Farmakologi Obat DM
Farmakologi Obat DM
DIABETES MELLITUS
pankreas
PERKENI, 2015
PERBEDAAN DM TIPE 1 DAN TIPE 2
FAKTOR RESIKO DM TIPE 2
GEJALA PASIEN DM
• Poliuria
TAMBAHAN
• Polidipsia • Kesemutan
• Polifagia • Keputihan
• Mata Kabur
• Impoten
UTAMA
PENEGAKAN DIAGNOSIS
DM TIPE 1 (ADA, 2018)
PENEGAKAN DIAGNOSIS
DM TIPE 2 (ADA, 2018)
TUJUAN TERAPI DM
• Tujuan umum : meningkatkan kualitas hidup pasien
• Tujuan penatalaksanaan DM :
– Jangka pendek
• Hilangnya keluhan & tanda DM
• Mempertahankan rasa nyaman
• Tercapainya target pengendalian glukosa darah
– Jangka panjang
• Tercegah & terhambatnya progresivitas penyulit mikroangiopati,
makroangiopati & neuropati
– Tujuan akhir
• Turunnya morbiditas & mortalitas dini DM
STRATEGI TERAPI DM
• Pengendalian
– glukosa darah, Pengelolaan pasien scr
– tekanan darah, holistik
– berat badan, – Perawatan mandiri
– profil lipid – Perubahan perilaku
Nilai Target Gula Darah dan HbA1C
(American Diabetes Association, 2018)
Sasaran Pengendalian DM
(PERKENI, 2015)
TATALAKSANA TERAPI DM
Edukasi
Terapi gizi medis
Latihan Jasmani
Intervensi Farmakologis
EDUKASI
Perjalanan penyakit DM
Makna & perlunya pengendalian & pemantauan DM
Penyulit DM & risikonya
Intervensi farmakologis & non farmakologis
Interaksi makanan, aktivitas fisik, & obat hipoglikemik
Cara pemantauan glukosa darah & pemahaman hasil
Mengatasi sementara keadaan gawat darurat sementara (rasa sakit,
hipoglikemia)
Pentingnya latihan jasmani teratur
Masalah khusus yg dihadapi
Pentingnya perawatan diri
TERAPI GIZI MEDIS
• Makanan seimbang sesuai kebutuhan kalori & zat gizi masing-masing
individu
• Keteraturan makan
– Jadwal, jenis & jumlah makanan
• Standar yg dianjurkan
– Karbohidrat 45-65%
– Protein 15-20%
– Lemak 20-25%
TERAPI GIZI MEDIS
• Kebutuhan kalori
– Kebutuhan kalori basal (25-30 kalori/kg BB ideal) ditambah atau
dikurangi berdasarkan :
• Jenis kelamin
• Umur
• Aktivitas fisik atau pekerjaan
• Berat badan
– Porsi makan pagi (20%), siang (30%), sore (25%), 2-3 porsi
makanan ringan (10-15%)
LATIHAN JASMANI
• Latihan jasmani teratur
– ± 3-4xseminggu selama 30 menit
• Dapat menurunkan berat badan & meningkatkan sensitivitas thdp
insulin
• Disesuaikan dg umur & status kesegaran jasmani (jalan, sepeda
santai, joging, berenang)
OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL
Sulfonilurea
Glinida
SULFONILUREA
stimulation of insulinrelease from the β cells of the pancreas by
blocking the ATP-sensitive K+
channels, resulting in depolarization and Ca2+ influx
increase in
peripheral insulin sensitivity
Efek utama
meningkatkan
sekresi insulin
oleh sel beta
pankreas
SULFONILUREA
Thiazolidindion
METFORMIN
Efek utama mengurangi produksi glukosa hati, menurunkan
penyerapan glukosa dalam usus, memperbaiki ambilan glukosa
perifer
Terutama utk pasien gemuk (rata-rata pasien yang
mengkonsumsi metformin mengalami penurunan BB 1,2 kg jika
dibandingkan dengan sulfonilurea dan insulin yang
menyebabkan peningkatan BB 1,7 kg)
KI : gg fungsi ginjal & hepar, pasien dg kecenderungan
hipoksemia
ES utama : GI effect (diare, dispepsia), asidosis laktat
Cara pemberian : sebelum/saat/sesudah makan
Glikogenolisis proses pemecahan molekul glikogen
menjadi glukosa
Glukoneogenesis proses sintesis glukosa dari sumber
bukan karbohidrat
Menurunkan Glukoneogenesis
Acarbose
ACARBOSE
– Mengurangi absorbsi glukosa di usus halus
– Menurunkan glukosa darah sesudah makan
– ES utama : kembung, flatulen, tinja lembek
– Pemberian : bersama suapan pertama
EFEK SAMPING OHO
INSULIN
INSULIN diperlukan dlm keadaan :
• Penurunan BB yg cepat
• Hiperglikemia berat disertai ketosis
• Ketoasidosis diabetik
• Gagal dg kombinasi OHO dosis hampir maksimal
• Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke)
• Kehamilan dg DM gestasional yg tdk terkendali dg
perencanaan makan
• Gg fungsi ginjal & hati yg berat
• KI atau alergi thdp OHO
PENGENDALIAN SEKRESI INSULIN
Pada prinsipnya, sekresi insulin dikendalikan
oleh tubuh untuk
menstabilkan kadar gula darah.