PERKEMBANGAN BAHASA
Disusun oleh :
KELOMPOK 2
1. Herliana (A1C217036)
2. Nova kristinawati barutu (A1C217036)
3. Mhd. azmi zulkarnain (A1C217036)
4. Muhammad sobirin (A1C217036)
5. Wiwied rizky puspita rahayu (A1C217036)
Dosen pengampu :
Khairul anwar s.pd M.pd
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas kemudahan dan keluasan
pikiran yang Dia berikan kami dapat menyelesaikan makalah PENGEMBANGAN
PESERTA DIDIK ini, Makalah ini akan menjelaskan mengenai perkembangan bahasa pada
remaja yang di dapat dari beberapa sumber.
Maka melalui makalah ini, kami berharap mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami Pertumbuhan fisik pada remaja yang menjadi salah satu materi pada mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik yang pada dasarnya sangat penting di pelajari bagi seorang
calon pendidik maka kira nya makalah ini dapat di pergunakan dengan sangat maksimal
Akhir kata kami sampaikan bahwa memang makalah ini belum lah begitu sempurna
tetapi kami berharap makalah ini akan sangat membantu dan bermanfaat bagi para mahasiswa
pendidikan matematika yang mempelajari mengenai Perkembangan Peserta Didik
Penulis(kelompok 2)
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................
3.1 kesimpulan......................................................................................................
3.2 saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang yang ia telah banyak belajar dari
lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan.
Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan
teman sebaya, dan lingkungan sekolah.
Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat di
mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari
pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa. Bersamaan
dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengkutip proses belajar
disekolah.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga masyarakat, dan sekolah dalam
perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu dengan yang
lain. Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Sejak bayi, manusia telah berkomunikasi
dengan dunia lain. “tangis” atau menangis di saat kelahiran, merupakan arti bahwa di
samping menunjukan gejala kehidupan juga merupakan cara bayi itu berkomunikasi dengan
sekitar. Dalam berbahasa ada dua pihak yang terlibat, pihak penyampai isi pikiran dan pihak
penerima isi pikiran.
Dalam perkembangan awal bahasa lisan, bayi menyampaikan isi pikiran atau perasaannya
dengan taingis dan atau ocehan. Ia menangis atau mungkin menjerit jika tidak senang atau
sakit dan mengoceh atau meraba jika sedang senang. Ocehan-ocehan itu semakin lama akan
jelas, dan bayi itu mampu menirukan bunyi-bunyi yang didengarnya. Perkembangan lebih
lanjut, seorang bayi (anak) yang telah berusia 6-9 bulan, mulai berkomunikasi satu kata atau
dua kata, seperti “maem” dan “bu maem”. Dengan demikian seterusnya anak mulai mampu
menyusun kalimat tiga kata untuk menyatakan maksud atau keinginannya.
Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh
seseorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Sejak seorang bayi
mulai berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan.
1. Bahasa Lisan
Bahasa lisan merupakan bahasa primer dan bentuk bahasa yang paling efektif untuk
berkomunikasi dan paling banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa lisan
lebih ekspresif karena mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu
untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.
2. Bahasa Tulisan
Bahasa tulisan merupakan bahasa sekunder yang digunakan dengan memanfaatkan
media tulis. Pengungkapan ide, pikiran dan perasaan dilakukan dengan menyusun huruf-
huruf sebagai unsurnya. Huruf-huruf tersebut tersusun menjadi kata dan kalimat, yang
merupakan ekspresi dari pikiran atau perasaan yang akan disampaikan. Dalam bahasa tulis,
kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata, ataupun sususan kalimat, ketepatan
pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca digunakan untuk
mengungkapkan ide yang dapat secara tepat dan benar ditangkap oleh pembaca, yaitu orang
yang kita inginkan untuk menerima informasi tersebut. Kesalahan dalam penggunaan ejaan
akan menimbulkan salah pengertian dan penafsiran dari maksud yang ingin kita sampaikan.
3. Bahasa Tubuh / Bahasa Isyarat
Bahasa tubuh adalah cara seseorang berkomunikasi dengan mempergunakan bagian-
bagian dari tubuh, yaitu melalui gerak isyarat, ekspresi wajah, sikap tubuh, langkah serta
gaya tersebut pada umumnya disebut bahasa tubuh. Bahasa tubuh sering kali dilakukan
tanpa disadari. Tapi, bahasa tubuh atau bahasa isyarat dipergunakan secara sengaja oleh
orang-orang tertentu yang memiliki keterbatasan dalam menggunakan bahasa lisan atau
dalam situasi dan kondisi tertentu. Sebagaimana fungsi bahasa lain, bahasa tubuh juga
merupakan ungkapan komunikasi yang paling nyata, karena merupakan ekspresi perasaan
serta keinginan terhadap orang lain.
Pada tahap ini anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang mempunyai
fungsi komunikatif. Pada umur ini anak mengeluarkan berbagai bunyi ujaran sebagai reaksi
terhadap orang lain yang ada di sekitarnya sebagai upaya mencari kontak verbal.
Pada usia sekitar satu tahun anak mulai mengucapkan kata-kata. Satu kata yang
diucapkan oleh anak-anak harus dipandang sebgai suatu kalimat penuh mencakup aspek
intelektual maupun emosional sebagai cara untuk menyatakan mau tidaknya terhadap
sesuatu. Anak yang menyatakan “mobil” dapat berarti “saya mau main mobil-mobilan”,
“saya mau ikut naik mobil sama ayah”, atau “saya minta diambilkan mobil mainan”, dan
sebagainya.
Pada tahap ini anak mulai memilki banyak kemungkinan untuk menyatakan kemauannya
dan berkomunikasi dengan menggunakan kalimat sederhana yang disebut dengan istilah
“kalimat dua kata” yang dirangkai secara tepat. Misalnya, anak mengucapkan “mobil-
mobilan siapa?” atau bertanya “itu mobil-mobilan milik siapa?”, dan sebagainya.
Pada tahap ini anak mulai mengembangkan tata bahasa, panjang kalimat mulai bertambah,
ucapan-ucapan yang dihasilkan semakin kompleks, dan mulai menggunakan kata jamak.
Penambahan dan pengayaan terhadapa sejumlah dan tipe kata secara berangsr-angsur
meningkat sejalan dengan kemajuan dalam kematangan perkembangan anak.
Pada tahap ini anak semakin mampu mengembvangkan struktur tata bahasa yang lebih
kompleks lagi serta mampu melibatkan gabungan kalimat-kalimat sederhana dengan
komplementasi, relativasi, dan kunjungsi. Perbaikan dan penghalusan ynag dilakukan pada
periode ini mencakup belajar mengenai berbagai kekecualian dari keteraturan tata bahasa dan
fonologis dalam bahasa terkait.
Pada akhir masa kanak-kanak, perbendaharaan kata terus meningkat, gaya bahasa
mengalami perubahan, dan semakin lancar serta fasih dalam berkomunikasi. Keterampilan
dan performansi taat bahasa terus berkembang ke arah tercapainya kompetensi berbahasa
secara lengkap sebagai perwujudan dari kompetensi komunikasi.
1. Reflexsive Vocalization
2. Babling
3. Lalling
4. Echolalia
5. True Speech
Perkembangan berbicara merupakan suatu proses yang sangat sulit dan rumit. Terdapat
beberapa kendala yang sering kali dialami oleh anak, yaitu anak cengeng dan anak sulit
memahami isi pembicaraan orang lain. Agar kemampuan berbahasa remaja dapat
berkembang secara optimal, sejak dini anak perlu diperkenalkan dengan lingkungan yang
memiliki kemampuan berbahsaa yang variatif. Situasi yang menunjang perkembangan bahasa
juga perlu diciptakan dan dikembangkan oleh para guru di sekolah. Di sisi lain, masyarakat
perlu memberikan dukungan yang bersifat kondisi psikologi dan sosiokultural bagi
perkembangan bahasa remaja. Lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat sangat
perlu menciptakan suasana yang dapat membesarkan hati atau mendorong anak atau remaja
untuk berani mengomunikasikan pikiran-pikirannya.
3.2 Saran
Untuk mengembangkan perkembangan dalam berbahasa, maka perlu kita ketahui lebih
dahulu tentang apa itu perkembangan bahasa dan supaya kemampuan berbahasa remaja dapat
berkembang secara optimal, sejak dini anak perlu diperkenalkan dengan lingkungan yang
memiliki kemampuan berbahsaa yang variatif. Situasi yang menunjang perkembangan bahasa
juga perlu diciptakan dan dikembangkan oleh para guru di sekolah. Di sisi lain, masyarakat
perlu memberikan dukungan yang bersifat kondisi psikologi dan sosiokultural bagi
perkembangan bahasa remaja
DAFTAR PUSTAKA