Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK

PERKEMBANGAN BAHASA

Disusun oleh :
KELOMPOK 2

1. Herliana (A1C217036)
2. Nova kristinawati barutu (A1C217036)
3. Mhd. azmi zulkarnain (A1C217036)
4. Muhammad sobirin (A1C217036)
5. Wiwied rizky puspita rahayu (A1C217036)

Dosen pengampu :
Khairul anwar s.pd M.pd

Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan


Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
2017
KATA PENGHANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas kemudahan dan keluasan
pikiran yang Dia berikan kami dapat menyelesaikan makalah PENGEMBANGAN
PESERTA DIDIK ini, Makalah ini akan menjelaskan mengenai perkembangan bahasa pada
remaja yang di dapat dari beberapa sumber.

Maka melalui makalah ini, kami berharap mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami Pertumbuhan fisik pada remaja yang menjadi salah satu materi pada mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik yang pada dasarnya sangat penting di pelajari bagi seorang
calon pendidik maka kira nya makalah ini dapat di pergunakan dengan sangat maksimal

Akhir kata kami sampaikan bahwa memang makalah ini belum lah begitu sempurna
tetapi kami berharap makalah ini akan sangat membantu dan bermanfaat bagi para mahasiswa
pendidikan matematika yang mempelajari mengenai Perkembangan Peserta Didik

Jambi 26 April 2018

Penulis(kelompok 2)
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................

1.1 Latar belakang................................................................................................


1.2 Rumusan masalah...........................................................................................
1.3 Tujuan penulisan.............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................

2.1 Pengertian Perkembangan Bahasa....................................................................


2.2 Tahapan Perkembangan Bahasa........................................................................
2.3 Hubungan kemampuan berbahasa terhadap kemampuan berpikir.....................
2.4 Karakteristik perkembangan bahasa remaja......................................................
2.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa............................................
2.6 Perbedaan individual dalam kemampuan dan perkembangan bahasa..............
2.7 Upaya yang harus dilakukan dalam pengembangan kemampuan bahasa dan
implikasinya bagi pendidikan......................................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................

3.1 kesimpulan......................................................................................................
3.2 saran...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang yang ia telah banyak belajar dari
lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan.
Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan
teman sebaya, dan lingkungan sekolah.
Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat di
mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari
pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa. Bersamaan
dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengkutip proses belajar
disekolah.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga masyarakat, dan sekolah dalam
perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu dengan yang
lain. Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Sejak bayi, manusia telah berkomunikasi
dengan dunia lain. “tangis” atau menangis di saat kelahiran, merupakan arti bahwa di
samping menunjukan gejala kehidupan juga merupakan cara bayi itu berkomunikasi dengan
sekitar. Dalam berbahasa ada dua pihak yang terlibat, pihak penyampai isi pikiran dan pihak
penerima isi pikiran.
Dalam perkembangan awal bahasa lisan, bayi menyampaikan isi pikiran atau perasaannya
dengan taingis dan atau ocehan. Ia menangis atau mungkin menjerit jika tidak senang atau
sakit dan mengoceh atau meraba jika sedang senang. Ocehan-ocehan itu semakin lama akan
jelas, dan bayi itu mampu menirukan bunyi-bunyi yang didengarnya. Perkembangan lebih
lanjut, seorang bayi (anak) yang telah berusia 6-9 bulan, mulai berkomunikasi satu kata atau
dua kata, seperti “maem” dan “bu maem”. Dengan demikian seterusnya anak mulai mampu
menyusun kalimat tiga kata untuk menyatakan maksud atau keinginannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari perkembangan bahasa?


2. Bagaimanakah tahap perkembangan bahasa?
3. Bagaimana hubungan kemampuan berbahasa terhadap kemampuan berpikir?
4. Bagaimanakah karakteristik perkembangan bahasa remaja?
5. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa?
6. Apa perbedaan individual dalam kemampuan dan perkembangan bahasa?
7. Apa upaya yang harus dilakukan dalam pengembangan kemampuan bahasa dan
implikasinya bagi pendidikan?

1.3 Tujuan penulisan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan perkembangan bahasa.


2. Mengetahui tahapan-tahapan perkembangan bahasa.
3. Memahami hubungan kemampuan berbahasa terhadap kemampuan berpikir
4. Memahami karakteristik perkembangan bahasa pada remaja.
5. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa.
6. Memahami perbedaan individual dalam kemampuan dan perkembangan bahasa
7. Memahami upaya yang harus dilakukan dalam pengembangan bahasa dan
implikasinya bagi pendidikan.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkembangan Bahasa


Berikut ini pendapat para ahli mengenai pengertian bahasa :
1. Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan
(dengan menggunakan simbol-simbol yang disepakati bersama, kemudian kata
dirangkai berdasarkan urutan membentuk kalimat yang bermakna, dan mengikuti aturan
atau tata bahasa yang berlaku dalam suatu komunitas atau masyarakat (Sinolungan,
1997; Semiawan, 1998).
2. Bahasa (language) merupakan sebarang bentuk komunikasi diantara orang-orang, baik
yang bersifat verbal atau pun gerak isyarat dan sikap, penggunaan lambang-lambang
dalam komunikasi (kamus umum psikologi).
3. Bahasa merupakan alat sosialisasi dan merupakan dasar perkembangan intelegensi
(Prof. Dr. Utami Munandar, 1995:153).
4. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup
semua cara berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk
lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pikiran, seperti dengan menggunakan
lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik wajah (Syamsu Yusuf, 2004:118)

Berbagai peneliti psikologi perkembangan mengatakan bahwa secara umum perkembangan


bahasa lebih cepat dari perkembangan aspek-aspek lainya, meskipun kadang-kadang
ditemukan juga sebagian anak yang lebih cepat perkembangan motoriknya daripadi
perkembangan bahasanya. Berdasarkan hasil-hasil penelitiannya maka para ahli psikologi
perkembangan mendefinisikan perkembangan bahasa sebagai kemampuan individu dalam
menguasai kosa kata, ucapan, gramatikal, dan etika pengucapannya dalam kurun waktu
tertentu sesuai dengan perkembangan umur kronologisnya.

Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh
seseorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Sejak seorang bayi
mulai berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan.

Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor


intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Bayi,
tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih sangat sederhana. Semakin bayi itu
tumbuh dan berkembang serta mulai mampu memahami lingkungan, maka bahasa mulai
berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju ke bahasa yang kompleks.
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa merupakan hasil belajar
dari lingkungan. Anak (bayi) belajar bahasa seperti halnya belajar hal yang lain, “meniru”
dan “mengulang” hasil yang telah didapatkan merupakan cara belajar bahasa awal. Belajar
bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia 6-7 tahun, di saat anak mulai
bersekolah. Jadi, perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat
berkomunikasi, baik alat komnikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda-
tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikasi di sini diartikan sebagai upaya
seseorang untuk dapat memahami dan dipahami orang lain.

Beberapa bentuk bahasa yang sering dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari:

1. Bahasa Lisan
Bahasa lisan merupakan bahasa primer dan bentuk bahasa yang paling efektif untuk
berkomunikasi dan paling banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa lisan
lebih ekspresif karena mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu
untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.
2. Bahasa Tulisan
Bahasa tulisan merupakan bahasa sekunder yang digunakan dengan memanfaatkan
media tulis. Pengungkapan ide, pikiran dan perasaan dilakukan dengan menyusun huruf-
huruf sebagai unsurnya. Huruf-huruf tersebut tersusun menjadi kata dan kalimat, yang
merupakan ekspresi dari pikiran atau perasaan yang akan disampaikan. Dalam bahasa tulis,
kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata, ataupun sususan kalimat, ketepatan
pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca digunakan untuk
mengungkapkan ide yang dapat secara tepat dan benar ditangkap oleh pembaca, yaitu orang
yang kita inginkan untuk menerima informasi tersebut. Kesalahan dalam penggunaan ejaan
akan menimbulkan salah pengertian dan penafsiran dari maksud yang ingin kita sampaikan.
3. Bahasa Tubuh / Bahasa Isyarat
Bahasa tubuh adalah cara seseorang berkomunikasi dengan mempergunakan bagian-
bagian dari tubuh, yaitu melalui gerak isyarat, ekspresi wajah, sikap tubuh, langkah serta
gaya tersebut pada umumnya disebut bahasa tubuh. Bahasa tubuh sering kali dilakukan
tanpa disadari. Tapi, bahasa tubuh atau bahasa isyarat dipergunakan secara sengaja oleh
orang-orang tertentu yang memiliki keterbatasan dalam menggunakan bahasa lisan atau
dalam situasi dan kondisi tertentu. Sebagaimana fungsi bahasa lain, bahasa tubuh juga
merupakan ungkapan komunikasi yang paling nyata, karena merupakan ekspresi perasaan
serta keinginan terhadap orang lain.

2.2 Tahapan Perkembangan Bahasa


Ada aspek linguistik dasar yang bersifat universal dalam otak manusia yang
memungkinkan untuk menguasai bahasa tertentu. Sedangakn menurut kaum empiris yang
dipelopori para penganut aliran behavioristik memandang bahwa kemampuan berbahasa
merupakan hasil belajar individu dalam interaksinya dengan lingkungan. Pengusaan bahasa
merupakan hasil dari penyatu paduan peristiwa-peristiwa linguistik yang diamati dan dialami
selama masa perkembangannya. Menurut para penganut aliaran behavioristik, penggunana
bahasa merupakan asosiasi yang terbentuk melalui proses pengondisian klasik (classical
conditioning), pengondisian operan (operant conditioning), dan belajar sosial (social
learning).

Dilihat dari perkembangan umur kronologis yang dikaitkan dengan perkembangan


kemampuan berbahasa individu, tahapan perkembangan bahasa dapat dibedakan ke dalam
tahap-tahap berikut ini :

1. Tahap pralinguistik atau meraban (0,3-1,0 tahun)

Pada tahap ini anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang mempunyai
fungsi komunikatif. Pada umur ini anak mengeluarkan berbagai bunyi ujaran sebagai reaksi
terhadap orang lain yang ada di sekitarnya sebagai upaya mencari kontak verbal.

2. Tahap holofrastik atau kalimat sau kata (1,0-1,8 tahun)

Pada usia sekitar satu tahun anak mulai mengucapkan kata-kata. Satu kata yang
diucapkan oleh anak-anak harus dipandang sebgai suatu kalimat penuh mencakup aspek
intelektual maupun emosional sebagai cara untuk menyatakan mau tidaknya terhadap
sesuatu. Anak yang menyatakan “mobil” dapat berarti “saya mau main mobil-mobilan”,
“saya mau ikut naik mobil sama ayah”, atau “saya minta diambilkan mobil mainan”, dan
sebagainya.

3. Tahap kalimat dua kata (1,6-2,0 tahun)

Pada tahap ini anak mulai memilki banyak kemungkinan untuk menyatakan kemauannya
dan berkomunikasi dengan menggunakan kalimat sederhana yang disebut dengan istilah
“kalimat dua kata” yang dirangkai secara tepat. Misalnya, anak mengucapkan “mobil-
mobilan siapa?” atau bertanya “itu mobil-mobilan milik siapa?”, dan sebagainya.

4. Tahap pengembangan tata bahasa awal (2,0-5,0 tahun)

Pada tahap ini anak mulai mengembangkan tata bahasa, panjang kalimat mulai bertambah,
ucapan-ucapan yang dihasilkan semakin kompleks, dan mulai menggunakan kata jamak.
Penambahan dan pengayaan terhadapa sejumlah dan tipe kata secara berangsr-angsur
meningkat sejalan dengan kemajuan dalam kematangan perkembangan anak.

5. Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5,0-10,0 tahun)

Pada tahap ini anak semakin mampu mengembvangkan struktur tata bahasa yang lebih
kompleks lagi serta mampu melibatkan gabungan kalimat-kalimat sederhana dengan
komplementasi, relativasi, dan kunjungsi. Perbaikan dan penghalusan ynag dilakukan pada
periode ini mencakup belajar mengenai berbagai kekecualian dari keteraturan tata bahasa dan
fonologis dalam bahasa terkait.

6. Tahap kompetensi lengkap (11,0 tahun-dewasa)

Pada akhir masa kanak-kanak, perbendaharaan kata terus meningkat, gaya bahasa
mengalami perubahan, dan semakin lancar serta fasih dalam berkomunikasi. Keterampilan
dan performansi taat bahasa terus berkembang ke arah tercapainya kompetensi berbahasa
secara lengkap sebagai perwujudan dari kompetensi komunikasi.

2.3 Hubungan Kemampuan Berbahasa dengan Kemampuan Berpikir


Berpikir pada dasarnya merupakan rangkaian proses kognisi yang bersifat pribadi atau
memprosesan informasi Yang berlangsung selama munculnya respons. Dalam proses berpikir
digunakan simbol-simbol yang memiliki makna atau arti tertentu bagi masing-masing
individu. Manifestasi dari proses berpikir manusia adalah bahasa.
Aktifitas berpikir individu sesungguhnya dibantu dengan menggunakan simbol-simbol
verbal dan hukum tata bahasa guna menggabungkan kata-kata menjadi suatu kalimat yang
bermakna. Betapapun seseorang dalam berpikir tidak mengeluarkan kata-kata secara eksplisit
melainkan hanya di dalam hati, sesungguhnya ketika proses berpikir itu terjadi juga
menggunakan bantuan bahasa. Hanya saja bahasa yang digunakannya hanya dilafalkannya di
dalam hati. Misalnya ketika suatu saat seseorang menyaksikan pertandingan sepak bola
kemudian setelah pulang ditanya tentang bagaimanan serunya proses pertandingan sepak bola
tersebut. Orang tersebut pasti akan membayangkan setidak-tidaknya bagaimanan permainan
sepakbola yang telah disaksikan tadi. Bagaimanan seorang pemain berhasil menyarangkan
bola ke gawang lawan, dan bagaimana bola dioperkan dari satu kaki ke kaki yang lain dari
para pemain kemudian orang tersebut dapat menjelaskan dengan bahasa kepada orang yang
bertanya tadi.
Sebagaimana di paparkan sebelumnya bahwa aktivitas berpikir juga melewatkan bahasa
berpikir yang terjadi dalam hati atau yang seringkali dkenal dengan percakapan dalam hati.
Bahasa merpakan alat yang sangat berguna dan sangat membantu individu untuk berpikir.
Bahasa juga mengekspresikan hasil pemikiran tersebut. Jadi, berpikir dan berbahasa
merupakan dua aktivitas yang saling melengkapi dan terjadi dalam waktu yang relatif
bersamaan. Seringkali dikatakan oleh banyak orang bahwa kemampuan berpikir seseorang
menentukan dan sekaligus dapat memahami dari kemampuan bahasanya. Sebaliknya
kemampuan bahasa seseorang merupakan pencerminan dari kemampuan berpikir seseorang.
Meskipun demikian, dalam kasus tertentu ada sejumlah orang yang kemampuan
berpikirnya bagus tetapi kemampuan bahasanya kurang. Sebaliknya, ada juga orang pandai
berbahasa tetapi kemampuan berpikirnya tidak sebagus kemampuan berbahasanya. Seringkali
kita jumpa sejumlah orang yang mampu menulis dengan bagus untuk mengekspresikan
pemikirannya, tetapi ketika diminta untuk mempresentasikan hasil tulisannya ternyata bahasa
yang digunakan untuk menyampaikan pikiran-pikirannya idak menarik. Sebaliknya, ada
sejumlah orang yang ketika dipresentasikan pikiran-pikirannya sangat menarik bahkan sangat
memukau banyak orang. Tetapi ketika diminta menuangkan pikiran-pikirannya dalam bentuk
tulisan menjadi tidak menarik.

2.4 Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja


Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang dilingkungan remaja dan dengan
demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup
lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya, dan lingkungan
sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau
bahasa itu. Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan
masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang dihasilkan
dari pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa.
Bersamaan dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengkutip proses
belajar disekolah. Sebagaimana diketahui, dilembaga pendidikan diberikan rangsangan yang
terarah sesuai dengan kaidah-kaedah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan
memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa
perkembangan sistem budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam
masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja)
menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.
Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus,
seperti istilah baceman dikalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran soal ulangan
atau tes. Bahasa prokem terutama secara khusus untuk kepentingan khusus pula.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga masyarakat, dan sekolah dalam
perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu dengan yang
lain. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan dan penggunaan kosakata sesuai dengan tingkat sosial
keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan pendidikan rendah atau buta huruf, akan
banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan, dengan istilah-istilah yang kasar.
Masyarakat terdidik yang pada umumnya memiliki status sosial lebih baik, menggunakan
istilah-istilah lebih selektif dan umumnya anak-anak remajanya juga berbahasa lebih baik.

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa


Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh karena itu perkembangannya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambahnya
pengalaman dan meningkatkan kebutuhan. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan
dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik dan ikut mempengaruhi
sehubungan semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara, kerja otot-otot untuk
melakukan gerakan-gerakan dan isyarat. Pada masa remaja perkembangan biologis yang
menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat kesempurnaan, dengan dibarengi
oleh perkembangan tingkat intelektual, anak akan mampu menunjukkan cara berkomunikasi
dengan baik.
2. Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil untuk cukup besar
dalam berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda dengan
dilingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan dan
daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan.
Pada dasarnya bahasa dipelajari dari lingkungan. Lingkungan yang dimaksud termasuk
lingkungan pergaulan dalam kelompok, seperti kelompok bermain, kelompok kerja, dan
kelompok sosial lainnya.
3. Kecerdasan anak
Untuk meniru bunyi atau suara, gerakan dan mengenal tanda-tanda, memerlukan
kemampuan motorik yang baik. Kemampuan intelektual atau tingkat berpikir. Ketepatan
meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan menyusun kalimat
dengan baik dan memahami atau menangkap maksud suatu pernyataan fisik lain, amat
dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seseorang anak.
4. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik
bagi perkembangan bahasa anak-anak dengan anggota keluarganya. Rangsangan untuk dapat
ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial tinggi berbeda dengan
keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan tampak perbedaan perkembangan bahasa
bagi anak yang hidup di dalam keluarga terdidik dan tidak terdidik. Dengan kata lain
pendidikan keluarga berpengaruh terhadap perkembangan bahasa.
5. Kondisi fisik
Kondisi fisik di sini kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang terganggu
kemampuannya untuk berkomunikasi, seperti bisu, tuli, gagap, dan organ suara tidak
sempurna akan mengganggu perkembangan alam berbahasa.

2.6 Perbedaan Individual dalam Kemampuan dan Perkembangan Bahasa


Menurut Chomsky (Woolfolk, dkk. 1984) anak dilahirkan ke dunia telah memiliki
kapasitas berbahasa. Akan tetapi seperti dalam bidang yang lain, faktor lingkungan akan
mengambil peranan yang cukup menonjol, mempengaruhi perkembangan bahasa anak
tersebut. Mereka belajar makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka dengar, lihat
dan mereka hayati dalam hidupnya sehari-hari. Perkembangan bahasa anak terbentuk oleh
lingkungan yang berbeda-beda.
Berpikir dan berbahasa mempunyai korelasi tinggi; anak dengan IQ tinggi akan
berkemampuan bahasa yang tinggi. Sebaran nilai IQ menggambarkan adanya perbedaan
individual anak, dan dengan demikian kemampuan mereka dalam bahasa juga bervariasi
sesuai dengan varasi kemampuan mereka berpikir.
Bahasa berkembang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karena kekayaan lingkungan
akan merupakan pendukung bagi perkembangan peristilahan yang sebagian besar dicapai
dengan proses meniru. Dengan demikian remaja yang berasal dari lingkungan yang berbeda
juga akan berbeda-beda pula kemampuan dan perkembangan bahasanya.

2.7 Upaya Pengembangan Bahasa dan Implikasinya bagi Pendidikan


Jika perkembangan kemampuan berbahasa merupakan konvergensi atau perpaduan dari
faktor bawaan dan proses belajar dari lingkungannya, intervensi pendidikan yang dilakukan
secara terencana dan sistematis menjadi sangat penting. Hanya mengandalkan faktor bawaan
yang diturunkan oleh orang tua adalah keputusan yang tidak bijaksana karena hasilnya yang
kurang memuaskan. Intervensi pendidikan melalui proses belajar dari lingkungan dapat
diupayakan dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi berkembangnya bahasa
secara optimal. Lingkungan yang dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar dan
berlatih mengembangkan kemampuan bahasa perlu dikembangkan secara maksimal, baik
dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Agar kemampuan berbahasa remaja dapat berkembang secara optimal, sejak dini anak
perlu diperkenalkan dengan lingkungan yang memiliki kemampuan berbahsaa yang variatif.
Situasi yang menunjang perkembangan bahasa juga perlu diciptakan dan dikembangkan oleh
para guru di sekolah. Di sisi lain, masyarakat perlu memberikan dukungan yang bersifat
kondisi psikologi dan sosiokultural bagi perkembangan bahasa remaja. Lingkungan keluarga,
sekolah, maupun masyarakat sangat perlu menciptakan suasana yang dapat membesarkan hati
atau mendorong anak atau remaja untuk berani mengomunikasikan pikiran-pikirannya. Cara
demikian, akan sangat membantu perkembangan bahasa remaja karena mereka leluasa dan
tidak dihantui oleh kecemasan dan ketakutan untuk mengomunikasikan apa saja yang
dipikirkannya.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seorang ahli psikologi perkembangan dari Illinois State University Laura E. Berk (1989)
menyatakan bahwa perkembangan bahasa merupakan kemampuan khas manusia yang paling
kompleks dan mengagumkan. Dilihat dari perkembangan umur kronologis yang dikaitkan
dengan perkembangan kemampuan berbahasa individu, tahapan perkembangan bahasa dapat
dibedakan ke dalam tahap-tahap berikut ini :
1. Tahap pralinguistik atau meraban (0,3-1,0 tahun)
2. Tahap holofrastik atau kalimat sau kata (1,0-1,8 tahun)
3. Tahap kalimat dua kata (1,6-2,0 tahun)
4. Tahap pengembangan tata bahasa awal (2,0-5,0 tahun)
5. Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5,0-10,0 tahun)
6. Tahap kompetensi lengkap (11,0 tahun-dewasa)
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang dilingkungan remaja dan dengan
demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup
lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya, dan lingkungan
sekolah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa adalah umur anak,
kondisi lingkungan, kecerdasan anak, status sosial ekonomi keluarga, dan kondisi fisik
Berpikir dan berbahasa mempunyai korelasi tinggi; anak dengan IQ tinggi akan
berkemampuan bahasa yang tinggi. Sebaran nilai IQ menggambarkan adanya perbedaan
individual anak, dan dengan demikian kemampuan mereka dalam bahasa juga bervariasi
sesuai dengan varasi kemampuan mereka berpikir. Berpikir dan berbahasa juga merupakan
dua aktivitas yang saling melengkapi dan terjadi dalam waktu yang relatif bersamaan.
Seringkali dikatakan oleh banyak orang bahwa kemampuan berpikir seseorang menentukan
dan sekaligus dapat memahami dari kemampuan bahasanya. Sebaliknya kemampuan bahasa
seseorang merupakan pencerminan dari kemampuan berpikir seseorang.

Tahapan-tahapan umum perkembangan kemampuan berbahasa seorang anak, yaitu:

1. Reflexsive Vocalization
2. Babling
3. Lalling
4. Echolalia
5. True Speech
Perkembangan berbicara merupakan suatu proses yang sangat sulit dan rumit. Terdapat
beberapa kendala yang sering kali dialami oleh anak, yaitu anak cengeng dan anak sulit
memahami isi pembicaraan orang lain. Agar kemampuan berbahasa remaja dapat
berkembang secara optimal, sejak dini anak perlu diperkenalkan dengan lingkungan yang
memiliki kemampuan berbahsaa yang variatif. Situasi yang menunjang perkembangan bahasa
juga perlu diciptakan dan dikembangkan oleh para guru di sekolah. Di sisi lain, masyarakat
perlu memberikan dukungan yang bersifat kondisi psikologi dan sosiokultural bagi
perkembangan bahasa remaja. Lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat sangat
perlu menciptakan suasana yang dapat membesarkan hati atau mendorong anak atau remaja
untuk berani mengomunikasikan pikiran-pikirannya.

3.2 Saran
Untuk mengembangkan perkembangan dalam berbahasa, maka perlu kita ketahui lebih
dahulu tentang apa itu perkembangan bahasa dan supaya kemampuan berbahasa remaja dapat
berkembang secara optimal, sejak dini anak perlu diperkenalkan dengan lingkungan yang
memiliki kemampuan berbahsaa yang variatif. Situasi yang menunjang perkembangan bahasa
juga perlu diciptakan dan dikembangkan oleh para guru di sekolah. Di sisi lain, masyarakat
perlu memberikan dukungan yang bersifat kondisi psikologi dan sosiokultural bagi
perkembangan bahasa remaja
DAFTAR PUSTAKA

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori. 2012. Psikologi Remaja Perkembangan


Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT
RINEKA CIPTA.
Muhammad Asyam Farrosi (2013). Makalah Perkembangan Bahasa Peserta Didik
(Online). Tersedia di: http://asyamforex.blogspot.com/2013/12/makalah-perkembangan-
bahasa peserta.html. Di akses: 10 Februari 2014.
Fathia Shan (2012). Pertumbuhan dan Perkembangan Bahasa (Online). Tersedia di :
http://sekeping-episode-kehidupan.blogspot.com/2012/07/pertumbuhan-dan-perkembangan-
bahasa.html. Diakses : 11 Februari 2014.

Anda mungkin juga menyukai