besar. Umar ibnul Khaththab memerintahkan Amr ibn Ash,
Gubernur Mesir, untuk membelanjakan sepertiga APBN untuk hal ini. Dia melakukan
penggalian kanal dari Fustat (Kairo) ke Suez untuk memudahkan transportasi dagang
antara Semenanjung Arab dan Mesir. Juga pembangunan dua kota bisnis: Kufah
(untuk bisnis dengan Romawi) dan Basrah (bisnis dengan Persia).

15
Tujuan dari Kebijakan Fiskal

Tujuan dari kebijakan fiskal dalam Islam tidak terlepas dari prinsip-prinsip ekonomi Islam.
Khurshid Ahmad mengkategorisasi prinsip-prinsip ekonomi Islam pada: Prinsip tauhid, rub-
biyyah, khilafah, dan tazkiyah. Mahmud Muhammad Bablily menetapkan lima prinsip yang
berkaitan dengan kegiatan ekonomi dalam Islam, yaitu: al-ukhuwwa (persaudaraan), alihsan
(berbuat baik), al-nasihah (memberi nasihat), al-istiqamah (teguh pendirian), dan al-taqwa
(bersikap takwa). M. Raihan Sharif dalam Islamic Social Framework, struktur sistem ekonomi
Islam didasarkan pada empat kaidah struktural, yaitu: (1) trusteeship of man (perwalian
manusia); (2) co-operation (kerja sama); (3) limite private property (pemilikan pribadi yang
terbatas); dan (4) state enterprise (perusahaan negara).

16
Tujuan dari kebijakan fiskal dalam Islam adalah untuk menciptakan stabilitas
ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan
pendapatan, ditambah dengan tujuan lain yang terkandung dalam aturan
Islam yaitu Islam menetapkan pada tempat yang tinggi akan terwujudnya
persamaan dan demokrasi sesuai dengan QS. 59: 7, ekonomi Islam akan
dikelola untuk membantu dan mendukung ekonomi masyarakat yang
terbelakang dan untuk memajukan serta menyebarkan ajaran Islam seluas
mungkin.

17
▰ Masih menurut Majid, dalam mencapai tujuan pembangunan ekonomi ada
beberapa instrumen yang digunakan, yaitu: penggunaan kebijakan fiskal dalam
menciptakan kesempatan kerja, hal ini mungkin saja apabila investasi tidak hanya
digunakan untuk menutupi kesenjangan antara pendapatan nasional dengan
pengeluaran konsumsi agregat, maka harapan yang tinggi terhadap tingkat
keuntungan dapat dicukupi dengan mengajak para pengusaha untuk ikut membuka
investasi baru yang akan menyerap banyak tenaga kerja. Hal yang harus dilakukan
oleh pemerintah adalah menarik beban atas harta yang menganggur, sehingga
akan mendorong masyarakat untuk menginvestasikan dananya lewat tabungan
atau deposito dengan tanpa menggunakan tingkat bunga tetapi melalui bagi hasil,
semua ini akan merangsang para pengusaha karena dalam berusaha tidak akan
terbebani oleh beban bunga yang tinggi.
18
Analisis Zakat Sebagai Instrument
Kebijakan Fiskal Pada Masa
Khalifah Umar Bin Khattab r. A
ABSTRAK

Penelitian ini menjelaskan secara garis besar dan deskriftif zakat sebagai instrumen
kebijakan fiskal pada masa khaliffah ummar bim khattab dengan strategi dan
pengalokasiannya. Zakat memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan kebijakan
fikal pada masa awal islam khusunya masa khalifah umar bin khattab. Disamping
sebagai sumber pendapatan negara, zaka juga mampu menunjang pengeluaran
negara baik dalam bentuk government expenditure (pengeluaran belanja negara)
maupun government transfer (pengeluaran transfer). Zakat juga berperan penting
dalam arus perekonomian pemerintahan islam saat itu, terutama untuk menciptakan
kesejahteraan massyarakat dan keamanan terutama golongan lemah yang tidak
banyak memiliki sumberdaya. Sebeb, dikarenakan zakat merupakan sumber
pendapatan negara yang takan pernah habis dan kering saat itu.
Kata Kunci: Zakat, Kebijakan Fiskal, Sejarah Kehilafahann Umar Bin Khattab
20
KESIMPULAN

Mengingat zakat memiliki dua fungsi (double function) secara bersamaan, yaitu
fungsi spiritual dan fungsi sosial (fiskal). fungsi spiritual lebih merupakan tanggung
jawab atau kewajiban seseorang hamba (Muslim) terhadap Tuhannya yang
mensyariatkan zakat. Sedangkan fungsi sosial adalah fungsi yang dimainkan zakat
untuk membiayai proyek-proyek soial yang dapat juga diteruskan dalam kebijakan
penerimaan dan pengeluaran Negara (kebijakan fiskal). Oleh karena itu, Untuk
memanfaatkan dan mendayagunakan zakat dengan sebaikbaiknya, diperlukan
kebijaksanaan dari pemerintah atau pengelola zakat. Dana zakat tidak harus
diberikan kepada yang berhak secara apa adanya, tetapi dapat diberikan dalam
bentuk lain yang dapat digunakan secara produktif yakni dapat dikelola lebih lanjut
sehingga mendapat manfaat secara terus menerus
21
THANKS!
Any questions?
You can find me at
@username & user@mail.me

22
pertanyaan

Kel 5: campur tangan pemerintah yang seperti apa menimbulkan efek


negatif
Kel 2: apakah macam-macam kebijakan fiskal islam sama dengan
kebijakan fiskal moderen
Kel 1: jelaskan perbedaan kebijakan fiskal ibnu khaldun dengan masa
sekarang dan jelaskan implikasinya
Kel 4: perkembangan apa yang terjadi tentang kebijakan fisakal pada
masa rasullah , khulafah urrasydin, sampai para ulama
Kel 6: fungsi sosial tantang perbedaan pengelolaan zakat pada saat ini
dan pada masa umar
23

Anda mungkin juga menyukai