Anda di halaman 1dari 5

Komplikasi Imobilisasi Pada

Lansia
• Ulkus decubitus (koreng pada
punngu karena luka tekanan dan
sulit disembuhkan) & ulkus-ulkus
dipermukaan tubuh lainnya

• Trombosi vena (bekuan darah


pada vena) dapat menyumbat
aliran darah di paru-paru dan
jantung (emboli) >>> kematian
mendadak

• Konstipasi, imobilisai
meningkatkan waktu feses
dikolon, absorpsi cairan akan
lebih besar >>> feses keras
• Kelemahan otot (sarcopenia meningkat)
atrofi otot mengalami penurunan ukuran
dan kelemahan 1-2% sehari. >>> penurunan
fungsional, kelemahan dan terjatuh.

• Kontraktur otot dan sendi kontraktur


karena sendi-sendir tidak bergerak >>>
nyeri >>> semakin tidak ingin digerakan

• Osteoporosis, imobilisasi meningkatkan


resorpsi tulang, meningkatkan kalsium
serum seru, menghambat sekresi PTH dan
produksi vit D aktif.
• Hipotensi postural penurunan tek.darah
sebanyak 20 mmHg. Pada posisi berdiri,
secara normal 600-800 ml darah dialirkan
ke bagian tubuh inferior terutama tungkai
kaki, penyebaran ini menyebabkan
penurunan curah jantung sebanyak 20%,
penurunan vol sekuncup 35% dan
akselerasi frekuensi jantung sebanyak 30%.

• Pneumoni retensi sputum dan aspirasi


lebih muda terjadi. Pada posisi berbaring
otot diafragma dan interkostalis tidak
berfungsi baik. Sehingga gerakan dinding
dada terbatas yang menyebabkan sputum
sulit keluar >>> pneumonia
• ISK ketidak mampuan ke toilet,
berkemih yang tidak sempurna dan
gangguan sensasi berkemih.

• Gangguan nutrisi (hipoalbumin)


perubahan metabolism protein,
kadar plasma kortisol lebih tinggi
pada usia lanjut yang imobilisasi >>>
katabolisme. Keadaan imobilisasi
selama 7 hari akan meningkatkan
nitrogen urin >>> hipoproteinemia

Anda mungkin juga menyukai