Anda di halaman 1dari 66

Dr.

SYUHADA, SpPK, MKes


1. Pembuluh darah (RL, BT)
2. Trombosit (RL, BT, CR, Ʃ trombosit)
3. Faktor /protein koagulasi (PT,aPTT, TT,
Fibrinogen)
4. Fibrinolisis (D-Dimer)
5. Inhibitor (antikoagulan) alami (ATIII,
Protein C, Protein S)
 Ada gejala perdarahan
 Riwayat perdarahan
 Pada penyakit yang berpotensi mengalami
gangguan hemostasis : penyakit hati,
sepsis, DIC (disseminated intravascular
coagulation), DVT (deep vein thrombosis).
 Sebelum tindakan bedah
 Pemantauan antikoagulan
 Pendekatan klinis
 Pendekatan laboratoris

5
 Petekie
 Ekimosis
 Hematom
 Tanda perdarahan (anemia dsb)

6
 Pemeriksaan penyaring
 Pemeriksaan lanjutan/konfirmasi

7
 Hitung trombosit
 Masa perdarahan (BT)
 Uji pembendungan (RL)
 Retraksi bekuan (CR)
 Masa protrombin plasma (PT)
 Masa tromboplastin parsial teraktivasi
(APTT)
 Masa trombin (TT)
 Penyaring F XIII
 Kadar fibrinogen  D dimer
 Agregasi trombosit  Fibrin monomer
 Assay faktor VIII, IX  F 1.2, FPA
 F. von Willebrand  TAT complex
 INR, Thrombotest  b-thromboglobulin
 Anti Xa  PF4
 Protein C, protein S  PAI-1
 Antitrombin  t-PA
 Lupus Anticoagulant  thrombelastrography
1. Kuesioner
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penyaring hemostasis
4. Pemeriksaan penyaring DIC
5. Pemeriksaan penyaring trombofilia
6. Pemeriksaan penyaring lupus antikoagulan

10
 Riwayat keluarga
 Riwayat pengobatan
 Riwayat penyakit sebelumnya
 keluhan

11
Kelainan Koagulasi Kelainan trombosit
atau vaskuler
Hemartrosis dan Khas Jarang
hematoma yg dalam
pd otot
Perdarahan yg lama Khas Jarang

Perdarahan dr luka Jarang Selalu, bisa hebat


superfisial
Petekie Jarang Khas

Ekimosis Sering, biasanya Sering, biasanya


tunggal dan besar multipel dan besar
Epistaksis, melena Predominan Sering menyebabkan
perdarahan hebat
Hematuria Sering Jarang

12
 Darah EDTA segar
 Cara langsung: manual (CV 8-10%)
otomatik (CV 3-4%)
 Cara tak langsung (sediaan hapus darah)
 Perlu konfirmasi dg sediaan hapus darah
 Sampel : Darah kapiler atau darah vena (EDTA)
 Reagen: Larutan Ammonium Oksalat 1%
 Prinsip kerja: Larutan Ammonium Oksalat 1% akan
menyebabkan hemolisis sel eritrosit sehingga hanya ada
trombosit, kemudian jumlah trombosit dihitung dengan
menggunakan kamar hitung.
 ALAT :
 Pipet thoma eritrosit
 Bilik Hitung Improved Neubauer/ Fuch
rosenthal
 Mikroskop
 CARA KERJA (Metode Brecker dan Cronkite) :
 Cara pemeriksaan:
◦ Isap darah sampai angka 1.
◦ Isap reagen sampai angka 101 (pengenceran 100X)
◦ Pipet dipegang mendatar dengan ibu jari dan jari manis, kemudian
dikocok dengan gerakan vertikal membentuk angka delapan, buang 3
tetes pertama.
◦ Isi bilik hitung kemudian hitung trombosit dalam 80 kotak kecil (kotak III).
 Perhitungan :
◦ Jumlah sel dalam 80 kotak kecil = N
◦ Volume = 80 (1/20 X 1/20 X 1/10) mm3 = 80/4000 = 1/50 mm3
◦ Jumlah trombosit dalam 1 mm3 = 50 X pengenceran (100) x N =
5000 N

 Cara tidak langsung ( metode Fonio) :
 Cara pemeriksaan :
◦ Bersihkan ujung jari dengan kapas alkohol 70 %,
tunggu sampai kering.
◦ Teteskan MgSO4 14 % pada tempat yang akan ditusuk.
◦ Tusuk jari melalui tetes MgSO4
◦ Teteskan pada kaca objek dan buat sediaan apus
darah tepi.
◦ Setelah kering, fiksasi dengan metanol 2-3 menit,
kemudian warnai dengan rendam dalam giemsa 30-
45 menit, cuci dengan air mengalir lalu keringkan.
 Perhitungan : Pada sediaan apus darah tadi dihitung
jumlah trombosit (N) yang dijumpai pada 1000
eritrosit. Maka jumlah trombosit sebenarnya adalah :
 Jumlah trombosit = N x Jumlah eritrosit ( …/mm3)
1000

Cara lain metode tidak langsung :


 Pada sediaan apus darah tepi dengan pewarnaan
Giemsa, trombosit dihitung dalam 10 lapang
pandang minyak emersi (obyektif 100) kemudian
dicari rata-rata trombosit per lapang pandangnya.
Hasil dikalikan 2000.

 Nilai normal : 150.000 – 450.000 / mm3


 Pemeriksaan untuk menilai fragilitas kapiler
setelah dilakukan pembendungan pada vena &
kapiler darah menembus kapilerpetekhia
 Pemeriksaan ini dipengaruhi oleh Ʃ dan fungsi
trombosit.
 Pada trombositopenia akan terjadi gangguan
fragilitas kapiler berkorelasi dengan uji
pembendungan & masa perdarahan
 Uji ini tidak lagi diperlukan bial sudah ada
petekhia spontan.
TOURNIQUET TEST
= RUMPEL LEEDE TEST
= HESS TEST

TENSI
SISTOLIK
DIASTOLIK
5 cm
100 mmHg
5 cm
5 menit

tunggu 5 Menit
PETECHIAE : > 10  ABNORMAL
 PEMERIKSAAN KASAR FRAGILITAS KAPILER
 ABNORMAL :
- TROMBOSITOPENIA
- PURPURA
- PENYAKIT VON WILLEBRAND
22
 Pemeriksaan dengan mengukur waktu yang diperlukan
untuk menghentikan perdarahan pada pembuluh darah
kecil dengan perlukaan standar.
 Terdapat 3 metode:
Metode duke perlukaan pada daun telinga
Metode Ivy perlukaan di lengan bawah
Metode template  ≈ Ivy tapi perlukaan dengan
pisau bedah (10 mm dengan kedalaman 1 mm)
 Pemeriksaan ini dipengaruhi oleh integritas trombosit &
pembuluh darah, tapi tidak dipengaruhi oleh sistem
koagulasi
 BT memanjang pada:
*Trombositopenia (< 50.000/mm3)
*Konsumsi obat2an ( dalam waktu ≤7 hr) seperti:
aspirin, NSAID
*Gangguan ginjal (kreatinin > 5 mg/dL)
*DIC
*Penyakit von Willebrand, Bernard-Soulier
disease, Glanzmann trombastenia
*Afibrinogenemia
WAKTU PERDARAHAN (BT)

 FAKTOR VASKULER
 FAKTOR TROMBOSIT

1. METODE DUKE : CUPING TELINGA

- BERSIHKAN DENGAN ALKOHOL 70 %


- TUSUK DENGAN BLOOD LANCET KERTAS
SARING
5 mm
BULAT
TIAP 30 DETIK TETES DARAH YANG TERJADI
DISENTUH KERTAS SARING BULAT
WAKTU PERDARAHAN: 5 x 30” = 2 ½ MENIT
WAKTU PERDARAHAN > 10’  HENTIKAN PERCOBAAN
N : 1 - 3 MENIT
25
WAKTU PERDARAHAN (BT)

2. METODE IVY :

BLOOD LANCET
T : 40 mmHg

- 3 JARI
- 3 mm

 DARAH YANG KELUAR DIISAP DENGAN KERTAS SARING BULAT


TIAP 30 DETIK
 CARA PERHITUNGAN SAMA DENGAN DUKE, NORMAL:1-9 MENIT

 TUSUKAN HARUS CUKUP DALAM SEHINGGA DIAMETER BERCAK >5 mm.

26
 Pastiksan bahwa bagian lengan yang akan
dilakukan tes adalah daerah dengan aliran darah
yang baik (perfusi baik, tidak sianosis dsb) dan
bebas dari vena superfisial.
 Lakukan tes setelah daerah yang disterilkan kering,
tidak basah oleh cairan aseptik.
 Jangan menghapus darah yang pertama keluar dari
luka, tapi langsung dihitung sebagai hasil tes
sampai selesai perdarahan.
 Kertas saring jangan sampai menyentuh luka, tapi
hanya menyentuh darahnya

27
 Hentikan tes bila perdarahan lebih dari 15 menit
pada metode Ivy, atau 10 menit pada metode Duke
 Selalu menggunakan blood lancet standar

28
 Dalam keadaan normal setelah proses pembekuan
darah, bekuan akan megalami retraksi dengan
mengeluarkan serum, terjadi interaksi antara
trombosit, fibrinogen & fibrin
 Tes ini bergantung pada jumlah dan fungsi trombosit,
kadar fibrinogen, dan kalsium.
 N: darah mulai membeku setelah 30 menit, pada saat
1 jam retraksi, sempurna2-4 jam. > 4 jam
abnormal
 N : sedikit RBC akan dijumpai pada dasar tabung
setelah bekuan beretraksi.

29
 Retraksi bekuan abnormal pada:
*Trombositopenia (< 100.000/mm3)
*Konsumsi obat2an seperti: aspirin
*Paraproteinemia
*DIC
*Glanzmann trombastenia
*Afibrinogenemia/ disfibrinogenemia
Pada eritrositosis  retraksi bekuan terbatas/ <<
Pada anemia  retraksi bekuan >>
RETRAKSI BEKUAN = CLOT RETRAKSI

- MENGUJI FUNGSI TROMBOSIT


- DIPENGARUHI KADAR FIBRINOGEN

CARA : - JUMLAH TROMBOSIT HARUS NORMAL


- AMBIL DARAH 5 CC  MASUKAN DALAM TABUNG
LIDI CENTRIFUGE BERSKALA SEBANYAK 5 CC
- MASUKAN SEBATANG LIDI
- BIARKAN DALAM SUHU KAMAR 2 – 3 JAM
- - LEPASKAN BEKUAN DARAH DENGAN HATI – HATI DARI
- DINDING TABUNG ANGKAT BEKUAN DENGAN MEMEGANG
- LIDI
- CATAT VOLUME SERUM
-
-
- NORMAL : 40 – 60 %  < 40 %  PATOLOGIS
5 CC
-KONSISTENSI : HARUS KENYAL
DARAH - -JELEK : LEMBEK DAN KENYAL

VOLUME CAIRAN BEKUAN :


- VOLUME SERUM 40 %
- VOLUME BEKUAN 100 – 40% = 60 %
- HEMATOKRIT 22 %
- VOLUME CAIRAN BEKUAN 60 % - 22 % = 38 VOL %

NORMAL : 0 – 20 VOL %  ABNORMAL : > 20 VOL %

31
F XII, PK,
HMWK
F XI F VII
F IX
F VIII
PT
APTT FX
FV
Protrombin/FII
Fibrinogen/FI TT

bekuan
 Tujuan: mengukur waktu pembekuan pada
jalur ekstrinsik.
 Principle: Na citrat mengikat ion Ca dalam
darah. ketika tissue thromboplastin dan ion
calcium ditambahkan ke dalam plasma,
faktor extrinsic dari sistem koagulasi
diaktifkan, menghasilkan pembentukan
thrombin dan clot fibrin. Lamanya darah
membeku  PT
 Indikasi fungsi dari: F I, II, V, VII, dan X.

33
Prothrombin Time /PT
Hasil  dapat dinyatakan dalam :
 Detik
 Persen
 INR
Nilai normal PT plasma tergantung dari jenis, macam
reagen, dan metode tes yang dipakai. Tiap lab
mempunyai nilai rujukan sesuai dengan reagen, alat dan
metode masing2.
Hasil memanjang bila terdapat defisiensi faktor-faktor
yang bekerja pada jalur ekstrinsik dan jalur bersama
sampai < 30%.
Sampel: darah citrat disentrifus 1500-2500g 10-15
menit Platelet Poor Plasma (PPP)

34
 Uji penyaring untuk jalur ekstrinsik
 Pemantauan antikoagulan oral (Warfarin) dengan nilai INR
 INR= nilai PT plasma pasien ISI
median dari nilai N PT

INR = International Normalized Index


ISI = International Sensitivity Index
PT memanjang:
◦ Defisiensi F VII, F X, F V, protrombin, fibrinogen : cirrhosis
hati, kekurangan vit K, gangguan absorbsi vit. K, neonatus
◦ Antikoagulan oral golongan coumarin
◦ Inhibitor : Lupus anticoagulant
 Adalah uji saring kelainan koagulasi pada
jalur intrinsik
 Na citrat akan mengikat ion Ca dalam darah.
Setelah plasma citrat disentrifus, plasma
dipisahkan. Kemudian ditambahkan ion Ca &
fosfolipid sebagai pengganti trombosit dengan
aktivator plasma membeku.
 Lamanya plasma membeku APTT
 Nilai normal bergantung pada jenis reagent
dan metode yang dipakai tiap lab memiliki
nilai normal & kontrol yang berbeda.
 Nilai abnormal  >120 detik tidak ada bekuan

36
 Pemantauan terapi heparin
 APTT lebih sensitif dari uji BT
 APTT memanjang1. defisiensi F koagulasi
2. adanya inhibitor
 APTT memanjang:
◦ defisiensi faktor koagulasi di jalur intrinsik dan atau
bersama : cirrhosis hati, DIC, fibrinolisis  , hemofilia
A atau B
◦ Inhibitor : Heparin, Lupus anticoagulant, inhibitor F
VIII
 Uji APTT memendek: trauma pada pungsi vena,
aktivitas F VIII >>, jumlah trombosit yang masih
tinggi pada sampel (PPP)
 Dipakai untuk mengukur kadar & fungsi fibrinogen
 Prinsip :sejumlah trombin dimasukkan ke dalam plasma
kemudian dicatat lamanya plasma membeku TT
 Dipengaruhi oleh : kadar & fungsi fibrinogen, adanya
FDP, dan anti trombin.
 TT memanjang:
Gangguan fungsi fibrinogen
1. Kadar Fibrinogen < 75 mg/dL
2. Adanya heparin atau FDP
3. Adanya trombolitic agent (streptokinase,
urokinase)
4. pasien dengan terapi heparin
5. Neonatus dan pasien dengan mieloma  adanya
globulin abnormal

38
Metode pemeriksaan:
1. Semi kuantitatif : direct Latex agglutination
2. Kuantitatif: Enzyme linked immuno sorbent Assay
(ELISA) + Enzyme Linked Fluorescence Assay (ELFA)
3. Immuno turbidimetric Assay

Sampel: Plasma
Thrombosis

Clot
lysing

Clot
formation

Balance

45
Most individuals who present with
thrombosis have one or more of the
following features at the time of
presentation :
Vessel damage
Stasis of blood
Platelet, leukocyte, and endothelial cell
dysfunction
Excessive activation of coagulation and/or
reduced activation of fibrinolytic proteins
46
47
 The structure of a thrombus varies with the
vessel in which it is located.
 In a high-flow arterial vessels, platelet
thrombi are seen. These macroscopic
aggregates of platelets have a white
appearance.
 In low-flow vessels (veins), the initial platelet
plug, which may have started the thrombus,
is often not detected. These clots results from
the accumulation of red blood cells in fibrin
strands and are called Red Thrombi.

48
 Protein defects
 Hematologic diseases

49
 Factor V Leiden
 Homocystein
 Prothrombin
 Protein C
 Protein S
 Dysfibrinogenemia
 Antithrombin
 Dysplasminogenemia
 Reduced Heparin Cofactor II
 Elevation of Plasminogen Activator Inhibition-1 (PAI-1)
 Elevation of Factor XI, VII, IX, VIII, X and II

50
 DIC
 Antiphospholipid Antibody Syndrome
 TTP
 HUS
 Myeloproliferative Disorders

51
 Age
 Prolonged immobility
 Obesity
 Neurologic disease
 Cardiac disease
 Pregnancy and postpartum period
 Oral contraseptives
 Surgery
 Malignancy & thrombosis

52
Bagaimana Interpretasi
hasil tes hemostasis
Test Vascular Quantitative Qualitative Factor
disorder platelet platelet Deficiency
disorder disorder

Platelet count Normal Abnormal Normal Normal

PT Normal Normal Normal Abnormal

aPTT Normal Normal Normal Abnormal

BT Abnormal Abnormal Abnormal Normal


Keadaan 1.

Tes Hasil Keadaan


- Normal - Penyakit von
PT N
Willebrand (ringan)
- Kelainan fungsi trombosit - Kelainan fibrinolisis
APTT N
- Defisiensi F XIII
TT N
- Kelainan vaskuler
Fibr. N
- Defisiensi faktor
Tromb. N
pembekuan (ringan)

58
Keadaan 2.

Tes Hasil Keadaan


- Defisiensi F VII
PT L
- Fase awal terapi
APTT N
antikoagulan oral
- Lupus antikoagulan
TT N
- Defisiensi ringan faktor
Fibr. N
II, V atau X

Tromb. N

59
Keadaan 3.

Tes Hasil Keadaan


- Defisiensi Faktor VIII, IX,
PT N
XI, XII, Prekalikrein,
HMWK
- Circulating anticoagulant
APTT L
- Penyakit von
Willebrand
- Defisiensi (ringan)
TT N
Faktor II, V atau X

Fibr. N
Tromb. N

60
Keadaan 4.

Tes Hasil Keadaan


- Defisiensi vit.K - Kombinasi defisiensi F
PT L
V dan VIII
- Oral antikoagulan
APTT L
- Defisiensi F V, II, X
TT N
- Kelainan hati 
Fibr. N
defisiensi beberapa
faktor

Tromb. N

61
Keadaan 5.

Tes Hasil Keadaan


- Heparin
PT L
- Kelainan hati
APTT L
- Defisiensi/kelainan
TT L
Fibrinogen
- Inhibisi polimerisasi fibrin
Fibr. N/A
- Hiperfibrinolisis
Tromb. N

62
Keadaan 6.

Tes Hasil Keadaan


- Trombositopenia
PT N
APTT N
TT N
Fibr. N
Tromb. Low

63
Keadaan 7.

Tes Hasil Keadaan


- Transfusi masif
PT L
- Penyakit hati
APTT L
TT N
Fibr. N/A
Tromb. Low

64
Keadaan 8.

Tes Hasil Keadaan


- DIC
PT L
- Penyakit hati akut
APTT L
TT L
Fibr. Low
Tromb. Low

65

Anda mungkin juga menyukai