71 TAHUN 2010
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PSAP 13
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN
UMUM (BLU)
Disajikan oleh:
Sarjono, SE, M.Ak, CFE, CPSAK, CPA (Aust.), CA, Ak.
1
PENDAHULUAN
2
TUJUAN
3
RUANG LINGKUP
4
ENTITAS AKUNTANSI/PELAPORAN
5
DEFINISI
6
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN BLU
Tujuan Umum
• menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo
anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas BLU yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi
keputusan mengenai alokasi sumber daya.
Tujuan Spesifik
• untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan
untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
7
TANGGUNG JAWAB PELAPORAN BLU
8
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN BLU
9
PERMENDAGRI NO 79 TAHUN 2018 TENTANG BLUD
BAB XIV PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 99
(1) BLUD menyusun pelaporan dan pertanggungiawaban berupa laporan keuangan
(2) Laporan keuangan BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. laporan realisasi anggaran;
b. laporan perubahan saldo anggaran lebih;
c. neraca;
d. laporan operasional;
e. laporan arus kas;
f. laporan perubahan ekuitas; dan
g. catatan atas laporan keuangan.
(3) Laporan keuangan BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun berdasarkan
standar akuntansi pemerintahan.
10
PERMENDAGRI NO 79 TAHUN 2018 TENTANG BLUD
(4) Dalam hal standar akuntansi pemerintahan tidak mengatur jenis usaha BLUD,
BLUD mengembangkan dan menerapkan kebijakan akuntansi.
(5) BLUD mengembangkan dan pgllslafkan kebijakan akuntansi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) yang diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.
(6) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan
laporan kinerja yang berisikan informasi pencapaian hasil atau keluaran BLUD.
(7) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) diaudit oleh
pemeriksa eksternal pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
11
PERMENDAGRI NO 79 TAHUN 2018 TENTANG BLUD
Pasal 100
(1) Pemimpin menyusun laporan keuangan semesteran dan tahunan.
(2) Laporan keuangan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) disertai
dengan laporan kinerja paling lama 2 (dua) bulan setelah periode pelaporan
berakhir, setelah dilakukan reviu oleh SKPD yang membidangi pengawasan di
pemerintah daerah.
(3) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diintegrasikan/
dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan SKPD, untuk selanjutnya
diintegrasikan/ dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan pemerintah
daerah.
(4) Hasil reviu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan kesatuan dari LK
BLUD tahunan.
13
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
14
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Pendapatan BLU yang dikelola sendiri dan tidak disetor ke Kas Negara/Daerah merupakan
pendapatan negara/daerah.
Pendapatan-LRA pada BLU diakui pada saat pendapatan kas yang diterima BLU diakui
sebagai pendapatan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat variabel
terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan
proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
Khusus untuk pendapatan dari Kerja Sama Operasi (KSO), diakui berdasarkan azas neto
dengan terlebih dahulu mengeluarkan bagian pendapatan yang merupakan hak mitra KSO.
15
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Penyetoran kas yang berasal dari pendapatan LRA BLU tahun berjalan dibukukan sebagai
pengurang SiLPA pada BLU penambah SiLPA pada Pemerintah Pusat/Daerah.
Penyetoran kas yang berasal dari pendapatan LRA BLU tahun sebelumnya dibukukan
sebagai pengurang Saldo Anggaran Lebih pada BLU dan penambah SAL pada Pemerintah
Pusat/pemerintah daerah.
Pendapatan-LRA pada BLU diklasifikasikan menurut jenis pendapatan.
Pendapatan-LRA pada BLU merupakan pendapatan bukan pajak.
Termasuk pendapatan bukan pajak pada BLU adalah
Pendapatan layanan yang bersumber dari masyarakat;
Pendapatan layanan yang bersumber dari entitas akuntansi/entitas pelaporan;
Pendapatan hasil kerja sama;
Pendapatan yang berasal dari hibah dalam bentuk kas; dan
Pendapatan BLU lainnya
16
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Belanja pada BLU diakui pada saat pengeluaran kas yang dilakukan oleh BLU disahkan oleh unit yang
mempunyai fungsi perbendaharaan umum.
Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja pada BLU selama satu periode pelaporan dicatat dalam
pos Surplus/Defisit-LRA.
Penerimaan pembiayaan pada BLU diakui pada saat kas yang diterima BLU disahkan oleh unit yang
mempunyai fungsi perbendaharaan umum.
Pengeluaran pembiayaan pada BLU diakui pada saat pengeluaran pembiayaan disahkan oleh unit
yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.
Penambahan pokok investasi yang berasal dari pendapatan BLU diakui sebagai pengeluaran
pembiayaan.
Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan
dicatat dalam Pembiayaan Neto.
Selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan Belanja, serta penerimaan dan pengeluaran
pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA.
Apabila BLU menerima alokasi anggaran selain dari entitas akuntansi/entitas pelaporan yang
membawahinya, maka BLU menyusun LRA sesuai dengan entitas akuntansi/entitas pelaporan yang
mengalokasikan anggaran tersebut.
17
LAPORAN PERUBAHAN
SALDO ANGGARAN LEBIH
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo
Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih BLU menyajikan secara komparatif dengan periode
sebelumnya pos-pos berikut:
Saldo Anggaran Lebih awal;
Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;
Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan;
Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya;
Lain-lain; dan
Saldo Anggaran Lebih Akhir.
Di samping itu, BLU menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat dalam Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
18
NERACA
20
NERACA
21
LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya
yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu
periode pelaporan.
Struktur Laporan Operasional BLU mencakup pos-pos sebagai berikut:
• Pendapatan-LO;
• Beban;
• Surplus/Defisit dari operasi;
• Kegiatan non operasional;
• Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa;
• Pos Luar Biasa; dan
• Surplus/Defisit-LO.
BLU menyajikan pendapatan-LO yang diklasifikasikan menurut sumber pendapatan, yang terdiri dari:
• Pendapatan dari alokasi APBN/APBD;
• Pendapatan layanan yang bersumber dari masyarakat;
• Pendapatan layanan yang bersumber dari entitas akuntansi/entitas pelaporan;
• Pendapatan hasil kerja sama;
• Pendapatan yang berasal dari hibah dalam bentuk kas/barang/jasa; dan
• Pendapatan BLU lainnya.
• Rincian lebih lanjut sumber pendapatan disajikan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
22
LAPORAN OPERASIONAL
23
LAPORAN ARUS KAS
Laporan Arus Kas pada BLU menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan
setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan pada
BLU.
Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan,
dan transitoris.
Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk
perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi lainnya, tidak termasuk investasi jangka
pendek dan setara kas.
Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang yang berhubungan
dengan pemberian pinjaman jangka panjang dan/atau pelunasan utang jangka panjang yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi pinjaman jangka panjang dan utang
jangka panjang.
Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
24
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
25
PENGGABUNGAN LAP KEU BLU KE DALAM
LAP KEU ENTITAS AKUNTANSI/ENTITAS PELAPORAN
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas BLU
digabungkan pada laporan keuangan entitas akuntansi/entitas pelaporan yang membawahinya.
Seluruh pendapatan, belanja, dan pembiayaan pada LRA BLU dikonsolidasikan ke dalam LRA entitas
akuntansi/entitas pelaporan yang membawahinya.
Laporan Arus Kas BLU dikonsolidasikan pada Laporan Arus Kas unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum.
Laporan Perubahan SAL BLU digabungkan dalam Laporan Perubahan SAL Bendahara Umum
Negara/Daerah dan entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan konsolidasiannya.
Dalam rangka konsolidasian laporan keuangan BLU ke dalam laporan keuangan entitas yang
membawahinya, perlu dilakukan eliminasi terhadap akun-akun timbal balik (reciprocal accounts)
seperti pendapatan, beban, aset, dan kewajiban yang berasal dari entitas akuntansi/pelaporan dalam
satu entitas pemerintahan kecuali akun-akun pendapatan dan belanja pada LRA yang berasal dari
entitas akuntansi/pelaporan sebagaimana dinyatakan pada Paragraf 31 huruf b.
26
PENGHENTIAN SATKER BADAN LAYANAN UMUM MENJADI SATKER
BIASA
Dalam hal Satuan Kerja tidak lagi menerapkan pola pengelolaan keuangan
BLU, maka Satuan Kerja tersebut menyusun laporan keuangan selayaknya
entitas akuntansi pemerintah lainnya, dan
Satuan Kerja tersebut harus menyusun laporan keuangan penutup per
tanggal pencabutan statusnya sebagai BLU.
27
TANGGAL EFEKTIF
28
Sarjono, SE, M.Ak, CFE, CPSAK, CPA (Aust.), CA, Ak
BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Selatan
Jl. A. Yani KM 32,5 Banjarbaru
HP/WA: 082143992299
Email: sarjono2299@bpk.go.id
29