5
Petekie
Ekimosis
Hematom
Tanda perdarahan (anemia dsb)
6
Pemeriksaan penyaring
Pemeriksaan lanjutan/konfirmasi
7
Hitung trombosit
Masa perdarahan (BT)
Uji pembendungan (RL)
Retraksi bekuan (CR)
Masa protrombin plasma (PT)
Masa tromboplastin parsial teraktivasi
(APTT)
Masa trombin (TT)
Penyaring F XIII
Kadar fibrinogen D dimer
Agregasi trombosit Fibrin monomer
Assay faktor VIII, IX F 1.2, FPA
F. von Willebrand TAT complex
INR, Thrombotest b-thromboglobulin
Anti Xa PF4
Protein C, protein S PAI-1
Antitrombin t-PA
Lupus Anticoagulant thrombelastrography
1. Kuesioner
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penyaring hemostasis
4. Pemeriksaan penyaring DIC
5. Pemeriksaan penyaring trombofilia
6. Pemeriksaan penyaring lupus antikoagulan
10
Riwayat keluarga
Riwayat pengobatan
Riwayat penyakit sebelumnya
keluhan
11
Kelainan Koagulasi Kelainan trombosit
atau vaskuler
Hemartrosis dan Khas Jarang
hematoma yg dalam
pd otot
Perdarahan yg lama Khas Jarang
12
Darah EDTA segar
Cara langsung: manual (CV 8-10%)
otomatik (CV 3-4%)
Cara tak langsung (sediaan hapus darah)
Perlu konfirmasi dg sediaan hapus darah
Sampel : Darah kapiler atau darah vena (EDTA)
Reagen: Larutan Ammonium Oksalat 1%
Prinsip kerja: Larutan Ammonium Oksalat 1% akan
menyebabkan hemolisis sel eritrosit sehingga hanya ada
trombosit, kemudian jumlah trombosit dihitung dengan
menggunakan kamar hitung.
ALAT :
Pipet thoma eritrosit
Bilik Hitung Improved Neubauer/ Fuch
rosenthal
Mikroskop
CARA KERJA (Metode Brecker dan Cronkite) :
Cara pemeriksaan:
◦ Isap darah sampai angka 1.
◦ Isap reagen sampai angka 101 (pengenceran 100X)
◦ Pipet dipegang mendatar dengan ibu jari dan jari manis, kemudian
dikocok dengan gerakan vertikal membentuk angka delapan, buang 3
tetes pertama.
◦ Isi bilik hitung kemudian hitung trombosit dalam 80 kotak kecil (kotak III).
Perhitungan :
◦ Jumlah sel dalam 80 kotak kecil = N
◦ Volume = 80 (1/20 X 1/20 X 1/10) mm3 = 80/4000 = 1/50 mm3
◦ Jumlah trombosit dalam 1 mm3 = 50 X pengenceran (100) x N =
5000 N
Cara tidak langsung ( metode Fonio) :
Cara pemeriksaan :
◦ Bersihkan ujung jari dengan kapas alkohol 70 %,
tunggu sampai kering.
◦ Teteskan MgSO4 14 % pada tempat yang akan ditusuk.
◦ Tusuk jari melalui tetes MgSO4
◦ Teteskan pada kaca objek dan buat sediaan apus
darah tepi.
◦ Setelah kering, fiksasi dengan metanol 2-3 menit,
kemudian warnai dengan rendam dalam giemsa 30-
45 menit, cuci dengan air mengalir lalu keringkan.
Perhitungan : Pada sediaan apus darah tadi dihitung
jumlah trombosit (N) yang dijumpai pada 1000
eritrosit. Maka jumlah trombosit sebenarnya adalah :
Jumlah trombosit = N x Jumlah eritrosit ( …/mm3)
1000
TENSI
SISTOLIK
DIASTOLIK
5 cm
100 mmHg
5 cm
5 menit
tunggu 5 Menit
PETECHIAE : > 10 ABNORMAL
PEMERIKSAAN KASAR FRAGILITAS KAPILER
ABNORMAL :
- TROMBOSITOPENIA
- PURPURA
- PENYAKIT VON WILLEBRAND
22
Pemeriksaan dengan mengukur waktu yang diperlukan
untuk menghentikan perdarahan pada pembuluh darah
kecil dengan perlukaan standar.
Terdapat 3 metode:
Metode duke perlukaan pada daun telinga
Metode Ivy perlukaan di lengan bawah
Metode template ≈ Ivy tapi perlukaan dengan
pisau bedah (10 mm dengan kedalaman 1 mm)
Pemeriksaan ini dipengaruhi oleh integritas trombosit &
pembuluh darah, tapi tidak dipengaruhi oleh sistem
koagulasi
BT memanjang pada:
*Trombositopenia (< 50.000/mm3)
*Konsumsi obat2an ( dalam waktu ≤7 hr) seperti:
aspirin, NSAID
*Gangguan ginjal (kreatinin > 5 mg/dL)
*DIC
*Penyakit von Willebrand, Bernard-Soulier
disease, Glanzmann trombastenia
*Afibrinogenemia
WAKTU PERDARAHAN (BT)
FAKTOR VASKULER
FAKTOR TROMBOSIT
2. METODE IVY :
BLOOD LANCET
T : 40 mmHg
- 3 JARI
- 3 mm
26
Pastiksan bahwa bagian lengan yang akan
dilakukan tes adalah daerah dengan aliran darah
yang baik (perfusi baik, tidak sianosis dsb) dan
bebas dari vena superfisial.
Lakukan tes setelah daerah yang disterilkan kering,
tidak basah oleh cairan aseptik.
Jangan menghapus darah yang pertama keluar dari
luka, tapi langsung dihitung sebagai hasil tes
sampai selesai perdarahan.
Kertas saring jangan sampai menyentuh luka, tapi
hanya menyentuh darahnya
27
Hentikan tes bila perdarahan lebih dari 15 menit
pada metode Ivy, atau 10 menit pada metode Duke
Selalu menggunakan blood lancet standar
28
Dalam keadaan normal setelah proses pembekuan
darah, bekuan akan megalami retraksi dengan
mengeluarkan serum, terjadi interaksi antara
trombosit, fibrinogen & fibrin
Tes ini bergantung pada jumlah dan fungsi trombosit,
kadar fibrinogen, dan kalsium.
N: darah mulai membeku setelah 30 menit, pada saat
1 jam retraksi, sempurna2-4 jam. > 4 jam
abnormal
N : sedikit RBC akan dijumpai pada dasar tabung
setelah bekuan beretraksi.
29
Retraksi bekuan abnormal pada:
*Trombositopenia (< 100.000/mm3)
*Konsumsi obat2an seperti: aspirin
*Paraproteinemia
*DIC
*Glanzmann trombastenia
*Afibrinogenemia/ disfibrinogenemia
Pada eritrositosis retraksi bekuan terbatas/ <<
Pada anemia retraksi bekuan >>
RETRAKSI BEKUAN = CLOT RETRAKSI
31
F XII, PK,
HMWK
F XI F VII
F IX
F VIII
PT
APTT FX
FV
Protrombin/FII
Fibrinogen/FI TT
bekuan
Tujuan: mengukur waktu pembekuan pada
jalur ekstrinsik.
Principle: Na citrat mengikat ion Ca dalam
darah. ketika tissue thromboplastin dan ion
calcium ditambahkan ke dalam plasma,
faktor extrinsic dari sistem koagulasi
diaktifkan, menghasilkan pembentukan
thrombin dan clot fibrin. Lamanya darah
membeku PT
Indikasi fungsi dari: F I, II, V, VII, dan X.
33
Prothrombin Time /PT
Hasil dapat dinyatakan dalam :
Detik
Persen
INR
Nilai normal PT plasma tergantung dari jenis, macam
reagen, dan metode tes yang dipakai. Tiap lab
mempunyai nilai rujukan sesuai dengan reagen, alat dan
metode masing2.
Hasil memanjang bila terdapat defisiensi faktor-faktor
yang bekerja pada jalur ekstrinsik dan jalur bersama
sampai < 30%.
Sampel: darah citrat disentrifus 1500-2500g 10-15
menit Platelet Poor Plasma (PPP)
34
Uji penyaring untuk jalur ekstrinsik
Pemantauan antikoagulan oral (Warfarin) dengan nilai INR
INR= nilai PT plasma pasien ISI
median dari nilai N PT
36
Pemantauan terapi heparin
APTT lebih sensitif dari uji BT
APTT memanjang1. defisiensi F koagulasi
2. adanya inhibitor
APTT memanjang:
◦ defisiensi faktor koagulasi di jalur intrinsik dan atau
bersama : cirrhosis hati, DIC, fibrinolisis , hemofilia
A atau B
◦ Inhibitor : Heparin, Lupus anticoagulant, inhibitor F
VIII
Uji APTT memendek: trauma pada pungsi vena,
aktivitas F VIII >>, jumlah trombosit yang masih
tinggi pada sampel (PPP)
Dipakai untuk mengukur kadar & fungsi fibrinogen
Prinsip :sejumlah trombin dimasukkan ke dalam plasma
kemudian dicatat lamanya plasma membeku TT
Dipengaruhi oleh : kadar & fungsi fibrinogen, adanya
FDP, dan anti trombin.
TT memanjang:
Gangguan fungsi fibrinogen
1. Kadar Fibrinogen < 75 mg/dL
2. Adanya heparin atau FDP
3. Adanya trombolitic agent (streptokinase,
urokinase)
4. pasien dengan terapi heparin
5. Neonatus dan pasien dengan mieloma adanya
globulin abnormal
38
Metode pemeriksaan:
1. Semi kuantitatif : direct Latex agglutination
2. Kuantitatif: Enzyme linked immuno sorbent Assay
(ELISA) + Enzyme Linked Fluorescence Assay (ELFA)
3. Immuno turbidimetric Assay
Sampel: Plasma
Thrombosis
Clot
lysing
Clot
formation
Balance
45
Most individuals who present with
thrombosis have one or more of the
following features at the time of
presentation :
Vessel damage
Stasis of blood
Platelet, leukocyte, and endothelial cell
dysfunction
Excessive activation of coagulation and/or
reduced activation of fibrinolytic proteins
46
47
The structure of a thrombus varies with the
vessel in which it is located.
In a high-flow arterial vessels, platelet
thrombi are seen. These macroscopic
aggregates of platelets have a white
appearance.
In low-flow vessels (veins), the initial platelet
plug, which may have started the thrombus,
is often not detected. These clots results from
the accumulation of red blood cells in fibrin
strands and are called Red Thrombi.
48
Protein defects
Hematologic diseases
49
Factor V Leiden
Homocystein
Prothrombin
Protein C
Protein S
Dysfibrinogenemia
Antithrombin
Dysplasminogenemia
Reduced Heparin Cofactor II
Elevation of Plasminogen Activator Inhibition-1 (PAI-1)
Elevation of Factor XI, VII, IX, VIII, X and II
50
DIC
Antiphospholipid Antibody Syndrome
TTP
HUS
Myeloproliferative Disorders
51
Age
Prolonged immobility
Obesity
Neurologic disease
Cardiac disease
Pregnancy and postpartum period
Oral contraseptives
Surgery
Malignancy & thrombosis
52
Bagaimana Interpretasi
hasil tes hemostasis
Test Vascular Quantitative Qualitative Factor
disorder platelet platelet Deficiency
disorder disorder
58
Keadaan 2.
Tromb. N
59
Keadaan 3.
Fibr. N
Tromb. N
60
Keadaan 4.
Tromb. N
61
Keadaan 5.
62
Keadaan 6.
63
Keadaan 7.
64
Keadaan 8.
65