Risma Aprinda K.
Arief Suryadinata
• Sel merupakan struktur terkecil organisme
yang dapat mengatur aktivitas kehidupan
sendiri
• Sel terdiri: membran plasma, sitoplasma,
nukleus dan nukleoplasma
• Didalam sitoplasma terdapat organel dengan
fungsi spesifik
Penyebab Cedera Sel
• Kekurangan oksigen (hipoksia)
• Kekurangan zat makanan penting
• Agen fisik (trauma, panas, dingin, radiasi,
listrik)
• Agen kimia dan obat-obatan
• Agen (biologi) infektius
• Reaksi imunologik
• Kelainan genetik
Cedera Sel
• Efek pertama sel yang cedera adalah: lesi
biokimia → yaitu perubahan reaksi kimia /
metabolik didalam sel
• Kerusakan biokimia dapat menyebabkan
gangguan fungsi sel (fisiologi)
• Kelainan biokimia dan fungsional dapat
menyebabkan perubahan morfologik
(anatomi)
• Serangan pada sel tidak selalu mengakibatkan
gangguan fungsi, umumnya ada mekanisme
adaptasi seluler terhadap stimulus
• Misal otot yang mendapat tekanan →
adaptasinya hipertropi (misal pada hipertensi
→ pembesaran jantung)
• Perubahan pada sel yang mengalami cedera
awalnya biokimia → fungsional (fisiologi) →
morfologik (lesi)
Perubahan Morfologik Sel Cedera
Subletal
• Jika sel diserang tetapi tidak mati (sub letal) →
sering terjadi perubahan morfologik yang
reversibel
• Jika stimulus hilang sel dapat kembali sehat,
jika stimulus tidak hilang sel akan mati
• Perubahan subletal pada sel secara alami
disebut: degeneratif
• Sel melakukan adaptasi terhadap stressor dari
luar diantaranya dengan melakukan respon:
1. Hipertrofi
2. Hiperplasia
3. Atrophy
4. Metaplasia
• Jika usaha adaptasi tersebut tidak berhasil
maka dapat menyebabkan kerusakan sel
ADAPTATION RESPONSE
• HYPERTHROPHY :
– Ukuran sel meningkat, ukuran jaringan dan organ
membesar
• HYPERPLASIA :
– Jumlah sel meningkat, ukuran jaringan membesar
tapi organ belum tentu membesar
• ATROPHY :
– Ukuran organ mengecil karena jumlah sel berkurang
• METAPLASIA :
– Perubahan bentuk dan sifat sel yang berbeda dari
asalnya
Hipertrofi
• Peningkatan besar sel yang mengakibatkan
perbesaran organ.
• Tidak terdapat sel baru, hanya mengalami
perbesaran sel, perbesaran terjadi karena
peningkatan jumlah struktur protein dan organel
sel.
• Bisa terjadi secara fisiologis ataupun patologis,
bisa juga terjadi karena stimulus dari peningkatan
hormon tertentu.
• Ex: perbesaran uterus karena stimulus dari
estrogen sehingga terjadi hiperplasi dan
hipertropi.
PENYEBAB HYPERTROPHY
SEL (ORGAN) BEKERJA TERLALU KERAS AKIBAT BEBAN YANG TERLALU BESAR
UNTUK MENGKOMPENSASI KELAINAN YANG TERJADI
HYPERTROPHY
EX: CONGESTIF HEART DISEASE
JANTUNG HARUS MEMOMPA LEBIH BANYAK DARAH DAN LEBIH CEPAT
AGAR TUBUH DAPAT BEKERJA NORMAL
UKURAN SEL JANTUNG MENINGKAT
UKURAN JANTUNG MEMBESAR
Hiperplasi
• Proses adaptasi dengan melakukan replikasi sel,
sehingga penambahan jumlah sel membuat
organ membesar.
• Hiperplasi bisa secara fisiologis dan patologis
• Hiperplasia patologis (ex: cancer).
• Hiperplasia secara fisiologis dibagi menjadi 2:
1) hormonal hiperplasia.
Ex: selama masa kehamilan dan pubertas
2)compensatory hiperplasia.
Ex: kematian jaringan hati
PENYEBAB HYPERPLASIA
• HORMONAL HYPERPLASIA
– Ex :
• Normal : kelenjar payudara (saat
pubertas dan kehamilan),
• Abnormal : benign prostat hyperplasia,
tumor payudara
• COMPENSATORY HYPERPLASIA
– EX :
• Normal : pertumbuhan sel hati setelah
12 jam di reseksi (di iris dan diambil
sebagian sel hati)
HYPERTROPHY
AND
HYPERPLASIA
Atropi
• Pengecilan ukuran dari sel yang disebabkan oleh
karena sel kehilangan substansi sel, sehingga
menyebabkan berkurangnya ukuran organ.
• Atropi memungkinkan terjadinya menurunnya
fungsi sel, namun bukan merupakan kematian
sel.
• Atropi terjadi akibat penurunan dari sintesis
protein dan peningkatan degenerasi protein di
dalam sel.
• Penyebab atropi diantaranya bisa karena
imobilisasi, kehilangan inervasi, kekurangan
suplai darah, kekurangan nutrisi, kehilangan
stimulasi endokrin, dan aging.
MUSCULAR
ATROPHY