Anda di halaman 1dari 6

K.H.

Ahmad Warson
Munawwir Krapyak
• lahir pada Jum’at Pon, 22 Sya’ban 1353 Hijriah tahun Wawu/30
November 1934 M, krapyak
• lahir dari istri kedua K.H.Mohammad Munawwir yang bernama Hj.
Sukis
• Nama Warson terinspirasi dari kata Warsy yang terdiri dari tiga huruf
hijaiyah,wawu, raa, dan syin. Kata ini diambil dari nama salah seorang
ulama ahli qira’ah yaitu Imam Warsy.
• Saat Warson berusia 8 tahun / th. 1942 M, K.H. Muhammad,
Munawwir sang ayahanda tercinta wafat
• K.H. Ahmad Warson Munawwir adalah salah satu putra dari K.H. M.
Munawwir, pemegang sanad qira’ah sab’ah sekaligus pendiri Pesantren al-
Qur’an di Yogyakarta  Pesantren al-Munawwi Krapyak
• Sepeninggal ayahnya, dia dididik oleh K.H. Ali Maksum yang merupakan
kakak iparnya sendiri
• Karena kecerdasan yang ia miliki di umur 13 tahun, dia diminta untuk
mengajar alfiyah oleh K.H. Ali Maksum di pesantren peninggalan ayahnya
• Pada tahun 1910 M, 35 tahun sebelum Republik Indonesia berdiri, Ponpes
al-Munawwir Krapyak Yogyakarta didirikan oleh K.H. Muhammad
Munawwir.
KARIR
• Tidak hanya di dunia Pendidikan pesantren , K.H. Ahmad Warson
Munawwir Krapyak juga memiliki bakat di bidang organisasi politik
• Dia pernah tercatat sebagai ketua GP-Ansor wilayah Yogyakarta
periode 1965-1968
• Tahun 1977-1982, dia dipercaya duduk di kursi DPRD DIY mewakili
Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
• Keluar dari PPP ia memprakarsai berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa
(PKB) di Yogyakarta dan berkedudukan sebagai Dewan Syura
• PKB ada masalah internal akhirnya K.H ahmad warson munawwir
keluar dan membangun Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU)
• (1953) Selain aktif di berbagai organisasi politik, K.H ahmad warson
munawwir juga pernah tercatat sebagai Pemimpin Redaksi Harian
Duta Masyarakat cabang Yogyakarta milik NU
• (1970) , saat berusia 26 tahun,Kyai Warson mempersunting Nyai
Khusnul Khotimah. Ia memulai bisnisnya dalam dunia usaha. Ia
pernah merintis usaha jual beli mobil dan motor, dilanjut beternak
burung puyuh
• (1972) Kyai Warson berhasil menyusun kamus bahasa Arab yang
cukup populer di kalangan pesantren, bahkan tidak hanya menjadi
rujukan santri di Indonesia, tetapi juga di mancanegara. Nama
kamusnya Kamus al-Munawwir
• dalam hal keagamaan, Kyai Warson hanya berguru kepada Kyai Ali
Maksum saja
• Ia pernah dijuluki dengan sebutan santri kelana karena pindah dari
satu pesantren ke pesantren lainnya.
• ia mampu menulis mahakarya Kamus Arab-Indonesia,al-Munawwir
yang fenomal

Anda mungkin juga menyukai