Anda di halaman 1dari 15

BRIKET BATUBARA (COAL

BRIQUETE)
Briket Non Karbonisasi Briket Bio Batubara
Briket Karbonisasi (Tipe Kerucut) (Tipe Kenari)
(Tipe Bantal )) Lampung Palimanan Cirebon
Tanjung Enim

Briket Non Karbonisasi


(Tipe Sarang Tawon)
Gresik Foto Mesin Briket di Pabrik Briket
Bio Batubara Palimanan
Pembakaran Tak Langsung BRIKET BATUBARA (COAL BRIQUETE)
Briket batubara adalah upaya pembentukkan bahan yang kompak
dari partikel-partikel penyusunnya yang relatif lebih kecil dengan
cara memberikan tekanan tertentu pada suatu wadah cetakan.

Prinsip pembuatan briket berdasarkan digunakan atau tidaknya


bahan perekatnya
• Batubara peringkat rendah tidak perlu bahan perekat, karena
kadar air tinggi (adhesi dan kohesi)
• Batubara peringkat tinggi memerlukan bahan perekat, karena
kadar air rendah

Pembuatan Briket Tanpa Bahan Perekat :


• Karena adanya gaya kohesi antar partikel
• Partikel akan menyusun dengan sendirinya sehingga diperoleh massa
yang stabil & Kompak
• Kekompakan sangat tergantung luas permukaan (ukuran partikel),
makin halus (luas permukaan makin besar) makin kompak/ kuat
• Pengepresan minimal 156 kg/cm2
Pembuatan Briket dengan Bahan Perekat :
o Menyatukan partikel-partikel lepas menjadi bentuk yang kompak,
biasanya rongga antar partikel 36 – 55% (tergantung distribusi
ukuran)
o Dengan adanya tekanan partikel menyatu dgn kekosongan rongga 10%
o Tergantung material perekat : tanah liat, kanji, molas dan dextrin

Daya perekat tergantung :


• Gaya Van der Walls antar molekul
• Tegangan permukaan, kapilaritas & adhesi bahan perekat
• Gaya gesek antar partikel (saling mengunci)
• Tekanan gas yang terperangkap
• Panas akibat adanya tekanan (gesekan) antar partikel
Dua mekanisme daya pengikatan :
• Mekanisme model film, bahan membentuk lapisan tipis
menyelimuti partikel barubara. Contoh : kanji, molas & dextrin.
• Model matriks, mengisi rongga partikel. Contoh tar, aspal, tanah
liat
Pada pembuatan briket dengan bahan pengikat mempunyai dua tipe
mekanisme pengikatan partikel yaitu tipe matrik dan tipe film dimana dapat
dilihat pada gambar berikut :
Faktor yang mempengaruhi kualitas briket :
1. Kelas dan komposisi maseral (zat terbang) maksimal 29%,
kenaikan zat terbang mengurangi kekuatan briket
Kelas Volatile Matter
Kelompok % Zat
Batubara (dmmf)
Maseral terbang
Lignit > 33%
Vitrinit 35
Sub Bituminus 20-33%
Eksinit 67
Bituminus 14-20%
Inertinit 23
Antrasit 3-10%

2. Ukuran dan distribusi batubara :


• Makin halus diperlukan bhn pengikat banyak
• Ukuran kasar, butiran akan pecah, kekuatan briket turun
• Pada jumlah pengikat yang sama, makin halus batubara akan
menurunkan kekuatan briket
• Ukuran butir yang baik, tergantung pada dimensi briket
(besar = kasar, kecil = halus)
• Butiran kasar mengakibatkan efek bridging, akibat gaya tekan
Gambar IV.3 Efek Bridging
3.Tekanan pembriketan
(pengepresan)
•Dapat memaksa
partikel berorientasi,
menyusun dan mengisi Single end compaction Double end compaction
rongga dengan stabil.
•Pengepresan dihentikan
bila bahan pengikat
telah ke luar

Dua mekanisme pengepresan :


1. Searah, distribusi kepadatan
tidak merata (terutama
bagian bawah)
2. Dua arah, distribusi
kepadatan merata (atas –
bawah lebih kompak/ kuat)
4. Bentuk dan tekanan briket yang dibuat
• Perlu diperhatikan dari hasil briket adalah cacat
• Perbandingan panjang dan diameter (L/D)
• L/D = kecil distribusi kepadatan kecil (tekanan
tidak merata)
• L/D = besar distribusi kepadatan besar
2. Persamaan gaya gesek (Fd)
dan radial (Fx) :
a. Fd = µFx; µ = koef gesek
b. Fd = Fa.Fb
c. Fa = - Fbexp (4Lµn/D)
o Fa = Tekanan punch bagian atas
(kg/cm2)
o Fb = Tekanan punch bagian
bawah (kg/cm2)
o n = rasio teg radial (x/z)
CACAT YANG TERDAPAT PADA BRIKET
1. Capping adalah terpisahnya sebagian atau keseluruhan
permukaan atas atau bawah setelah setelah proses pencetakan.
Tergantung pada :
 Jenis dan jumlah bahan pengikat (perekat) yang tidak tepat,
adanya hidrifobik dan hidrofilik (senang air), berpengaruh
terhadap daya kohesi dan adhesi
 Jumlah butiran halus, makin halus rongga/ luas permukaan
makin besar, saat penekanan terjadi adsorpsi udara, perlu
perekat banyak.
 Kadar air bahan pengikat, terlalu banyak akan menempel pada
cetakan, bila sedikit akan kering dan tidak terjadi adhesi (kecil)
 Gaya tekan, tekanan yang besar akan tegangan briket, yang bila
tekanan dihilangkan akan mendesak ke luar
 Kehalusan permukaan punch
 Kedudukan punch yang tidak rata
2. Lamminating adalah terpisahnya kompakkan menjadi dua atau lebih,
penyebabnya hampir sama dengan capping.
3. Pickling dan sticking, yaitu terkelupasnya bagian kompakan akibat
menempel pada permukaan cetakan, penyebabnya adalah :
• Jumlah air yang berlebhan
• Permukaan punch/ die yang kasar
• Jumlah bahan pengikat yang tidak tepat

Sistem Penyalaan awal :


• Permukaan atas (briket silinder)
• Permukaan bawah (briket
silinder) Briket Batubara (Pelet)
• Dicelupkan pada minyak tanah
(briket silinder)
• Penyalaan seperti korek api
(briket silinder)
• Penyalaan pengumpanan kontinyu
(briket tablet, pelet, bantal) Briket Batubara – Biomas (Pelet)
Tungku Briket

Bentuk Tungku Briket Untuk Keperluan Rumah Tangga Terbuat Dari Tanah Liat Dan Dari Pelat Besi

1. Kaki Lima 2. Industri Tahu/Tempe 3. Pembakaran Bata/Genteng 4. Pengering

Berbagai Penggunaan Briket pada Rumah Tangga dan Berbagai Industri Kecil

Untuk industri diperlukan sistem “feeding” yang kontinyu, yaitu yang


disebut “traveling grate” atau “pushing grate”
Spesifikasi Briket Batubara
Sebagai bahan bakar di rumah tangga, briket batubara yangbaik harus dapat
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Mudah dinyalakan.
2. Tidak mengeluarkan asap yang berlebihan dan berbau.
3. Emisi gas hasil pembakaran tidak berbahaya buat kesehatan.
4. Secara fisik harus kuat atau tidak mudah pecah untuk memudahkan dalam
penanganan dan pengangkutannya.
5. Kedap air dan tidak berjamur atau tidak mengalami degradasi jika disimpan
dalam kurun waktu yang lama.
6. Menunjukkan unjuk kerja pembakaran (waktu, laju pembakaran dan suhu
puncak pembakaran) yang baik.\
PROSES PEMBUATAN BRIKET BATUBARA

Batubara Bahan Pengikat Arang Bahan Pennyala

Non-Karbonisasi
(Antrasit)
Pengeringan
Karbonisasi Pengggerusan Pengayakan
(Lignit-Bit-nus)

Batubara Lempung Arang Kalium Nitrat Dextrin

Pengaturan Komposisi Pengaturan Komposisi

Air Air
Pencampuran Pencampuran

Lapisan II Pencetakan Lapisan I

Pengeprasan Briket Batubara

Anda mungkin juga menyukai