Anda di halaman 1dari 7

Majalah Obstetri & Ginekologi, Vol. 22 No.

2 Mei - Agustus 2014 : 94-100

Pengaruh Genistein terhadap Penurunan Kadar Vascular Endothelial Growth


Factor-A pada Kultur Sel Endometriosis
Jehanara1, Sutrisno2, Santoso S3
1
Program Studi Magister Kebidanan, 2Divisi Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi, Departemen Obstetri dan
Ginekologi, 3Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Rumah Sakit Umum Dr. Saiful
Anwar, Malang

ABSTRAK

Terapi genistein dikembangkan karena bersifat anti-estrogenik, berfungsi sebagai antioksidan, inhibitor proliferasi, dan anti-kanker.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisa pengaruh genistein berbagai dosis dan waktu inkubasi terhadap penurunan kadar
Vascular Endothelial Growth Factor-A (VEGF-A) pada kultur sel endometriosis. Penelitian ini merupakan studi eksperimental yang
dilakukan dilaboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang dengan menggunakan kultur sel
endometriosis. Sampel berasal dari dinding kista endometriosis dari tindakan laparoskopi. Kultur dibagi 7 kelompok, yaitu
kelompok tanpa perlakuan dan 6 kelompok yang masing-masing ditambahkan genistein dosis 5 μm/L, 10 μm/L, 20 μm/L, 30 μm/L, 40
μm/L, dan 50 μm/L. Setelah di inkubasi 6, 24, dan 48 jam, supernatannya dilakukanpemeriksaan kadar VEGF-A dengan teknik
ELISA. Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji ANOVA, uji Tukey, dan uji korelasi. Perbandingan kadar VEGF-A antara
kelompok kontrol tidak berbeda signifikan dengan kelompok genistein 5 µM/L dan 10 µM/L pada jam ke-6, tetapi dalam kelompok
dosis yang sama berbeda signifikan pada jam ke-24 dan 48. Rerata kadar VEGF-A terendah terdapat pada kelompok genistein 50
µM/L inkubasi 48 jam (97.44 ± 3.42 pg/ml), tetapi tidak berbeda signifikan dengan 40 µM/L Peningkatan dosis Genistein pada jam
ke-6, 24, dan 48 akan menurunkan kadar VEGF-A pada kultur sel endometriosis (p<0,05). Simpulan, genistein berbagai dosis dan
waktu inkubasi dapat menurunkan kadar VEGF-A. Semakin tinggi dosis genistein dan semakin lama inkubasi kadar VEGF-A pada
kultur sel endometriosis cenderung menurun. (MOG 2014;22:94-100)

Kata kunci: Kultur sel endometriosis, genistein, VEGF-A

ABSTRACT

Genistein therapy is developed as it is anti-estrogenic, has a function as antioxidant, proliferatory inhibitor, and anti-cancer. The
objective of this study was to analyze the effect of various genistein doses and incubation times of the decreased concentration of
Vascular Endothelial Growth Factor-A on the endometriosiscell culture. This was an experimental study performed in Physiology
Laboratorium,Medical Faculty of Brawijaya University Malang, using endometriosis cell culture. Samples derived from the wall of
endometriosis cysttaken by laparascopy. The cultures were divided into 7 group, one group was without treatment and six other were
with treatment, each of them added by genistein doses of 5 µm/L, 10 µm/L, 20 µm/L, 30 µm/L, 40µm/L, and 50 µm/L. After
incubation period of 6, 24, and 48 hours, the supernatant then analyzed of VEGF-A with ELISA. The datas from observation result
was analysed with ANOVA test, Tukey test and correlation test. The Comparison of VEGF-A concentration between the control
group and genistein group 5 µm/L, 10 µm/L at the 6th hour were not significantly different but they were significantly different at the
24 and 48 th hour later. Most of the lowest VEGF-A concentration were at the genistein group of 50µm/L, 48 hours of incubation
(7.44 ± 3:42 pg /ml)but not differerent significantly with group 40µm/L.The Increasing doses of Genistein on the 6th, 24th, and 48th
hour could reduce theVEGF-Aconcentration ofthe endometrioticcell culture (p < 0.05). In conclusion, various Genistein doses and
incubation timescould reduce the concentration of VEGF-A. The higher dose of genistein and the longer incubation times tend to
decreasedconcentration of VEGF-A. (MOG 2014;22:94-100)

Keywords: Endometriosis cell culture, genistein , VEGF- A

Correspondence: Jehanara,Program Studi Magister Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, email :
khalyn_chandra@yahoo.com

PENDAHULUAN diterima adalah implantasi endometrium yang keluar


secara retrograde selama menstruasi berlangsung.
Endometriosis dikarakterisasi sebagai endometrium Implan endometriosis membutuhkan pembentukan
yang tumbuh di luar kavum uterus.1 Prevalensi dari pembuluh darah baru yang disebut angiogenesis untuk
endometriosis mencapai 6-10% perempuan usia subur perkembangannya.3 Vascular Endothelial Growth
dan 50-60% mengalami masalah nyeri pelvik serta Factor-A (VEGF-A) atau yang biasa disebut VEGF saja
infertilitas.2 Patogenesis endometriosis yang paling luas adalah faktor angiogenesis yang berpengaruh besar

94
Jehanara et al. : Pengaruh Genistein terhadap Penurunan Kadar VEGF-A pada Kultur Sel Endometriosis

dalam perkembangan penyakit ini.3,4 Penelitian in vivo sterilisasi yaitu Larutan I merupakan larutan transport
dan in vitro menunjukkan peningkatan VEGF-A dalam dengan pencucian yang berisi HBSS (Ham’s Balanced
sel endometrium dan cairan peritoneal pada Salt Solution) dan gentamicin 50 μg/ml untuk mencegah
endometriosis.5 Sel endometriosis secara lokal kontaminasi. Larutan II merupakan larutan disosiasi
memproduksi estrogen, memilki peranan penting dalam yaitu larutan yang digunakan untuk memisahkan sel
regulasi ekspresi VEGF-A.3 satu dengan sel yang lain, berisi 0,14% kolagenase IV
(500 μg/ml) (Sigma), 0,1% Dnase (2,5 μg/ml) (Sigma)
Genistein unsur utama isoflavon yang ditemukan pada dalam HBSS. Ke III, Medium kultur yang terdiri dari
kedelai dan produknya bekerja sebagai antiangiogenik.6 DMEM (Dulbecco Minimum Essensial Medium), FBS
Untuk menimbulkan respon biologis, genistein memiliki (Fetal Bovine Serum) merk Gibco, penicillin-
struktur serupa estradiol berikatan dengan reseptor streptomycin (Penstrep) 50-100 μg/ml, L-Giutamine 2
estrogen dan berkompetisi dengan estrogen endogen, mM (Sigma), Steptomycin 50-100 μg/ml (Sigma).12
sehingga dapat memberikan efek estrogenik maupun
anti estrogenik.7 Pada studi invitro, genistein dalam Prosedur Kultur
rentang konsentrasi 5 μM/L sampai dengan 50 μM/L
dapat menekan pertumbuhan sel tumor pada leukemia, Spesimen diproses secara aseptik. Jaringan hasil
limphoma, kanker prostat, kanker payudara, dan kanker tindakan laparoskopi diletakkan dalam botol berisi
paru.8 Penelitian dengan sistem kultur selendometrium larutan I dan harus diolah dalam satu jam. Jaringan
berguna untuk identifikasi faktor hormonal dan dibersihkan dengan menggunakan PBS dan medium
imunologi yang terlibat dalam proses angiogenik dan serum free yang diletakan pada cawan petri steril 9 cm
antiangiogeniksebagai terapimasa depan.9 Penelitian ini untuk membersihkan jaringan dari sisa darah pasca
bertujuan mengetahui pengaruh genistein terhadap tindakan laparoskopi. Setelah jaringan bersih
penurunan Kadar VEGF-A pada kultur sel selanjutnya jaringan dicincang sehingga didapatkan
endometriosis. Diharapkan Dapat digunakan sebagai potongan jaringan yang berukuran ± 0,5-2,0 mm3
dasar untuk terapi endometriosis menggunakan dengan menggunakan scalpel steril. Potongan jaringan
genistein melalui efek penurunan kadar VEGF-A. sebesar 0,5-1,0 gram dimasukkan ke dalam tabung
sentrifugasi steril berukuran 15 ml, yang berisi 10 ml
larutan II (enzim disosiasi).
BAHAN DAN METODE
Disosiasi Spesimen tersebut menjadi suspensi sel
Penelitian ini dilaksanakan bulan Oktober 2013 di dengan cara meletakkan tabung sentrifuse yang telah
Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas berisi potongan jaringan pada shaker bath dengan arah
Brawijaya Malang, secara eksperimental antara gerakan secara vertical, inkubasi pada shaker bath
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang dilakukan selama 3-6 jam, suhu 370C yang bertujuan
diberikan genistein dosis 5 μmol/L, 10 μmol/L, 20 untuk menyebarkan potongan jaringan ke seluruh
μmol/L, 30 μmol/L, 40 μmol/L, 50 μmol/L. Masing- bagian tabung sampai terlihat suspensi sel yang telah
masing kelompok diinkubasi selama 6 jam, 24 jam dan terdisosiasi.
48 jam. Penentuan lamanya waktu inkubasi berdasarkan
penelitian sebelumnya pada kultur sel kanker ovarium Preparat sel tersebut disentrifugasikan pada 1700 rpm
dan prostat dalam menilai efek genistein terhadap kadar dalam waktu 7 menit, kemudian larutan disosiasi
VEGF.10,11 Hasil penelitian ditabulasi dan disajikan dibuang dan sel diresuspensi (larutkan kembali) dalam
dalam bentuk tabel dan grafik serta dilakukan analisis 10 ml medium kultur. Dilakukan sentrifuge dan
secara statistik menggunakan program SPSS for supernatan dibuang, kemudian ditambahkan 10 ml
Windows 15 dihitung dengan menggunakan uji medium kultur komplit. Spesimen diinkubasikan secara
ANOVA, uji Tukey, serta uji korelasi dan regresi. vertical dalam tabung kerucut selama 5 menit.
Probabilitas dianggap bermakna secara statistik apabila
didapatkan nilai p<0,05 dengan selang kepercayaan Supernatan yang mengandung suspensi sel dan medium
95%. kultur dipindahkan ke dalam TC Flask, lalu sel
diinkubasi di dalam incubator 95% humidified CO2 5%
Bahan Penelitian suhu 370C. Dilakukan pengamatan dan pencucian sel
pada hari pertama pasca inkubasi sel. Pengamatan sel
Sel endometriosis berasal dari dinding kista coklat dan dilakukan dengan menggunakan mikroskop inverted
ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan patologi untuk melihat apakah sel sudah tumbuh atau belum dan
anatomi. Jaringan diambil melalui tindakan laparoskopi apakah terjadi kontaminasi oleh jamur maupun bakteri.
sebanyak 0,5-1gr. Tiga macam larutan yang disaring Medium kultur diganti 2 hari sekali hingga sel-sel
dengan menggunakan saringan 0,22 mikron untuk tumbuh dan confluent di dalam TC Flask. Setelah

95
Majalah Obstetri & Ginekologi, Vol. 22 No. 2 Mei - Agustus 2014 : 94-100

confluent, dilakukan pemeriksaan flowcytometri pada HASIL DAN PEMBAHASAN


supernatan sel untuk menilai karakterisasi sel
endometriosis melalui ekspresi RE α dan RE β.Sel Hasil uji penurunan kadar VEGF-A berdasarkan
dipanen dengan larutan 0,05% Tripsin. Medium didalam dosis genistein
TC flask dibuang lalu dicuci dengan medium tanpa
serum, kemudian ditambahkan 2-3 ml larutan 0,05% Pada rerata jumlah kadar VEGF-A pada kultur sel
Tripsin, diinkubasikan selama 7 menit dalam inkubator endometriosis yang dipapar genistein berbagai dosis
95% CO2 5% suhu 370 C lalu observasi di bawah didapati adanya penurunan kadar VEGF-A pada
mikroskop sehingga sel-sel lepas semua dari TC flask. kelompok perlakukan dengan berbagai dosis. Hasil uji
Medium komplit (dengan serum) ditambahkan untuk Anova menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
menginaktivasi kerja tripsin. Suspensi sel dimasukkan bermakna (P=0,000<α) terhadap penurunan rerata kadar
ke dalam tabung sentrifugasi, ditambahkan medium VEGF-A antara kelompok kontrol dengan kelompok
hingga volume 10 cc, lalu disentrifugasi selama 7 menit perlakuan berbagai dosis. Tampak rerata teringgi pada
pada 1600 rpm sebanyak 2 kali. Setelah itu supernatan kelompok kontrol sebesar 195.77 ± 4.94epg/ml lalu
dibuang, ditambahkan medium ke dalam endapan sel berangsur menurun dengan semakin tingginya dosis.
hingga volume 12 ml. Rerata terendah didapatkan pada dosis 50 µM/L sebesar
96.62 ± 4.24apg/ml. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Jumlah sel dihitung dengan kamar hitung. Kemudian sel
dimasukkan ke dalam setiap sumur (well) percobaan Hasil uji penurunan kadar VEGF-A berdasarkan
dengan konsentrasi sel 2,6x104 sel/ml. Hasil resuspensi waktu inkubasi genistein
ini dibagi kedalam 6 buah Tc Plate yang berisi 24 well.
Kemudian keenam TC plate tadi diinkubasi lagi sampai Hasil uji Anova menunjukkan ada perbedaan bermakna
didapatkan pertumbuhan yang baik. Setelah sel (p=0,000) terhadap penurunan rerata kadar VEGF-A
confluent 70-80% pada Tc Plate ke 1 sampai dengan 6 antara kelompok waktu inkubasi. Tampak rerata kadar
diberikan perlakuan berupa dosis genistein. Tc Plat 1 VEGF-A kelompok waktu inkubasi 6 jam lebih besar
pada well 1-5 merupakan kontrol yang tidak diberikan dan menurun seiring dengan penambahan waktu
perlakukan apapun, hanya diberikan medium kultur inkubasi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.
saja, well 6-10 dimasukkan genistein dosis 5 μmol/L,
well 11-15 diberikan genistein dosis 10 μmol/L begitu Hasil uji penurunan kadar VEGF-A terhadap
pula selanjutnya pada genistein dosis 20 μmol/L, 30 dosis genistein dan waktu inkubasi 6 jam, 24
μmol/L, 40 μmol/L dan 50 μmol/L. TC Plate 1 dan 2 jam, dan 48 jam
merupakan Tc Plate dengan inkubasi 6 jam, Tc plate 3
dan 4 adalah inkubasi genistein 24 jam, sedangkan Tc Berdasarkan hasil uji Anova, data kadar VEGF-A kultur
Plate 5 dan 6 adalah inkubasi genistein 48 jam. Setelah sel endometriosis dengan pemaparan genistein berbagai
diinkubasi selama 6 jam, 24, jam, dan 48 jam, dosis dan waktu inkubasi 6 jam, 24 jam, dan 48 jam,
supernatan yang ada diambil dan dipindahkan ke dalam diperoleh ada perbedaan bermakna rerata kadar VEGF-
tabung/tube ependoff 1,5 ml dan disimpan dalam almari A pada ketujuh kelompok sampel pengamatan, hal ini
es pada suhu -20oC hingga akan dilakukan pemeriksaan ditunjukkan dengan nilai p-value=0,000<α. Hal ini
kadar VEGF-A dengan menggunakan pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 3.
ELISA (Merek Komabiotech no. Katalog K0331132).
Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Hari ke-1 Hari ke -3 Hari ke-7

Gambar 1. Pertumbuhan kultur sel endometriosis

96
Jehanara et al. : Pengaruh Genistein terhadap Penurunan Kadar VEGF-A pada Kultur Sel Endometriosis

Tabel 1. Kadar VEGF-A (pg/ml) pada kultur sel endometriosis berdasarkan dosis genistein

Kelompok Waktu Inkubasi (Mean ± SD)


Dosis 6 Jam 24 Jam 48 Jam Rerata total p-value
c d d e
Kontrol 195.97 ± 4.35 193.94 ± 6.75 197.41 ± 4.11 195.77 ± 4.94
5 µM/L 189.86 ± 3.67c 155.39 ± 4.00c 155.75 ± 5.34c 167.00 ± 17.35d
10 µM/L 193.27 ± 6.07c 137.62 ± 3.49b 135.16 ± 3.33b 155.35 ± 28.32c
20 µM/L 140.54 ± 3.87b 136.21 ± 3.64b 136.64 ± 5.81b 137.80 ± 4.59b 0.000<
b b b b
30 µM/L 137.21 ± 4.91 134.53 ± 2.87 137.30 ± 3.80 136.35 ± 3.82
40 µM/L 101.15 ± 5.71a 98.66 ± 4.11a 100.08 ± 4.24a 99.96 ± 4.42a
50 µM/L 97.44 ± 3.42a 98.18 ± 2.73a 94.23 ± 5.93a 96.62 ± 4.24a
Keterangan: pada rerata ±sd jika memuat huruf yang berbeda berarti ada perbedaan yang bermakna (p
value<0.05) dan jika memuat huruf yang sama berarti tidak ada perbedaan yang bermakna (p-value>0.05)

Tabel 2. Kadar VEGF-A (pg/ml) pada kultur sel endometriosis BerdasarkanWaktu Inkubasi

Waktu Dosis Genistein (Mean ± SD)


Inkubasi Kontrol 5 10 20 30 40 50 Rerata P
µM/L µM/L µM/L µM/L µM/L µM/L total Value
6 jam 195.97c 189.86c 193.27c 140.54b 137.21b 101.15a 97.44a 150.78b
± 4.35 ± 3.67 ± 6.07 ± 3.87 ± 4.91 ± 5.71 ± 3.42 ±40.53
24 jam 193.94d 155.39c 137.62b 136.21b 134.53b 98.66a 98.18a 136.36a 0.000<
± 6.75 ± 4.00 ± 3.49 ± 3.64 ± 2.87 ± 4.11 ± 2.73 ±31.39
48 jam 197.41d 155.75c 135.16b 136.64b 137.30b 100.08a 94.23a 136.65a
± 4.11 ± 5.34 ± 3.33 ± 5.81 ± 3.80 ± 4.24 ± 5.93
Keterangan: pada rerata ±sd jika memuat huruf yang berbeda berarti ada perbedaan yang bermakna (p-value<0.05)
dan jika memuat huruf yang sama berarti tidak ada perbedaan yang bermakna (p-value>0.05)

Tabel 3. Kadar VEGF-A (pg/ml) pada kultur sel endometriosis berdasarkan dosis genistein dan waktu Inkubasi

6 Jam 24 Jam 48 Jam


Kelompok
P P P
Perlakuan Rerata ± SD Rerata ± SD Rerata ± SD
Value Value Value

Kontrol 195.97 ± 4.35c 193.94 ± 6.75d 197.41 ± 4.11c


5 µM/L 189.87 ± 3.67c 155.40 ± 4.01c 155.75 ± 5.34c
10 µM/L 193.27 ± 6.06c 137.62 ± 3.49b 135.16 ± 3.34b
20 µM/L 140.54 ± 3.86b 136.21 ± 3.64b 136.64 ± 5.82b 0.000<
0.000< 0.000<
30 µM/L 137.21 ± 4.91b 134.53 ± 2.87b 137.30 ± 3.80b
40 µM/L 101.15 ± 5.71a 98.66 ± 4.11a 100.08 ± 4.24a
50 µM/L 97.44 ± 3.42a 98.18 ± 2.73a 94.23 ± 5.93a
Keterangan: pada rerata ±sd jika memuat huruf yang berbeda berarti ada perbedaan yang bermakna (p
value<0.05) dan jika memuat huruf yang sama berarti tidak ada perbedaan yang bermakna (p-
value>0.05)

Tren penurunan rata-rata kadar VEGF-A dengan waktu pemberian genistein seiring dengan dosis yang
inkubasi 6 jam, 24 jam, dan 48 jam, dimulai dari meningkat pada setiap waktu inkubasi (6 jam, 24 jam,
kelompok kontrol berturut-turut terjadi penurunan rata- dan 48 jam). Ditunjukkan pula rata-rata paling rendah
rata kadar VEGF-A pada kelompok perlakuan kadar VEGF-A pada kelompok perlakuan genistein 50
97
Majalah Obstetri & Ginekologi, Vol. 22 No. 2 Mei - Agustus 2014 : 94-100

µmol/L waktu inkubasi 48 jam ((94.23 ± 5.93 pg/ml). 0,000. Koefisien determinasi (R-square) sebesar 0,815
Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2. menunjukkan bahwa dalam penelitian ini kadar VEGF-
A waktu inkubasi 24 jam pada kultur jaringan
Hubungan berbagai dosis genistein dengan endometriosis dipengaruhi oleh dosis genistein sebesar
inkubasi waktu terhadap kadar VEGF-A 81,5%. dan kadar VEGF-A dipengaruhi oleh variabel
lain selain dosis genistein yang tidak diteliti dalam
Berdasarkan hasil analisis regresi pengaruh dosis penelitian ini sebesar 18,5%.Berdasarkan hasil analisis,
genistein dan waktu inkubasi terhadap kadar VEGF-A pada waktu inkubasi 48 jam didapatkan koefisien
menunjukkan pada waktu inkubasi 6 jam didapatkan regresi sebesar -1,664 dengan signifikansi sebesar
koefisien regresi sebesar -2,219 dengan signifikansi 0,000. Koefisien determinasi (R-square) sebesar 0,793
sebesar 0,000. Koefisien determinasi (R-square) sebesar menunjukkan bahwa dalam penelitian ini kadar VEGF-
0,929 menunjukkan bahwa dalam penelitian ini kadar A waktu inkubasi 48 jam pada kultur jaringan
VEGF-A waktu inkubasi 6 jam pada kultur jaringan endometriosis dipengaruhi oleh dosis genistein sebesar
endometriosis dipengaruhi oleh dosis genistein sebesar 79.3% dan kadar VEGF-A dipengaruhi oleh variabel
92,9% dan kadar VEGF-A dipengaruhi oleh variabel lain selain dosis genistein yang tidak diteliti dalam
lain selain dosis genistein yang tidak diteliti dalam penelitian ini sebesar 20.7%. Hal ini dapat dilihat pada
penelitian ini sebesar 20.7%.Berdasarkan hasil analisis, Tabel 4.
pada waktu inkubasi 24 jam didapatkan koefisien
regresi sebesar -1,609 dengan signifikansi sebesar

Gambar 2. Tren penurunan rata-rata kadar VEGF-A pada waktu inkubasi 6 jam, 24, jam, dan 48 jam

Tabel 4. Uji regresi pengaruh dosis genistein terhadap kadar VEGF-A (pg/ml)

Persamaan Regresi Prosentase pengaruh P


Waktu Inkubasi

6 Jam y = – 2,219 X + 199,904 92,9% 0,000

24 Jam y = – 1,609 X + 171,991 81,5% 0.000

48 Jam y = – 1,665 X+ 173,515 79,3% 0.000


Keterangan:
Y= kadar VEGF-A pada kultur sel endometriosis
X= dosis genistein

98
Jehanara et al. : Pengaruh Genistein terhadap Penurunan Kadar VEGF-A pada Kultur Sel Endometriosis

Pada penelitian ini didapatkan satu sampel jaringan dimulai pada 5 μM/L sampai dengan 50 μM/L
endometriosis dengan hasil pemeriksaan PA positif menurunkan kadar VEGF dimulai pada waktu inkubasi
endometriosis. Hasil pemeriksaan flowcytometri 6 jam dengan penurunan maksimal pada inkubasi waktu
terdapat 87,16% ekspresi reseptor estrogen, dimana RE 36 jam dan 72 jam dan penurunan rerata VEGF paling
β (55,18 %) lebih dominan dibandingkan dengan RE α rendah pada konsentrasi 50 μM/L.17 Berdasarkan hasil
(30,40 %). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kadar analisis regresi linier menunjukkan bahwa pada jam ke-
estrogen sel endometriosis ini tinggi. Pada kultur sel 6, 24, dan 48 terdapat perbedaan yang signifikan
stroma dan kelenjar endometrium yang tinggi tingkat (p<0,005) dari dosis genistein terhadap kadar VEGF-A
estrogennya, genistein bersifat antagonis dan pada kultur sel endometriosis dan dapat dikatakan
menurunkan efek estrogenik.8,13 Genistein cenderung penurunannya paling rendah pada jam ke-6 (koefisien
memiliki afinitas yang tinggi pada RE-β, namun regresi -2,219 dan r square 92,9% paling besar diantara
walaupun genistein memiliki afinitas yang hampir sama waktu pengamatan lain). Ini menunjukkan bahwa
dengan 17-β estradiol, induksi transformasi struktural pengaruh genistein pada kadar VEGF-A tidak hanya
dari RE-β tidak cukup untuk memfasilitasi pengikatan tergantung pada reaksi genomik melainkan juga melalui
co activator dalam proses transkripsi gen.14 Mekanisme mekanisme non genomik.
ini menghambat estrogen untuk mengaktifkan gen
dalam menstimulasi produksi protein spesifik untuk Mekanisme kerja genistein non genomik membutuhkan
pertumbuhan sel termasuk VEGF-A. waktu kurang dari 20 menit dan mekanisme genomik
biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama (30
Dosis genistein mempunyai peran penting pada menit sampai beberapa hari) (Dongmin, 2005).
timbulnya respon. Hasil analisis Anova berdasarkan Mekanisme melalui jalur non genomik,genistein
dosis genisteindengan inkubasi waktu 6 jam, 24 jam, merupakan inhibitor tirosin kinase yang menghambat
dan 48 jam, menunjukkan adanya penurunan kadar fosforilasi tirosin pada p38 MAPK, dan selanjutnya
VEGF-A yang bermakna dengan penambahan genistein mengarah pada inaktivasi dari jalur MAPK.17,18 Inhibisi
pada kultur sel Endometriosis (p<0,005). Hal ini juga jalur MAPK dapat menghambat AP-1 yang dapat
didukung hasil uji regresi yang diperoleh bahwa memediasi ekspresi gen.18 Aktivasi jalur sinyal P38
terdapat pengaruh yang sangat bermakna antara dosis (5 MAPK diperlukan untuk memediasi sekresi VEGF pada
µM/L, 10 µM/L, 20 µM/L, 30 µM/L, 40 µM/L dan 50 sel epitel dan stroma endometrium ektopik.19Sehingga
µM/L) dan waktu inkubasi (6 jam, 24 jam dan 48 jam) penghambatan jalur MAPK melalui inhibisi tirosin
(p<0,000), semakin tinggi dosis genistein dan semakin kinase oleh genistein dapat menurunkan produksi
cepat waktu paparannya maka kadar VEGF-A semakin VEGF-A.
menurun. Hasil penelitian tersebut mendukung
penelitian terdahulu bahwa peningkatan pemberian Mekanisme jalur genomik di mediasi oleh efek
dosis genistein 5 µM – 160 µM dalam kultur sel kanker genistein yang dapat mengikat dan merangsang sintesa
ovarium, memiliki potensi semakin menurunnya sex hormone binding globulin (SHBG).20 Perubahan
konsentrasi VEGF.10 Efekantiangiogenik genistein dalam konsentrasi SHBG dapat menghasilkan
dimediasi oleh penghambatan faktor hypoxia-inducible- perubahan konsentrasi hormon steroid yang beredar,
1 (HIF-1), suatu regulator pentingendotel vaskular akibatnya makin banyak estrogen yang terikat dengan
faktor pertumbuhan(VEGF) kadar gen, khususnya di globulin dan makin sedikit estrogen yang bebas.
bawah kondisi oksigen rendah.15 Studidalam in vitro sel Penurunan kadar estrogen ini mengakibatkan penurunan
kanker prostat menghasilkan, genistein pada konsentrasi sekresi VEGF-A karena Estrogen Response
10 μM sampai dengan 50 μMsignifikan menghambat Elemen(ERE) merupakan salah satu faktor transkripsi
sekresi VEGF yang dimediasi melalui jalur HIF-1α.16 dari pembentukan MRNA VEGF.Sifat genistein sebagai
anti estrogen bekerja dengan menduduki reseptor
Genistein yang merupakan SERM berinteraksi selain sehingga menutup akses ko aktifator dan berinteraksi
pada tingkat paparan juga tergantung pada waktu. Hasil dengan ko represor setelah komplek estrogen-reseptor
uji tukey tabel 3di atas, genistein dengan dosis 5 µmol/L mengikat pada ERE, sehingga aktifitas transkripsi gen
dan 10 µmol/L dalam inkubasi waktu 6 jam tidak untuk memproduksi suatu protein pertumbuhan tidak
berbeda signifikan dengan kelompok tanpa perlakuan aktif.21 Mekanisme penekanan aktifitas transkripsi ini
namun inkubasi waktu 24 jam dan 48 jam menunjukkan dapat mengakibatkan penurunan produksi VEGF-A.
berbeda secara signifikan. Sehingga, untuk menurunkan
kadar VEGF-A dalam kontek kultur sel endometriosis
ini pada pemberian genistein dosis 5 µmol/L dan 10 SIMPULAN
µmol/L membutuhkan waktu inkubasi yang lama.Hasil
tersebut berbeda padapenelitian in vitro sel kanker Pemberian genistein berbagai dosis dan waktu
prostrat, genistein dengan peningkatan konsentrasi yang berpengaruh terhadap penurunan kadar VEGF-A pada

99
Majalah Obstetri & Ginekologi, Vol. 22 No. 2 Mei - Agustus 2014 : 94-100

kultur sel endometriosis dengan efek pencapaian nilai 11. Yu X, Mi M, Zhu J. Genistein Inhibits the
rerata terendahpada genistein dosis 50 μM/L dalam Expression of Vascular Endothelial Growth Factor
waktu inkubasi 48 jam. Diperlukan penelitian lebih in MDA-MB-453 Breast Cancer Cells. Chinese
lanjut yang menambahkan zat-zat antiangiogenesis atau journal of lymphology and oncology. 2008;7:1-2.
kombinasinya dengan hormonal dan melihat 12. As’adi AS, Hestiantoro A, Arleni. Efek Zat
pengaruhnya pada kadar VEGF-A kultur sel Aromatase Inhibitor dan GnRH Agonis Terhadap
endometriosis. Kadar Vascular Endhotelial Growth Factor-A Pada
Kultur Sel Endometriosis. Maj Obstet Ginecol
Indones. 2008;32(1):11-21.
DAFTAR PUSTAKA 13. Kayisli UA, Aksu CA, Berkkanoglu M, Arci A.
Estrogenicity of isoflavon on human endometrial
1. Hsu HL, Khachikyan IK, Stratton P. Invasive and stromal and glandular cells. The journal of clinical
Noninvasive Methods for the Diagnosis of endocrinology and metabolism. 2002;87(12):5539-
Endometriosis. Clinical Obstetrics and Gynecology. 44.
2010;53(2):413-9. 14. Morito K., Hirose T, Kinjo J, Hirakawa T, Okawa
2. Giudice LC. Endometriosis. Nengl J Med. M, Nohara T, et al. Interaction of Phytoestrogens
2010;362(25):2389-98. with Estrogen Receptors α and β. Biol. Pharm. Bull.
3. Taylor RN, Yu J, Torres PB, Schickedanz AC, Park 2001;24(4):351-6.
JK., Mueller MD, Sidell N. Mechanistic and 15. Buchler P, Reber HA, Buchler MW, Fries H, Lavey
Therapeutic Implications of Angiogenesis in RS. Antiangiogc activity of genistein in pankreatic
Endometriosis. Reprod Sci. 2009;16(2):140-6. Carcinoma Cells is Mediated by the Inhibition of
4. Artini PG, Ruggiero M, Papini F, Simi G, Cela V, Hipoxia-Inducible Factor-1 and the Down-
Genazzani AR. Endometriosis and angiogenic Regulation of VEGF Gene Expression. Cancer.
factors. Endometriosis - basic concepts and current 2004;100(1):201-10.
research trends. Prof. Koel Chaudhury edition. 16. Guo Y, Wang S, Hoot DR, Clinton SK.
2012. Suppression of VEGF-Mediated Autocrine and
5. Cosın R, Estelles GJ, Ramon LA, Estelles A. Paracrine Interactions Between Prostate Cancer
Influence of Peritoneal Fluid on the Expression of Cells and Vascular Endothelial Cells by Soy
Angiogenic and Proteolytic Factors in Cultures of Isoflavones. Abstracts J Nutr Biochem.
Endometrial Cells From Women With 2007;18:408-17.
Endometriosis. Human Reproduction. 17. Li Y, Sarkar FH. Down-regulation of invasion and
2010;25(2):398-405. angiogenesis-related genes identified by cDNA
6. Polkowski K and Mazurek AP. Biological microarray analysis of PC3 prostate cancer cells
Properties of Genistein. A Review of In Vitro and treated with genistein, Cancer Letters.
In Vivo Data. Drug Researdh. 2000;57(2):135-55. 2002;186(2):157-164.
7. Chang EC, Charn TH, Park SH, Helferich WG. 18. Banerjee S, Li Y, Wang Z, Sarkar FH. Multi-
Estrogen Receptors α and β as Determinants of Targeted Therapy of Cancer by Genistein. Cancer
Gene Expression: Influence of Ligand, Dose, and Lett. 2008;269(2):226-42.
Chromatin Binding. Molecular Endocrinology. 19. Veillat, Ce´ dric C, Christine NM, Yousef AA, Paul
2008;22(5):1032-43. HN, Akoum A. Macrophage Migration Inhibitory
8. Sha GH and Lin SQ. Genistein Inhibits Factor Elicits an Angiogenic Phenotype in Human
Proliferation of Human Endometrial Endothelial Ectopic Endometrial Cells and Triggers the
Cell in Vitro. Chin Med sci j. 2008;23(1):49 -53. Production of Major Angiogenic Factors via CD44,
9. Laschke MW, Menger M. In Vitro and In Vivo CD74, and MAPK Signaling Pathways. J Clin
Approaches to Study Angiogenesis in the Endocrinol Metab. 2007.;95:403-12.
Pathophysiology and Therapy of Endometriosis. 20. Pomfrey VJ, Genistein: A Multimechanistic Anti-
Institute for Clinical and Experimental Surgery. cancer Agent from Soya. www.vivienpomfrey.co.
Human Reproduction Update. 2007;13(4):331-42. id/Genistein.pdf. Diakses pada 2 Desember 2013.
10. Haito L, Jiang BH, King SM, Chen YC. Inhibition 21. Gruber CJ, Gruber DM, Isabel ML,Wieser F.
of Cell Growth and VEGF Expression in Ovarian Anatomy of the Estrogen Response Element.
Cancer Cells by Flavonoids. Nutrition and Cancer. TRENDS in Endocrinology and Metabolism.
2008;60(6):800-9. 2004;15(2).

100

Anda mungkin juga menyukai