Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 7:

 ALYA DEFANI
HERLIANA
M ILHAM FAHREZA
NABILA EDRIANIS P
POLARISASI CAHAYA
POLARISASI adalah suatu peristiwa perubahan arah getar gelombang pada cahaya
yang acak menjadi satu arah getar; dari sumber lain mengatakan bahwa Polarisasi
adalah peristiwa penyerapan arah bidang getar dari gelombang.

Gejala polarisasi hanya dapat dialami oleh gelombang transversal saja, sedangkan
gelombang longitudinal tidak mengalami gejala polarisasi.

Gejala polarisasi dapat digambarkan dengan


gelombang yang terjadi pada tali yang
dilewatkan pada celah. Apabila tali digetarkan
searah dengan celah maka gelombang pada
tali dapat melewati celah tersebut. Sebaliknya
jika tali digetarkan dengan arah tegak lurus
celah maka gelombang pada tali tidak bisa
melewati celah tersebut.
Gelombang cahaya yang belum
terpolarisasi mempunyai dua arah getar.

Ketika cahaya tersebut dilewatkan pada


sebuah celah (polarisator), cahaya
mengalami pengutuban (polarisasi)
sehingga cahaya hanya mempunyai satu
arah getar.

Cahaya terpolarisasi dapat diperoleh dari cahaya tidak terpolarisasi, yaitu dengan
menghilangkan (memindahkan) semua arah getar dan melewatkan salah satu arah
getar saja. Ada 4 cara untuk melakukan hal ini, yaitu: 1) penyerapan selektif, 2)
pemantulan, 3) pembiasan ganda, dan 4) hamburan.
Beberapa macam / jenis polarisasi antara lain adalah polarisasi linear, polarisasi
melingkar, polarisasi ellips. Gelombang dengan polarisasi melingkar dan
polarisasi ellips dapat diuraikan menjadi 2 gelombang dengan polarisasi tegak
lurus. Polarisasi linear terjadi ketika cahaya merambat hanya dengan satu arah
yang tegak lurus terhadap arah rambatan atau bidang medan listriknya.
Polarisasi cahaya
karena pemantulan dan
pembiasan
Ketika seberkas sinar yang tidak terpolarisasi dipantulkan dari sebuah permukaan,
maka cahaya yang dipantulkan mungkin seluruhnya terpolarisasi, setengahnya
terpolarisasi, atau tidak terpolarisasi sama sekali bergantung pada sudutnya.

Cahaya datang dan mengenai batas medium akan mengalami


pemantulan dan pembiasan seperti gambar (a). Perubahan sudut
datang akan merubah sudut pantul i p dan sudut bias r. Pada suatu
saat sinar pantul dan sinar bias akan saling tegak lurus. Saat
terjadi keadaan seperti inilah akan terjadi pembagian intensitas
pada kedua sinar itu, I untuk sinar bias dan I untuk sinar pantul
sehingga sinarnya mengalami polarisasi, lihat gambar (b).
Misal sebuah sinar yang tidak terpolarisasi datang pada permukaan, setiap vektor medan listrik
masing-masing dapat diuraikan menjadi dua komponen. Komponen pertama adalah yang sejajar
permukaan (ditunjukkan oleh titik) dan komponen kedua adalah yang tegak lurus dengan komponen
pertama dan dengan arah rambatnya (ditunjukkan dengan panah).

 Pada keadaan ini komponen


sejajarnya memantulkan lebih
kuat daripada komponen tegak
lurus dan menghasilkan sinar
pantul yang terpolarisasi
sebagian dan sinar bias juga
terpolarisasi sebagian . Jika
sudut θ 1 berubah hingga
sudut antara sinar pantul dan
sinar bias adalah 90⁰,
maka sinar pantul terpolarisasi
seluruhnya dan sinar bias
akan tetap terpolarisasi
sebagian. Sudut dimana sudut
antara sinar pantul dan sinar
bias saling tegak lurus disebut
sudut polarisasi yang
dinotasikan θp.
Jadi , Pemantulan akan menghasilkan cahaya terpolarisasi jika sinar
pantul dan sinar biasnya membentuk sudut 90 o . Arah getar sinar pantul
yang terpolarisasi akan sejajar dengan bidang pantul. Oleh karena itu sinar
pantul tegak lurus sinar bias, berlaku i p + r = 90° atau r = 90° – i p .
Dengan demikian, berlaku pula

Jadi, diperoleh persamaan

sudut pantul yang merupakan sudut terpolarisasi.

indeks bias medium tempat cahaya datang

indeks bias medium tempat cahaya bias


SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai