Anda di halaman 1dari 23

BAGIAN/SMF ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM/RSUD ULIN BANJARMASIN

TINJAUAN PUSTAKA
FAT EMBOLISM SYNDROME
OLEH : RINA AMELIA SARY, S.KED
1730912320115

Pembimbing :dr. Husna Dharma Putera, M.Si, Sp.OT (K)


Pendahuluan

suatu sindrom yang disebabkan oleh lepasnya lemak ke dalam


sirkulasi sehingga menyebabkan suatu embolisasi lemak yang
sistemik dan ditandai dengan insufisiensi respiratorik,
gangguan neurologis, dan petekhie

2
3
DEFINISI
Manifestasi orthopedic khusus dari acute
respiratory distress syndrome (ARDS) yang
disebabkan oleh lepasnya lemak sumsum tulang
ke dalam sirkulasi yang dapat muncul setelah
terjadinya fraktur

4
5
EPIDEMIOLOGI
• Fat Embolism Syndrome (FES) akibat fraktur dikaitkan
dengan tulang panjang dan fraktur pelvis.
• Pasien dengan fraktur tulang panjang tunggal memiliki
kesempatan 0,25 sampai 3 persen terkena sindrom ini
dan 30 % pada fraktur multiple
• Fat Embolism Syndrome lebih sering pada fraktur
tertutup, dan jarang pada fraktur terbuka
• Insiden juga lebih tinggi pada pria muda
• Sindrom ini sering terjadi pada orang dewasa dan jarang
pada anak-anak
etiologi
1. Fraktur tulang panjang dan pelvis.
2. Prosedur ortopedi seperti pemasangan
intramedular nailing dan hip knee arthroplasty
3. Osteomyelitis

7
8
patofisiologi 1. Teori mekanik
2. Teori biokimia
Droplet lemak yang telah ada di dalam sirkulasi
dipecah menjadi asam lemak bebas pada daerah
distal dan menyebabkan efek toksik lokal pada
jaringan
3. Teori koagulasi
Fraktur dengan Perlambatan Sludging: Penyumbatan

shock mikrosirkulasi -peningkatan vascular otak dan

hemoraghis viskositas paru (filter)

-penurunan

suspensi stabilitas
GEJALA KLINIS
1. Manifestasi Paru : Perubahan pernafasan sering merupakan gejala klinis
yang tampak pertama berupa: Sesak , takipnea dan hipoksemia

2. Manifestasi CNS: gejala neurologis akibat emboli serebral sering terjadi pada tahap awal dan
tampak setelah terjadi gangguan pernafasan. Perubahan yang terjadi mulai dari pusing ringan, rasa
kantuk yang dalam hingga kejang berat . Gejala umum terlihat tanda-tanda neurologis fokal termasuk
hemiplegia , afasia , apraxia , gangguan lapang pandang , anisokor dan sikap dekortikasi.

12
3. Ruam petekie

4. Manifestasi okuler

13
‐ 5. kelainan cardiovaskular
‐ 6. Demam sistemik
diagnosis Kriteria mayor :
kriteria Gurd

Aksila atau petechiae subconjunctival

Hipoksemia PaO2 <60 mm Hg, FIO2 = 0,4

Depresi sistem saraf pusat

edema paru

Kriteria minor :

Takikardia >110 bpm

Pireksia > 38,5 ° C

Emboli ada dalam retina pada funduskopi

Gelembung-gelembung lemak ada dalam urin

Penurunan mendadak hematokrit atau trombosit


15
Gelembung-gelembung lemak ada dalam dahak
Kriteria Schonfeld
Petechiae 5

Perubahan foto thoraks (menyebar infiltrat alveolar) 4

Hipoksemia (PaO2 <9,3 kPa) 3

Demam (> 38 ° C) 1

Takikardia (> 120 denyut min-1) 1

Takipnea (> 30 bpm) 1

Skor kumulatif > 5 diperlukan untuk diagnosis

16
Pemeriksaan penunjang

‐ Hematologi dan biokimia


‐ Urine dan pemeriksaan Sputum
‐ Gas darah arteri
‐ Chest X-ray
‐ Transesophageal echocardiography
‐ CT scan kepala

17
X-Ray snow storm appereance
18
Diagnosis banding

‐ Pulmonary Embolism
‐ Thrombotic Thrombocytopenic Purpura

19
Penatalaksanaan

1. Pertahankan Oksigenasi Adekuat


2. Optimalisasi cardiac output untuk pertahankan
perfusi jaringan
3. Penggunaan diuretik untuk mengatasi edema paru
4. Kortikosteroid

20
Pencegahan

‐ 1. Reduksi dan satabilisasi fraktur secepatnya


‐ 2. Penggunaan Kortikosteroid

21
prognosis

‐ Tingkat kematian dari sindrom emboli lemak adalah


5 sampai 15%
‐ Kebanyakan kasus FES sembuh dengan oksigenasi
yang adekuat dan stabilisasi hemodinamik

22
Thank you 

23

Anda mungkin juga menyukai